BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan
industri
yang
semakin
pesat
menimbulkan
munculnya industri baru yang secara otomatis akan menambah jumlah limbah buangan industri hasil dari proses produksinya, yang selalu menjadi permasalahan internal maupun eksternal bagi perusahaan. Limbah yang dimiliki berbeda - beda di dalam jenis maupun banyaknya, tergantung dari jenis usaha masing masing perusahaan. Limbah industri yang dihasilkan dapat berupa limbah padat, cair, maupun gas. Limbah tersebut harus diolah agar tidak mencemari lingkungan. Limbah hasil buangan industri akan dapat menurunkan kualitas air dan dapat berpotensi menimbulkan dampak yang buruk terhadap komponen lingkungan baik biotik maupun abiotik jika tidak diolah dengan benar. Perubahan kualitas air yang terjadi karena buangan bahan organik maupun anorganik yang larut maupun tidak larut kedalam air inilah yang bisa disebut pencemaran. Sangat disadari bahwa air yang bersih dan bebas dari pencemaran yang akan sangat dibutuhkan oleh manusia dan makhluk hidup lainnya. Oleh karena itu seluruh industri yang menghasilkan limbah cair seharusnya mengolah limbahnya dengan benar sesuai dengan baku mutu limbah cair agar limbah yang dihasilkan dan dibuang ke badan air penerima tidak berbahaya.
1
Baku Mutu Limbah Cair merupakan batas kadar yang diperbolehkan bagi zat atau bahan pencemar untuk dibuang dari sumber pencemaran ke dalam air pada sumber air, sehingga tidak mengakibatkan dilampauinya baku mutu air ( Srikandi Fardiaz, 202 : 16). Secara umum limbah buangan industri yang kadarnya masih berada dalam ambang batas baku mutu limbah cair dapat berarti bahwa effluent yang dibuang masuk dalam badan air penerima tidak akan merusak lingkungan dan tidak akan menggangu daya dukung lingkungan disekitar badan air penerima. Demikian pula jika limbah buangan industri yang kadarnya diatas ambang batas baku mutu limbah cair dapat berarti bahwa effluent yang dibuang masuk dalam badan air penerima akan berpotensi merusak lingkungan dan akan mengganggu daya dukung lingkungan di sekitar badan air penerima. Seperti halnya PT. Sari Husada Unit II sebagai perusahaaan yang merupakan produsen makanan bergizi berupa produk berbasis susu ( termasuk infant formula ) dan produk berbasis sereal ( base powder sereal dan bubur susu bayi ) yang juga menghasilkan limbah, baik limbah padat, cair, maupun gas. Untuk tetap menjaga kelestarian lingkungan di sekitar wilayah pabrik maka pihak intern perusahaan perlu meninjau ulang bagaimana sistem pengelolaan dan pengolahan limbah produksinya apakah telah mencapai baku mutu limbah cair atau tidak. Pengelolaan dan pengolahan limbah cair ini mempunyai tujuan untuk mewujudkan suatu sistem pengelolaan dan pengolahan limbah
2
cair yang berwawasan lingkungan sehingga lingkungan tetap menjadi bersih dan sehat. Berdasarkan uaraian masalah diatas menunjukkan bahwa permasalahan pengolahan limbah cair merupakan masalah yang serius dan perlu penanganan yang intensif. Maka dari penelitian yang telah dilakukan, penulis mengambil judul yaitu “ Sistem Pengolahan Limbah Cair Di PT. Sari Husada II Klaten.”
B. Rumusan Masalah Dari latar belakang diatas, maka dapat timbul permasalahan sebagai berikut : 1. Apakah sistem pengolahan limbah cair di PT. Sari Husada Unit II Klaten sudah dilakukan dengan baik dan optimal ? 2. Apakah dampak yang ditimbulkan oleh sistem pengolahan limbah cair di PT. Sari Husada Unit II Klaten ?
C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini yaitu : 1. Untuk mengetahui sistem pengolahan limbah cair di PT. Sari Husada Unit II Klaten sudah dilakukan dengan baik dan optimal. 2. Untuk
mengetahui
dampak
yang
ditimbulkan
oleh
sistem
pengolahan limbah cair di PT. Sari Husada Unit II Klaten.
3
D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Perusahaan a. Dapat digunakan sebagai bahan evaluasi mengenai pengolahan limbah cair yang telah diterapkan selama ini. b. Sebagai sarana pertimbangan guna meningkatkan kualitas air buangan agar tidak mencemari lingkungan. c. Mendapat
masukan
dalam
rangka
perbaikan
mengenai
pengolahan limbah cair. 2. Bagi Penulis a. Sebagai penerapan teori – teori yang diperoleh dari bangku perkuliahan ke dalam perusahaan sesunggunhnya. b. Menambah wawasan dan pengalaman dalam lingkungan dunia industri terkait dengan ilmu manajemen lingkungan khususnya pengolahan limbah cair. c. Untuk bahan perbandingan antara teori tentang penerapan manajemen lingkungan dengan kenyataan dalam dunia industri yang sesungguhnya. 3. Bagi Pihak Lain a. Memberi
gambaran
kepada
masyarakat
tentang
sistem
pengolahaan limbah cair yang dilakukan oleh PT. Sari Husada Unit II. b. Dapat dijadikan sebagai pembanding dan referensi untuk kasus yang sama.
4
E. Kerangka Pemikiran Limbah cair hasil proses produksi suatu usaha atau industri memiliki
banyak
kandungan
bahan
berbahaya
yang
dapat
membahayakan kehidupan makhluk hidup. Oleh karena itu limbah cair harus diolah secara intensif untuk mengantisipasi jika limbah tersebut masuk ke dalam badan air penerima maka tidak akan mencemari atau merusak komponen lingkungan lainnya. Penanganan dan pengolahan limbah cair yang dilakukan oleh unit instalasi pengolahan limbah cair diharapkan dapat memberikan hasil maksimal sehingga kadar dari setiap effluent sesuai dengan baku mutu limbah cair seperti yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Jika setiap parameter limbah yang dibuang ke badan parameter telah memenuhi baku mutu limbah cair maka dapat dikatakan bahwa limbah yang dibuang tidak berbahaya bagi lingkungan. Berikut ini gambar skema kerangka pemikiran Limbah Cair Produksi
Unit Instalasi Pengolahan Limbah Cair
Baku Mutu Limbah Cair
Limbah Tidak Berbahaya
Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran
5
F. Metodologi Penelitian 1 Desain Penelitian Desain penelitian yang penulis gunakan adalah desain kasus yang setelah dilakukan penelitian terhadap pengolahan limbah cair yang kemudian dideskripsikan secara rinci mengenai sistem pengolahan limbah cair yang telah dilakukan oleh PT. Sari Husada Unit II. 2 Obyek Penelitian Penulis melakukan penelitian ini pada perusahaan
yang
merupakan produsen makanan bergizi berupa produk berbasis susu ( termasuk infant formula ) dan produk berbasis sereal ( base powder sereal dan bubur susu bayi ) yaitu PT. Sari Husada Unit II yang berlokasi di Jl. Raya Yogya Solo Km 19,
Desa Kemudo
Prambanan, Klaten. 3 Jenis Dan Sumber Data a. Data Primer Data primer adalah data yang berhubungan dengan proses pengolahan limbah cair PT. Sari Husada II yang diperoleh melalui wawancara langsung dengan informan dan dilakukan dilokasi penelitian. b. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber lain yang berkaitan dengan masalah pengolahan limbah cair dengan cara membaca literatur, dokumen, buku – buku, serta teori yang berhubungan dengan penelitian.
6
4 Teknik Pengumpulan Data a. Wawancara Wawancara dilakukan dengan pihak perusahaan berkaitan dengan informasi yang ingin diperoleh yaitu tentang proses pengolahan limbah cair. b. Observasi Metode pengumpulan data dengan cara pengamatan dan mengumpulkan data secara langsung sehingga dapat diperoleh data yang akurat yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. c. Studi Pustaka Dengan mencari dan membaca literature – literature sebagai pelengkap yang berkaitan dengan objek penelitian. d. Pemeriksaan Arsip dan Dokumen Memeriksa arsip dan dokumen yang dibutuhkan untuk penelitian, data tentang gambaran umum perusahan, dan data – data yang berhubungan dengan sistem pengolahan limbah cair di PT. Sari Husada Unit II.. 5 Metode Pembahasan a. Analisa Deskripsi Analisa
dilakukan
untuk
memberi
gambaran
tentang
palaksanaan pengolahan limbah cair di PT. Sari Husada Unit II. b. Pembahasan Kuantitatif Pembahasan kuantitatif meliputi :
7
1) Mendeskripsikan
dan
memberikan
penjelasan
tentang
sistem pengolahan limbah cair melalui bagan mekanisme / diagram alir proses pengolahan limbah cair PT. Sari Husada Unit II. 2) Mendeskripsikan dampak yang ditimbulkan oleh pengolahan limbah cair suatu industri makanan.
