BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Permasalahan
Dalam dunia penerbangan sangat mementingkan faktor kelaikan terbang pesawat, karena apabila hal ini terlewati akan menjadi penyebab pada keselamatan penerbangan dan penundaan jadwal penerbangan. Oleh karena itu waktu perawatan pesawat haruslah mengikuti jadwal yang telah ditentukan apabila terjadi kerusakan diluar jadwal perawatan maka perbaikannya harus segera diselesaikan dengan tidak meninggalkan faktor keselamatan. Untuk berbagai macam keperluannya didalam pesawat terbang banyak menggunakan tenaga listrik, hydrolik dan pneumatic (tenaga angin), didalam penggunaan tenaga listrik tentunya diperlukan suatu jaringan transmisi dengan kabel yang ditempatkan disekitar badan pesawat, kabel–kabel tersebut ditempatkan sedemikian rupa agar dapat memenuhi berbagai ketentuan dalam penerbagan yang sangat memperhitungkan berat dan keselamatan. Dalam pesawat terbang komersial, penempatan kabel harus terlindungi dari pandangan maupun sentuhan penumpang, untuk keperluan tersebut maka kabel-kabel jaringan listrik ditempatkan terlindungi oleh panel-panel penutup. Kemungkinan kerusakan, ganguan dan kesalahan dalam jalur transmisi dapat saja terjadi oleh berbagai sebab, diantaranya terjadi kabel putus, kabel short circuit, kabel kebakar, kabel terjepit dan lain-lain.
1
Jika terjadi ganguan yang mengakibatkan kabel transmisi putus, maka harus segera diadakan perbaikan, dalam melakukan perbaikan hal pertama yang harus dilakukan adalah mengetahui lokasi gangguan sehingga tindakan perbaikan dapat dilaksanakan dengan cepat dan tepat. Bila kerusakan ini terjadi pada saat pesawat diluar jam terbang dibutuhkan banyak waktu, untuk mencari lokasi kerusakan dengan mengurutkan kabel mulai dari sumber kebebannya. Tapi bila kerusakan itu terjadi saat pesawat segera untuk dipakai terbang maka cara tersebut diatas dilakukan dengan waktu yang seefektip mungkin, dilakukan karena akan dapat mengakibatkan keterlambatan jadwal penerbangan. Dengan melihat alasan diatas tentunya sangat diperlukan adanya alat yang dapat mengukur kerusakan kabel, sehingga dengan adanya alat tersebut maka kesulitan seperti diatas diharapkan dapat dengan cepat diselesaikan. Sehingga dapat menghindari terjadinya gangguan kelaikan pesawat dan keterlambatan jadwal penerbangan. Dalam hal ini untuk mempermudah mencari lokasi kerusakan kabel putus pada sistem entertaiment pesawat B737-300, penulis mencoba untuk membuat alat untuk mencari putusnya kabel Network Switching Unit di pesawat B737-300.
2
1.2 Pokok Permasalahan. Bagaimana untuk mempermudah mencari gangguan kerusakan pada sistem entertainment di pesawat B737-300 dengan waktu yang cepat, praktis dan hemat. Sehingga dapat menghindari terjadinya batal terbang dan delay terlambatnya jadwal penerbangan.
1.3 Pembatasan Masalah 1. Penulisan tugas akhir ini hanya membatasi masalah yang berkaitan dengan penerapan teknik elektronika yang berhubungan dengan rancang alat ukur untuk mencari putusnya kabel network switching unit di pesawat B737-300 menggunakan mikrokontroler AT89S51. 2. Studi kasus diambil di pesawat B737-300.
1.4 Tujuan dan Manfaat 1.4.1 Tujuan Tujuan dari tugas akhir ini adalah untuk merancang Alat Ukur Untuk Mencari Putusnya Kabel Network Switching Unit di Pesawat B737-300
Menggunakan
Mikrokontroler
AT89S51,
dengan
menggunakan display LCD sebagai tampilan hasil pengukuran kabel. 1.4.2 Manfaat Manfaat yang dapat diperoleh dari pembuatan Tugas Akhir Rancang Alat Ukur Untuk Mencari Putusnya Kabel Network Switching Unit di Pesawat B737-300 Menggunakan Mikrokontroler AT89S51,
3
adalah sebagai alat bantu untuk mempermudah para teknisi mencari lokasi kerusakan kabel putus pada sistem entertaiment di pesawat.
1.5 Metode Pendekatan. Metode pendekatan yang dipakai untuk menyelesaikan tugas akhir ini adalah: 1. Metode study literature Metode ini dilakukan dengan mencari referensi-referensi yang diperlukan diperpustakaan. 2. Metode perancangan dan percobaan. 3. Metode ini dilakukan dengan cara merancang sebuah alat pengukuran kabel putus dan melakukan percobaan pada system. 4. Diskusi dan bimbingan dengan pembimbing.
1.6 Sistematika Penulisan. Dalam menyajikan masalah ini, penulis mengelompokan dalam lima bab yang merupakan pokok bahasan utama. Tiap-tiap bab dibagi menjadi beberapa sub bab yang merupakan pembahasan lanjutan dari bab pokok bahasan utamanya, kelima bab itu adalah :
BAB I. PENDAHULUAN Bab ini membahas latar belakang permasalahan, pokok permasalahan, pembatasan masalah, tujuan dan manfaat, metode pendekatan dan sistematika penulisan.
4
BAB II. LANDASAN TEORI Bab ini menjelaskan tentang teori pendukung yang digunakan untuk pembahasan dan cara kerja dari rangkaian. Teori pendukung itu antara lain tentang mikrokontroler AT89S51 meliputi arsitektur dan konstruksi, bahasa program
yang
digunakan,
serta
karakteristik
komponen-komponen
pendukung.
BAB III. PERANCANGAN ALAT PENDETEKSI KERUSAKAN KABEL Bab ini berisi tentang perancangan mikrokontroler AT89S51, diagram blok alat ukur, rangkaian catu daya, sistem miniumum AT89S51, perancangan transmitter dan receiver, perancangan alat ukur, display LCD dan perancangan buzzer.
BAB IV. HASIL PENGUJIAN DAN SISTEM KERJA ALAT Bab ini berisi tentang percobaan alat, hasil pengukuran power supply, hasil pengukuran IC regulator, kabel RJ-45, data umum kabel listrik di pesawat, metode pengecekan kabel, pengujian alat dan pengoperasian alat, cara kerja alat.
BAB V. KESIMPULAN Bab ini berisi tentang kesimpulan yang diambil dari pembuatan alat ukur untuk mencari putusnya kabel network switching unit, merupakan inti dasar dari pembuatan alat ini.
5
6