BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Persoalan budaya dan karakter bangsa merupakan isu yang mengemuka di masyarakat saat ini. Korupsi, tindakan asusila, kekerasan, perkelahian massa, pelanggaran hak asasi manusia, pencurian, pembunuhan, kehidupan ekonomi yang konsumtif serta kehidupan politik yang tidak produktif adalah sebagian dari kecil dari kasus terkait moralitas bangsa (Awwaliyah, 2011 : 1). Merebaknya isu-isu moral tersebut sampai saat ini belum dapat diatasi secara tuntas. Akibat yang ditimbulkan cukup serius dan tidak dapat lagi dianggap sebagai suatu persoalan sederhana, karena tindakan-tindakan tersebut sudah menjurus pada tindakan kriminal (Budiningsih, 2004 : 1). Masalah moral merupakan masalah yang sangat penting karena menyangkut keamanan, ketertiban, dan kesejahteraan hidup individu dan masyarakat, sehingga masalah moral harus mendapatkan perhatian yang sangat serius, terutama bagi para orang tua, pendidik, pemuka masyarakat dan pemerintah. Banyaknya perilaku-perilaku amoral yang dilakukan oleh berbagai kalangan disebabkan kurang terinternalisasinya nilai-nilai moral dalam diri setiap individu tersebut, oleh sebab itu untuk menyelesaikan berbagai krisis moral yang terjadi di negara kita tentu diperlukan suatu usaha keras dan kerja sama yang baik dari berbagai pihak dan komponen masyarakat. Selain itu, diperlukan pula waktu
1
2
yang cukup panjang dan upaya pendidikan yang sungguh-sungguh untuk mengatasi kondisi tersebut. Pendidikan
merupakan
alat
strategis
untuk
membentuk
dan
mengembangkan nilai, sikap dan moral dari generasi sebelumnya kepada generasi berikutnya (Panuju, 1995 : 34 dalam Rohmatillah, 2009 : 3). Pendidikan anak usia dini merupakan masa-masa yang sangat menentukan bagi kehidupan anak di masa mendatang. Masa ini bisa dikatakan sebagai masa fundamental bagi kehidupan anak, karena pada masa inilah terjadinya perkembangan pesat pada anak, terutama pada aspek fisik motorik, kognitif, sosial-emosional, moral, kemandirian, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, pondasi awal penanaman moral dan pengembangan karakter anak harus dimulai sedini mungkin. Memahami dan menyikapi berbagai persoalan moral yang sering kali dihadapi, maka diperlukan adanya suatu pengembangan nilai-nilai moral agar anak memahami dan mampu melaksanakan nilai tersebut dalam kehidupan seharihari. Bentuk dari pengembagan moral tersebut dapat dalam bentuk pendidikan moral secara langsung maupun tidak langsung, yaitu dengan mengembangkan muatan-muatan moral pada setiap aktivitas atau kegiatan pembelajaran pada pendidikan anak usia dini. Perkembangan moral pada anak merupakan tahap awal berkembangnya moralitas, yaitu kapasitas atau kemampuan untuk membedakan yang benar dan yang salah, bertindak atas perbedaan tersebut dan mendapatkan penghargaan diri ketika melakukan yang benar dan merasa bersalah atau malu ketika melanggar standar tersebut (Hasan, 2008 : 261). Melalui pendidikan moral yang diberikan sejak dini, diharapkan nilai-nilai moral pada anak akan tertanam dengan kuat. Anak yang berusaha hidup baik dan
3
sesuai dengan norma yang berlaku dalam jangka waktu yang lama dan berkesinambungan dapat mencapai keunggulan moral dalam dirinya, yaitu bersikap lahir batin secara benar. Beberapa contoh perilaku moral yang biasa ditunjukan oleh anak-anak, terutama anak usia TK (4 - 6 tahun) diantaranya ada anak mampu menunjukan sikap yang sesuai dengan norma dan mengamalkan nilai-nilai moral, seperti berani menegur temannya yang berbuat salah, mau mengalah, berbagi bekal makanan dan minuman dengan teman, dan lain sebagainya. Sebaliknya, perilaku yang kerap dilakukan oleh anak-anak yang perilaku moralnya kurang antara lain selalu melawan ketika diberi nasihat oleh orang tua, memukul ketika marah, mengamuk ketika memiliki kemauan, tidak mau berbagi atau mengalah kepada teman, bahkan ada juga yang menyakiti binatang. Hal ini memperkuat pentingnya pendidikan moral dan pengoptimalan pembiasaan perilaku moral pada anak usia dini. Secara naluriah, keluarga (terutama orangtua) merupakan pendidik yang pertama dan utama sejak anak dilahirkan. namun kini pendidikan keluarga saja dirasakan kurang membantu dalam optimalisasi pendidikan anak usia dini dikarenakan kondisi orang tua yang berbeda-beda dengan aktivitasnya masingmasing. Hal ini mendorong munculnya berbagai lembaga pendidikan anak usia dini sebagai alternatif sarana pengembangan karakter dan pengoptimalan tahap perkembangan, termasuk penanaman nilai moral dan pengembangan perilaku moral anak usia dini. Lembaga pendidikan anak usia dini ini ada yang berbentuk Taman Kanak-kanak (TK), Raudhatul Athfal (RA), Kelompok Bermain