8
B BA AB B IIII TTIIN NJJA AU UA AN NP PU US STTA AK KA A
A A.. P Peennggeerrttiiaann B Baakkuu M Muuttuu LLiim mbbaahh C Caaiirr B Baakkuu M Muuttuu LLiim mbbaahh ccaaiirr aaddaallaahh bbaattaass kkaaddaarr yyaanngg ddiippeerrbboolleehhkkaann bbaaggii zzaatt aattaauu bbaahhaann ppeenncceem maarr uunnttuukk ddiibbuuaanngg ddaarrii ssuum mbbeerr ppeenncceem maarraann kkee ddaallaam meennggaakkiibbaattkkaann mbbeerr aaiirr,, sseehhiinnggggaa ttiiddaakk m m aaiirr ppaaddaa ssuum ddiillaam muuttuu aaiirr (( FFaarrddiiaazz,, 22000022 :: 1166 )).. mppaauuiinnyyaa bbaakkuu m
B mbbaahh IInndduussttrrii m LLiim Maaccaam B.. M M Hiidduupp Peerraattuurraann LLiinnggkkuunnggaann H Peerraattuurraann –– P mppuunnaann P Hiim Meennuurruutt H ddaallaam mS Sooeeppaarrm mookkoo ((11999977 :: 330000 )) m meennyyeebbuuttkkaann bbaahhw waa :: 11.. JJeenniiss // B Buuaannggaann IInndduussttrrii aannttaarraa llaaiinn :: aa.. B Buuaannggaann ppaaddaatt bb.. E Ennddaappaann lluum mppuurr cc.. B Buuaannggaann aaiirr dd.. B Buuaannggaann ggaass ee.. P Paarrttiikkeell ddeebbuu ff.. S Suuaarraa ddaann ssiinnaarr rraaddiioo aakkttiiff
9
22.. IInndduussttrrii –– iinndduussttrrii ppeenncceem maarr bbeerraatt aa.. P Peelleebbuurraann llooggaam m bb.. P Peessttiissiiddaa cc.. P Peenngghhaassiill // ppeenngggguunnaa B B33 ((B Baahhaann bbeerrbbaahhaayyaa ddaann bbeerraaccuunn )) dd.. R Raaddiioo aakkttiiff ee.. P Peennggaaw weettaann kkaayyuu ddeennggaann pprroosseess kkiim miiaa ff.. P Peem mbbuuaattaann hhuujjaann bbuuaattaann 33.. U meennggggaanngguu kkeesseehhaattaann,, yyaattiiuu :: mbbaahh yyaanngg m Unnssuurr –– uunnssuurr lliim aa.. C Cdd )) ;; ggiinnjjaall,, hhaattii m (( C miiuum Caaddm bb.. TTiim Pbb )) ;; ggiiggii,, ttuullaanngg m (( P maahh hhiittaam cc.. M meellaalluuii iikkaann ,, ggiinnjjaall,, oottaakk Hgg )) ;; m Meerrkkuurrii (( H dd.. C meellaalluuii iikkaann,, ggiinnjjaall,, oottaakk Crr )) ;; m m (( C Crroom ee.. C Coo )) ;; sseell –– sseell ttuubbuuhh Coobbaalltt (( C ff.. C Cyyaanniiddaa (( C Cnn )) ;; hhaattii,, m meettaabboolliissm mee ookkssiiggeenn gg.. H Hiiddrrookkaarrbboonn (( C Coo )) ;; ccaarrcciinnooggeenniiss hh.. M Miinnyyaakk ddaann lleem maakk ;; ppeerrnnaaffaassaann ii.. N Niikkeell (( N Nii )) ;; m meennggggaanngggguu ttaannaam maann jj.. P Peerraakk (( A Agg ));; kkuulliitt,, m maattaa kk.. P Phheennooll ;; rraaccuunn uunnttuukk ttuubbuuhh ll.. S Seenngg (( ZZnn )) ;; rraassaa ppaahhiitt ddaann sseeppaatt ppaaddaa aaiirr m miinnuum m m m.. TTeem mbbaaggaa (( C Cuu )) ;; hhaattii
10
nn.. ZZaatt oorrggaanniikk ;; ssaakkiitt ppeerruutt 44.. U Unnssuurr –– uunnssuurr ppeenncceem maarraann ddii uuddaarraa yyaanngg m meennggggaanngguu kkeesseehhaattaann yyaaiittuu :: aa.. S SO O22 :: ddaarrii ppeem mbbaakkaarraann ;; bbrroonncchhiittiiss,, aassm maa bb.. C CO O :: ddaarrii aassaapp m moobbiill ;; ddaarraahh cc.. N NO O,, N NO O22 :: ddaarrii ppeem mbbaakkaarraann ;; ppeerrnnaaffaassaann dd.. C CO O22 :: ddaarrii ppeem mbbaakkaarraann ;; ppaarruu –– ppaarruu ee.. H meennggggaanngggguu lliinnggkkuunnggaann H22S S :: ddaarrii bbuuaannggaann iinndduussttrrii ;; m ff.. N mppaahh ;; bbaauu H22 :: ddaarrii ggoott,, ssaam NH gg.. O maattaa miiaa ;; iirriittaassii m Oxx :: ddaarrii ffoottoo kkiim hh.. P mppaa,, hhaattii,, oottaakk,, mbbaakkaarraann bbeennssiinn ;; lliim m )) :: ppeem maahh hhiittaam Pbb (( ttiim ssuum m mssuum
C C.. M Maakkssuudd ddaann TTuujjuuaann P Peennggoollaahhaann M Maakkssuudd ddaann ttuujjuuaann ppeennggoollaahhaann lliim mbbaahh iinnii tteennttuunnyyaa uunnttuukk m meennjjaaggaa kkeesseehhaattaann lliinnggkkuunnggaann ddaann aaggaarr ttiiddaakk tteerrjjaaddii ppeenncceem maarraann lliinnggkkuunnggaann.. K Keesseehhaattaann lliinnggkkuunnggaann aattaauu lleebbiihh ddiikkeennaall ddeennggaann eennvviirroonnm meennttaall ssaanniittaattiioonn aaddaallaahh bbaaggiiaann ddaarrii ggeenneerraall ppuubblliikk hheeaalltthh yyaanngg m meelliippuuttii pprriinnssiipp –– pprriinnssiipp uussaahhaa uunnttuukk m meennggaaddaakkaann aattaauu sseettiiddaakk –– ttiiddaakknnyyaa
11
m meenngguuaassaaii ffaakkttoorr lliinnggkkuunnggaann yyaanngg ddaappaatt m meenniim mbbuullkkaann ppeennyyaakkiitt,, S Sllaam meett (( 11998844 :: 6699 )).. LLeebbiihh llaannjjuutt ddiijjeellaasskkaann bbaahhw waa uussaahhaa ssaanniittaassii tteerrsseebbuutt m meelliippuuttii :: 11.. K Keebbeerrssiihhaann aaiirr (( w waatteerr ssaanniittaattiioonn )) 22.. K Keebbeerrssiihhaann m maakkaannaann (( ffoooodd ssaanniittaattiioonn )) 33.. K Keebbeerrssiihhaann rruum maahh (( rreeffuussee ddiissppoossaall )) 44.. P waaggee aanndd eexxcchheettaa ddiissppoossaall )) mbbuuaannggaann nnaajjiiss ddaann kkoottoorraann (( sseew Peem 55.. P mbbeerraannttaassaabb ttiikkuuss ddaann vviikkttoorr (( vveeccttoorr aannaadd rrooddeenntt ccoonnttrroollee )) Peem
D Saanniittaassii Peennggeerrttiiaann S D.. P M Azzrruull (( 11998833 :: 99 )) ssaanniittaassii aaddaallaahh uussaahhaa kkeesseehhaattaann Meennuurruutt A m waassaann tteerrhhaaddaapp meenniittiikk bbeerraattkkaann ppaaddaa ppeennggaaw maassyyaarraakkaatt yyaanngg m bbeerrbbaaggaaii ffaakkttoorr lliinnggkkuunnggaann yyaanngg m meem mppeennggaarruuhhii aattaauu m muunnggkkiinn m meem mppeennggaarruuhhii ddeerraajjaatt kkeesseehhaattaann m maannuussiiaa..
E E.. P Peennggeerrttiiaann P Peenncceem maarraann M Meennuurruutt K Keeppuuttuussaann M Meenntteerrii N Neeggaarraa K Keeppeenndduudduukkaann ddaann LLiinnggkkuunnggaann H Hiidduupp N NO O.. 0022//M ME EN NK KLLH H//II//11998888 ddaallaam m FFaarrddiiaazz (( 22000022 :: 1155 )) m meennyyeebbuuttkkaann bbaahhw waa yyaanngg ddiim maakkssuudd ddeennggaann ppeenncceem maarraann aaiirr ddaann uuddaarraa aaddaallaahh m maassuukk aattaauu ddiim maassuukkkkaannnnyyaa m maakkhhlluukk hhiidduupp,, zzaatt,, eenneerrggii 12
ddaann aattaauu kkoom mppoonneenn llaaiinn kkee ddaallaam m aaiirr // uuddaarraa oolleehh kkeeggiiaattaann m maannuussiiaa aattaauu oolleehh pprroosseess aallaam m,, sseehhiinnggggaa kkuuaalliittaass aaiiaarr // uuddaarraa ttuurruunn ssaam mppaaii kkee ttiinnggkkaatt tteerrtteennttuu yyaanngg m meennyyeebbaabbkkaann aaiirr // uuddaarraa m meennjjaaddii kkuurraanngg aattaauu ttiiddaakk ddaappaatt bbeerrffuunnggssii llaaggii sseessuuaaii ddeennggaann ppeerruunnttuukkaannnnyyaa.. FF.. P Peennaannggaannaann A Aiirr B Buuaannggaann M Meennuurruutt FFaarrddiiaazz (( 22000022 :: 8800 )) A Aiirr yyaanngg tteellaahh ddiigguunnaakkaann uunnttuukk kkeeppeerrlluuaann iinndduussttrrii,, iirriiggaassii,, kkeeppeerrlluuaann rruum maahh ttaannggggaa,, ddaann kkeeppeerrlluuaann llaaiinnnnyyaa sseerriinngg ddiikkeem Beennttuukk ccoonnttrrooll mbbeerr aassaallnnyyaa.. B mbbaalliikkaann llaaggii kkee ssuum ppoolluussii aaiirr yyaanngg aapplliinngg uum m iinndduussttrrii –– iinndduussttrrii m ddiillaakkuukkaann ddii ddaallaam muum tteerrddiirrii ddaarrii ssyysstteem m bbuuaannggaann ddaann ppeennaannggaannaann aaiirr bbuuaannggaann aaiirr bbuuaannggaann ddiikkuum mppaatt m bbuuaannggaann ddaann ddiiaalliirrkkaann kkee tteem meellaalluuii ssyysstteem mppuullkkaann m ppeennggoollaahhssnn lliim mppaatt maannaa aaiirr bbuuaannggaann yyaanngg kkeelluuaarr ddaarrii tteem mbbsshh,, ddiim ppeennggoollaahhaann lliim mbbaahh tteerrsseebbuutt ddiihhaarraappkkaann m muuttuunnyyaassuuddaahh m meem meennuuhhii ssyyaarraatt uunnttuukk ddiibbuuaanngg kkeem mbbaallii kkee ddaallaam m ssuuppllaaii aaiirr uum muum m.. P Prroosseess ppeennaannggaannaann aaiirr bbuuaannggaann ppaaddaa pprriinnssiippnnyyaa tteerrddiirrii ddaarrii ttiiggaa ttaahhaapp,, yyaaiittuu :: 11.. P Prroosseess ppeennaannggaannaann pprriim meerr P Prroosseess ppeennaannggaannaann aaiirr bbuuaannggaann pprriim meerr ppaaddaa ppiinnssiippnnyyaa tteerrddiirrii ddaarrii ttaahhaapp –– ttaahhaapp uunnttuukk m meem miissaahhkkaann aaiirr ddaarrii lliim mbbaahh ppaaddaattaann,, yyaaiittuu ddeennggaann ccaarraa m meem mbbiiaarrkkaann ppaaddaattaann tteerrsseebbuutt
