BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekarang ini persaingan antardunia bisnis khususnya di dunia makanan sangat ketat, karena produk-produk yang ditawarkan sangat beragam dengan produk makanan yang unik, menarik dan mempunyai keunggulan-keunggulan lain jika dibandingkan dengan pesaing. Seperti menawarkan kemudahan, fleksibilitas, dan kehandalan produk atau jasa kepada konsumen. Banyak altematif produk baru yang ditawarkan kepada konsumen, produk baru yang lahir membuat persaingan antarprodusen menjadi semakin kuat. Keadaan yang dialami pada saat ini menghadapkan para pelaku bisnis di semua bidang maupun produsen bersaing melakukan perubahan dan perbaikan. Seperti yang terjadi saat ini, produsen bersaing melakukan inovasi dengan didukung riset yang kuat dan akurat untuk membuat produk makanan yang benar-benar diminati oleh konsumen. Untuk
tetap
menjaga
persaingan
maka perusahaan
harus
dapat
mengembangkan sebuah strategi pemasaran yang baik, hasil ini dilakukan dengan
menjaga
keunggulan
kompetitif
yang
berkelanjutan
(sustainable
competitive advantage) dalam upaya-upaya pemasaran, hal ini menjadi sangat penting bagi perusahaan untuk selalu membina dan mengelola relasional dengan konsumen. Di era di mana konsumen mengalami kelebihan informasi (information overload), menjadi penting untuk terus memahami pengelolaan hubungan relasional dengan konsumen. Karena itu korporat harus mengelola upaya-upaya komunikasi pemasaran secara strategis dan terencana.
1
2
Salah satu strategi bisnis yang dilakukan produsen adalah dengan melakukan sistem waralaba. Pada hakekatnya Franchise (waralaba) adalah sebuah konsep pemasaran dalam rangka memperluas jaringan usaha secara cepat. Sistem Franchise dianggap memiliki banyak kelebihan terutama menyangkut pendanaan, SDM dan managemen, kecuali kerelaan pemilik merek untuk berbagi dengan pihak lain. Franchise juga dikenal sebagai jalur distribusi yang sangat efektif untuk mendekatkan produk kepada konsumennya melalui tangan-tangan Franchise. Dalam pengembangan bisnis waralaba Pemerintah juga ikut berperan dalam pengelolaannya, hal ini ditunjukkan dengan adanya peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2007 tentang Franchise, (Revisi atas PP No. 16 Tahun 1997 dan Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia Nomor 259/MPP/Kep/7/1997 tanggal 30 Juli 1997 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pelaksanaan Pendaftaran Usaha Waralaba). Pasal 1 ayat (1) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 42 Tahun 2007 menyatakan bahwa Franchise (waralaba) adalah hak khusus yang dimiliki oleh perseorangan atau badan usaha terhadap sistem bisnis dengan ciri khas utama dalam rangka memasarkan barang dan/atau jasa yang telah terbukti berhasil dan dapat dimanfaatkan oleh pihak lain berdasarkan perjanjian waralaba. Pasal 1 ayat (2) dan (3) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.42 Tahun 2007 menyatakan bahwa pemberi waralaba (Franchisor) adalah orang perseorangan atau badan usaha yang diberikan hak oleh pemberi waralaba untuk memanfaatkan dan/atau menggunakan waralaba yang dimilikinya kepada penerima waralaba. Sedangkan penerima waralaba (Franchise) adalah orang perseorangan atau badan usaha yang diberikan hak oleh pemberi waralaba untuk memanfaatkan dan/atau menggunakan waralaba yang dimiliki pemberi waralaba.