4
(KOBER), Child Daycare atau Tempat Penitipan Anak, Taman Pengajian AlQur’an (TPA), Satuan PAUD Sejenis (SPS) atau lembaga PAUD lainnya. Pembinaan Anak-anak Salman Institut Teknologi Bandung yang biasa disebut dengan PAS ITB merupakan salah satu bentuk lembaga pendidikan anak usia dini yang memiliki kekhasannya sendiri. PAS ITB bukan merupak jenis lembaga TK, RA, KOBER, TPA ataupun Child Daycare, namun dapat dikategorikan sebagai lembaga PAUD lainnya yang memiliki program pendidikan bagi anak, salah satunya program pengembangan perilaku moral anak usia dini. PAS ITB sudah berdiri sejak 28 tahun yang lalu dengan visi membangun generasi rabbi radhiyah. Sebuah visi yang singkat namun memiliki makna besar untuk membangun generasi yang berakhlak mulia dan diridhoi oleh Allah dalam setiap langkahnya, ini sejalan dengan tujuan utuh dari pendidikan nasional seperti yang tertuang dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2005 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas), pasal 3 yaitu : “Pendidikan nasional berfungsi membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar dapat menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cerdas, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. Pembinaan Anak-anak Salman Institut Teknologi Bandung (PAS ITB) ini adalah bagian dari unit kegiatan mahasiswa Masjid Salman ITB yang mewadahi mahasiswa dari berbagai jurusan dan universitas di kota Bandung yang memiliki ketertarikan dan kepedulian yang sama, yaitu dalam bidang pendidikan anak usia dini. Pembina PAS ITB yang biasa disebut dengan kakak pembina memiliki latar belakang yang beragam, sehingga memberikan beragam warna idealisme pada
5
konsep pembelajaran yang diterapkan di PAS ITB. Beragamnya idealisme ini disatukan dengan visi dan misi yang telah ada sejak lembaga ini berdiri. Keunikan program kegiatan yang diselenggarakan di PAS ITB yang merupakan hasil pemikiran berbagai karakter berbeda ini menjadi ketertarikan tersendiri bagi para orang tua yang mempercayakan anak-anaknya masuk dan terlibat dalam proses pembelajaran di PAS ITB ini. Hal ini pula yang menginspirasi saya untuk mengetahui lebih dalam program yang dimiliki PAS ITB ini, khususnya program pengembangan perilaku moral anak usia dini. Uraian mengenai pentingnya penanaman nilai-nilai moral, mengembangkan perilaku moral anak sejak dini dan keunikan lembaga pendidikan anak usia dini PAS
ITB
dalam
mengembangkan
berbagai
aspek
perkembangan
terutama
pengembangan perilaku moral pada anak ini melatar belakangi penelitian yang berkaitan tentang program pengembangan perilaku moral pada anak usia dini di lembaga Pembinaan Anak-anak Salman Institut Teknologi Bandung (PAS ITB) ini. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, secara umum rumusan masalah dalam penelitian adalah Bagaimana program pengembangan perilaku moral pada anak usia dini di lembaga Pembinaan Anak-anak Salman Institut Teknologi Bandung (PAS ITB) ? Secara khusus permasalahan tersebut dijabarkan ke dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut :
6
1. Apakah landasan yang mendasari penerapan program pengembangan perilaku moral pada anak usia dini di lembaga Pembinaan Anak-anak Salman Institut Teknologi Bandung (PAS ITB) ? 2. Bagaimana program yang dikembangkan di lembaga Pembinaan Anak-anak Salman Institut Teknologi Bandung (PAS ITB) dalam mengembangkan perilaku moral anak usia dini meliputi kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi ? 3. Apa saja kendala yang dihadapi lembaga Pembinaan Anak-anak Salman Institut Teknologi Bandung (PAS ITB) dalam mengembangkan perilaku moral anak usia dini? 4. Bagaimana penanggulangan kendala yang dihadapi lembaga Pembinaan Anak-anak Salman Institut Teknologi Bandung (PAS ITB) dalam mengembangkan perilaku moral anak usia dini?