13
m meennggeennddaapp aattaauu m meem miissaahhkkaann bbaaggiiaann –– bbaaggiiaann ppaaddaattaann yyaanngg m meennggaappuunngg sseeppeerrttii ddaauunn,, ppllaassttiikkcc,, kkeerrttaass,, ddaann sseebbaaggaaiinnyyaa TTaahhaapp –– ttaahhaappnnyyaa aannttaarraa llaaiinn ppeennyyaarriinnggaann,, ppeennggeennddaappaann ddaann ppeem miissaahhaann bbeennddaa –– bbeennddaa kkeecciill,, ddaann ppeem miissaahhaann eennddaappaann.. A Aiirr hhaassiill pprroosseess ppeennaannggaannaann pprriim meerr yyaanngg tteellaahh ddiihhiillaannggkkaann ppaaddaattaann ddaann ppaaddaattaann tteerrssuussppeennssiinnyyaa kkeem muuddiiaann ddiibbeerrii ppeerrllaakkuuaann ddeennggaann ggaass kkhhlloorriinn sseebbeelluum m ddiibbuuaanngg kkee ssuunnggaaii aattaauu ssaalluurraann aaiirr.. TTuujjuuaann ppeem mbbuunnuuhh bbaakktteerrii meem mbbeerriiaann ggaass kkhhlloorriinn aaddaallaahh uunnttuukk m ppeennyyeebbaabb ppeennyyaakkiitt yyaanngg ddaappaatt m Prroosseess mbbaahhaayyaakkaann lliinnggkkuunnggaann.. P meem iinnii ddaappaatt m D ddaann ppaaddaattaann OD BO meenngghhiillaannggkkaann kkiirraa –– kkiirraa sseeppeerrttiiggaa B tteerrssuussppeennssii ddaann bbeebbeerraappaa ppeerrsseenn ddaarrii kkoom mppoonneenn oorrggaanniicc ddaann nnuuttrriieenntt ttaannaam maann yyaanngg aaddaa.. 22.. P Prroosseess ppeennaannggaannaann sseekkuunnddeerr D Daallaam m pprroosseess ppeennaannggaannaann sseekkuunnddeerr ddiikkeennaall dduuaa m maaccaam m pprroosseess yyaanngg bbiiaassaa ddiigguunnaakkaann,, yyaaiittuu pprroosseess ppeennyyaarriinngg ttrriikkeell ddaann lluum mppuurr aakkttiiff.. S Suuaattuu ssyysstteem m lluum mppuurr aakkttiiff yyaanngg eeffiissiieenn
ddaappaatt
m meenngghhiillaannggkkaann ppaaddaattaann tteerrssuussppeennssii ddaann B BO OD D ssaam mppaaii 8800 –– 8855 % %,, tteettaappii ddaallaam m pprraakktteekk bbiiaassaannyyaa hhaannyyaa m meennccaappaaii 7755 % %.. S Syysstteem m ppeennyyaarriinngg ttrriikkeell (( bbiioollooggiiss )) m meerruuppaakkaann ccaarraa llaam maa ddaallaam m ppeennaannggaannaann sseekkuunnddeerr aaiirr bbuuaannggaann,, sseeddaannggkkaann ccaarraa yyaanngg
14
lleebbiihh bbaarruu ddiisseebbuutt pprroosseess lluum mppuurr aakkttiiff,, yyaaiittuu pprroosseess yyaanngg ddiillaakkuukkaann ddeennggaann
m meennggggaannttii
uuddaarraa
ddeennggaann
ookkssiiggeenn
m muurrnnii
yyaanngg
m meem muunnggkkiinnkkaann lleebbiihh bbaannyyaakk bbaakktteerrii yyaanngg ddaappaatt ttuum mbbuuhh ddii ddaallaam m tteem mppaatt yyaanngg lleebbiihh kkeecciill.. S Syysstteem m iinnii ddaappaatt m meennccaappaaii eeffiissiieennssii ttiinnggggii yyaaiittuu 9900 % % ppeenngggguunnaaaann ookkssiiggeenn ddiibbaannddiinnggkkaann ddeennggaann 55 –– 1100 % % ppaaddaa ssyysstteem m kkoonnvveennssiioonnaall.. 33.. P Prroosseess ppeennaannggaannaann tteerrssiieerr P meerr ddaann sseekkuunnddeerr tteerrhhaaddaapp aaiirr Prroosseess ppeennaannggaannaann pprriim bbuuaannggaann ddaappaatt m meenngghhiillaannggkkaann D aaiirr ddaann m BO OD meennuurruunnkkaann nniillaaii B bbaakktteerrii yyaanngg bbeerrbbaahhaayyaa.. TTeettaappii kkeedduuaa pprroosseess tteerrsseebbuutt ttiiddaakk ddaappaatt m mppoonneenn oorrggaanniikk ddaann aannoorrggaanniikk mppoonneenn –– kkoom meenngghhiillaannggkkaann kkoom yyaanngg tteerrllaarruutt.. JJiikkaa aaiirr bbuuaannggaann tteerrsseebbuutt hhaarruuss m meennuuhhii ssttaannddaarrdd meem m muuttuu aaiirr yyaanngg aaddaa,, m maakkaa bbaahhaann –– bbaahhaann tteerrllaarruutt tteerrsseebbuutt hhaarruuss ddiihhiillaannggkkaann tteerrlleebbiihh ddaahhuulluu yyaaiittuu ddeennggaann m meellaakkuukkaann pprroosseess ppeennaannggaannaann tteerrssiieerr aattaauu ppeennaannggaannaann llaannjjuutt.. B Beerrbbaaggaaii pprroosseess ppeennaannggaannaann uunnttuukk m meenngghhiillaannggkkaann bbaahhaann –– bbaahhaann tteerrllaarruutt tteerrsseebbuutt tteellaahh
ddiikkeem mbbaannggkkaann,,
m muullaaii
ddaarrii
pprroosseess
bbiioollooggiiss
uunnttuukk
m meenngghhiillaannggkkaann sseennyyaaw waa –– sseennyyaaw waa nniittrrooggeenn ddaann ffoossffoorr ssaam mppaaii ppaaddaa ppoosseess ppeem miissaahhaann ffiissiikkaa –– kkiim miiaa sseeppeerrttii aaddssoorrbbssii,, ddeessttiillaassii ddaann oossm moossiiss bbeerrllaaw waannaann..
15
G G.. P Peennggaarruuhh A Aiirr TTeehhaaddaapp K Keesseehhaattaann M Meennuurruutt S Sooeem miirraatt (( 22000044 :: 9955 )) P Peerraann aaiirr ddaallaam m tteerrjjaaddiinnyyaa ppeennyyaakkiitt m meennuullaarr ddaappaatt bbeerrm maaccaam m –– m maaccaam m aannttaarraa llaaiinn sseebbaaggaaii bbeerriikkuutt :: 11.. A Aiirr sseebbaaggaaii ppeennyyeebbaarr m miikkrroobbaa ppaatthhooggeenn.. 22.. A Aiirr sseebbaaggaaii ssaarraanngg iinnsseekkttaa ppeennyyeebbaarr ppeennyyaakkiitt.. 33.. JJuum meennccuukkuuppii sseehhiinnggggaa oorraanngg ttiiddaakk ddaappaatt mllaahh aaiirr bbeerrssiihh ttiiddaakk m m mbbeerrssiihhkkaann ddiirriinnyyaa ddeennggaann bbaaiikk.. meem
H mppaakk Daam Peennggeerrttiiaann D H.. P M mppaakk aaddaallaahh ssuuaattuu Daam miirraatt (( 22000011 :: 3388 )) D Sooeem Meennuurruutt S ppeerruubbaahhaann yyaanngg tteerrjjaaddii sseebbaaggaaii aakkiibbaatt ssuuaattuu aakkttiivviittaass.. A Akkttiivviittaass tteerrsseebbuutt ddaappaatt bbeerrssiiffaatt aallaam miiaahh bbaaiikk kkiim miiaa,, ffiissiikkaa m maauuppuunn bbiioollooggii.. D Daam mppaakk ddaappaatt bbeerrssiiffaatt bbiiooffiissiikk,, ssoossiiaall eekkoonnoom mii ddaann bbuuddaayyaa..
II.. P Peennttiinnggnnyyaa P Peennggoollaahhaann LLiim mbbaahh K Kiirraannyyaa oorraanngg tteellaahh ttaahhuu bbaahhw waa ppeennggoollaahhaann ssuum mbbeerr ddaayyaa uunnttuukk m maakkssuudd –– m maakkssuudd pprroodduukkssii ddaann kkoonnssuum mssii sseellaam maa iinnii m meem mbbeerriikkaann m maannffaaaatt bbaaggii m maannuussiiaa jjuuggaa m meenniim mbbuullkkaann bbaahhaayyaa m maassyyaarraakkaatt yyaaiittuu ddaallaam m bbeennttuukk lliim mbbaahh bbuuaannggaann yyaanngg hhaarruuss ddiikkuurraannggii aattaauu ddiihhiillaannggkkaann
16
ssaam maa sseekkaallii aaggaarr ttiiddaakk m meenniim mbbuullkkaann hhaall –– hhaall yyaanngg ttiiddaakk ddiiinnggiinnkkaann sseeppeerrttii kkeem maattiiaann,, kkeellaahhiirraann ccaaccaatt,, ssaakkiitt pprroodduukkttiiffiittaass bbeerrkkuurraanngg ddaann ppeennddeerriittaa llaaiinnnnyyaa ddiikkaallaannggaann m maassyyaarraakkaatt.. W Waallaauuppuunn kkeeaaddaaaann ddaann ggeejjaallaa –– ggeejjaallaa yyaanngg ddiittiim mbbuullkkaann aakkiibbaatt ddaarrii lliim mbbaahh bbuuaannggaann bbeelluum m m meelluuaass ddaann m muunnggkkiinn bbaarruu aakkaann ddiirraassaakkaann bbeebbeerraappaa ttaahhuunn m meennddaattaanngg tteettaappii ddeennggaann sseem maakkiinn m meenniinnggkkaattnnyyaa ppeem mbbaanngguunnaann ddii sseeggaallaa bbiiddaanngg ddiikkaaw waattiirrkkaann bbaahhw waa ppaaddaa w waakkttuu ddeekkaatt iinnii iinntteennssiittaass ppeennddeerriittaaaann m mbbuurruukk ddeennggaann cceeppaatt meem maakkiinn m maassyyaarraakkaatt kkaarreennaa lliinnggkkuunnggaann yyaanngg sseem iinnii aakkaann sseem Brrooddjjoonneeggoorroo 22000000 :: Reekkssoohhaaddiipprrooddjjoo,, B meenniinnggkkaatt (( R maakkiinn m 113399 ))..
17
BAB III ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. GAMBARAN OBJEK PENELITIAN 1. Sejarah Singkat Perusahaan Pada
tahun
1954,
pemerintah
Republik
Indonesia
bekerjasama dengan Perserikatan Bangsa – Bangsa ( PBB ) mendirikan sebuah pabrik susu nabati yang diberi nama NV. SARIDELE. Pihak PBB, dalam hal ini UNICEF ( United Nation Internasional Children’s Emergency Fund ) memberikan pinjaman mesin
pengolahan
susu
kepada
NV.