3
Perkembangan waralaba di Indonesia, khususnya di bidang makanan siap saji sangat pesat. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya usaha makanan siap saji baru yang sangat kreatif menawarkan berbagai jenis produk dan jasa, misalnya usaha makanan modern. Beberapa diantaranya membuka gerai di pusat-pusat pertokoan atau di jalan utama di lokasi yang strategis di tengah kota, hal ini dimaksudkan untuk memudahkan akses dalam menjangkau tempat makan ini. Ada juga usaha makanan siap saji yang mengambil tema tradisional dengan menawarkan makanan dan suasana tempat bernuansa tradisional seperti makanan khas sunda dengan nuansa pedesaan. Pesatnya perkembangan waralaba daerah perkotaan di Indonesia, karena didukung oleh jumlah populasi yang tinggi dan daya beli yang baik serta pola makan masyarakat bisnis (middle-up) yang cenderung makan diluar rumah. Sebagai contoh seorang pekerja atau seseorang yang sibuk melakukan aktivitas di luar rumah, baik itu pria ataupun wanita yang selalu mencari sasuatu yang praktis dan instan dalam pemenuhan kebutuhan mereka. Salah satunya dengan mencari makanan dan minuman di luar rumah. Gaya hidup yang modern ini menyebabkan masyarakat ketergantungan terhadap produk siap saji sehingga mengonsumsi makanan siap saji sudah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan mereka. Semakin berkembangnya usaha rumah makan seringkali dikaitkan dengan mobilitas masyarakat yang semakin tinggi. Dengan banyaknya masyarakat yang selalu mencari makanan dan minuman di luar rumah menyebabkan terjadinya pergeseran fungsi sebuah tempat makan. Di samping untuk memenuhi kebutuhan utama yaitu makan dan minum, sekarang ini tempat makan juga digunakan sebagai tempat untuk berkumpul, bersosialisasi, bertukar pikiran, dan memperluas jaringan.
4
Sehingga kondisi kenyamanan dan kualitas dari sebuah tempat makan menjadi hal yang penting bagi konsumen. Seorang konsumen sebelum memutuskan untuk melakukan pembelian, terlebih dahulu mempertimbangkan segala aspek mulai dari segi harga hingga kualitas produk yang akan dibeli. Peningkatan kualitas produk merupakan faktor penting yang mempengaruhi kinerja jangka panjang suatu unit bisnis. Suatu produk harus memiliki keunggulan dari produk-produk yang lain baik dari segi kualitas, desain, bentuk, kemasan, ukuran, pelayanan, garansi, dan rasa agar dapat menarik minat konsumen untuk membeli dan mencoba produk tersebut. Persepsi konsumen terhadap kualitas produk akan membentuk preferensi dan sikap yang akan mempengaruhi keputusan untuk membeli atau tidak. Kesan kualitas memberikan nilai dalam beberapa bentuk diantaranya adalah alasan untuk membeli. Kualitas produk merupakan salah satu aset perusahaan untuk dapat bertahan dalam dunia bisnis. Jika kualitas produk yang diharapkan oleh konsumen tidak terpenuhi dari suatu produk, maka konsumen akan beralih ke produk yang lebih menjanjikan kualitas yang diharapkan. Perusahaan yang tidak memperhatikan kualitas dari produknya harus menanggung tidak loyalnya konsumen terhadap produk tersebut yang mengakibatkan penjualan dari produk akan mengalami penurunan. Strategi untuk dapat memenangi pasar salah satunya adalah dengan menggunakan strategi merek. Merek merupakan salah satu faktor penting dalam pemasaran karena kegiatan memperkenalkan dan menawarkan produk atau jasa tidak terlepas dari merek yang tertera pada produk tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa merek menjadi pembeda antara produk satu dengan produk lainnya, oleh karena itu pengelolaan merek pada suatu produk harus dilakukan. Mengelola
5
merek merupakan menciptakan suatu asosiasi terhadap merek tersebut sehingga sebuah produk atau merek dapat melekat di benak konsumen dengan citra positif. Dengan sistem waralaba ini akan memudahkan produsen dalam mengelola merek, karena pendiri waralaba sudah menciptakan dan membangun merek yang melekat dalam suatu produk sehingga para franchisee (pewaralaba) hanya tinggal membangun dan memelihara citra dalam merek tersebut agar tetap melekat dalam benak konsumen. Citra merek yang baik merupakan salah satu aset bagi perusahaan, karena citra merek tersebut mempunyai suatu dampak pada setiap persepsi konsumen, di mana masyarakat akan mempunyai kesan positif terhadap merek tersebut. Hal ini juga merupakan upaya agar produk atau merek memiliki posisi yang strategis di pasar, memiliki daur hidup produk-merek yang lebih panjang, dan dapat bersaing lebih kuat di pasar. Kebutuhan konsumen yang semakin tidak terbatas berkembang dari waktu ke waktu, kemajuan teknologi dan informasi telah membawa dampak besar bagi perubahaan gaya hidup. Gaya hidup modern yang cenderung praktis menuntut orang melakukan pekerjaan dengan cara yang cepat serta mudah. Hal ini berlaku juga dalam hal makanan terutama makanan cepat saji. Proses pengambilan keputusan pembelian pada setiap orang pada dasarnya adalah sama, namun proses pengambilan keputusan tersebut akan diwarnai oleh pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian dan perilaku pasca pembelian. Proses pembelian dimulai ketika pembeli menyadari suatu masalah atau kebutuhan yang dipicu oleh rangsangan internal dan eksternal. Dengan rangsangan internal, salah satu dari kebutuhan normal seseorang - rasa lapar, haus, naik ke tempat maksimum dan menjadi dorongan atau kebutuhan bisa timbul akibat rangsangan eksternal (Kotler, 2009:184).
