PENGARUH TEKNIK PROSES PERSALINAN
RELAKSASI
TERHADAP
LAMANYA
The Effect Of Relaxations Technique To The Duration Of Childbirth Process Luluk Susiloningtyas Akademi Kebidanan Pamenang, Pare, Kediri ABSTRAK Angka kematian ibu masih cukup tinggi yaitu 307 per 100.000 kelahiran hidup. Sekitar 70% kematian maternal disebabkan oleh tekanan darah tinggi, 15% karena aborsi tidak aman dan 15% karena persalinan lama. Persalinan lama salah satunya disebabkan karena power atau kekuatan ibu yang kurang efektif. Oleh karena itu ibu membutuhkan relaksasi sehingga kebutuhan oksigen terpenuhi dan ibu memiliki cukup power. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar teknik relaksasi dapat mempengaruhi lamanya proses persalinan. Dalam penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik dan datanya diambil secara korelasional yaitu untuk mengetahui hubungan antar dua atau lebih variable. Populasinya adalah semua primigravida inpartu sedangkan sampelnya adalah primigravida inpartu yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Penelitian yang dilakukan didapatkan sebagian besar yaitu sebanyak 13 (86,7%) responden dapat melakukan teknik relaksasi dengan benar, sedangkan 2 (13,3%) responden lainnya kurang benar. Selain itu diketahui juga sebanyak 12 (80%) responden persalinannya berjalan lancar, sedangkan 3 (20%) responden lainnya kurang lancar. Setelah mendapatkan data maka dianalisa menggunakan uji korelasi Spearman didapatkan hasil yaitu 0,658 dan p<α maka hipotesa kerja (H1 diterima) dan hipotesa nihil (HO ditolak) artinya ada pengaruh antara teknik relaksasi terhadap lamanya proses persalinan dengan tingkat hubungannya kuat. Kesimpulan penelitian ini adalah ada pengaruh antara teknik relaksasi terhadap lamanya proses persalinan. Rekomendasi penelitian ini perlu adanya upaya untuk meningkatkan teknik relaksasi sehingga proses persalinan sehingga dapat memperlancar proses persalinan. Kata kunci : teknik relaksasi, lama proses persalinan ABSTRACT Mother mortality still enough heights that is 307 per 100.000 life births. Around 70 % death of maternal because of high blood pressure, 15% because abortion is not safe and 15 % because stripper copy. Old copy one of them is caused by power or strength of mother which less effective. Therefore mother requires relaxation so that requirement of oxygen fufilled and mother to have enough power.The objectives of this research was to knew how significant the relaxation technique regarded to the duration of childbirth process. This research used analytic research design and its data was taken by correlation which to knew relationship among two or more variable. Its population all primigravida inpartu whereas sample it is primigravida inpartu who accomplish inklusi and eksklusi's criterion.. The result of this research we found that largely respondent which were 13 respondents (86,7%) bring about relaxation technique correctly, meanwhile 2 respondents (13,3%) less correct. Besides we knew that 12 respondents (80%) bearing by smooth, meanwhile 3 respondents (20%) less smooth.. Data that was be gotten analyzed by spearman's correlation test and that result was 0,658 and p<α therefore work hypothesizing (H1 accepted) and null hypothesizing (Ho refused) its mean available effect among relaxation technique to the duration of childbirth process with strength relationship level. Keywords : relaxation tech, the duration of childbirth process.