SARIDELE
melalui
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Tenaga kerja dididik oleh dan atas biaya FAO ( Food and Agriculture Organitation ). Setelah Indonesia keluar dari keanggotaan PBB, kemudian NV. SARIDELE diserahkan kepada Badan Pimpinan Umum ( BPU ) Farmasi Negara dan berubah nama menjadi Perusahaan Negara ( PN ) Sari Husada. Pada tahun 1965, PN. Sari Husada membuat susu bayi yang kemudian diberi nama SGM ( Susu Gula Madu ) dari bubuk skim yang dicampur dengan gula, lemak nabati, dan dilengkapi dengan vitamin – vitamin serta bahan – bahan mineral yang relevan. Kemudian PN. Sari Husada menambah hasil produksinya dengan memproduksi makanan anak sejenis bubur,
18
yaitu SNM ( Susu Nasi Minyak ) yang ternyata mendapat sambutan baik dari masyarakat. Pada tahun 1967, yaitu setelah Indonesia bergabung kembali dengan PBB, maka seluruh kepemilikan harta perusahaan diserahkan kepada Departemen Republik Indonesia. Tanggal 18 Agustus 1967, kepemilikan PN. Sari Husada diserahkan kepada PT. Kimia Farma Unit IV. Pada tanggal 8 Mei 1972, telah ditandatangani suatu perjanjian kerjasama antara PT. Kimia Farma Unit IV dengan PT. Tiga Raksa yang telah melahirkan PT. Sari Husada dihadapan notaris. Pada tanggal 4 Juni 1983, PT. Sari Husada menjual sebagian sahamnya kepada masyarakat melalui Bursa Efek Indonesia. Maka komposisi kepemilikan saham sejak saat ini adalah sebagai berikut : a. PT. Kimia Farma
= 43,54 %
b. PT. Tiga Raksa
= 35,63 %
c. Publik
= 20,83 %
Pada tahun 1992, seluruh PT. Sari Husada yang dimiliki PT. Kimia Farma dijual kepada PT. Tiga Raksa, sehingga saham yang dimiliki oleh PT. Tiga Raksa kurang lebih menjadi 79, 17%. Pada tahun 1996, PT. Sari Husada telah mempersiapkan diri dalam rangka menghadapi era globalisasai dengan mengadakan restrukturisasi pada semua bidang, yang meliputi : a. Perbaikan mesin – mesin produksi. b. Penerapan system manajemen mutu.
19
c. Peningkatan sumber daya manusia dan system penggajian. d. Investasi strategis melalui pengembangan lahan di Kemudo Klaten. Tahun 1998, PT. Sari Husada melakukan aliansi strategis dengan Nutricia Internasional B. V. yang memiliki kelebihan pada aspek Internasional yaitu : a. Research and Development b. Teknologi c. International marketing d. Pengalaman Kepemilikan saham sejak saat itu adalah : a. Nutricia International B. V.
= 72,99 %
b. PT. Tiga Raksa
= 5, 99 %
c. PT. Tiga Raksa Satria
= 0,0001 %
d. Publik
= 21,03 %
Pada tahun 2001, PT. Sari Husada Unit II telah mengalami perubahan kepemilikan saham yang baru yaitu : a. Nutricia Internasional B. V
= 80,80 %
b. Lembaga dan masyarakat
= 16,50 %
c. Lembaga dan masyarakat asing
= 2,70 %
Pada tahun 2003 PT. Sari Husada mengalami perubahan kepemilikan saham, sesuai dengan RUPS Mei tahun 2002 adalah : a. Nutricia International B. V
= 80,85 %
b. Lembaga dan Masyarakat Indonesia
= 15,64 %
20
c. Lembaga dan Masyarakat Asing
= 3,51%
Untuk menyempurnakan produk – produk khususnya untuk produk bayi dan anak, PT. Sari Husada bekerja sama dengan tim Dokter Ahli Anak Bagian Ilmu Kesehatan Anak dari berbagai Universitas Negeri di Indonesia, antara lain Universitas Sumatera Utara di Medan, Universitas Sriwijaya di Palembang, Universitas Indonesia
di
Jakarta,
Universitas
Padjajaran
di
Bandung,
Universitas Diponegoro di Semarang, Universitas Gadjah Mada di Yogyakarta dan Universitas Airlangga di Surabaya. Pada tanggal 19 September 2006, PT. Sari Husada Tbk. mengirimkan surat kepada Badan Pengawas Pasar Modal ( Bapepam ), Bursa Efek Jakarta ( BEJ ), Bursa Efek Surabaya ( BES ) atas rencananya untuk mengubah status perusahaan menjadi perusahaan tertutup. Kepada BEJ dan BES, PT. Sari Husada Tbk. mengemukakan rencananya untuk keluar dari lantai bursa ( delisting ). Proses kembali menjadi perusahaan tertutup dikenal sebagai go private. Sehari kemudian, niat tersebut langsung ditanggapi oleh pemangku otoritas bursa dengan menghentikan transaksi ( suspensi ) saham PT. Sari Husada sejak perdagangan saham pukul 09.30 WIB. Sekurangnya ada tiga hal yang mendorong PT. Sari Husada Tbk. berubah menjadi perusahaan tertutup yaitu : a. Selama beberapa tahun terakhir, transaksi saham PT. Sari Husada Tbk. tidak liquid atau tidak banyak melakukan jual beli
21
saham dan volumenya sangat rendah. Oleh karena itu, perdagangan saham tidak banyak memberikan manfaat untuk pengembangan pasar modal dan para investor di lantai bursa. b. Pemegang saham di PT. Sari Husada Tbk. tidak dapat memperdagangkan
sahamnya
karena
banyak
pemegang
saham yang hanya memiliki saham PT. Sari Husada Tbk. dibawah satu lot atau kurang dari 500 lembar saham. c. Penyelarasan kebijakan baru tentang pendanaan perseroan. Perseroan hanya akan menerima suntikan dana dari Nutricia, perusahaan afiliasi, dan bank yang ditunjuk. Menurut Nutricia, pemegang saham mayoritas PT. Sari Husada Tbk. sebaiknya go private agar lebih fleksibel dan dapat leluasa bekerja sama secara sinergis dengan anak perusahaan lain. Perubahan
status
menjadi
perusahaan
tertutup
juga
membawa manfaat untuk stakeholders, yaitu : a. Stakeholders bisa mendapatkan penawaran harga saham yang menarik. b. Stakeholders yang menjual saham dalam penawaran tender di bursa efek hanya akan dikenai pajak final 0,1% dari jumlah bruto nilai transaksi penjualan. Sementara, jika pemegang saham tidak melepas sahamnya ketika penawaran tender dan kemudian menjualnya ketika status perusahaan telah berubah, mereka akan dikenai pajak 30% - 35% sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
22
Sebagaimana pernyataan dari Bapepam, untuk dapat mengubah status dari perusahaan terbuka menjadi perusahaan tertutup, perseroan wajib memperoleh persetujuan dari pemegang saham independen atau minoritas dengan ketentuan bahwa Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa ( RUPSLB ) harus dihadiri pemegang saham independen yang mewakili lebih dari 50% bagian dari seluruh saham dengan hak suara yang sah yang dimiliki pemegang saham independen juga. Pada tanggal 21 Desember 2006 RUPSLB telah menyetujui langkah go private sekaligus delisting dari bursa dan mengubah status dari Penanaman Modal Dalam Negeri ( PMDN ) menjadi Penanaman Modal Asing ( PMA ). Kepemilikan saham 100% dimiliki DANONE, sehingga berubah menjadi PT. Sari Husada ( tertutup ). 2. Visi dan Misi Perusahaan a.
Visi Visi dari PT. Sari Husada Unit II Kemudo Klaten adalah menjadi pemimpin pasar produk nutrisi bergizi untuk bayi dan anak – anak di Indonesia.
b.
Misi Misi PT. Sari Husada Unit II Kemudo Klaten adalah : 1) Turut serta membangun kesehatan dan kecerdasan bayi dan anak
Indonesia
dengan
menyediakan
produk
nutrisi
terpercaya dan terjangkau. 2) Menghasilkan
pertumbuhan
perseroan
yang
berkesinambungan melalui system manajemen berkualitas 23
tinggi dan pendekatan inovatif dalam budaya integritas tinggi. 3) Mengutamakan keputusan seluruh stakeholders. 3. Struktur Organisasi PT.
Sari
Husada
adalah
sebuah
perusahaan
yang
kepemilkan sahamnya dimiliki oleh DANONE. Struktur organisasi di PT. Sari Husada berkembang menyesuaikan perkembangan perusahaan, dengan sistem garis dan staf, dimana setiap bawahan hanya bisa mendapat perintah dari satu atasan saja dan manajer atau pimpinan bagian lain tidak bisa memberikan perintah kepada bagian lain meskipun garis kedudukannya masih dibawah manajer tersebut. Sistem staf terdiri atas ahli non struktural yang berfungsi sebagai penasihat sesuai dengan bidang keahliannya, yaitu penasihat bidang kontrol kualitas produk, penasihat bidang bangunan, penasihat bidang pembukuan, dan penasihat bidang keselamatan kerja.
24
Presiden Director
Corporate Secretary
Internal Control
Operation Director
QA R&D Director
Finance Director
Marketing Director
HR Direcotr
Sales Director
Manufacturing Mgr
R&D Manager
Business Controller
General Field
MOD Manager
National Sales
Procurement Mgr
QA Manager
Financial Controller
Marketing
Comp & Benefit
National key
IT Manager
Marketing
Plant Personal
Planning &
Marketing
Plant Personal
Trade
Marketing Support
Personel
Supply Chain Mgr
Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT. Sari Husada Unit II
Employee Serv &
25
4. Lokasi Perusahaan PT. Sari Husada Unit II Kemudo Klaten terletak di wilayah Desa Kemudo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten yang dibangun diatas tanah seluas 15 hektar dengan luas bangunan adalah 9.244 m², batas – batas nya meliputi : Sebelah Timur
: jalan raya Yogya – Solo
Sebelah Selatan
: jalan raya Yogya – Solo
Sebelah Utara
: sawah desa kemudo
Sebelah Barat
: sawah desa kemudo
PT. Sari Husada telah merencanakan secara lengkap seluruh kegiatan produksi dan proses produksi, finishing, packing, IPAL dan gudang, sarana bahan baku, dan gudang barang / produk jadi. Pemilihan lokasi ini didasarkan pada pertimbangan bahwa harga tanah relative murah, kemudahan dalam memperoleh air, transportasi distribusi dan komunikasi yang mudah ( karena langsung berhadapan dengan jalan raya yogya – solo ), pengadaan bahan baku dan banyak tenaga kerja yang baik dan terdidik. 5. Pengembangan Karyawan dan Aspek Penggajian Jam kerja karyawan mulai pukul 08.00 sampai 16.30 WIB. Karyawan yang melewati jam kerja diberi uang lembur. Bagi karyawan non shift menerima gaji tiga kali dalam satu bulan yaitu pada tanggal 5, 15, dan 25, sedangkan bagi karyawan yang mengalami pembagian shift menerima gaji tiga kali dalam satu bulan yaitu pada tanggal 10, 15, dan 25.