6
Usaha tempat makan saat ini semakin berkembang di seluruh kota-kota di Indonesia, termasuk di Karawang. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya usaha tempat makan yang ada di Kota Karawang. Untuk dapat menarik perhatian konsumen, setiap tempat makan mempunyai konsep dan jenis makanan yang berbeda. Banyak tempat makan yang mengambil tema dalam ruangan tertutup (in door) ada juga yang mengambil tema ruangan terbuka (out door). Dan ada pula tempat makan yang menawarkan berbagai macam pilihan menu atau yang mengkhususkan jenis makanan yang disediakan di tempat makan tersebut. Berikut adalah daftar waralaba tempat makan siap saji yang ada di Kota Karawang:
No. 1 2
Tabel 1.1 Daftar Nama Waralaba Tempat Makan di Kota Karawang Nama Tempat Makan Alamat Pilihan Menu Ayam Bakar Mas Mono Ayam Cobloos Karawang
4
Ayam KQ5
5
Ayam Lepaas
7
HFC (Hisana Fried Chicken) Hoka-Hoka Bento
8
IPPO FRIED CHICKEN
6
9 10 11 12
KFC (Kentucky Fried Chicken) Mie-XP Pecel Lele-Lela Puja Sera
Perumnas-Karawang Jalan Raya RSUD No. 8 Galuh Mas Karawang Jalan Ahmad Yani By Pass Karawang Jalan Syech Quro, Johar Utara Karawang
Banyak Pilihan
Perumnas – Karawang
Khas/Satu Jenis
Ramayana – Karawang Jalan HS Ronggowaluyo Telukjambe – Karawang
Banyak Pilihan
Ramayana – Karawang
Banyak Pilihan
Jalan Mangga No. 1 Karawang Jalan Tuparev Karawang Jalan Tuparev Karawang Jalan Raya Galuh Mas – 13 Raja Galuh Karawang Ruko Green Village No. 23 14 Yokobento Jalan Raya Perumnas Telukjambe Barat Karawang Sumber : Observasi Peneliti, 2014
Banyak Pilihan Banyak Pilihan Banyak Pilihan
Khas/Satu Jenis
Khas/Satu Jenis Banyak Pilihan Banyak Pilihan Banyak Pilihan
Khas/Satu Jenis
7
Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa cukup banyak tempat makan yang berkembang di Karawang. Persaingannya pun semakin ketat, hal ini membuat para pemasar harus mampu menciptakan keunggulan serta daya tarik agar dapat menarik perhatian dan mempertahankan pelanggannya. Salah satunya dengan cara meningkatkan kualitas produk dan membangun citra merek yang baik serta memeliharanya agar melekat di benak konsumen sehingga konsumen melakukan pembelian pada rumah makan tersebut. Kualitas produk yang baik akan menciptakan citra merek yang baik pula bagi perusahaan sehingga konsumen merasa yakin untuk melakukan pembelian terhadap produk yang dikeluarkan oleh perusaahan tersebut. Salah satu produk makanan siap saji yang sedang banyak diminati konsumen di Kota Karawang saat ini adalah Ayam Cobloos Karawang. Dengan produk unggulan berupa ayam goreng dengan berbagai macam pilihan yang menarik membuat Ayam Cobloos Karawang menjadi salah satu pilihan bagi mereka yang menginginkan makanan siap saji. Di samping itu, konsep tempat makan yang bernuansa ruangan terbuka yang santai serta harga yang mampu dijangkau bagi semua kalangan menimbulkan besarnya minat masyarakat terhadap produk ini. Namun menurut penelitian pra-survey yang dilakukan peneliti, Ayam Cobloos Karawang memiliki beberapa permasalahan seperti suasana tempat makan yang kurang nyaman. Lokasinya dekat dengan jalanan umum sehingga terdengar suara bising kendaraan. Hal ini membuat konsumen merasa terganggu. Kemudian pilihan jenis menu yang kurang variatif membuat konsumen merasa bingung dalam memilih produk yang akan dibelinya.