PENDAHULUAN Hamil dan melahirkan adalah anugerah yang luar biasa bagi wanita, tetapi ibu hamil sering dihingapi rasa takut dan cemas akan bayangan proses melahirkan yang sulit dan menyakitkan. Ketenangan ibu menjadi kunci penting saat proses persalinan. Seorang ibu hamil bisa saja melahirkan tanpa rasa sakit, atau dengan rasa sakit yang minimal. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan teknik relaksasi Sekitar 70% kematian maternal disebabkan oleh tekanan darah tinggi, 15% karena aborsi tidak aman, dan 15% karena persalinan lama. Berdasarkan data yang diperoleh dari salah satu RS di Jakarta menunjukkan 48% ibu bersalin melakukan relaksasi sehingga mereka dapat beradaptasi dengan rasa sakit yang muncul saat persalinan. Menurut studi pendahuluan yang saya lakukan di BPS Endang S.Priyono menunjukkan jumlah persalinan sebanyak 15 pada bulan Januari 2009, ibu yang kurang benar dalam melakukan relaksasi sebanyak 6 (40%) dan yang benar-benar melakukan relaksasi sebanyak 9 (60%). Ternyata ibu yang melakukan tehnik relaksasi dengan benar dapat mengatasi rasa sakit yang berlebihan saat persalinan, sehingga ibu memiliki tenaga ( power ) yang cukup untuk menjalani proses persalinannya dengan lancar. Persalinan dapat berjalan lancar juga dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu, passage ( jalan lahir ), passenger, penolong, psikologi dari ibu. Varney menyatakan bahwa pendekatan untuk mengurangi rasa sakit dapat dilakukan dengan cara salah satu diantaranya adalah teknik relaksasi dan pernafasan. Adapun relaksasi bernafas selama proses persalinan dapat mempertahankan komponen system syaraf simpatis dalam keadaan homeostatis sehingga tidak terjadi peningkatan suplai darah, mengurangi kecemasan dan ketakutan ibu agar ibu dapat beradaptasi dengan proses persalinan. Semakin meningkat jumlah persalinan, maka tanggung jawab tenaga kesehatan di tempat – tempat pelayanan kesehatan semakin berat. Khususnya bagaimana melaksanakan metode yang dapat membantu mengatasi masalah yang muncul saat proses
persalinan. Dengan melakukan teknik ini akan membantu ibu dalam menghemat tenaga dan mengurangi keletihan, menenangkan pikiran dan mengurangi rasa sakit sehingga proses persalinan berjalan lancar. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik dan datanya diambil secara cross sectional. Penelitian dilaksanakan mulai bulan 4 sampai 24 Mei tahun 2011. Setelah mendapatkan ijin, peneliti mengadakan pendekatan responden untuk mendapatkan persetujuan dari responden. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan observasi. Populasi dalam penelitian ini adalah semua primigravida inpartu di BPS Endang S.Priyono Desa Duwet Kecamatan Wates Kabupaten Kediri bulan Mei tahun 2011. Sampel dalam penelitian ini adalah ibu primigravida inpartu di BPS Endang S.Priyono yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Dalam penelitian ini teknik sampling yang digunakan adalah accidental sampling dan proses analisa dengan menggunakan analisa software komputer dengan uji Spearman Rank.
HASIL PENELITIAN Gambar 4.1 Distribusi Teknik Relaksasi Pada Ibu Bersalin Di BPS Endang S.Priyono Desa Duwet Kecamatan Wates Kabupaten Kediri Tahun 2011
Gambar 4.2 Distribusi Lamanya Proses Persalinan Pada Primigravida Inpartu Di BPS Endang S.Priyono Desa Duwet Kecamatan Wates Kabupaten Kediri Tahun 2011
Tabel 4.1 Tabulasi Silang Teknik Relaksasi Terhadap Lamanya Proses Persalinan
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa sebanyak 13 responden (86.7%) melakukan teknik relaksasi dengan benar, dan sebanyak 2 responden (13.3%) kurang benar dalam melakukan teknik relaksasi. Sedangkan pada lama proses persalinan terdapat 12 responden (80%) mengalami proses persalinan yang lancar, 3 responden (20%) mengalami proses persalinan yang tidak lancar. Tabel 4.2 Hasil Analisa Data Dengan Menggunakan Korelasi Spearman
Dari table diatas dapat diketahui hasil perhitungan dengan menggunakan bantuan SPSS 11 for Windows dengan menggunakan rumus korelasi Spearman diperoleh 0.658 dengan uji signifikan (p) 0.008 dengan taraf kesalahan 5% yaitu 0.05 dengan demikian p<α maka hipotesa kerja (H1 diterima) dan hipotesa nihil (H0 ditolak) artinya ada pengaruh antara teknik relaksasi terhadap lama proses persalinan dengan tingkat hubungannya kuat. PEMBAHASAN 1. Pelaksanaan Teknik Relaksasi Saat Proses Persalinan Berdasarkan hasil penelitian pada diagram 4.4 menunjukkan tentang teknik relaksasi yaitu sebanyak 13 ibu bersalin
