BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Potensi kekayaan alam yang dimiliki Indonesia sangatlah berlimpah, mulai dari sumber daya alam yang diperbaharui dan yang tidak dapat diperbaharui. Dengan potensi tanah yang berbeda kandungannya serta lahan yang luas, menjadikan tanaman bisa tumbuh di berbagai tempat dan kondisi yang berbedabeda pula. Tetapi dengan kondisi yang sekarang ini, lahan di Indonesia sebagian besar tidak diolah dengan baik dan kebutuhan konsumsi pakan untuk ternak di Indonesia belum terpenuhi sehingga masih harus mengimpor pakan untuk ternak. Pakan merupakan faktor yang sangat penting diperhatikan dalam usaha budidaya ternak karena mempengaruhi tinggi rendahnya produksi ternak. Pakan utama (pokok) ternak ruminansia adalah hijauan yang dapat berupa rumputrumputan maupun legume. Sekitar 60 sampai 90 persen dari total ransum yang dikonsumsi ternak ruminansia berupa hijauan. Oleh karenanya, ketersediaan pakan hijauan dalam jumlah yang cukup dengan kualitas yang baik merupakan syarat yang harus dipenuhi dalam meningkatkan produksi ternak ruminansia. Salah satu sumber pakan hijauan yang penting adalah padang penggembalaan alami. Pemanfaatan padang penggembalaan alami sebagai sumber pakan sudah lama dilakukan oleh peternakan kecil di perdesaan. Untuk memperoleh
pakan
hijauan
bagi
ternak
1
yang
dipeliharanya,
peternak
2
menggembalakan ternaknya pada padang penggembalaan alami yang berada di sekitar tempat tinggal peternak. Pada kenyataannya, sistem pemeliharaan ternak ruminansia dengan cara tersebut cenderung menghasilkan produksi yang relatif rendah. Ada beberapa faktor penyebab rendahnya produksi ternak dengan sistem pemeliharaan tersebut di atas, yaitu : 1) rendahnya kualitas padang penggembalaan alami 2) jumlah ternak yang dipelihara pada padang penggembalaan alami tersebut tidak sesuai dengan kapasitas tampung dan 3) keadaan dari tanah di padang penggembalan. Tinggi rendahnya kualitas suatu padang penggembalaan berkaitan erat dengan komposisi botanis (tumbuhan) yang terdapat pada padang penggembalaan tersebut dan kesuburan tanah di padang penggembalaan. Sedangkan padatnya ternak yang dipelihara menyebabkan ketersediaan pakan hijauan yang terdapat pada padang penggembalaan alami tersebut tidak mencukupi kebutuhan seluruh ternak yang digembalakan. Kabupaten Ngada terletak di Pulau Flores bagian barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur tepatnya pada koordinat 8o LS – 9o LS dan 120,45o BT – 121,5 o BT, dengan luas wilayah 1.620,92 km2. Bagian utara berbatasan dengan Laut Flores, bagian selatan berbatasan dengan Laut Sawu, bagian timur berbatasan
dengan
Kabupaten
Nagekeo
dan
bagian
barat berbatasan
dengan Kabupaten Manggarai Timur. Wilayah administratif Kabupaten Ngada telah berkembang dari tahun ke tahun sesuai dengan perkembangan kependudukan. Kabupaten Ngada terdiri dari 12 Kecamatan, 138 Desa dan 16 Kelurahan, dimana kecamatan terluas adalah
3