26
Jenis pendidikan pada karyawan PT. Sari Husada bervariasi dari tamatan SD hingga Perguruan Tinggi. Namun mulai awal tahun 1995 dikonsentrasikan pada tamatan Perguruan Tinggi. Status Kepegawaian PT. Sari Husada Unit II dibagi menurut system pembayaran gaji, yaitu: a. Karyawan Tetap Yaitu karyawan bukan direksi dan pekerja full time hingga usia 55 tahun menerima upah bulanan dan terdaftar dalam formasi karyawan pada manajemen umum. b. Karyawan Honorer Yaitu karyawan yang bekerja menurut perjanjian kerja atau ketetapan direksi yang menerima honorium bulanan. Karyawan honorer dibagi menjadi : 1) Honorer Full Time Dalam satu hari bekerja selama 8 jam. 2) Honorer Part Time Bekerja tidak setiap hari atau hari kerja tidak selama 8 jam. c. Karyawan Lepas Yaitu karyawan yang dipekerjakan dalam perusahaan untuk jangka waktu tertentu berdasarkan perjanjian kerja. PT. Sari Husada telah menetapkan 40 jam kerja setiap minggu. Dalam satu minggu dibagi menjadi 5 hari kerja yaitu mulai hari Senin sampai Jumat. Dialur jam kerja ditetapkan sebagai jam lembur. Jam kerja karyawan shift dibagi menjadi 3, yaitu:
27
Shift I
: Pukul 06.30 – 14.30 WIB
Shift II
: Pukul 14.30 – 22.30 WIB
Shift III
: Pukul 22.30 – 06.30 WIB
Karyawan non shift : Pukul 08.00 – 16.30 WIB Karyawan shift terdiri dari bagian proses, pengemasan, Quality Control, IPAL, Engineering dan Security. Setiap karyawan mempunyai hak yang diberikan oleh perusahaan yang meliputi gaji, cuti, dan jaminan kesejahteraan social. a. Gaji Pemberian gaji karyawan meliputi gaji bulanan, uang transport, premi dan uang lembur. b. Cuti Cuti tahunan selama 12 hari diberikan bagi karyawan yang telah bekerja minimal 1 tahun. Sedangkan cuti panjang merupakan hak setiap karyawan yang telah bekerja selama 6 tahun berturut – turut. c. Jaminan Kesejahteraan Sosial Jaminan yang diberikan kepada karyawan diantarannya berwujud : 1) Uang pakaian setiap tahun sebanyak 2 stel. 2) Jaminan kesejahteraan termasuk keluarganya. 3) Untuk karyawan lapangan : -
Mendapat inventaris yang dipinjami perusahaan.
-
Mendapat alat perlindungan kerja.
28
4) Bantuan sosial, perkawinan, kelahiran dan kematian. 5) Tunjangan hari tua. 6) Rekreasi tiap tahun sekali. 7) Mendapat 2 kg susu bubuk setiap bulan. 8) Penghargaan sesuai dengan masa kerja. 9) Penghargaan untuk tiap karyawan yang menonjol. 10) Disediakan makanan dan minuman sesuai jam kerja. 6. Aspek Produksi PT. Sari Husada Unit II Aspek produksi di PT. Sari Husada Unit II meliputi : a. Bahan baku Bahan baku pembuatan susu di PT. Sari Husada antara lain : 1) Susu Segar Susu segar diperoleh dari petani, yaitu peternak sapi yang tergabung dalam GKSI ( Gabungan Koperasi Susu Indonesia ), yaitu dari koperasi Warga Mulyo, Cangkringan : Koperasi Binadharma, Salatiga : Koperasi Musuk, Boyolali : Koperasi Puspeta, dan Klaten : Jatinom Klaten. Kapasitas dan kebutuhan susu segar setiap hari yang diperlukan dalam proses pembuatan susu bubuk di PT. Sari Husada Unit II Kemudo Klaten adalah sebanyak 75.000 liter. GKSI adalah merupakan penyuplai susu segar, dari GKSI mampu menyuplai sebanyak 85 % dari kebutuhan susu segar atau sekitar 63.750 liter.
29
2) Skim Milk Powder ( SMP ) SMP diimpor dari New Zealand, Amerika, Jerman, Belanda, Prancis, dan Inggris. Skim mengandung protein tinggi,
walaupun
kendungan
proteinnya
tinggi,
tetapi
kandungan vitamin dan mineralnya rendah. Oleh karena itu, skim harus ditambah dengan lemak dan vitamin yang cukup agar menjadi bahan baku yang lebih baik kandungan gizinya. 3) Whey Protein Concentrate ( WPC ) Bahan ini diimpor dari Australia. WPC berasal dari susu yang telah diketahui mempunyai kemampuan sebagai agensia pemacu imun tubuh. 4) Minyak Nabati Bahan minyak yang dipakai adalah minyak kelapa, minyak kacang, minyak kedelai, dan minyak kelapa sawit. Minyak nabati ini digunakan sebagai pengganti asam lemak jenuh. Semua minyak nabati ini diperoleh dari Semarang, kemudian dilakukan pencampuran terlebih dahulu sebelum dijadikan bahan baku. Pencampuran dilakukan di Pabrik Minyak Kimia Farma, Semarang. 5) Air Air diperoleh dari sumur yang dimiliki oleh PT. Sari Husada Unit II Kemudo Klaten.
30
6) Vitamin Vitamin – vitamin yang digunakan adalah vitamin yang larut dalam air, yaitu B1, B2, B6, B12, dan vitamin C, selain itu juga digunakan vitamin yang larut dalam lemak, yaitu vitamin A, D, E, dan K. 7) Mineral Jenis mineral yang dipakai adalah Kalsium ( Ca ), Fosfat ( P ), Magnesium ( Mg ), Kalium biphosphate, Ferro fumarat, Kalium hidrokida, dan Natrium Chlorida. 8) Gula Pasir Gula pasir diimpor dari Thailand, Singapura, Jerman, Australia, dan Korea. Selain impor, gula pasir juga didatangkan dari dalam negeri yaitu PG. Colomadu dan PG Madukismo, Yogyakarta. 9) Laktosa Laktosa adalah karbohidrat utama yang terdapat dalam susu. Laktosa mudah larut dan mudah terhidrolisasi dalam asam dan juga oleh enzim. Laktosa diimpor dari Belanda, New Zealand, dan Australia. 10) Coklat Coklat adalah bahan baku tambahan yang digunakan sebagai pemberi rasa coklat. Coklat didatangkan dari PT. Win Mollen, Bandung.
31
11) Beras Beras digunakan sebagai sumber karbohidrat. Beras hanya dipakai untuk bahan baku penbuatan sereal. Beras didatangkan dari Delanggu, Kulonprogo, dan Solo. 12) Kacang hijau dan kacang kedelai Kacang hijau dan kacang kedelai digunakan sebagai bahan baku pembuatan sereal. Kacang hijau dan kacang kedelai didatangkan dari Yogyakarta. 13) Madu Madu yang digunakan adalah madu bubuk. Jenis madu ini diimpor dari Mexico. 14) Flakes Flakes yang digunakan antara lain flakes buah – buahan ( strawberi, alpukat, apel, jeruk, pisang ), dan flakes sayuran ( bayam, wortel, dan tomat ) b. Proses Pengolahan Secara garis besar, pengolahan susu bubuk dibagi menjadi 3 kelompok besar, yaitu proses basah ( Wet Process ), proses kering ( Dry process ), dan pencampuran ( Blending ). 1) Proses basah ( Wet Process ) Proses basah adalah proses yang ditujukan untuk pembuatan base powder atau bubuk dasar yang akan digunakan untuk proses pencampuran dengan formula lain. Material yang digunakan dalam proses basah antara lain
32
susu segar, MVO ( Mixed Vegetable Oil ). Seluruh material yang diformulasikan tadi dicampur dalam compounding tank dengan high speed mixer agar tercampur sempurna, kemudian disirkulasikan sampai semua material larut dan tercampur menjadi suatu liquid. Liquid tersebut kemudian diproses melalui beberapa tahap seperti pasteurisasi pada suhu 80° C selama 15 menit. Homogeniosasi dengan tekanan sebesar 2000 psi, sehingga produk susu teremulsi dengan baik dan stabil, pendinginan di plate cooler dengan suhu sampai dibawah 10° C dan disimpan di mixed storage tank dengan total padatan 45%. Selanjutnya dilakukan proses evaporasi untuk menaikkan total padatan menjadi 52% sehingga konsentrat yang terjadi siap untuk disemprot melalui hihg pressure tank kedalam spray dryer. Kadar air base powder yang dapat dicapai adalah sekitar 2,5%. 2) Proses Kering ( Dry Process ) Proses yang dilakukan setelah proses basah adalah proses kering. Proses ini dilakukan dalam alat blended ( ribbon blended ). Alat ini akan mencampur base powder yang dihasilkan dari proses basah denagn sejumlah material lain seperti vitamin, mineral, DHA dan sebagainya. Waktu yang dibutuhkan untuk pencampouran adalah 15 menit. Setelah pencampuran selesai powder yang dihasilkan kemudian dilewatkan pada bin filling yang dilengkapi dengan
33
metal detector untuk mendeteksi kemungkinan adanya logam yang terbawa selama proses, powder yang lulus pemeriksaan logam kemudian dimasukkan kedalam wood bin melalui unit – unit bin filter. Wood bin merupakan kotak kayu dengan kapasitas 685 kg yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara bagi powder sebelum dikemas di ruang filling and packing. Berikut ini adalah diagram alir pembuatan susu bubuk di PT. Sari Husada Unit II Kemudo Klaten.
34
Susu Segar Pengambil Sampel .
Pengujian Laboratorium
Ditolak
Memenuhi Syarat Pemompaan (Balance Tank) Penyaringan Pengukuran Volume (Flow Meter) Penimpanan (plate Cooler 2o – 4oC) Penimpanan Sementara (tangki susu segar) Pasteurisasi (80oC) Pemanasan (PHE 70oC) Penyaringan Vitamin MVO
Pencampuran (compounding tank)
Raw Material
Homogenisasi Penyaringan (Duplek Filter) Penyaringan MST Evaporasi Pengeringan (Spay Dryyer) Susu Bubuk (KA 3%) Penyaringan (Shifter 4 mesh) Lolos Penampungan (Silo Base Powder) Material Premix
Blending
Gula
Penampungan (Bin Filling) Produk Gambar 3.2 Diagram Alir Pembuatan Susu Bubuk 35
c. Pengisian dan Pengemasan Proses
pengisian
di PT.
Sari Husada II
hampir
seluruhnya dilakukan dengan mesin secara otomatis. Produk yang telah berada dalam wood bin kemudian dibawa keruang filling and packing untuk dikemas. Produk dalam wood bin dibuka dan dimasukkan kedalam bin tipper yang merupakan alat penampung sebelum dituang kedalam filling hopper. Produk yang telah berada dalam filling hopper kemudian siap untuk dikemas kedalam alumunium foil sachet. Produk kemudian dialirkan dengan menggunakan conveyor yang berbentuk karet memanjang diatas roda – roda menuju mesin pengepakan sachet cartoner rovema conveyor. d. Produk Akhir Terdapat dua jenis produk PT. Sari Husada, yaitu produk sendiri dan produk lisensi. Produk sendiri adalah produk yang diproduksi oleh PT. Sari Husada dengan formula yang dibuat sendiri. Sedangkan produk lisensi merupakan produk pesanan dari perusahaan lain, dengan menggunakan formula dari perusahaan pemesan. 1. Produk PT. Sari Husada a) Susu formula Yaitu susu bayi untuk usia sampai dengan 6 bulan, dengan merk SGM ( Susu Gula Madu )1 dan Vitalac 1.