(86.7%) semuanya dapat melakukan teknik relaksasi dengan benar, sedangkan 2 responden (13.3%) kurang benar dalam melakukan teknik relaksasi. Seorang ibu hamil sering dihinggapi rasa takut dan cemas akan bayangan melahirkan yang sulit dan menyakitkan. Rasa sakit saat persalinan ini disebabkan karena kontraksi dari uterus yang dapat memboroskan tenaga, menyebabkan ibu kelelahan dan dapat mengurangi pengaliran oksigen pada rahim. Keadaan ini membuat munculnya ketegangan saat kontraksi muncul. Untuk menjaga agar ibu merasa nyaman dan santai saat kontraksi berlangsung dapat dilakukan dengan relaksasi. Sehingga ibu dapat mengenali dan melepaskan ketegangan selama munculnya kontraksi awal (Diane G Sanford, 2005 : 104). Saat persalinan dukungan dari suami atau keluarga sangat diperlukan terutama dalam membantu dalam pelaksanaan teknik relaksasi ini. Dukungan dan keterlibatan suami saat persalinan misalnya dengan menunjukkan rasa bahagia dengan mendampingi istri. Selain itu suami atau keluarga dapat memuji setiap usaha yang dilakukan oleh ibu, misalnya dengan memuji keberhasilan ibu dalam melakukan teknik relaksasi. Jalinan kasih sayang akan lebih erat dan ibu merasa semua orang merasa menyayanginya dan ada setiap saat ibu selalu membutuhkan. Dalam persalinan, tarik napas dalam-dalam ketika kontraksi dimulai. Saat menghembuskan napas, cobalah rileks. Selanjutnya, focus pada katakata atau kalimat pengalih perhatian. Misalnya, gumamkan “ba..yi” atau “ri..leks” berulang-ulang untuk diri sendiri. Coba visualisasikan wujud bayi sedang bergerak turun menuju panggul. Kirim sinyal positif padanya bahwa bayi dicintai dan ibu disana untuk menolongnya (Simkin, Penny, 2007). Pendamping persalinan juga dapat melakukan langkah pertama yaitu dengan memilih lingkungan bersalin yang nyaman bagi ibu misalnya ruangan dengan cukup udara atau cahaya, bersih dan tenang. Ruangan tempat bersalin sebaiknya cukup luas agar mudah saat bergerak dan ventilasi juga sangat diperlukan agar udara bebas masuk. Dengan begitu ibu dapat beradaptasi
dengan persalinannya. Berbagai macam posisi bisa digunakan oleh ibu bersalin, hal ini dapat mengurangi rasa sakit saat persalinan. Ibu dapat memilih sendiri posisi sesuai dengan keinginannya sehingga ibu merasa nyaman. Suami atau keluarga terdekat dapat membantu ibu dalam merubah posisi. Sebagian besar posisi yang digunakan oleh ibu bersalin adalah posisi miring ke kiri atau setengah duduk. Banyak hal yang dapat dilakukan untuk mendapatkan rasa nyaman. Misalnya saja dengan mengusap keringat ibu atau mengganti pakaiannya jika basah, mengganti alas bokong jika basah karena air ketuban. Relaksasi dapat dilakukan dengan sentuhan dari pendamping misalnya dengan memijat atau mengelus bagian tubuh ibu yang terasa sakit yang biasanya di punggung bagian bawah sebagai isyarat non verbal. Dalam hal ini peran dari petugas kesehatan sangat diperlukan dalam memberikan pengarahan yang jelas. Saat mulai kontraksi datang sebagian ibu mulai melakukan teknik ini. Relaksasi dianjurkan sampai lahirnya bayi. Pada saat inilah dimana ibu mulai merasa ingin mengejan sebagai petugas kesehatan harus memberikan kepercayaan pada ibu mengenai teknik pernafasan yang dipilih asalkan saat mengejan hindari ibu untuk menahan nafas Sebagai petugas kesehatan harus menguasai informasi dan cakap dalam memberikan informasi kepada orang lain. Selain itu kesabaran dari tenaga kesehatan juga berperan. Dibutuhkan keuletan dalam memberi pengarahan pada ibu sehingga ibu lebih percaya. Dari situlah muncul keinginan positip untuk bersedia melakukan teknik relaksasi ini. Setiap orang memiliki sifat yang berbeda-beda untuk menerima sebuah informasi. Sebagian ada yang menanggapi dengan positif tetapi ada juga yang sulit. Hal inilah yang mempengaruhi keberhasilan teknik ini. Saat menolong persalinan diharapkan tenaga kesehatan benar-benar melakukan tindakan sesuai dengan protab atau pedoman yang telah ditentukan yaitu dengan asuhan persalinan normal. Sehingga dapat tercapai keselamatan dan kesehatan ibu dan bayi. Dari penjelasan diatas peran petugas kesehatan diantaranya yaitu memberikan pijatan saat kontraksi datang,
