II-20
BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Ergonomi dapat didefinisikan sebagai studi tentang aspek-aspek manusia
dalam lingkungan kerjanya yang ditinjau secara anatomi, fisiologi, psikologi, engineering, manajemen dan disain/perancangan. Suatu proses kerja yang optimal, memperhatikan
beberapa
faktor
pendukung
yang
dapat
meningkatkan
produktivitas kerja (Suma’mur,2009) . Faktor pendukung ini diantaranya yaitu perancangan sistem/stasiun kerja yang efektif, nyaman, aman, sehat dan efisien (ENASE), pengaturan tata letak tempat dan, lingkungan fisik yang mendukung, dan sebagainya. Salah satu faktor yang berpengaruh dalam lingkungan kerja adalah pencahayaan. Intensitas pencahayaan (Illumination level) merupakan jumlah atau kuantitas cahaya yang jatuh ke suatu permukaan. Satuan untuk illumination level adalah lux pada area dengan satuan square meter. Standar minimum penerangan pada industri diatur dengan Kepmenkes Nomor 1405/MENKES/SK/XI/2002. Berdasarkan keputusan tersebut diperoleh bahwa dengan pekerjaan yang kasar dan terus menerus adalah 200 lux. Pencahayaan yang minim di lingkungan kerja dapat mengakibatkan kelelahan mata, keluhan sakit kepala, kehilangan produktivitas dan kualitas kerja rendah. (Sritomo, 2006). PT. Intan Nasional Iron adalah perusahaan yang mengolah logam menjadi produk
seng.
Proses
produksi
menggunakan
mesin-mesin
potong
dan
Universitas Sumatera Utara
II-21
pembentukan yang membutuhkan konsenstrasi tinggi. PT. Intan Nasional Iron memiliki enam stasiun kerja yaitu stasiun pencucian, galvanis, pemotongan, pembentukan dan pengecatan yang berada dalam satu bangunan dengan ukuran 140 m x 40 m dan tinggi 15 m. Lantai produksi menggunakan 64 buah lampu UAE Essential 18 watt yang di pasang secara general yang berjarak 6 meter satu sama lain. Wawancara yang dilakukan dengan operator di lantai produksi diketahui adanya keluhan-keluhan berupa mata cepat lelah. mata merah, kurang konsentrasi serta sering terjadi kecelakaan kerja seperti tersayat, tersandung dan terjepit. Stasiun pembentukan memiliki 6 orang operator yang bertugas mengangkat bahan setengah jadi ke dalam mesin pembentukan dan mengangkat produk jadi ke penumpukan sementara. Bahan setengah jadi harus dimasukkan secara perlahan ke dalam mesin agar bentuk yang dihasilkan sesuai dengan spesifikasi. Kecacatan sering terjadi akibat operator tidak teliti dalam melakukan pekerjaannya. Kecacatan yang terjadi adalah bentuk seng tidak simetris, ujung seng bengkok dan penyok. Stasiun
pemotongan
memiliki
4
orang
operator
yang
bertugas
memposisikan bahan pada mata pisau pemotong. Operator membutuhkan konsentasi tinggi saat memposisikan bahan untuk menghindari kecacatan. Kecacatan yang terjadi adalah dimensi produk tidak sesuai dengan spesifikasi. Operator stasiun pemotongan mengeluh minimnya pencahayaan di stasiun ini sehingga mengurangi konsentrasi pada saat bekerja.
Universitas Sumatera Utara
II-22
Berdasarkan masalah diatas dapat diindikasikan bahwa operator stasiun pembentukan dan pemotongan membutuhkan konsentrasi tinggi dalam melakukan pekerjaannya. Keluhan kelelahan mata, kurang konsentrasi, mata merah dan pencahayaan yang minim sering kali menggangu kinerja operator. Tindakan yang harus dilakukan adalah merancang pencahayaan di lantai produksi sesuai dengan standar kepmenkes Nomor 1405/MENKES/SK/XI/2002. Farid (2012) melakukan riset pencahayaan pada lapangan bulu tangkis indoor. Riset menghasilkan peningkatan intensitas cahaya di lapangan bulu tangkis dengan mengganti dan merubah posisi lampu. Pencahayaan aktual lapangan bulu tangkis adalah 101 lumen dan setelah diberikan rekomendasi kuat pencahayaan rata-rata menjadi 294 lux. Pengukuran titik pencahayaan pada penelitian ini berdasarkan SNI 16-7062-2004.
