BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fenomena globalisasi ekonomi yang terjadi saat ini mengakibatkan perubahan besar-besaran dalam bidang sosial politik dan ekonomi. Hal inilah yang memberikan kesadaran agar dapat mewujudkan tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance) di sektor publik ataupun sektor privat. Tuntutan ini wajar karena semua pemangku kepentingan baik itu pemegang saham, manajer, kreditor, pemerintah, karyawan dan stakeholder internal dan eksternal yang lain sesuai dengan hak dan tanggung jawabnya. Keberadaan corporate governance yang kuat merupakan kunci penentu dalam pengembangan menjadi institusi memiliki kinerja yang kuat. Pentingnya penerapan corporate governance akan menghindari terjadinya tindak kecurangan baik di perusahaan maupun pemerintahan. Banyak ahli yang berpendapat bahwa kelemahan di dalam penerapan good corporate governance merupakan salah satu sumber kerawanan ekonomi yang menyebabkan memburuknya perekonomian banyak negara pada tahun 1997 dan 1998 (Husnan, 2001). Sedangkan kelemahan governance di korporasi secara teoritis dapat dijelaskan dengan efficient market hypothesis dimana perusahaan yang lemah governance-nya akan dihukum oleh pasar modal berupa rendahnya harga saham. Oleh karena itu, seharusnya harga saham perusahaan memiliki nilai
1
yang tinggi jika perusahaan memiliki good corporate governance (tata kelola perusahaan yang baik). Mekanisme Good Corporate Governance (GCG) akan bermanfaat dalam mengatur dan mengendalikan perusahaan sehingga menciptakan nilai tambah (value added) untuk semua stakeholder. Pelaksanaan GCG harus didukung dengan organ perusahaan yang harus menjalankan fungsinya sesuai dengan ketentuan dan menjalankan tugas, fungsi dan tanggungjawabnya semata-mata untuk kepentingan perusahaan. Dalam beberapa perusahaan besar, tata kelola perusahaan sangat diperhatikan. Para pemilik dan pengelola perusahaan besar cenderung memperhatikan tata kelola perusahaan yang baik. Pihak-pihak tersebut mengharapkan agar perusahaan yang dimiliki dan dikelola tersebut dapat berkembang dengan baik dan memberikan manfaat bagi suluruh pemangku kepentingan. Sebaliknya, banyak perusahaan kecil yang masih belum sadar dengan tata kelola yang baik bagi perusahaannya. Pada umumnya pemegang saham perusahaan kecil merangkap sebagai pengurus perusahaan. Kondisi ini sangat bertentangan dengan tata kelola perusahaan yang baik. Hal tersebut rawan terhadap praktik-praktik yang tidak sehat yang bertujuan hanya untuk menguntungkan pemegang saham atau pengurus. Praktik yang tidak sehat tersebut berwujud
fraud
yang
susah
terdeteksi
oleh
pihak
eksternal/pemangku
kepentingan.
2
Kompleksitas perusahaan juga merupakan faktor terjadinya suatu fraud. Suatu perusahaan yang sangat kompleks membutuhkan pengawasan dan infrastruktur pengawasan yang baik. Semakin kompleks operasional suatu perusahaan, peluang yang digunakan untuk fraud semakin besar. Mengingat perusahaan yang kompleks antara lain memiliki jaringan operasional yang luas (jumlah kantor yang banyak dan jangkauan wilayah yang luas), sistem teknologi yang rumit dan manajemen yang banyak (jumlah karyawan banyak). Untuk itu upaya pencegahan dan pendeteksian kecurangan perlu ditingkatkan serta diintensifkan dengan menjunjung tinggi hak-hak semua pemangku kepentingan di perusahaan dan kepentingan masyarakat luas dalam mencengah dan mendeteksi tindakan korupsi yang dilakukan di sektor pemerintahan. Tinggi atau rendahnya tingkat penyimpangan yang dilakukan atas laporan keuangan beragam-namun dampaknya sama-yaitu laporan keuangan yang berfungsi sebagai dasar keputusan penting untuk melakukan/tidak melakukan investasi dan untuk memberi atau tidak memberi pinjaman, ternyata tidak benar, tidak memadai, dan yan terparah menyesatkan. Oleh karena itu munculah istilah akuntansi forensik dan audit investigatif dikalangan ekonom untuk mendeteksi dan menelusuri tindak kecurangan. Dalam hal ini akuntan-akuntan dituntut untuk memiliki kemampuan yang lebih dalam bidang akuntansi yang didukung oleh pengetahuan luas di bidang ekonomi, keuangan, perbankan, perpajakan, bisnis, teknologi informasi, dan tentunya pengetahuan dibidang hukum.