C. Tujuan Penelitian Penelitian ini memiliki tujuan umum yaitu untuk mengetahui gambaran program pengembangan perilaku moral pada anak usia dini yang dilaksanakan lembaga Pembinaan Anak-anak Salman Institut Teknologi Bandung (PAS ITB). Sedangkan tujuan khususnya dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Mendapatkan gambaran tentang landasan yang mendasari penerapan program pengembangan perilaku moral pada anak usia dini di lembaga Pembinaan Anak-anak Salman Institut Teknologi Bandung (PAS ITB).
7
2. Mendapatkan gambaran tentang program yang dikembangkan di lembaga Pembinaan Anak-anak Salman Institut Teknologi Bandung (PAS ITB) dalam mengembangkan
perilaku
moral
anak
usia
dini
meliputi
kegiatan
yang
dihadapi
lembaga
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. 3. Mendapatkan
gambaran
mengenai
kendala
Pembinaan Anak-anak Salman Institut Teknologi Bandung (PAS ITB) dalam mengembangkan perilaku moral anak usia dini. 4. Mendapatkan gambaran tentang penanggulangan kendala yang dihadapi lembaga Pembinaan Anak-anak Salman Institut Teknologi Bandung (PAS ITB) dalam mengembangkan perilaku moral anak usia dini.
D. Penjelasan Istilah Penelitian ini membahas tentang program pengembangan perilaku moral yang dikembangkan di lembaga Pembinaan Anak-anak Salman Institut Teknologi Bandung (PAS ITB). Program pengembangan perilaku moral anak yang dimaksud adalah kegiatan yang dilakukan oleh lembaga PAS ITB dalam rangka memfasilitasi perilaku moral anak agar mampu berkembang secara optimal yang meliputi aspek perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Sedangkan perilaku moral yang dimaksud adalah perbuatan seseorang untuk membuat hidupnya lebih memuaskan dan mencapai kenikmatan hidup melalui cara terbaik yang sesuai dengan norma dan nilai yang dianut atau diyakininya (Rohayati, 2007 : 54). Nilai kebaikan yang dikembangkan dalam program pengembangan perilaku moral pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
8
Tabel 1.1 Penjabaran nilai kebajikan dalam pengembangan perilaku moral
No
1
Dimensi Nilai Kebaikan (Borba, 2008) Empati
Kompetensi Dasar/Tingkat Pencapaian Perkembangan (Diknas, 2004 & Permen 58, 2009) Peka terhadap lingkungan sekitarnya Mulai memahami hak orang lain
2
Hati Nurani
Mampu membedakan perbuatan yang benar dan salah Menunjukan ekspresi menyesal ketika melakukan kesalahan
3
Kontrol Diri
Meminta tolong dengan baik Tidak mengganggu teman Bereaksi terhadap hal-hal yang dianggap tidak benar (marah apabila diganggu atau diperlakukan berbeda) Mengucapkan salam Berbahasa sopan dalam berbicara
4
Rasa Hormat
Berterima kasih jika memperoleh sesuatu Mendengarkan orang tua/teman berbicara Memberi dan membalas salam Menghormati yang lebih tua
5
Kebaikan Hati
6
Toleransi
Suka menolong teman dan orang dewasa Bersikap ramah dan mau mengalah Menghargai teman Mulai menunjukan sikap toleran sehingga dapat bekerja dalam
7
Keadilan
Mau berbagi dengan orang lain
9
E. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan karya tulis ini terdiri dari 5 (lima) Bab. Bab pertama yaitu pendahuluan, berisi latar belakang penulisan, rumusan masalah, tujuan dari penelitian, dan sistematika penulisan. Bab kedua membahas teori-teori yang berkaitan dengan program pengembangan perilaku moral anak. Bab ketiga adalah metode penelitian, pada bagian ini diuraikan metode penelitian yang digunakan, situasi sosial dan subjek penelitian, tahap-tahap pelaksanaan penelitian dari mulai tahap perencanaan awal penelitian hingga tahap pelaporan, instrumen penelitian dan teknik pengumpulan data, pengembangan instrumen, dan teknik analisis data. Sedangkan pada bab keempat mengungkapkan tentang hasil penelitian serta pembahasannya. Kemudian di bagian terakhir, yaitu bab kelima berisi simpulan penelitian dan rekomendasi.