36
b) Susu Pertumbuhan Yaitu susu bayi untuk usia 6 bulan sampai dengan 3 tahun, dengan merk SGM 2, SGM 3, Vitalac 2, dan Vitaplus. c) Special Formula Yaitu susu bayi dengan kadar laktosa rendah bagi bayi yang peka terhadap laktosa, dengan merk LLM ( Low Laktose Milk ). d) Bubur bayi dengan merk SGM sereal Yaitu bubur bayi untuk usia 4 bulan keatas, dengan berbagai rasa yaitu rasa beras merah, rasa beras putih, dan rasa kacang hijau. Sedangkan untuk bayI usia 6 bulan keatas, terdapat buah rasa campur, rasa sayur – sayuran, dan rasa tim ati ayam. e) Susu formula untuk ibu hamil dan menyusui dengan merk Lactamil, dengan berbagai rasa f) Whole Milk Powder dengan merk FCMP ( Full Cream Milk Powder ), tersedia dengan aroma murni susu dan rasa coklat, dengan sasaran utama adalah konsumen industri susu. 2. Produk Lisensi a) Produk Nutricia dan Holland, dengan merk Nutrilon Base, Almeron Base, Caipeco, dan Nutricia Cream.
37
b) Produk lisensi dari Holland, dengan merk Bebelac 1 dan Bebelac 2. c) Produk dari PT. Shanghiang Perkasa ( Morinaga ) dari Jepang, dengan merk Chilkid dan Chilmil.
B. LAPORAN MAGANG KERJA 1. Pengertian Magang Kerja Magang
kerja
adalah
kegiatan
intrakurikuler
yang
dilaksanakan oleh mahasisiwa secara berkelompok dengan terjun ke masyarakat atau dunia kerja. Sasaran tempat pelaksanaan kegiatan magang kerja adalah macam – macam unit kegiatan menengah, koperasi, instansi pemerintah atau swasta dan kelompok masyarakat umum. Adapun bentuk – bentuk kegiatan magang
meliputi
praktik
kerja,
pendampingan,
pelatihan,
penyuluhan, pelaporan, dan lain – lain. Sebelum melaksanakan kegiatan magang kerja, mahasiswa terlebih dahulu dibekali dengan berbagai pengetahuan praktis, disamping keahliannya dalam konsentrasi industri masing – masing. 2. Tujuan dari Magang Kerja Tujuan yang ingin dicapai dalam magang kerja adalah : a. Sebagai penerapan ilmu yang telah diperoleh selama mengikuti perkuliahan di D3 Manajemen Industri, khususnya pada mata uliah pengendalian kualitas.
38
b. Memberikan
pengalaman
sehingga
dapat
meningkatkan
pengetahuan mengenai dunia kerja. 3. Waktu pelaksanaan magang kerja a. Tempat dan waktu pelaksanaaan kegiatan magang kerja: Tempat magang kerja
: PT. Sari Husada II
Lokasi
: Jl. Raya Yogya Solo Km 19, Desa Kemudo Prambanan, Klaten.
Waktu magang
: 16 Februari – 28 Februari 2009
b. Kegiatan magang kerja Waktu kegiatan magang kerja sudah disepakati antara pihak perusahaan dengan penulis, dimana waktu pelaksanaan magang dilaksanakan selama dua minggu yaitu dari tanggal 16 Februari 2009 – 28 Februari 2009. Untuk waktu pelaksanaan magang kerja dalam satu minggu masuk lima kali dan lama magang kerja sekitar 8 jam sesuai jam kantor yaitu mulai pukul 08.00 – 16.30 WIB dan dengan waktu istirahat siang pukul 12.00 – 13.00 WIB. Dalam
pelaksanaan
magang
kerja,
penulis
tidak
diwajibkan berpakaian seragam tetapi berpakaian bebas namun masih dalam batas kerapian yaitu dengan atasan kemeja dan celana panjang berbahan kain, bukan jeans. Dalam praktik di lapangan, penulis diwajibkan memakai safety shoes agar keamanan tetap terjaga selama berada di lapangan tersebut
39
dan mengingat di area tersebut juga dilalui forklift untuk alat transportasi. Jadwal pelaksanaan magang kerja yaitu sebagai berikut : Minggu Pertama :
Pengarahan dari pembimbing magang, pengenalan di departemen filling packing, ruang PPIC, ruang CCTV, dan seluruh bagian yang ada di departemen ini. Melihat
proses
produksi
yang
telah
berada di wood bin, proses pengisian dan pengemasan
produk,
berkeliling
ke
gudang bahan baku dan produk jadi serta membaca dan mencatat data – data yang dibutuhkan. Minggu Kedua
:
Kegiatan dikhususkan di IPAL ( Instalasi Pengolahan Air Limbah ), melihat secara langsung proses pengolahan limbah cair dan kegiatan – kegiatan lainnya yang berhubungan dengan sistem pengolahan limbah cair.
C. PEMBAHASAN MASALAH 1. Sanitasi Perusahaan Sanitasi adalah pengendalian yang terencana terhadap lingkungan, produk, bahan baku, peralatan, dan pekerja. Tujuan
40
sanitasi adalah untuk mencegah timbulnya pencemaran pada hasil olahan. Selain itu, sanitasi juga dapat mencegah terlanggarnya nilai – nilai estetika konsumen serta mengusahakan lingkungan kerja yang bersih, aman, dan nyaman. a. Sanitasi Karyawan Sanitasi karyawan adalah hal yang sangat penting. Sanitasi
karyawan
harus
diperhatikan,
karena
karyawan
berhubungan langsung dengan bahan baku maupun proses produksi. Cemaran yang dapat ditimbulkan karena kurang diperhatikannya sanitasi karyawan adalah cemaran yang berasal dari rambut karyawan yang rontok, atau dari kotoran dan debu yang menempel pada pakaian kerja karyawan. Usaha – usaha yang dapat mencegah terjadinya cemaran – cemaran tersebut antara lain adalah : 1) Karyawan menjaga kebersihan diri masing – masing. 2) Karyawan wajib menggunakan pakaian kerja menurut prosedur yang telah ditetapkan. 3) Karyawan wajib mencuci tangan dengan sabun sebelum bekerja, sebelum atau sesudah makan dan minum, dan ke kamar mandi. 4) Karyawan harus mengganti pakaian kerja dengan pakaian rumah jika ingin meninggalkan ruangan kerja. 5) Karyawan harus menggunakan masker dan topi saat berada di ruang produksi.
41
6) Karyawan dilarang makan dan minum di dalam ruang produksi. 7) Karyawan menyimpan pakaian pribadi di dalam loker karyawan. b. Sanitasi Lingkungan Pabrik Sanitasi lingkungan pabrik mencakup semua yang ada di dalam pabrik ataupun yang berada di luar pabrik. Lingkungan pabrik terdiri dari bangunan ruang produksi dan lingkungan di sekitar
ruang
perkantoran,
produksi, gudang,
yang
meliputi
laboratorium,
bangunan
engineering,
ruang
bengkel,
sarana penyedia air bersih dan utilitas lain, tempat pengolahan limbah, kantin, mushola, tempat parkir, serta jalan, dan taman. Lantai dasar ruang produksi menggunakan lantai yang dibuat dari bahan keramik buatan Jerman yang bersifat tahan air, dan juga tahan terhadap asam. Pembersihan lantai pada ruang produksi dilakukan setiap ada kotoran yang tercecer, serta setiap akhir shift. Bangunan disekitar ruang produksi disapu dan dipel setiap hari dengan menggunakan air dan disinfektan, disinfektan yang dipakai adalah etanol. Setelah itu disemprot menggunakan pengharum ruangan. Kusen dan jendela dibersihkan setiap saat. Untuk bagian kaca, dibersihkan dengan menggunakan alat pembersih kaca. Langit – langit ruangan dibersihkan dengan menggunakan sapu tangkai panjang. Setiap ruangan diberi ventilasi yang cukup
42
untuk pergantian udara, lampu neon 40 watt, dan air conditional ( AC )
sehingga menimbulkan suasana yang nyaman saat
bekerja. Disediakan juga tempat sampah. Disekitar wilayah pabrik juga di tanami pohon sengon yang berfungsi sebagai penyaring udara serta untuk tujuan estetika. Selain itu ada tanaman yang berfungsi sebagai cadangan sumur dalam. Taman dipangkas agar rapi, serta disapu dan disiram setiap pagi dan sore. Disekitar taman dan ruang produksi, dibuat selokan untuk mengalirkan air. Selokan dibersihkan setiap saat agar air tidak menggenang. Jalan – jalan disekitar pabrik juga diaspal untuk mencegah debu serta untuk menahan tekanan dari truk – truk yang keluar masuk pabrik. c. Sanitasi Alat dan Mesin Ada dua macam sanitasi alat dan mesin yang dipakai di PT. Sari Husada Unit II, yaitu : 1) CIP ( Clean In The Place ) CIP adalah pembersih alat dan mesin dengan menggunakan NaOH 1% - 2% dan HNO2 0,85 – 25, serta air panas. Fungsi larutan pembersih yang digunakan adalah : a) HNO2, untuk menghilangkan lemak yang melekat pada alat. b) Air panas, untuk menghilangkan sisa larutan pembersih.
43
c) NaOH, untuk menghilangkan sisa bahan organik yang telah mengeras, misalnya batu susu. Syarat – syarat yang harus dipenuhi sebagai larutan pembersih : a) Mempu melepas kotoran organik dari permukaan alat. b) Mampu membunuh bakteri. c) Tidak korosif. Alat – alat yang dibersihkan secara CIP adalah homogenizer, tangki penyimpanan, tangki susu kental, pasteurizer, dan tangki penampung. 2) COP ( Cleaning Out Place ) COP adalah pembersih yang dilakukan dengan cara membongkar peralatan secara bagian demi bagian. Alat yang dibongkar tersebut kemudian dibersihkan dengan sikat secara mekanik, kemudian direndam dalam air panas, dan dicuci dengan detergen, selanjutnya kemudian dibilas dengan air panas, dan dikeringkan. Alat – alat yang dibersihkan secara COP adalah shifter, dan anhydro spray dryer. d. Sanitasi Proses Produksi Sanitasi proses produksi adalah sanitasi yang dilakukan didalam proses produksi atau selama proses produksi itu sendiri sedang berlangsung. Sanitasi proses produksi berkaitan dengan
44
komponen sanitasi yang lainnya, seperti sanitasi tenaga kerja, lingkungan, dan sanitasi bahan dasar produksi.
2. Penanganan Limbah Cair a. Limbah Limbah adalah bahan sisa dari suatu kegiatan yang sudah tidak dapat dimanfaatkan lagi dan harus dibuang agar tidak mencemari lingkungan. Kadang sebelum dibuang, limbah harus diolah terlebih dahulu. Sumber utama limbah cair industri susu adalah air yang digunakan pencucuian pakaian dan sepatu kerja ataupun air pada proses pembersihan. Selain itu sumber limbah cair yang lainnya adalah berasal dari air tumpahan dari boiller dan susu segar yang tercecer. b. Jenis Limbah Limbah yang dihasilkan PT. Sari Husada Unit II ada 6 macam, yaitu : 1) Limbah eks pengemas bahan baku atau produk jadi Yang termasuk jenis limbah eks pengemas bahan baku atau produk jadi adalah : -
Kertas pembungkus
-
Plastik
-
Bagor
-
Kardus atau folding
-
Sendok plastik
45
-
Alumunium foil
2) Limbah padat berupa powder Yang termasuk limbah padat yang berupa powder adalah : -
Powder return
-
Produk sapuan
-
Produk awal spray
-
Powder rusak
-
Bahan baku
3) Limbah padat non powder Yang termasuk limbah padat non powder adalah : -
Kayu
-
Besi bekas
-
Spare part beak
4) Limbah barang – barang inventaris Yang termasuk limbah barang – barang inventaris adalah ; -
Perangkat kantor
-
Barang – barang inventaris laboratorium
5) Limbah cair B3 Yang termasuk limbah cair B3 dalah : -
Limbah
pembersih
lantai
atau
ruangan
yang
mengandung kaustik. -
Limbah dari lautan yang digunakan untuk analisa.
6) Limbah cair non B3 Yang termasuk limbah cair non B3 adalah :
46
-
Limbah hasil analisa susu segar
-
Limbah dari laundry dan pencucian alat
-
Limbah dari sisa minyak nabati Untuk limbah cair non B3, langsung dialirkan ke unit
pengolahan ( bagian IPAL ) dengan menggunakan pipa bawah tanah dan pertama kali akan ditampung didalam bak control. PT. Sari Husada Unit II Kemudo Klaten hanya mempunyai unit pengolahan limbah cair yang berlokasi kira – kira 200 m disebelah timur lokasi pabrik. c. Karakteristik Limbah Cair Karakteristik limbah cair di PT. Sari Husada II adalah seperti yang terdapat dalam tabel berikut. Tabel 3.1 Karakteristik Limbah Cair Parameter Satuan Bau Warna Suhu °C Ph COD mg / I BOD mg / I Debit m³ / hari Kapasitas kg COD / hari Sumber : PT. Sari Husada ( 2002 )
Keterangan Tidak berbau Jernih 33 – 36 6,5 – 7,5 60 – 100 100 – 300 300 -
d. Analisa Limbah Cair Limbah cair yang dihasilkan PT. Sari Husada Unit II Kemudo Klaten harus dianalisa kadar BOD, COD, SS, dan VFA untuk mengetahui apakah kadar limbah tersebut sudah memenuhi standar ataukah belum.
47
Tabel 3.2 Kondisi limbah cair PT. Sari Husada Unit II Parameter Kondisi Limbah Sebelum diolah Setelah diolah SS 6.000 – 8.000 mg/I 20 – 50 mg/I BOD 6.000 – 7.500 mg/I 100 – 300 mg/I COD 9.000 – 10.000 mg/I 60 – 100 mg/I VFA 2.000 mg/I 10 – 15 mg/I 1) Analisa BOD ( Biochemical Oxigen Demand ) Biochemical Oxigen Demand ( BOD ) menunjukkan jumlah oksigen terlarut yang dibutuhkan oleh organisme hidup untuk memecah atau mengoksidasi bahan – bahan buangan di dalam air. Organisme hidup yang bersifat aerobic membutuhkan oksigen untuk beberapa reaksi biokimia. Konsumsi oksigen dapat diketahui dengan mengoksidasi air pada suhu 20°C selama 5 hari, dan nilai BOD yang menunjukkan
jumlah
oksigen
yang
dikonsumsi
dapat
diketahui dengan menghitung selisih konsentrasi oksigen terlarut sebelum dan setelah pengeraman (inkubasi). Uji
BOD
mempunyai
beberapa
kelemahan,
diantaranya adalah : a) Dalam uji BOD ikut terhitung oksigen yang dikonsumsi oleh bahan – bahan anorganik atau bahan – bahan tereduksi lainnya yang disebut juga “ intermediate oxygen demand “. b) Uji BOD memerlukan waktu yang cukup lama yaitu minimal lima hari.
48
c) Uji BOD yang dilakukan selama lima hari masih belum dapat menunjukkan nilai total BOD melainkan hanya kira – kira 68 % dari total BOD. d) Uji BOD tergantung dari adanya senyawa di dalam air tersebut, misalnya adanya germisida seperti khlorin dapat menghambat
pertumbuhan
mikroorganisme
yang
dibutuhkan untuk merombak bahan organik, sehingga hasil uji BOD menjadi kurang teliti. Bahan buangan industri pengolahan pangan sepeerti industri pengalengan, industri susu, industri gula dan sebagainya mempunyai nilai BOD yang bervariasi, yaitu mulai 100 sampai 10.000 ppm, oleh karena itu harus mengalami penanganan atau pengenceran yang tinggi sekali pada saat pembuangan ke badan air sekitarnya seperti sungai atau laut, yaitu untuk mencegah terjadinya penurunan konsentrasi oksigen terlarut dengan cepat di dalam badan air tempat pembuangan bahan – bahan tersebut ( Fardiaz, 2002 ). 2) Analisa COD ( Chemical Oxygen Demand ) Untuk mengetahui jumlah bahan organik di dalam air dapat dilakukan suatu uji yang lebih cepat dari pada uji BOD, yaitu berdasarkan reaksi kimia dari suatu bahan oksidan. Uji tersebut disebut uji COD ( Chemical Oxygen Demand ), yaitu suatu uji yang menentukan jumlah oksigen yang dibutuhkan
49
oleh bahan oksidan, misalnya kalium dikhromat, untuk mengokasidasi bahan – bahan organik yang terdapat di dalam air. COD merupakan parameter tingkat polusi air limbah.
Nilai
COD
dan
tingkat
pencemaran
adalah
perbandingan lurus. Semakin tinggi nilai COD, maka akan semakin tinggi pula tingkat pencemaran air limbah. Uji COD biasanya menghasilkan nilai kebutuhan oksigen yang lebih tinggi daripada uji BOD karena bahan – bahan
yang
stabil
terhadap
reaksi
biologi
dan
mikroorganisme dapat ikut teroksidasi dalam uji COD. Sebagai contoh, selulosa sering tidak terukur melalui uji BOD karena sukar dioksidasi melalui reaksi biokimia, tetapi dapat terukur melalui uji COD. Sembilan puluh enam persen hasil uji COD yang dilakukan selama 10 menit kira – kira akan setara dengan hasil uji BOD selama 5 hari. Adanya senyawa khlor selain mangganggu uji BOD juga dapat mengganggu uji COD karena khlor dapat bereaksi dengan kalium dikhromat ( Fardiaz, 2002 ). Prosedur untuk melakukan analisa COD adalah : a) Mengambil sample air limbah, kemudian mengencerkan. b) Mengambil sample air yang diencerkan sebanyak 2 ml, kemudian memasukkan ke dalam tabung reaksi.
50
c) Menambah reagent Kalium dikhromat ( K2Cr207 ) sebanyak 1 ml dan perak sulfat ( AgSO4 ) sebanyak 3 ml, kemudian menutup tabung tersebut. d) Mengocok agar sample dan reagent tercampur rata e) Memasukkan tabung kedalam COD reactor dengan menggunakan suhu 150°C selama 2 jam. f) Mendinginkan tabung tersebut g) Menghidupkan spektrofotometer dan memilih program untuk analisa COD ( 435 ), kemudian menekan tombol enter dan memutar tombol pengatur panjang gelombang 620 mm. h) Memasukkan tabung yang berisi blangko ke dalam cell holder spektrofotometer dan menekan tombol zero untuk status zeroing kemudian dilayar akan muncul angka 0 mg/I. i) Mengeluarkan tabung yang berisi blangko dan mengganti dengan
tabung
yang
berisi
sample,
kemudian
memasukkan kedalam cell holder. j) Menekan tombol read untuk memulai pembacaan COD sample, dan mencatat hasilnya. 3) Analisa SS ( Suspended Sollids ) SS adalah jumlah polutan yang terlarut dalam air limbah. Kadar SS menurut standar adalah 20 – 50 mg/I. Jika kadar SS melebihi ketentuan, maka akan terjadi over
51
loading. Penanganan jika terjadi over loading adalah segera memompa limbah cair tersebut ke dalam tangki buffer untuk diproses kembali. 4) Analisa VFA VFA adalah substrat untuk bakteri methan. Pada kondisi yang normal, konsentrasi VFA pada effluent anaerobic adalah 10 – 15 mg/I. Jika konsentrasi VFA melebihi ketentuan, maka akan
terjadi over loading.
Tindakan yang dilakukan adalah dengan menghentikan aliran air limbah hingga kondisi effluent kembali normal. Pronsip dasar VFA adalah menitrasi sample HCL 0,1 N sampai pH menjadi 3. Karbonat dalam sample akan berubah menjadi CO2 dan VFA akan berubah bentuk menjadi bagian yang tidak dapt terurai kembali. Selanjutnya alkalinitas dan VFA dihitung dari volume asam dan basa yang digunakan. Prosedur untuk melakukan analisa VFA adalah : a) Mangambil sample ( maksimal 100 ml ), kemudian menambahkan air suling sehingga volumenya menjadi 200 ml. b) Melakukan titrasi dengan HCL 0,1 N hingga pH menjadi 3,0 ( a ml ). c) Memindahkan sample yang telah di titrasi ke dalam erlenmayer, memasukkan beberapa boiling stone ke
52
dalam erlenmayer dan menaruh reflux coulumn di atas erlenmeyer. d) Memasukkan selama 3 menit kemudian mendinginkan selama 2 menit. e) Memindahkan kedalam gelas beker dan melakukan titrasi dengan NaOH 0,1 N hingga pH menjadi 6,5 ( b ml ). f) Menghitung nilai VFA dengan rumus sebagai berikut : ( b x 101 ) - ( a + 100 ) 100 x vol.sampel 99,23
3. Pengoperasian IPAL ( Instalasi Pengolahan Air Limbah ) a. Alat yang digunakan Alat – alat yang digunakan dalam pegolahan limbah cair adalah : 1) Influent Pit ( T- 100 ) / Tangki Penampungan Adalah tangki yang mempunyai kapasitas volume basa sebanyak 62,5 m³. Tangki ini digunakan untuk menampung limbah yang berasal dari air gelontaran proses dan dari influent pabrik. Tangki ini mempunyai dimensi ukuran yaitu panjang x lebar x tinggi adalah 5 m x 5 m x 2,5 m. Tangki ini dilengkapi dengan pompa P- 101 A/B untuk mengalirkan air limbah. Pada pompa, juga dilengkapi dengan indikator tekanan P1– 101 untuk mengatur tekanan pompa. Selain itu tangki juga dilengkapi dengan sebuah
53
level
transmitter
LT–
101
untuk
mencegah
pompa
mengalami dry running. Tabel 3.3 Pengendalian P – 101 A/B oleh LT – 101 LT - 101 Tindakan Keadaan Dalam meter Tinggi – tinggi 2,5 Alarm Tinggi 1,75 Star pompa ke dua Rendah 1,5 Star pompa pertama Rendah - rendah 0,75 Alarm, dan stop kedua pompa 2) Buffer Tank ( T- 200 ) Adalah tangki yang digunakan sebagai tempat pencampuran air limbah dari T- 100 dengan lumpur reserkulasi dari T- 700. Tangki ini mempunyai kapasitas volume basa adalah sebanyak 250 m³. T- 200 digunakan untuk menyeragamkan fluktuasi pH , COD, dan debit. T- 200 dilengkapi dengan mixer M- 201 yang berfungsi sebagai pencampur air limbah atau lumpur agar homogen. Dimensi ukuran tangki ini adalah diameter x tinggi + 11 meter x 11 meter. T- 200 dilengkapi dengan pompa P- 201 A/B untuk mengalirkan limbah ke T- 300. Pada pompa juga dilengkapi dengan indikator tekanan P1– 201 untuk mengatur tekanan pompa. Tangki juga dilengkapi dengan sebuah level transmitter LT– 201 untuk mencegah pompa mengalami dry running.
54
Tabel 3.4 Pengendalian P– 201 A/B oleh LT– 201 LT – 201 Tindakan Keadaan Dalam meter Tinggi – tinggi 2,6 Alarm Tinggi 2,35 Start P – 201 A / B Rendah 2,1 Stop P – 201 A / B Rendah - rendah 1,0 Alarm, dan stop M 201 3) Reaction Tank ( T-300 ) Reaction Tank mempunyai kapasitas maksimum 2 m³. Di dalam tangki ini, air limbah disiapkan untuk mengalir menuju DAF unit dengan menambah polimer dan dengan mengatur pH nya. Dimensi T- 300 adalah diameter x tinggi adalah 1,40 meter x 1, 75 meter. T- 300 dipasang sebuah alat pH transmitter AIT– 301 untuk pengendalian pH. Tabel 3.5 Pengendalian pH oleh AIT– 301 Tindakan AIT- 301 Keadaan Dalam meter Tinggi – tinggi 7,5 Alarm, dan stop pompa polimer P- 301 Tinggi 6,9 Stop pompa NaOH P – 1001 B Rendah 6,7 Start pompa NaOH P – 1001 B Rendah - rendah 6,5 Alarm, dan stop pompa polimer P - 301 4) DAF Unit ( T- 400 ) DAF unit mempunyai kapasitas maksimum 12 m³. berfungsi sebagai tempat pemisahan padatan dan lemak dari air limbah. Padatan dan lemak akan dipompa oleh P– 401 ke reactor Biobulk CSTR ( T– 800 ), sementara cairannya akan mengalir secara gravitasi ke tangki aerasi ( 55
T– 500 ). P– 401 akan mengukur tekanan pada pipa discharge pompa P– 401. Kapasitas P– 401 dipasang untuk mencegah P– 401 mengalami dry running dan mengontrol start / stop pompa. Tabel 3.6 Pengendalian P – 401 oleh LS – 401 LS - 401 Tindakan Keadaan Level switch Level tinggi HOLD mm Start P - 401 Level rendah HOLD mm Stop P - 401 5) Aeration Tank ( T- 500 ) Tangki aerasi mempunyai kapasitas sebanyak 1250 m³. Alat ini dilengkapi dengan 3 buah aerator M– 501 A/B. Tangki ini berfungsi untuk menampung air limbah dari T– 400, overflow sludge thickener dari T– 900, dan resikurlasi lumpur dari T– 600. Dimensi ukuran T– 500 adalah panjang x lebar x tinggi adalah 24,0 m x 16,0 x 3,25 m. 6) Final Clarifier ( T- 600 ) Final Clarifier berfungsi untuk mengendapkan lumpur yang terbawa aliran dari T– 500. Kapasitas T– 600 adalah 150 m³. Dimensi ukuran T– 600 adalah panjang x lebar x tinggi adalah 8,0 m x 8,0 m x 3,0 m. 7) Clean Water Tank ( T- 700 ) Tangki ini digunakan untuk menampung air limbah yang telah diolah sebelum dibuang kesungai. Kapasitas alat ini adalah 14 m³. Bak ini dilengkapi dengan ikan yang digunakan untuk mengetahui kualitas mutu air.
56
8) Reaktor Biobulk CSTR ( T- 800 ) Biobulk mempunyai kapasitas 500 m³. Aat ini dilangkapi dengan
pH transmitter yang berhubungan
dengan pompa kaustik, sehingga jika pH terlalu rendah atau terlalu tinggi maka pompa akan menyala secara otomatis. Reaksi yang terjadi didalam biobulk adalah reaksi secara aerob.
Untuk
mengatur
suhu
dipasang
sebuah
alat
transmitter suhu T– 801. 9) Sludge Thickener ( T- 900 ) T– 900 digunakan untuk mengencerkan lemak yang telah diolah dalam T– 800. Alat ini mempunyai kapasitas 45 m ³. 10) UASB ( Uplift Anaerobic Sludg Blanket ) ( T-1800 ) Terdiri dari Transfer Pit ( T– 1600 ), conditional tank, reactor UASB, biomass storage tank, dan fasilitas dosing NaOH. Alat ini mempunyai kapasitas 660 m³. 11) Decanter ( S- 1500 ) Alat ini dioperasikan lewat panel control local. 12) Fasilitas Dosing Bahan Kimia Terdiri dari dosing caustic ( T– 1000 ), dosing FeCl3 ( T- 1100 ), dosing polimer decanter ( T- 1200 ), dan dosing polimer DAF ( T- 1300 ). 13) Flare Biogas
57
b. Pegolahan Limbah Cair di PT. Sari Husada Unit II Limbah cair yang berasal dari limbah hasil analisa susu segar, laundry, dan dari sisa minyak nabati dialirkan kedalam influent pit ( T- 100 ). Dari T- 100, limbah akan dialirkan ke dalam buffer tank ( T- 200 ) dengan menggunakan pompa P101 A/B. Untuk limbah cair yang mempunyai kandungan SS yang tinggi, maka limbah akan masuk kedalam dump tank ( unit baru ), baru kemudian masuk kedalam T- 200. DI dalam T- 200, air limbah akan bercampur dengan lumpur hasil resirkulasi dari final clarifier ( T- 700 ). Untuk membuat air limbah dan lumpur dapat bercampur rata, maka pada T- 200 dipasang sebuah alat yang disebut homogen surface mixer M- 201. Dari T- 200, limbah akan dialirkan kedalam reaction tank ( T- 300 ) dengan menggunakan pompa P- 201 A / B. Didalam T- 300, air limbah akan mengalami penetralan dan pengkoagulasian, karena air limbah akan dipersiapkan menuju DAF Unit ( T- 400 ). Pengaturan dilakukan secara otomatis, jika air limbah dalam keadaan asam, maka akan ditambahkan NaOH. Tetapi jika air limbah dalam keadaan basa, maka akan ditambahkan asam fosfat. Setelah dihasilkan pH yang netral ( 6,5 – 7,5 ), maka air limbah akan mengalir ke DAF Unit ( T- 400 ). Di dalam T- 400 akan terjadi pemisahan antara sludge ( padatan dan lemak ) dan beningan ( liquid ). Lemak dan padatan akan dipompa oleh P- 401 menuju reaktor Biobulk
58
CSTR ( T- 800 ). Sedangkan untuk liquid akan mengalir secara gravitasi ke UASB ( Uplift Anaerobic Sludge Banket ) ( T- 1800 ) jika kandungan SS > 2000 mg/ I, maka liquid akan mengalir ke aeration tank ( T- 500 ). Lemak dan padatan yang berada di T- 800, akan dikontrol pH nya dengan penambahan fasilitas dosing bahan kimia, yaitu polimer, FeCL3, polimer decanter, dan polimer DAF. Lemak dan padatan dari T- 800 akan mengalir menuju sludge thickener ( T- 900 ). Di dalam T- 900 akan terjadi pengenceran lemak dan juga akan terjadi pergantian suasana proses dari anaerob menjadi aerob. Di dalam T- 900 akan terjadi pemisahan endapan dan liquid. Endapan yang dihasilkan akan diolah kembali dalam T- 800 agar menghasilkan endapan dengan kandungan SS yang rendah. Setelah didapatkan endapan dengan kandungan SS yang rendah, kemudian endapan akan mengalir kedalam decanter ( S- 1500 ), akan terjadi proses pemisahan kembali sehingga didapatkan endapan dan liquid. Endapan yang dihasilkan dari S- 1500 akan diolah menjadi pupuk, sedangkan liquid yang dihasilkan akan ditampung kembali di dalam bak penampung ( T- 100 ). Liquid yang dihasilkan dari T- 400 akan mengalir ke dalam T- 1800 atau T- 500. Di dalam T- 1800, liquid akan mengalami proses pemisahan secara aerobic. Dari T- 1800, liquid akan mengalir ke T- 500. T- 500 berfungsi sebagai
59
penampung air limbah dari T- 400, overflow sludge thickener dari T- 900, dan resirkulasi lumpur dari T- 600. Dari T- 500, air limbah akan menaglir ke final clarifier ( T- 600 ). T- 600 berfungsi untuk mengendapkan lumpur yang terbawa aliran dari T- 500. Bagian liquid yang dihasilkan dari T- 600 akan ditampung di dalam clean water tank ( T- 700 ). Tangki ini menampung air limbah yang telah diolah sebelum akhirnya dibuang ke sungai. Bak ini berfungsi sebagai biokontrol dengan menggunakan ikan untuk mengontrol kualitas air. Secara ringkas, sistem pengolahan limbah cair di PT. Sari Husada Unit II Kemudo Klaten adalah seperti pada diagram alir di bawah ini :
60
Limbah cair T-100 Penampungan T-200 Ekualisasi limbah Caustic
T -300
Polimer
Pemisahan sludde dan liquid
Liquid
Sludge T-800 Mikronutrien (Biobulk)
T-1800 (UASB) Mikronutrien
T-900 Pemisahan sludge dan liquid
Sludge
Sludge
T-500 Proses aerob
T-600 Pemisahan sludge dan liquid
Liquid
Sludge
T-700 BIOKONTROL) Penampungan Clean Water Pengaliran ke sungai
Gambar 3.3 Diagram Alir Pengolahan Limbah Cair
61
c. Penanganan Bau Abnormal Limbah Limbah cair yang dihasilkan PT. Sari Husada Unit II Kemudo Klaten kadang – kadang mengasilkan bau yang tidak sedap yang ditimbulkan oleh proses pengolahan yang berasal dari berbagai sumber limbah yang diolah. Oleh karena itu diperlukan suatu tindakan untuk menanggulangi masalah tersebut. Cara yang dilakukan adalah dengan menutup rapat – rapat bak T- 100 dan T- 200. Selain itu, bak T- 200 diusahakan berisi limbah pada level yang serendah mungkin minimal 3 jam, setelah 3 jam aerator dihidupkan kembali sesuai dengan kondisinya.
62
DAFTAR PUSTAKA
Azrul, Azwar. 1983. Pengantar Ilmu Kesehatan Lingkungan. Jakarta : Mutiara.
Fardiaz, Srikandi. 2002. Polusi Air dan Udara. Yogyakarta : Kanisius.
Reksohadiprodjo, Sukanto dan Budi Andreas. Lingkungan. Edisi Kedua. Yogyakarta : BPFE.
2000.
Ekonomi
Riyadi, Slamet. 1984. Kesehatan Lingkungan. Surabaya : Karya Anda.
Soemirat. 2004. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
Suparmoko, M. 1955. Ekonomi Sumberdaya Alam dan Lingkungan. Edisi Kedua. Yogyakarta : BPFE.
63
64
65
66
67
68