Hendra (2010) menunjukkan
terjadi gejala mengantuk, tidak fokus dan tegang pada leher yang dialami mahasiswa dan pegawai perpustakaan. Keluhan-keluhan ini disebabkan faktor pencahayaan di perpustakaan Universitas Indonesia tidak memenuhi standar yang telah ditetapkan.
1.2.
Rumusan Masalah Rumusan masalah pada penelitian ini adalah minimnya pencahayaan di
lantai produksi PT Intan Nasional Iron.
Universitas Sumatera Utara
II-23
1.3.
Tujuan Penelitian Tujuan umum penelitian adalah mendapatkan rancangan iluminasi di
lantai produksi pada PT Intan Nasional Iron sehingga sesuai dengan standar Kepmenkes Nomor 1405/MENKES/SK/XI/2002. Tujuan khusus yang ingin dicapai dalam penelitian adalah. Mendapatkan nilai intensitas pencahayaan di lantai produksi.
1.
2. Mengevaluasi instensitas pencahayaan lantai produksi 3. Memberikan rekomendasi rancangan iluminansi pada lantai produksi sesuai dengan Kepmenkes Nomor 1405/MENKES/SK/XI/2002.
1.4.
Manfaat Penelitian Manfaat yang hendak dicapai dalam melakukan penelitian ini adalah:
1. Manfaat bagi mahasiswa Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam mengaplikasikan teori yang diperoleh selama kuliah dan menambah keterampilan dalam menganalisis dan memecahkan masalah sebelum memasuki dunia kerja khususnya dalam hal desain lingkungan kerja pada tingkat pencahayaan. 2. Manfaat bagi perusahaan Sebagai masukan bagi perusahaan untuk mengevaluasi tingkat pencahayaan di perusahaan mereka dan mengurangi tingkat kelelahan mata pekerja perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
II-24
3. Bagi Departemen Teknik Industri USU Mempererat hubungan kerja sama antara perusahaan dengan Departemen Teknik Industri USU.
1.5.
Batasan dan Asumsi Penelitian Batasan dalam penelitian ini adalah :
1. Penelitian hanya mengukur iluminansi di lantai produksi. 2. Penelitian menggunakan metode penentuan titik dalam pengukuran intensitas cahaya. 3. Hasil penelitian berupa rekomendasi rancangan iluminansi. 4. Penelitian tidak membahas biaya. Asumsi pada penelitian ini adalah. 1.
Tidak ada perubahan intensitas pencahayaan selama penelitian.
2.
Tidak ada perubahan letak lampu selama penelitian.
3.
Tidak ada penggantian jenis lampu selama penelitian.
1.6.
Sistematika Penulisan Laporan Bab I berisi
tentang
pendahuluan,
menguraikan
latar
belakang
permasalahan yang mendasari dilakukannya penelitian, perumusan permasalahan, tujuan dan manfaat penelitian, batasan dan asumsi yang digunakan dalam penelitian serta sistematika penulisan laporan penelitian. Gambaran umum perusahaan, ruang lingkup perusahaan, lokasi, struktur organisasi, tugas dan tanggung jawab, jumlah tenaga kerja dan jam kerja karyawan PT. Intan Nasional Iron diuraikan dalam Bab II. Bab III berisi teori tentang Intensitas cahaya, metode
Universitas Sumatera Utara
II-25
pengukuran cahaya dan sumber-sumber cahaya. Metodologi penelitian dibahas pada Bab IIV yang menguraikan tahap-tahap dalam penelitian yaitu persiapan penelitian meliputi penentuan lokasi penelitian, jenis penelitian, objek penelitian, kerangka konseptual, defenisi operasional, identifikasi variabel penelitian, instrumen pengumpulan data, populasi, sumber data, metode pengolahan data, blok diagram prosedur penelitian dan pengolahan data, analisis pemecahan masalah sampai kesimpulan dan saran. Penyelesaian kendala pada penelitian dibahas pada Bab V yang berisi Pengumpulan dan Pengolahan Data. Analisis Pemecahan Masalah dibahas pada Bab VI yang meliputi analisis perhitungan tingkat intensitas pencahayaan. Bab VII Kesimpulan dan Saran, berisi kesimpulan yang diperoleh dari hasil pemecahan masalah dan saran-saran yang bermanfaat bagi perusahaan.
Universitas Sumatera Utara