Riung 327,94 km2 atau 20,23% dari keseluruhan luas wilayah Kabupaten Ngada. Jarak antara Ibukota Kecamatan ke Ibukota Kabupaten yang terletak di Bajawa yang terjauh adalah Maronggela (Kecamatan Riung Barat) 74 km. Secara topografi Kabupaten Ngada terdiri dari daerah pantai, lembah, daerah perbukitan dan pegunungan dan memiliki ketinggian dari 0 meter sampai lebih dari 2000 meter di atas permukaan laut. Berdasarkan ketinggian terhadap permukaan laut wilayah Kabupaten Ngada
dapat
diklasifikasikan
menjadi : Dataran tinggi yang ditandai dengan adanya gunung-gunung seperti, gunung Inerie dengan ketinggian 2.245 m, Gunung Lobo Butu dengan ketinggian 1.800 m, Gunung Inelika dengan ketinggian 1600 m serta adanya pegunungan
lainnya
yang tersebar di wilayah Kabupaten Ngada. Dengan
adanya sejumlah gunung tersebut, maka Kabupaten Ngada banyak memiliki daerah yang cukup curam serta daerah yang dikategorikan cukup terpencil. Dataran rendah yang ditandai oleh sebagian besar terdapat di wilayah pantai selatan seperti di Kecamatan Aimere dan sekitarnya. Bagian tengah dengan dataran kecamatan So’a, Kecamatan Wolomeze, Kecamatan Bajawa Utara, dan bagian utara yang terbentang dari Kecamatan Riung Barat sampai dengan Kecamatan Riung. (Ngada Dalam Angka, 2009) Kabupaten Ngada merupakan daerah perbukitan dengan rata- rata tingkat kemiringan tanah sebesar 15 – 25%. Oleh karena itu, wilayah dataran tinggi atau perbukitan menyebabkan akses transportasi cukup sulit. Jenis tanah Mediteran seluas 156.288 ha (51,44%), tanah Latosol seluas 69.750 ha (22,97%), tanah Litosol seluas 60.500 ha (19,91%) dan tanah Aluvial seluas 17.250 ha (5,68%).
4
Jenis batuan terdiri dan batuan Intrusi Granodiorit seluas 3.873 ha (1,24%), batuan Marl dan Tuff seluas 19.285 ha (6,35%), batuan Andesit seluas 197.809 ha (65,11%) dan batuan Pasir dan Karang Pantai seluas 21.780 ha (7,17%). Data BPS kab. Ngada (Tahun 2014) Kabupaten Ngada tergolong daerah yang beriklim tropis dan terbentang hampir sebagian besar padang rumput, juga ditumbuhi pepohonan seperti kemiri, asam, kayu manis, lontar dan sebagainya serta kaya dengan fauna, antara lain hewan-hewan besar, hewan-hewan kecil, unggas. Cuaca di Kabupaten Ngada sangat bervariasi. Untuk beberapa tempat di daerah pesisir pantai sampai 250 meter di atas permukaan laut bersuhu panas. Berdasarkan hasil pencatatan dari station pengamat yang ada di daerah ini, bahwa diketahui volume curah hujan pada tahun 2010 di kabupaten Ngada sebesar 1.885 mm dan jumlah hari hujan sebanyak 133 hari. Adapun luas lahan pertanian yang tersedia pada Tahun 2010 seluruhnya seluas 177.672 ha, terbagi atas lahan kering 171.157 ha dan lahan basah 6.515 ha dengan tiga komoditas unggulan daerah, yaitu tanaman pisang kapok Ngada, ternak sapi potong dan kopi arabika Flores Bajawa (BPS Kabupaten Ngada, 2014). Luas lahan pertanian Kabupaten Ngada sekitar 6.515 ha, persentase luas lahan yang telah ditanami padi sekitar 60% sedangkan 40% tidak ditanami padi. Luas sawah di Kabupaten Ngada sekitar 162.092 ha, yang terdiri dari lahan sawah 6.515 ha (4.02%) dan Lahan kering 155.577 ha (95.98%). Kelompok tanaman perkebunan seluas 13.126,75 ha (8,10%).