8
Perusahaan harus memperhatikan kekurangannya tersebut di atas karena akan mempengaruhi keputusan pembelian konsumennya. Berikut adalah data jumlah pelanggan selama tiga bulan terakhir: Tabel 1.2 Data Pelanggan Ayam Cobloos Karawang Bulan Maret-Mei Tahun 2014 No. Bulan Jumlah Pelanggan 1. Maret 5000 2. April 5600 3. Mei 6000 Sumber: Data Ayam Cobloos Karawang, 2014 Dari tabel di atas menunjukkan adanya kenaikan jumlah pelanggan Ayam Cobloos Karawang. Meningkatnya jumlah pelanggan Ayam Cobloos Karawang tentu tidak terlepas dari usaha produsen dalam menciptakan produk Ayam Cobloos yang berkualitas serta peran pemasar dalam menciptakan dan membangun suatu merek yang unik dan menarik sehingga mampu menarik perhatian konsumen. Dari uraian di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengarui keputusan pembelian pada Ayam Cobloos Karawang. Dimana aspek kualitas produk dan citra merek yang akan diteliti sehingga peneliti mengambil judul “Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Citra Merek Serta Dampaknya Pada Keputusan Pembelian (Studi Kasus Pada Ayam Cobloos Karawang)”.
1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka identifikasi masalah dalampenelitian ini adalah: 1.
Produk-produk yang beredar dipasaran sangat beragam menyebabkan persaingan antardunia bisnis khususnya di dunia makanan siap saji sangat ketat.
9
2.
Produsen bersaing melakukan inovasi untuk membuat produk makanan siap saji yang benar-benar diminati oleh konsumen.
3.
Banyak produk dengan berbagai keunggulan serta nilai lebih yang ditawarkan oleh
para
pesaing,
sehingga
membuat
pemasar
harus
mampu
mempertahankan keunggulan produk agar tetap diminati konsumen. 4.
Perkembangan waralaba makanan siap saji di Indonesia sangat pesat karena banyak usaha makanan siap saji baru yang sangat kreatif menawarkan berbagai jenis produk dan jasa.
5.
Ketergantungan masyarakat Indonesia terhadap makanan siap saji cukup besar.
6.
Gaya hidup modern yang cenderung praktis menuntut orang melakukan pekerjaan dengan cara cepat dan mudah termasuk dalam hal makanan terutama makanan siap saji.
7.
Semakin banyaknya waralaba tempat makan siap saji yang berkembang di Karawang sehingga menyebabkan persaingan semakin ketat.
8.
Mobilitas masyarakat yang semakin tinggi menyebabkan terjadinya pergeseran fungsi tempat makan dari yang hanya sebagai tempat memenuhi kebutuhan utama menjadi digunakan untuk tempat berkumpul, bersosialisasi dan bertukar pikiran.
9.
Dengan berbagai kesibukan aktivitas, masyarakat saat ini selalu mencari sesuatu yang praktis dan instan dalam pemenuhan kebutuhan mereka salah satunya dengan mencari makanan dan minuman di luar rumah.