memenuhi kebutuhan cairan dan nutrisi, memberikan rasa nyaman, melakukan observasi untuk mengetahui kemajuan persalinan, serta mendeteksi adanya tandatanda resiko tinggi atau kelainan. 2. Lama Proses Persalinan Berdasarkan penelitian pada gambar 4.5 menunjukkan bahwa lama proses persalinan yang tidak melebihi 12 jam sebesar 12 responden (80%) yang berarti persalinannya lancar sedangkan 3 responden (20%) lama proses persalinannya lebih dari 12 jam yang berarti tidak lancar. Persalinan fisiologis hanya dapat diperoleh pada wanita yang siap fisik maupun psikis. Dalam suatu persalinan selain kontraksi rahim adapula suatu tenaga yang ikut membantu mendorong keluarnya bayi yaitu tenaga mengejan. Kontraksi rahim yang di luar kendali kita, merupakan salah satu tanda dimulainya proses persalinan (Kushartanti, 2004 : 20). Pada primigravida mengalami proses persalinan lebih lama daripada multigravida. Pada primigravida lamanya kala 1 berlangsung selama 12 jam. Berdasarkan kurva Friedman, diperhitungkan pembukaan primigravida 1 cm perjam dengan perhitungan tersebut pembukaan lengkap dapat diperkirakan (Hanifa Winkjosastro, 2002). Lama proses persalinan yang berlangsung merupakan indikator apakah proses persalinan berjalan lancar atau tidak. Selain itu kelancaran proses persalinan yang dialami ibu dipengaruhi oleh beberapa factor yaitu power, passage, passenger, penolong, dan psikis ibu. Sebagai petugas kesehatan harus melakukan observasi saat persalinan untuk mengetahui kemajuan persalinan dengan menggunakan partograf. Setiap ibu hamil harus dilakukan pendeteksian faktor resiko tinggi dengan menggunakan skor Podji Rochyati. Bila skornya lebih dari 6 maka persalinan dilakukan di RS. Hal ini dilakukan karena persalinan dengan resiko tinggi menyebabkan persalinannya mungkin tidak lancar. Persalinan dimulai dengan adanya pembukaan dari servik, kontraksi dari uterus atau his. Lama persalinan juga dipengaruhi oleh kontraksi atau his. Kontraksi ini diukur
lamanya, intensitasnya, dan kekuatannya. Dalam 10 menit diharapkan terjadi his 3-4 kali selama lebih dari 40 detik, itulah yang dinamakan his yang adekuat. Semakin sering kontraksi datang maka semakin baik bagi kemajuan persalinan. Selain kontraksi, power atau tenaga ibu juga berasal dari kekuatan ibu dalam mengejan. Selama persalinan otot-otot dalam rahim tegang, ini disebabkan karena kontraksi dari uterus. Ketegangan ini meningkatkan rasa sakit, memboroskan tenaga, mengurangi pengaliran oksigen yang ada pada rahim dan bayi. Padahal ibu membutuhkan tenaga pada saat mengejan ketika pembukaan sudah lengkap. Keadaan psikologis ibu juga sangat berpengaruh. Banyak ibu takut untuk melahirkan secara normal dan hanya sebagian kecil yang tidak. Rasa takut ini dipicu oleh cerita tentang sulitnya persalinan, rasa nyeri yang hebat, atau adanya faktor penyulit atau komplikasi. Rasa takut ini akan memicu stress yang kemudian tertanam pada alam bawah sadar kita. Padahal tidak baik pada ibu hamil untuk merasa stress karena itu akan berpengaruh pada jiwa ibu dan bayi dalam kandungannya. Secara psikologis, ibu yang tidak tenang dapat menurunkan kondisi tersebut pada bayinya sehingga si bayi akan mudah merasa gelisah, yang akhirnya berdampak pada kesehatannya. Itu karena pada pikiran ibu tertanam akan tertanam juga pada bayinya lewat hubungan batin yang kuat. Untuk mengurangi rasa takut dan sress itulah ibu membutuhkan relaksasi (Andriana, Evany, 2007 : 51). Dari uraian diatas terdapat hubungan yang saling terkait antara faktor-faktor yang mempengaruhi kelancaran proses persalinan terutama power atau tenaga ibu. Saat persalinan berlangsung kekuatan ibu benar-benar terkuras karena rasa sakit karena kontraksi dari rahim, maka dari itu tehnik relaksasi diperlukan untuk mengurangi rasa sakit tersebut sehingga dapat menghemat tenaga ibu dan mengurangi stress yang dirasakan ibu. 3. Pengaruh Pelaksanaan Teknik Relaksasi Terhadap Lamanya Proses Persalinan