3
Akuntan forensik memiliki peran yang efektif dalam menyelidiki tindak kejahatan. Akuntansi forensik merupakan penerapan disiplin akuntansi dalam arti luas, termasuk auditing pada masalah hukum untuk penyelesaian hukum di dalam atau di luar pengadilan (Tuanakotta, 2012:4). Akuntansi forensik pada awalnya adalah perpaduan yang paling sederhana antara akuntansi dan hukum. Contoh: penggunaan akuntan forensik dalam pembagian harta gono-gini. Disini terlihat unsur akuntansinya, unsur hitung-menghitung besarnya harta yang akan diterima pihak (mantan) suami dan (mantan) istri. Segi hukumnya dapat diselesaikan didalam atau luar pengadilan. Dalam kasus yang lebih pelik, bidang tambahan lain adalah audit. Dalam audit secara umum maupun khusus untuk mendeteksi fraud, auditor internal maupun eksternal secara proaktif berupaya melihat kelemahankelemahan dalam sistem pengendalian intern. Sedangkan ditinjau dari audit umum (general audit atau audit opinion) diperoleh temuan audit atau sebuah tuduhan (allegation) dari pihak lain, atau ada keluhan, auditor bersikap reaktif serta mendalaminya dengan melaksanakan audit investigatif. Audit investigatif dimulai pada bagian dari suatu fraud audit. Audit investigatif merupakan bagian dan titik awal dari akuntansi forensik. Akuntansi forensik adalah bidang baru yang menawarkan kesempatan karir yang baik, sehingga beberapa mahasiswa dapat mengambil keuntungan dari kesempatan ini. Ada permintaan besar terhadap akuntan forensik di berbagai sektor baik di sektor swasta maupun pemerintahan. Dengan semakin dilibatkannya akuntan forensik dalam kegiatan-kegiatan financial perusahaan
4
bersama shareholders dan lembaga pemerintahan untuk mencegah terjadinya kecurangan di dalam praktik akuntansi. Apabila ilmu audit investigatif atau audit forensik ini sudah dikenal dan diaplikasikan secara luas oleh para akuntan baik akuntan pemerintah maupun akuntan publik. Maka kiprah akuntan akan lebih terdengar oleh masyarakat awan, karena selama ini seolah-olah timbul kesan dari masyarakat awan bahwa akuntan merupakan profesi yang eksklusif dan lebih dekat dengan para pengusaha. Untuk menghilangkan kesan tersebut diperlukan kerjasama akuntan dari semua lini, baik akuntan pemerintah, akuntan publik, serta akuntan pendidik. Dari beberapa uraian latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis Akuntansi Forensik dan Audit Investigatif Terhadap Pelaksanaan Prosedur Audit Dalam Penerapan Good Corporate Governance” 1.2
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah peneliti kemukakan di atas, rumusan
penelitian ini adalah beberapa masalah adalah Apakah akuntansi forensik dan audit investigatif diterapkan dalam pelaksanaan prosedur audit untuk menilai penerapan good corporate governance ? 1.3
Tujuan Penelitian Maksud penelitian ini dilakukan untuk memperoleh gambaran secara
menyeluruh tentang akuntansi forensik dan audit investigatif yang diterapkam dalam pelaksanaan
prosedur audit dalam menilai penerapan good corporate
governance.
5
1.4
MANFAAT PENELITIAN 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharap dapat menambah dan mengembangkan wawasan ilmu pengetahuan bagi penulis dan pembaca tentang peran akuntansi forensik sebagai pencegah fraud di Indonesia. 2. Manfaat praktis a. Bagi Perusahaan Bagi kepentingan perusahaan, pemilik perusahaan dapat meyakini bahwa perusahaannya mampu menciptakan Good corporate governance sehingga operasi perusahaan bisa berlangsung lama dan nilai perusahaan juga akan semakin tinggi. b. Bagi Auditor dan Akuntan Dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi auditor investigasi dalam kemampuannya
untuk
membuktikan
suatu
kecurangan
dalam
pelaksanaan prosedur audit sera memberikan masukan bagi para auditor dalam melaksanakan pekerjaannya. c. Bagi Peneliti Penelitian ini berguna bagi peneliti dalam menambah pengetahuan dan pengalaman dalam menerapkan ilmu yang didapat dalam dunia nyata khususnya mengenai peran akuntansi forensik dan audit investigatif sebagai pencegah fraud yang terjadi.
6
Selain itu Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan bagi mahasiswa mengenai tindak kecurangan yang kini marak di Indonesia serta peranan akuntansi forensik dalam mencegah fraud yang terjadi. Bagi Peneliti selanjutnya penelitian ini berguna sebagai acuan untuk penelitian dan pengembangan selanjutnya.
7