10. Suasana tempat makan yang kurang nyaman karena dekat dengan jalanan umum. 11. Pilihan jenis menu yang kurang variatif.
10
1.3 Pembatasan Masalah Dari latar belakang dan identifikasi masalah sebagaimana diuraikan diatas, makapeneliti merasa perlu melakukan pembatasan masalah yang akan diteliti. Adapun pembatasan masalah tersebut adalah sebagai berikut: 1. Penelitian ini berada dalam kajian bidang ilmu manajemen khususnya di bidang pemasaran. 2. Tema kajian dibatasi pada kualitas produk, citra merek dan keputusan pembelian pada Ayam Cobloos Karawang. 3. Metode yang digunakan berupa metode kuantitatif dengan menggunakan metode Path Analysis. 4. Alat bantu yang digunakan adalah SPSS 16. 5. Responden yang akan di ambil yaitu pelanggan Ayam Cobloos Karawang.
1.4 Perumusan Masalah Dari latar belakang dan identifikasi masalah sebagaimana diuraikan diatas maka masalah penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana kualitas produk pada Ayam Cobloos Karawang. 2. Bagaimana citra merek pada Ayam Cobloos Karawang. 3. Bagaimana keputusan pembelian pada Ayam Cobloos Karawang. 4. Bagaimana pengaruh kualitas produk terhadap citra merek pada Ayam Cobloos Karawang. 5. Bagaimana pengaruh citra merek terhadap keputusan pembelian pada Ayam Cobloos Karawang. 6. Bagaimana pengaruh langsung dan tidak langsung kualitas produk terhadap keputusan pembelian pada Ayam Cobloos Karawang.
11
1.5 Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah tersebut, penelitian ini bertujuan sebagai berikut : 1. Mengetahui, menganalisis dan menjelaskan kualitas produk di Ayam Cobloos Karawang. 2. Mengetahui, menganalisis dan menjelaskan citra merek di Ayam Cobloos Karawang. 3. Mengetahui, menganalisis dan menjelaskan keputusan pembelian di Ayam Cobloos Karawang. 4. Mengetahui, menganalisis dan menjelaskan pengaruh kualitas produk terhadap citra merek di Ayam Cobloos Karawang. 5. Mengetahui pengaruh citra merek terhadap keputusan pembelian di Ayam Cobloos Karawang. 6. Mengetahui pengaruh langsung dan tidak langsung kualitas produk terhadap keputusan pembelian di Ayam Cobloos Karawang.
1.6 Kegunaan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan harapan memiliki kegunaan ilmiah khususnya dalam bidang pemasaran. Selain itu peneliti juga berharap dengan melakukan penelitian ini akan memperoleh hasil yang dapat memberikan manfaat bagi: 1. Kegunaan Teoritis Untuk mengetahui penerapan teori dan sumber referensi tambahan bagi teori manajemen pemasaran dalam kualitas produk, citra merek dan keputusan pembelian.
12
2. Kegunaan Praktis Penelitian ini diharapkan juga dapat memberikan sumbangan dalam aspek praktis (guna laksana) yaitu dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan para praktisis perusahaan dalam mengelola manajemen pemasaran khususnya untuk meningkatkan pembelian konsumen.
1.7 Tempat dan Waktu Penelitian Berdasarkan pada pertimbangan kebutuhan data yang diperlukan dalam menyusun skripsi ini, maka peneliti melakukan penelitian di Ayam Cobloos Karawang yang beralamat di Jalan Raya RSUD No. 8 Galuh Mas Karawang. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Maret 2014 sampai bulan Agustus 2014, dengan jadwal kegiatan sebagai berikut:
No 1 2 3
Kegiatan
Penulisan Proposal Perbaikan Proposal Pengurusan Ijin Pelaksanaan 4 Penelitian 5 Analisis Data 6 Penulisan Laporan Sumber: Peneliti, 2014
Tabel 1.3 Jadwal Penelitian Waktu Penelitian Tahun 2014 Maret April Mei Juni Juli
Agustus