Tehnik relaksasi sangat berarti bagi ibu hamil terutama mengurangi rasa sakit saat persalinan dimana ibu dapat memiliki tenaga atau power sehingga proses persalinan berjalan lancar sesuai dengan lamanya. Dari hasil penelitian dengan menggunakan korelasi Spearman didapatkan korelasi yaitu 0.658 yang artinya ada hubungan positif yang kuat antara teknik relaksasi dengan lamanya proses persalinan. Tehnik relaksasi yang benar didukung oleh faktor pendidikan , informasi yang didapat dan peran serta dari suami, keluarga, bidan, dan perawat. Jadi kerjasama antara pasien, tenaga kesehatan dan keluarga juga harus terwujud demi terjadinya persalinan normal, aman, selamat ibu dan bayi. Sedangkan pada lamanya proses persalinan dapat dilihat dari waktu yang diperlukan yaitu tidak melebihi dari 12 jam dan hal ini dipengaruhi oleh power, passage, passenger, penolong dan psikis ibu. Menghemat tenaga dan mengurangi keletihan. Jika tidak sengaja mengendorkan otot-otot, sangat mungkin ibu akan menegangkannya selama kontraksi. Ketegangan ini meningkatkan rasa sakit, memboroskan tenaga, mengurangi oksigen yang ada pada rahim dan bayi serta melelahkan. Relaksasi mengurangi ketegangan dan kelelahan yang memperluas rasa sakit yang dialami selama hamil dan melahirkan. Selain itu juga memungkinkan ketersediaan oksigen yang maksimum bagi rahim, juga bisa mengurangi rasa sakit semenjak otot yang bekerja terasa sakit jika kehilangan oksigen. Konsentrasi pikiran yang sengaja dilibatkan dalam mengendorkan otot-otot akan membantu memusatkan perhatian jauh dari rasa sakit karena kontraksi dan dengan demikian mengurangi kesadaran akan rasa sakit (Simkin, Penny, 2007) . Setiap kali terjadi kontraksi, sebenarnya yang terjadi adalah proses menarik dan memendek pada jaringan otot. Sesungguhnya persalinan adalah proses terdorongnya bayi ke bawah, menuju jalan lahir, dengan tekanan yang sangat besar. Tekanan ini secara otomatis membuat otot rahim menegang. Jika ibu tidak bisa rileks atau malah panik, otot di seluruh tubuh akan menegang sehingga proses persalinan cenderung lebih sakit daripada seharusnya.
Akan tetapi ambang nyeri tiap ibu berbeda. Hal ini dapat dilihat bagaimana ibu merespon tingkat nyeri karena kontraksi. Ada ibu yang merasa sangat kesakitan, akan tetapi sebagian ibu merasa nyeri karena kontraksi merupakan hal yang wajar. Pada tahap pertama persalinan, saat pembukaan mulut rahim mulai terjadi dan berlangsung lambat, semua otot yang dikendalikan oleh pikiran kita harus berada pada kondisi rileks. Keadaan ini membuat munculnya ketegangan saat kontraksi muncul. Untuk menjaga agar ibu merasa nyaman dan santai saat kontraksi berlangsung dapat dilakukan dengan relaksasi. Sehingga ibu dapat mengenali dan melepaskan ketegangan selama munculnya kontraksi awal. Hanya dalam kondisi inilah, otot yang berkontraksi dapat bekerja lancar tanpa hambatan. Inilah yang akan membuat kontraksi persalinan tak terasa sakit (Danuatmadja, Bonny, 2004 : 80). Proses persalinan sendiri sudah dijelaskan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu power, passage, passanger, penolong, dan psikologi. Setiap faktor tersebut sangat berkaitan dan memiliki peranan yang sangat besar dalam mempengaruhi proses persalinan. Pada saat proses persalinan jika dari faktor power yaitu kontraksi rahim dan kekuatan mengejan ibu kurang efektif kemungkinan besar akan menyebabkan persalinan lama. Sebagai penolong persalinan harus benar-benar mengetahui dan mampu melaksanakan asuhan yang dibutuhkan dalam proses persalinan sebagaimana disebutkan diatas. Selain itu harus mampu dalam mendiagnosa, dan menentukan keputusan yang tepat jika terjadi kegawatan atau kedaruratan. Hal ini bertujuan untuk mengurangi angka kesakitan ibu. Jadi teknik relaksasi ini merupakan salah satu intervensi yang dapat dilakukan untuk mengurangi rasa sakit karena kontraksi rahim dan membantu ibu dalam menciptakan ketenangan saat proses persalinan. Secara langsung akan mempengaruhi power dan psikologi ibu sehingga dapat mengurangi lamanya proses persalinan dengan tetap memperhatikan faktor lain yang mempengaruhi kelancaran proses persalinan.