5
Wilayah Kabupaten Ngada bagian utara yaitu masing-masing Kecamatan Bajawa Utara, Kecamatan Soa, Kecamatan Wolomeze, Kecamatan Riung dan Kecamatan Riung Barat, sangat potensial untuk mengembangkan ternak, baik dengan sistem Mini Ranch, penggemukan, maupun untuk pembibitan ternak sapi, kerbau, kuda, kambing dan domba. Populasi ternak sapi di Kabupaten Ngada sebesar 25.296 ekor (Dinas P3 Kab. Ngada, 2014). Kabupaten Ngada memiliki luas padang penggembalaan sebesar 17.393 ha. Kecamatan Riung Barat yang merupakan kecamatan di Kabupaten Ngada yang memiliki populasi ternak sapi sebesar
1.937
ekor
dengan padang penggembalaan terluas yaitu sebesar 2.250 ha. Sistem pemeliharaan ternak dilakukan secara ekstensif berbasis padang penggembalaan. Dengan demikian, langkah yang dapat ditempuh dalam meningkatkan produksi ternak ruminansia yang dipelihara di Kabupaten Ngada adalah dengan memperbaiki komposisi botanis sehingga kualitas padang penggembalaan alami menjadi meningkat serta pengaturan penggembalaan ternak pada padang penggembalaan alami sesuai dengan kapasitas tampungnya. Upaya untuk memperbaiki komposisi botanis dan peningkatan kapasitas tampung padang penggembalaan alami dapat dilakukan dengan perbaikan komposisi botanis dan kapasitas tampung di lapangan serta penerapan teknologi tepat guna untuk pengolahan hijauan pakan (hay dan silase).
6
Sampai saat ini evaluasi mengenai padang penggembalaan sudah dilakukan di beberapa Kabupaten di Nusa Tenggara Timur. Sedangkan studi yang sama di Kabupaten Ngada belum pernah dilakukan. Oleh karenanya, dalam upaya melengkapi informasi mengenai evaluasi padang penggembalaan perlu dilakukan studi “evaluasi padang penggembalaan alami Maronggela di Kabupaten Ngada Provinsi Nusa Tenggara Timur. 1.2 Rumusan Masalah : 1. Bagaimanakah keberagaman dan produksi hijauan (rumput dan legum) pada padang penggembalaan alami Maronggela di Kabupaten Ngada. 2. Bagaimanakah kualitas hijauan dan kandungan unsur hara tanah padang penggembalaan alami Maronggela di Kabupaten Ngada. 3. Bagaimanakah kapasitas tampung
padang penggembalaan alami
Maronggela di Kabupaten Ngada. 1.3 Tujuan Penelitian ini adalah : 1.3.1
Tujuan Umum Menyediakan database tentang kondisi padang penggembalaan serta
pengelolaan padang penggembalaan yang baik di Kabupaten Ngada. 1.3.2
Tujuan Khusus
1. Mengetahui spesies dan produksi hijauan yang terdapat pada padang penggembalaan alami Maronggela di kabupaten Ngada. 2. Mengetahui kualitas hijauan dan kandungan unsur hara tanah padang penggembalaan alami Maronggela di Kabupaten Ngada.
7
3. Mengetahui kapasitas tampung pada padang
penggembalaan alami
Maronggela yang ada di Kabupaten Ngada. 1.4 Manfaat Penelitian : Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut : 1. Mendapatkan jenis spesies dan produksi hijauan padang penggembalaan alami Maronggela di Kabupaten Ngada. 2. Mendapatkan komposisi botani di padang penggembalaan alami Maronggela Kabupaten Ngada. 3. Peternak Kabupaten Ngada dapat memahami daya tampung dari padang penggembalaan sehingga ternak yang digembalakan tercukupi kebutuhan pakannya dan tidak terjadi kerusakan pada padang penggembalaan itu sendiri. 4. Memberikan informasi kepada peternak di Kabupaten Ngada tentang jenis- jenis rumput dan legume yang cocok serta memiliki kandungan nutrisi yang baik untuk dikembangkan di padang penggembalaan sehingga mampu
meningkatkan
produktifitas
ternak
yang
dikembangkan.
8