KESIMPULAN 1. Pelaksanaan teknik relaksasi yang dilakukan oleh ibu bersalin didapatkan dari 15 responden sebanyak 13 responden (86.7%) dapat melakukan teknik relaksasi dengan benar, sedangkan 2 responden (13.3%) kurang benar dalam melakukan teknik relaksasi. 2. Lama proses persalinan dilalui oleh sebagian besar ibu bersalin didapat 12 responden (80%) menjalani proses persalinan dengan lancar yaitu dengan waktu tidak lebih dari 12 jam, sedangkan sebanyak 3 responden (20%) proses persalinannya tidak lancar. 3. Dari hasil uji korelasi Spearman didapatkan 0.658 dan p<α maka hipotesa kerja (H1 diterima) dan hipotesa nihil (HO ditolak) artinya ada pengaruh antara tehnik relaksasi terhadap lamanya proses persalinan dengan tingkat hubungannya kuat. SARAN 1. Bagi Tenaga Kesehatan Perlu adanya peningkatan pelaksanaan teknik relaksasi pada ibu bersalin. Pengarahan atau penyuluhan dari petugas kesehatan kepada ibu hamil masih sangat diperlukan misalnya dengan penyuluhan bagaimana cara mengatur nafas. Selain itu pendampingan dari tenaga kesehatan sangat berperan dalam keberhasilan pelaksanaan teknik relaksasi ini. 2. Bagi Pasien Proses persalinan merupakan hal yang fisiologis bagi setiap wanita. Tetapi sebagian wanita merasa takut karena rasa sakit yang muncul. Oleh karena itu teknik relaksasi dapat digunakan karena mudah dan tidak membutuhkan biaya. Sehingga ibu bersalin ini dapat beradaptasi dengan persalinannya. Persalinannya berjalan lancar, selamat ibu dan bayi. 3. Bagi Keluarga Peran serta dan dukungan dari suami atu keluarga sangat diperlukan oleh ibu dalam menghadapi proses persalinan diharapkan suami atau keluarga dapat membantu ibu dalam pelaksanaan teknik relaksasi ini misalnya dengan membantu ibu dalam mengatur nafas atau membantu merubah
posisi. Hal ini dapat menyebabkan ibu menghemat tenaga sehingga proses persalinan berjalan lancar yaitu tidak melebihi waktu 12 jam.
Hartanto, H. (2004). Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan
DAFTAR PUSTAKA
MD, Diane G. Sanford. (2005). Komplikasi Selama Kehamilan dan Penanganannya. Jakarta : PT Prestasi Pustakaraya
Alimul, A. (2007). Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data. Jakarta : Salemba Medika Anonimous (2008). Melahirkan Tanpa Rasa Sakit. http://www.hanyawanita.com. (Diakses, 17 Pebruari 2011)
Laporan PWS KIA. (2008), Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri
Notoatmodjo, S. (2005). Pendidikan dan Perilaku. Jakarta : PT Rineka Cipta
Evany, A. (2007). Melahirkan Tanpa Rasa Sakit. Jakarta : PT Bhuana Ilmu Populer
Nursalam. (2003). Konsep-konsep Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan : Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : PT Rineke Cipta
Simkin, P. (2007). Kehamilan, Melahirkan dan Bayi. Jakarta : PT Arkan
Azwar, A. (2005). http://www.gizi.net . (Diakses, 17 Pebruari 2011)
Saifuddin, A. (2002). Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Bobak ( 2005 ). Buku Panduan Kehamilan dan Persalinan. Jakarta : Arcan Danuatmadja, B. (2004). Persalinan Tanpa Rasa Sakit. Jakarta : Puspa Swara Depkes RI. (2004). Buku Acuan Persalinan Normal Bersih dan Aman. Jakarta : JNP-KR Farrer , H. (2001). Perawatan Maternitas. Jakarta : Depkes RI
Stoppard, M. (2005). Buku Panduan Kehamilan dan Kelahiran. Jakarta : Mitra Media Sugiono. (2005). Statistika Untuk Penelitian. Bandung : CV Alpabet Wiknjosastro, H. (2002). Buku Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirorahardjo