BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Persaingan perbankan dan situasi bisnis di pasar saat ini mengalami perubahan yang sangat cepat. Kondisi tersebut berhadapan pula dengan sistem pasar global dengan tingkat persaingan yang semakin ketat di pasar domestik maupun pasar Internasional. Masing-masing bank berlomba
untuk
menarik
nasabah
yang
pada
akhirnya
nasabah
mendapatkan keuntungan dari keadaan tersebut, karena itu dunia perbankan tidak mempunyai banyak pilihan kecuali meningkatkan profesionalisme, kompetensi dan daya saing. Perbankan merupakan salah satu sendi perekonomian yang memegang peranan penting di Indonesia. Bank dapat dijadikan sebagai tolok ukur bagi perkembangan ekonomi di suatu negara. Seperti yang dapat di lihat saat ini di setiap pelosok daerah telah banyak bermunculan bank atau lembaga keuangan yang lain. Bank di Indonesia menurut fungsinya dibagi dalam dua golongan yaitu Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Bank umum lebih cenderung untuk melaksanakan kegiatan untuk jenis usaha yang lebih besar dan ruang lingkup kegiatannya yang luas. Sedangkan BPR lebih ditekankan pada usaha kecil dan menengah bagi masyarakat. Kebijakan penyaluran kredit bagi masyarakat melalui perbankan merupakan upaya pemerintah dalam membantu meningkatkan produktifitas usaha terutama
* Atas permintaan perusahaan, nama perusahaan disamarkan
1
bagi usaha kecil dan usaha rumah tangga. Bantuan kredit seperti ini sangat dibutuhkan bagi sektor usaha kecil dalam iklim perekonomian seperti sekarang ini untuk menghadapi persaingan dunia usaha, dengan demikian kredit mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan usaha. Persaingan di dunia perbankan menjadi semakin ketat dengan banyaknya bermunculan bank dan lembaga keuangan lainnya, oleh karena itu perusahaan perbankan harus mengetahui profitabilitas
dan
kualitas
jasa
yang
diberikan
produktifitas,
kepada
nasabah.
Meningkatnya intensitas persaingan dan jumlah pesaing juga menuntut setiap perusahaan perbankan untuk selalu memperhatikan kebutuhan dan keinginan nasabah serta berusaha memenuhi apa yang menjadi harapan nasabah dengan cara yang lebih memuaskan. Selain itu dengan adanya banyak pilihan dengan berdirinya bank-bank dan lembaga perkreditan tersebut menjadikan masyarakat sekarang lebih perhatian dan selektif dalam keputusan pengambilan kredit. Perhatian suatu perusahaan perbankan tidak lagi hanya terbatas pada produk (jasa kredit) yang dihasilkan saja, tetapi juga pada aspek proses (pelayanan), SDM, dan lingkungannya. Setiap bank berlombalomba untuk memberikan kualitas dengan pelayanan yang terbaik bagi nasabahnya maupun secara kuantitas yaitu dengan menambah atau memberikan produk jasa yang sesuai dan dianggap akan dapat memenuhi keinginan nasabahnya. Dengan memahami harapan pelanggan tersebut, perusahaan dapat mengetahui keinginan-keinginan pelanggan dan akan mempertimbangkannya dalam menentukan langkah-langkah strategik
* Atas permintaan perusahaan, nama perusahaan disamarkan
2
perusahaan.
Sehingga
dengan
langkah-langkah
tersebut
akan
meyakinkan dan menanamkan kepercayaan di benak pelanggan akan kwalitas jasa yang diberikan. Sebuah
perusahaan
perbankan
untuk
mengoptimalkan
pelayanannya membutuhkan seorang marketer yang handal atau yang disebut Account Officer (AO). Seorang AO bertanggung jawab dalam membantu kelancaran tugas-tugas manajer pemasaran dan koordinator pemasaran dalam hal pemberian kredit, pembinaan dan pengawasan kredit. Seorang AO bertindak sebagai ujung tombak Bank dalam memberikan pelayanan terahadap nasabahnya sehingga dituntut untuk peka terhadap segala perubahan yang terjadi di lingkungan sekitar perusahaaan baik mengenai nasabah, pesaing atau segala hal yang mempengaruhi kelangsungan hidup perusahaan. Peneliti mengambil topik peranan Account Officer (AO) dalam penelitian ini karena seorang AO adalah duta dari perusahaan artinya AO merupakan ujung tombak perusahaan dalam pelayanan jasa yang di berikan kepada nasabah atau calon nasabah untuk menyalurkan kredit dan membentuk loyalitas nasabah. Mengingat dalam dunia perbankan atau dunia usaha lainnya, nasabah yang loyal adalah aset yang berharga bagi perusahaan. Demikian juga pada BPR, nasabah yang loyal baik deposan maupun debitur sangat diperlukan untuk memutar kas yang ada di Bank. Apabila target kredit yang di capai kurang dari target yang telah ditentukan, maka hal tersebut dapat membawa pengaruh negatif terhadap profitabilitas perusahaan dan kelangsungan hidup Bank dalam jangka
* Atas permintaan perusahaan, nama perusahaan disamarkan
3
panjang. Bank bisa saja dilikuidasi apabila perputaran arus kas tidak lancar. Obyek penelitian ini adalah karyawan Account Officer (AO) PT BPR THP Karanganyar, sebuah BPR yang masih masuk dalam 10 besar peringkat BPR yang ada di Surakarta. Dengan dukungan modal awal lebih dari Rp. 3 Milyar (Aspek keuangan KKM BPR TP 2007), PT. BPR THP saat ini memiliki banyak nasabah, baik deposan maupun debitur dari seluruh wilayah Surakarta. Mayoritas nasabah adalah masyarakat ekonomi
mikro
yang
berdomisili
di
wilayah
Kabupaten
Sragen,
Karanganyar, Sukoharjo dan Kota Solo. Berdasarkan paparan tersebut, maka penelitian ini mengambil judul ”MEKANISME
ACCOUNT
OFFICER
(AO)
DALAM
TUGAS
DAN
PENERAPAN STRATEGI PEMASARAN (RELATIONSHIP MARKETING) PADA PT BPR THP KARANGANYAR”
B. Rumusan Masalah Berdasar latar belakang yang dikemukakan di atas, maka rumusan masalah yang diajukan adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana tugas dan wewenang Account Officer
(AO) dalam hal
pemberian kredit, pembinaan dan pengawasan kredit pada PT. BPR THP Karanganyar ? 2. Bagaimanakah penerapan strategi pemasaran (Relationship Maketing) yang dilakukan oleh para Account Officer (AO) pada PT BPR THP Karanganyar?
* Atas permintaan perusahaan, nama perusahaan disamarkan
4
3. Bagaimanakah upaya para Account Officer (AO) dalam menyalurkan kredit pada PT BPR THP Karanganyar ?
C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui tugas dan wewenang Account officer (AO) dalam hal pemberian kredit, pembinaan dan pengawasan kredit pada PT. BPR THP Karanganyar . 2. Untuk
mengetahui penerapan
strategi
pemasaran
(Relationship
Marketing) yang dilakukan Account Officer (AO) pada PT BPR THP Karanganyar. 3. Untuk mengetahui upaya yang dilakukan oleh Account Officer (AO) dalam penyaluran kredit pada PT BPR THP Karanganyar.
D. Manfaat Penelitian 1. Bagi penulis a. Untuk memenuhi tugas akhir sebagai persyaratan kelulusan studi program Diploma III Manajemen Pemasaran Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. b. Memberikan pemahaman atas teori-teori / ilmu yang diperoleh di bangku kuliah dan penerapannya dengan kondisi riil di lapangan. 2. Bagi Praktisi Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi atau bahan pertimbangan perusahaan dalam menentukan kebijakan-kebijakan manajemen perusahaan.
* Atas permintaan perusahaan, nama perusahaan disamarkan
5
3. Bagi Akademisi Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi bagi penelitian lain yang sejenis di waktu yang akan datang, sehingga dapat memperbaiki dan menyempurnakan keterbatasan dan kelemahan yang ada pada penelitian ini.
E. Metodologi Penelitian 1. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT BPR THP yang beralamatkan di Jl. Solo – Tawangmangu KM 6 Palur, Jaten, Karanganyar, dengan menetapkan para Account Officer (AO) sebagai obyek penelitian, dimana AO sebagai marketer di perusahaan akan di lihat bagaimana upaya mereka dalam memberikan pelayanan kepada nasabah dan bagaimana strategi mereka dalam membentuk loyalitas nasabah kepada perusahaan. 2. Jenis dan Sumber Data a. Jenis data Penulis menggunakan jenis data kualitatif yaitu data yang di nyatakan dalam bentuk kata, kalimat dan gambar. Data ini digunakan untuk mengetahui hal-hal yang berhubungan dengan tugas dan wewenang AO serta strategi pemasaran yang diterapkan dan lain sebagainya. b. Sumber data Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
* Atas permintaan perusahaan, nama perusahaan disamarkan
6
Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumber, diamati, dicatat untuk pertama kalinya. Data primer disini merupakan hasil interview, observasi dan survey secara langsung kepada pimpinan, karyawan (AO pada khususnya) dan nasabah PT. BPR THP Karanganyar yaitu berupa gambaran umum dan struktur organisasi perusahaan, tatacara pengelolaan kredit serta strategi pemasaran yang diterapkan.
F. Teknik Pengumpulan Data 1. Wawancara Wawancara
adalah bentuk
komunikasi langsung dengan
responden dan tanya jawab dalam hubungan tatap muka sehingga gerak dan mimik responden merupakan media yang melengkapi kata secara verbal. Metode wawancara dilakukan dengan wawancara secara langsung untuk memperoleh data-data tentang gambaran umum perusahaan mulai dari produk yang ditawarkan serta kebijakkankebijakkan dan strategi perusahaan. 2. Observasi Observasi adalah metode pengumpulan data dengan mencatat informasi seperti apa yang mereka saksikan selama penelitian. Metode ini dilakukan dengan mengamati langsung objek peelitian selama magang berlangsung di PT BPR THP Karanganyar untuk memberikan gambaran yang sesungguhnya dari obyek yang diteliti.
* Atas permintaan perusahaan, nama perusahaan disamarkan
7
3. Studi Pustaka Studi pustaka dilakukan dengan cara mengambil dari buku-buku referesi yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti dan bertujuan untuk mengetahui inti permasalahan tersebut secara teoritis. Selain itu juga untuk mempelajari dari sumber data yang lain yaitu dari internet.
G. Teknik Pembahasan Dalam
penelitian
ini
menggunakan
teknik
deskriptif
yaitu
menggambarkan dan menceritakan keadaan beserta data-data yang sebenarnya tentang tugas dan penerapan strategi pemasaran Account Officer pada PT BPR THP Karanganyar. Setelah data-data yang dibutuhkan terkumpul, kemudian disajikan dalam bentuk laporan.
* Atas permintaan perusahaan, nama perusahaan disamarkan
8
H. Kerangka Pemikiran
Account officer (AO)
TUGAS DAN WEWENANGA ACCOUNT OFFICER (AO)
STRATEGI PEMASARAN Relationship Marketing
TUJUAN PERUSAHAAN Loyalitas Nasabah
Gambar III.1 Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran diatas merupakan mekanisme (cara kerja) Account officer (AO) dalam menjalankan tugas dan wewenangnya dalam perannya sebagai pemasar. AO sangat berperan dalam menawarkan produk secara langsung kepada masayarakat / lembaga agar memperoleh nasabah sesuai dengan target yang telah ditentukan perusahaan. Agar target perusahaan tersebut dapat tercapai maka seorang AO harus memiliki visi dan misi serta kwalitas dalam memberikan pelayanan untuk kemajuan perusahaan perbankan.
* Atas permintaan perusahaan, nama perusahaan disamarkan
9
Account officer (AO) memerlukan strategi pemasaran yang efektif dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat dengan perusahaan yang bergerak dalam bidang yang sama. Penerapan strategi Pemasaran Relasional
(Relationship
Marketing)
sangat
efektif
dalam
upaya
pembinaan hubungan jangka panjang antara perusahaan dengan nasabah. Nasabah merupakan bagian yang sangat penting dan merupakan pangkal dari perputaran dana yang ada dalam dunia perbankan. Kesetian nasabah akan memberikan pengaruh positif terhadap kelangsungan hidup perusahaan.
Kesetian
nasabah
bisa
dibangun
dengan
membina
hubungan jangka panjang antara perusahaan dengan nasabah. Peran AO disini akan menjadi kunci dalam keberhasilan perusahaan dalam mencari, mengembangkan dan mempertahankan hubungan dengan nasabah atau calon nasabah. Dalam praktiknya AO memiliki tugas yang sangat berat dalam mencari nasabah serta dalam membangun hubungan jangka panjang dengan nasabah. Kemampuan seorang AO akan di uji dalam keberhasilannya untuk meraih nasabah.
* Atas permintaan perusahaan, nama perusahaan disamarkan
10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Jasa Jasa merupakan semua aktivitas ekonomi yang hasilnya tidak merupakan produk dalam bentuk fisik atau kostruksi, yang biasanya dikonsumsi pada saat yang sama dengan waktu yang dihasilkan dan memberikan nilai tambah ( seperti misalnya kenyamanan, hiburan, kesenangan atau kesehatan ) atau pemecahan atas masalah yang dihadapi konsumen ( Lupiyoadi, 2001 ). Tidak jauh berbeda dengan definisi diatas, (Kotler,1994) mendefiisikan jasa sebagai : “Setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun.” Produksi jasa mungkin berkaitan dengan produksi fisik atau tidak.
B. Pengertian Pemasaran Relasional (Relationship marketing) 1. Pengertian Relationship Marketing Relationship adalah praktek membangun hubungan jangka panjang yang memuaskan dengan pihak-pihak kunci : pelanggan, pemasok, penyalur, guna memperbaiki preferensi dan bisnis jangka panjang perusahaa (Kotler, 1994). Relationship Marketing menandai adanya perubahan paradigma yang signifikan dalam pemasaran, sebuah pola pikir yang semata-mata berlandaskan hubungan saling menguntungkan dan kerjasama.
* Atas permintaan perusahaan, nama perusahaan disamarkan
11
Karakteristik Relationship Marketing adalah sebagai baerikut : a. Memfokuskan diri pada partner pelanggan dan bukannya pada produk-produk yang dihasilkan oleh perusahaan. b. Memberikan penekanan terhadap bertahannya dan pertumbuhan pelanggan dari pada perolehan pelanggan baru c. Mengendalikan kerja dari tim-tim yang terdiri dari berbagai fungsi dalam perusahaan daripada kaerja yang dilakukan di tingkat departemen. d. Mengandalkan
lebih
banyak
mendengarkan
dibandingkan
berbicara. Relationship marketing mengakui pentingnya berbagai pihak: pemasok, pegawai, distributor, agen dan pengecer bekerjasama untuk memberikan nilai-nilai terbaik bagi pelanggan. Hasil Relationship Marketing yang utama adalah pengembangan aset unik perusahaan yang disebut jaringan pemasaran. Jaringan pemasaran terdiri atas perusahaan dan semua pihak-pihak yang berkepentingan : pelanggan, pemasok, penyalur, pengecer, agen iklan, dan pihak lain bersamasama dengan telah membangun hubungan bisnis yang saling menguntungkan dengan perusahaan. Aspek–aspek dalam penerapan Relationship Marketing : 1) Fokus pada mempertahankan konsumen 2) Orientasi pada manfaat produk 3) Hubungan jangka panjang 4) Komitmen tertinggi pada konsumen
* Atas permintaan perusahaan, nama perusahaan disamarkan
12
5) Kontak dengan konsumen tinggi 6) Kualitas adalah urusan semua departemen/orang. Relationship Marketing oleh beberapa peneliti digambarkan sebagai ikatan jangka panjang (long term relationship) antara dua pihak. Ikatan tersebut dapat berupa ikatan antara perusahaan yang dikenal dengan pola business to business atau ikatan antara perusahaan dengan pelanggan atau yang biasa disebut dengan business to customer (perusahaan atau organisasi dengan konsumen atau pelanggannya). Relationship Marketing sebagai pengenalan setiap pelanggan secara lebih dekat dengan menciptakan komunikasi dua arah dengan mengelola suatu hubungan yang saling menguntungkan antara pelanggan dan perusahaan (Chan, 2003). Berdasar pengertian tersebut tujuan utama Relationship Marketing sebenarnya adalah untuk menemukan Livetime Value (LTV) dari pelanggan. Lifetime Value pada dasarnya adalah Net Present Value dari profit yang dihasilkan oleh rata-rata pelanggan dalam waktu tertentu. Semakin lama seseorang menjadi pelanggan, maka semakin besar value pelanggan tersebut bagi perusahaan. Lifetime Value dapat menjadi barometer pengukur untuk memilah-milah pelanggan berharga, dan membedakannya dengan kelompok pelanggan lain. Mempunyai banyak pelanggan dan lifetime value tinggi adalah impian setiap pemasar.
* Atas permintaan perusahaan, nama perusahaan disamarkan
13
2. Program Relationship Marketing Perusahaan
dapat
mengkombinasikan
kemampuan
untuk
merespon dan menyediakan permintaan pelanggan dengan baik, serta melakukan hubungan yang lebih intensif dengan pelanggan melalui peningkatan kualitas layanan pelanggan sesuai dengan permintaan pelanggan
maka
perusahaan
tersebut
dapat
mempertahankan
pelanggannya untuk jangka panjang ( Winner, 2004). Program Relationship Marketing terdiri dari: a. Customer Service Customer Service merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam setiap usaha baik dalam bidang jasa maupun barang. Customer service adalah pelayanan tambahan yang diberikan untuk mendukung produk utama, juga merupakan komponen penting dari Customer service. Customer service sangat diperlukan untuk membina hubungan jangka panjang dengan cara memberikan pelayanan tambahan sehingga membedakan produk perusahaan dengan produk pesaing. b. Loyalty programs Loyality Programs adalah program promosi yang dirancang untuk
membangun
hubungan
jangka
panjang
yang
saling
menguntungkan antara perusahaan dan pelanggan, kuncinya untuk menciptakan pembelian yang terus menerus dari sebuah produk atau jasa tertentu. Loyalty Programs diadakan agar pelanggan
* Atas permintaan perusahaan, nama perusahaan disamarkan
14
melakukan pembelian berulang kali kepada perusahaan sehingga perusahaan akan mendapatkan keuntungan. c. Community Building Community building ini dimaksudkan untuk membangun hubungan antara pelanggan agar memberikan informasi atau saran dan untuk menciptakan suatu hubungan yang baik antara pelanggan dengan perusahaan. 3. Manfaat Relationship Marketing a. Manfaat ekonomis Pendekatan pertama untuk membangun suatu hubungan nilai dengan pelanggan keuangan
atau
ekonomis
adalah menambah manfaat-manfaat manfaat
ekonomis
dapat
berupa
penghematan biaya yang dikeluarkan oleh pelanggan, potonganpotongan khusus. b. Manfaat sosial Meskipun pendekatan dengan menambah manfaat ekonomis seperti di atas dapat membangun preferensi konsumen, namun hal ini dapat mudah ditiru oleh para pesaing satu badan usaha dengan yang lainnya. Sehingga dalam pendekatan ini, badan usaha harus berusaha meningkatkan hubungan sosial mereka yaitu dengan memberikan perhatian kepada para pelanggan dengan mempelajari kebutuhan dan keinginan pelanggan secara individual.
* Atas permintaan perusahaan, nama perusahaan disamarkan
15
c. Ikatan struktural Pendekatan ketiga untuk membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan adalah menambah ikatan struktural. Maksudnya bahwa badan usaha - badan usaha memberikan pendekatan atau program yang terstruktur yang dapat menarik minat konsumen untuk mau terlibat menjadi anggota.
C. Pengertian Bank dan Strategi Pemasaran Bank 1. Pengertian Bank Bank merupakan salah satu bentuk lembaga keuangan. Bank merupakan suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki kelebihan dana (surplus unit) dengan pihak yang memerlukan dana, serta sebagai lembaga yang berfungsi memperlancar lalu lintas pembayaran. Bank merupakan industri yang dalam kegiatannya mengandalkan kepercayaan masyarakat sehingga tingkat kesehatan bank perlu dijaga. Pengertian bank menurut undang-undang RI nomor 10 tahun 1998 tentang perubahan Undang – Undang RI No. 7 tahun 1992 tentang perbankan : “Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya pada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.” Berdasarkan definisi mengenai bank maka dapat dinyatakan fungsi bank adalah sebagai berikut :
* Atas permintaan perusahaan, nama perusahaan disamarkan
16
a. Penghimpunan dana masyarakat b. Sebagai lembaga pemberi kredit c. Sebagai lembaga yang melancarkan transaksi perdagangan dan pembayaran uang Berdasar pengertian diatas terlihat usaha bank tidak hanya terarah
pada
semata-mata
dana
untuk
mencari
keuntungan
perusahaan tetapi juga diarahkan untuk meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Hal ini merupakan salah satu tanggung jawab bank dalam rangka mewujudkan cita-cita negara mencapai masyarakat adil dan makmur. Oleh karena itu dalam kehidupan sehari-hari bank tidak boleh terlepas dari kegiatan pembangunan. 2. Strategi Pemasaran Bank Strategi pemasaran bank adalah seleksi atas pasar sasaran, penentuan posisi bersaing dan pengembangan marketing mix yang efektif untuk mencapai dan melayani nasabah yang telah dipilih. Perlu juga diketahui bahwa, bank harus menyusun langkah-langkah dalam pemasaran yang strategik didefinisikan sebagai berikut: Pemasaran yang strategik (Marketing Strategic) merupakan suatu proses untuk menganalisis kesempatan-kesempatan atau peluang-peluang pengembangan
pasar, strategi,
pemilihan perumusan
tujuan-tujuan rencana
dan
(objektif), pelaksanaan
kegiatan dan pengawasan
* Atas permintaan perusahaan, nama perusahaan disamarkan
17
D. Bank Perkreditan Rakyat 1. Pengertian BPR BPR dapat diartikan sebagai lembaga keuangan mikro yang berfungsi menerima simpanan dan memberikan kredit dalam bentuk uang. Dasar hukum bagi usaha BPR adalah Undang-undang
No.7
tahun 1992 sebagaimana yang diubah dan ditambah dengan Undangundang No.10 tahun 1998. di dalam undang-undang tersebut telah diatur berbagai aspek yang berkaitan dengan BPR termasuk perijinan, usaha, dan kemungkinan untuk melakukan perluasan usaha dan penghentian usaha atau likuidasi. Ketentuan tersebut ditindak lanjuti dengan peraturan pemerintah dan surat keputusan direksi Bank Indonesia atau peraturan Bank Indonesia. 2. Kegiatan BPR Sesuai ketentuan yang berlaku, BPR diperkenankan untuk melakukan usaha dalam bentuk : a. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan yaitu deposito berjangka, tabungan dan dalam bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu. b. Memberikan kredit c. Menyediakan pembiayaan dan penempatandana berdasarkan prinsip Syariah sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
* Atas permintaan perusahaan, nama perusahaan disamarkan
18
d. Menempatkan dananya dalam bentuk sertifikat Bank Indoesia dan simpanan pada bank-bank lain baik dalam bentuk deposito maupun tabungan dan sertifikat deposito bank umum. Sesuai dengan kegiatan-kegiatannya tersebut berarti BPR lebih berfungsi untuk menampung dana dari mereka yang kelebihan dana untuk kemudian menyalurkan kepada mereka yang kekurangan dana. Jadi fungsi utamanya adalah sebagai perantara di bidang keuangan. Sedangkan perannya di bidang lalu lintas pembayara sangat terbatas. Sebagai perantara di bidang keuangan, BPR diperkenankan untuk menghimpun dana maupun menyalurkan kembali dalam bentuk kredit atau penempatan lainnya. BPR dalam program penghimpunan dananya dibatasi hanya dalam bentuk tabungan dan deposito atau dengan membeli sertifikat deposito. 3. Pengertian kredit Kata kredit berasal dari bahasa latin credere yang berarti kepercayaan, dengan demikian memberikan kredit berarti memberikan kepercayaan (program belajar jarak jauh BPR, 2000). Sedangkan pengertian
kredit
menurut
Undang-undang
No.7
tahun
1992
sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang No.7 tahun 1998 adalah sebagai berikut : “Penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.”
* Atas permintaan perusahaan, nama perusahaan disamarkan
19
Berdasar pengertian diatas dapat dilihat bahwa kredit harus mengandung unsur-unsur sebagai berikut : a. Penyediaan uang atau tagihan b. Kesepakatan c. Kewajiban membayar kembali d. Jangka waktu e. Bunga
E. Pengertian Account officer (AO) Account officer (AO) adalah orang yang bertugas sejak mencari nasabah yang layak sesuai kriteria Bank, menilai, mengevaluasi, mengusulkan besarnya kredit yang diberikan. Untuk mendapatkan seseorang AO yang berkualitas, diperlukan pendidikan yang memadai dan jam terbang agar bisa mengenali usaha yang layak dibiayai.
* Atas permintaan perusahaan, nama perusahaan disamarkan
20
BAB III PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum PT. BPR THP Karanganyar 1. Sejarah Berdirinya Perusahaan PT. BPR THP lahir setelah adanya Kepres No. 38 tahun 1988 tentang Bank Perkreditan Rakyat serta keputusan Menteri Keuangan No 1064/KMKOO/1988 tanggal 27 0ktober 1988 yang mengatur tentang pendirian dan usaha Bank Perkereditan Rakyat. Pendiri PT. BPR THP Karanganyar terdiri dari Ir. Tedjo Wiyono, Gemuk Yunus, R. Ag. Partomo, dan DR. HC. Soewardi Koesardhi. Para pendiri memiliki komitmen serta kepedulian tentang potensi daerah dimana BPR ini berdiri
serta
atas
dasar
keprihatinan
berbagai
ketimpangan
tersedianya layanan khusus bank khususnya bagi penduduk miskin dan ekonomi lemah. Tanpa mengesampingkan potensi
input yang
dapat dikembangkan serta output yang hendak dicapai serta kemungkinan
resiko
yang
akan
timbul,
maka
pendiri
tetap
berkeyakinan bahwa potensi pasar masih terbuka lebar untuk dikembangkan. Setelah mempertimbangkan hal-hal tersebut, maka pendiri menunjuk Drs. Sri Sularno, Akt. untuk melakukan studi kelayakan yang bertujuan agar setiap prediksi untuk mengembangkan BPR dapat tercapai dengan baik. Berdasarkan hasil studi kelayakan tersebut dapat disimpulkan
bahwa
di
daerah
* Atas permintaan perusahaan, nama perusahaan disamarkan
Kecamatan
Jaten
Kabupaten
21
Karanganyar masih layak untuk didirikan usaha BPR. Mengacu pada kesimpulan itu maka diputuskan bahwa rencana pendirian BPR dapat segera ditindaklanjuti. Atas keputusan ini maka para pendiri segera melengkapi persyaratan pendirian BPR yaitu berupa Akta Pendirian Perseroan Terbatas, dibuat dihadapan notaries Soehartinah Ramli, SH yang berkantor di Jl. RA. Kartini NO. 7 Surakarta pada tanggal 1 oktober 1992 dengan Akta No. 01. Setelah diterbitkannya akta tersebut, maka PT. BPR THP memulai kegiatan operasional pada taggal 21 Desember 1993 dengan landasan hukum berupa ijin prinsip No. S-590/MK.17/1992 Tanggal 7 Desember 1992 serta ijin usaha No. KEP-279/KM.17/1993 tanggal 6 Desember 1993 yang dikeluarkan oleh Direktorat Jendral Lembaga Keuangan-Departemen Keuangan RI. PT. BPR THP bertempat di Jl. Solo-Tawangmangu Km 6 Desa Dagen Palur Karanganyar. Latar belakang pendiri memilih lokasi ini adalah daerah disekitar domisili kantor memiliki potensi usaha dari berbagai bidang, mulai perdagangan, pertanian, industri, jasa serta usaha-usaha produktif lainnya. Sedang dari sektor dana, lokasi ini dinilai cukup potensial karena hanya berjarak 6 Kilometer dari kota Solo. Dengan letak kantor yang strategis, diharapkan efektifitas usaha dan dana dapat mecapai hasil yang maksimal. PT.
BPR
THP
Karanganyar
memiliki
motto
“Mencukupi
kebutuhan anda” dengan filosofi bahwa hubungan antara bank dengan nasabah atau relasi senantiasa dilandasi kepentingan untuk saling
* Atas permintaan perusahaan, nama perusahaan disamarkan
22
menguntungkan.
Kebutuhan
nasabah
selalu
diukur
dengan
kemampuan bank untuk memenuhi jasa layanan yang diperlukan dengan kontribusi berupa prestasi nasabah untuk dapat “mencukupi” kewajibanya kepada bank. Hubungan inilah yang mendasari bank sehingga pada akhirnya setiap proses bisnis selalu ditekankan pada hubungan saling menguntungkan. Dengan pola ini maka setiap nasabah selalu ditempatkan pada posisi asset yang berprospek menguntungkan tanpa membedakan suku, agama, golongan maupun asal-usul, sepanjang koridor berupa norma perundang-undangan tidak dilanggar. PT. BPR THP Karanganyar dalam melaksanakan usahanya memiliki pandangan serta komitmen sebagai berikut : a. Visi Usaha Menyediakan sarana keuangan bagi usaha perorangan maupun kelompok dalam kategori pengusaha kecil atau mikro yang dapat dikembangkan secara ekonomis. b. Misi perusahaan Mendorong
terselenggaranya
pemberdayaan
ekonomi
dikalangan masyarakat kecil (grassroot), menuju pola usaha yang mandiri, sehat, dan dinamis. c. Sasaran Pembiayaan Para pedagang, petani dan pengusaha kecil menengah serta usaha lainnya yang tidak bertentangan dengan perundang-
* Atas permintaan perusahaan, nama perusahaan disamarkan
23
undangan yang berlaku di Indonesia dan dipandang mampu secara teknis maupun ekonomis. d. Tujuan Usaha Dapat menguntungkan secara ekonomis berjangka panjang sehingga kepentingan dari pemilik, pengurus, karyawan, kreditur, serta pihak ketiga lainnya dapat tercukupi sesuai dengan haknya masing-masing. 2. Struktur Organisasi Perusahaan Setiap bank memiliki sistem organisasi yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Hal ini disesuaikan dengan kondisi dari masing-masing bank atau tergantung dari besar kecilnya bank tersebut. Tepat tidaknya sistem organisasi yang dimiliki suatu bank akan sangat berpengaruh pada kemajuan bank tersebut. Semakin maju dan besar suatu bank maka akan semakin banyak persoalan yang timbul, antara lain masalah organisasinya. Dalam pelaksanaan operasional perusahaan, PT. BPR THP Karanganyar memiliki organisasi yang susunannya adalah sebagai berikut (dapat dilihat pada gambar III.1): a. Dewan Komisaris Dewan
komisaris
merupakan
badan
tertinggi
dalam
organisasi perusahaan yang anggotanya diagkat dan diberhentikan oleh
RUPS.
Dewan
Komisaris
bertugas
mengatur
dan
mengkoordinir kepentingan pemegang saham, menguasai dan
* Atas permintaan perusahaan, nama perusahaan disamarkan
24
menertibkan
pelaksanaan
tujuan
perusahaan
seperti
yang
tercantum dalam anggaran dasar dapat tercapai. b. Dewan Direksi Dewan direksi terdiri dari Direktur Utama yang merangkap sebagai Direktur Pemasaran dan Direktur Operasional. Dewan Direksi bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris dalam pelaksanaan tugas untuk mencapai tujuan kepentingan BPR. c. Kepala Kredit atau Manajer Pemasaran Kepala
Kredit
atau
pemasaran
melaksanakan
fungsi
koordinir pada Account Officer, monitoring kegiatan komersiil dan berfungsi sebagai sekertaris komite kredit. Kepala kredit atau Manajer Pemasaran membawahi : 1) Ka. Sie Kredit Ka.
Sie
Kredit
bertanggungjawab
atas
kegiatan
administrasi kredit maupun hal-hal lain yang menyangkut bagian dari pembukuan dan pelaporan hasil fasilitas kredit. 2) Account Officer Account Officer bertanggungjawab melakukan analisa ekonomis atas proposal-proposal kredit yang diajukan dan memberikan penilaian kelayakan terhadap proposal yang ada dan melaksanakan pembinaan serta pengawasan atas nasabah kredit atau debitur.
* Atas permintaan perusahaan, nama perusahaan disamarkan
25
d. Manajer Operasional Manajer Operasional bertanggungjawab kepada direktur dan bertugas mengkoordinir pembuatan dan penyampaian neraca harian, membuat laporan rugi laba, neraca likuiditas untuk manajemen ataupun laporan ekstern lainnya yag disampaikan kepada Bank Indonesia. Manajer Operasional membawahi: 1) Customer Service Customer Service bertanggungjawab atas pelayanan terhadap nasabah maupun calon nasabah mengenai produkproduk dan jasa-jasa BPR meliputi pendataan kredit nasabah kredit, pelayanan pembukaan tabungan ataupun deposito berjagka. 2) Administrasi kredit Bagian
Administrasi
Kredit
bertanggungjawab
melaksanakan administrasi, monitoring dan pembuatan laporanlaporan serta memelihara kelengkapan berkas kredit dan dokumentasi, mengawasi setiap pelaksanaan fasilitas bank yang diberikan sebelum dilakukan instruksi operasionalnya maupun penurunan dan penyelesaiannya. 3) Teller Teller bertanggungjawab dalam memberikan pelayanan kepada nasabah dalam hal menerima dan membayarkan uang atas nama BPR dan bertanggungjawab kepada manajemen atas
* Atas permintaan perusahaan, nama perusahaan disamarkan
26
jumlah uang yang diterima dan dibayarkan sehingga uang yang ada sesuai dengan bukti administrasi. 4) Accounting Accounting bertanggung
merupakan
jawab
penuh
aparat atas
manajemen
kegiatan
yang
administrasi
pembukuan dan pelaporan maupun hal lain yang menyangkut bagian dari pembukuan dan laporan sesuai yang digariskan oleh manajemen. 5) Electronic Data Processing (EDP) Bagian pengolahan data bertugas menyelenggarakan data baik data kredit, tabungan, deposito, pembukuan, dan kepegawaian berupa pemasukan data, mutasi, laporan, serta pengolahan data. e. Satuan Pengawas Intern (SPI) Membantu tugas komisaris dalam melaksanakan tugas auditing dan verifikasi, pengawasan dan pemeriksaan menyangkut semua kegiatan seperti surat-surat bukti pembukuan, kepatuhan akan
peraturan
perbankan
dari
Bank
Indonesia
di
dalam
perusahaan melaksankan pemeriksaan secara incidental terhadap hal-hal yang bersifat khusus, membuat laporan hasil pemeriksaan, membuat
perencanaan
yang
menyangkut
seluruh
bidang
perusahaan dan membuat laporan tentang tingkat kesehatan bank dan menganalisa kebutuhan modal.
* Atas permintaan perusahaan, nama perusahaan disamarkan
27
f. Kantor Cabang Kantor cabang adalah perpanjangan tangan dari Kantor Pusat dalam mencari dan melayani nasabah di wilayahnya. PT. BPR THP Karanganyar mempunyai satu kantor cabang di kota Surakarta, tepanya di Kompelks Pertokoan Beteng. Kantor cabang juga bertanggung jawab membuat laporan tentang kegiatan da performance kantor cabang secara berkala maupun yang bersifat kasuistik kepada kantor pusat.
* Atas permintaan perusahaan, nama perusahaan disamarkan
28
* Atas permintaan perusahaan, nama perusahaan disamarkan
29
3. Produk perbankan pada PT. BPR THP Karanganyar Penyaluran kredit merupakan kegiatan perbankan dengan proporsi terbesar pada PT. BPR THP Karanganyar. Namun demikian, PT. BPR THP juga menawarkan produk perbankan lainnya kepada masyarakat, karena selain menyalurkan dana, pada dasarnya kegiatan perbankan
adalah
membiayai
kredit
menghimpun tersebut.
dana
Produk
dari
dan
masyarakat
jasa
untuk
perbankan
yang
ditawarkan oleh PT. BPR THP diantaranya adalah : a. Tabungan Tabungan
adalah
simpanan
dari
pihak
ketiga
yang
penarikannya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati. Ada 2 jenis yang ditawarkan oleh PT. BPR THP, yaitu : 1) Tabungan Trihasta, merupakan tabungan besar dimana bunga yang
diberikan
kepada
nasabah
tanpa
dikenakan
biaya
administrasi. 2) Tabungan
Prasodjo,
merupakan
tabungan
kecil
apabila
pengendapan saldo belum melebihi atau dalam satu bulan tidak bersaldo diatas Rp. 1.000.000,- dengan dikenakan biaya administrasi dan suku bunga lebih tinggi. b. Deposito Berjangka Deposito berjangka adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan dalam jangka waktu tertentu menurut perjanjian antara pihak ketiga dengan bank yang bersangkutan. Jangka waktu deposito berjangka pada PT. BPR THP Karanganyar
* Atas permintaan perusahaan, nama perusahaan disamarkan
30
adalah bulanan mulai 1 bulan s/d 12 bulan dengan bunga yang dibayarkan tiap bulan. Atas bunga deposito berjangka tersebut dikenakan PPh sebesar 20% berdasarkan ketentuan pemerintah. Nominal deposito berjangka di PT. BPR THP karanganyar minimal adalah Rp 7.500.000,c. Kredit Dana yang diperoleh PT. BPR THP Karanganyar dari pihak ketiga atau masyarakat kemudian disalurkan dalam bentuk kredit. Adapun kredit yang diberikan antara lain : a). Menurut penggunaannya : 1) Kredit modal kerja Bidang usaha yang dapat ditunjang pembiayaannya melalui kredit ini adalah : i
Usaha Pertanian
ii
Usaha Perindustrian
iii Usaha Perdagangan iv Usaha Jasa 2) Kredit investasi Kredit ini digunakan untuk membangun sarana dan prasarana usaha : i
Pertanian
ii
Industri
iii Perdagangan
* Atas permintaan perusahaan, nama perusahaan disamarkan
31
3) Kredit konsumtif Kredit
ini
digunakan
untuk
tujuan
penggunaan
kosumtif (bukan usaha), misalnya untuk membeli motor, memperbaiki rumah, mengadakan pesta, dan sebagainya. b). Menurut sifat pengembaliannya : 1) Kredit Cicilan atau Instalment Kredit ini diberikan untuk pembiayaan investasi, konsumsi atau modal kerja yang pengembaliannya dicicil beberapa
kali
sesuai
perjanjian.
Di
PT.
BPR
THP
Karanganyar penetapan suku bunga kredit installment ini adalah 1,9% (flat) per bulan dari pokok pinjaman awal atau 2,9% (efektif) per bulan dari sisa pokok pinjaman dengan jangka waktu maksimal 36 bulan. 2) Kredit Musiman atau Reguler Kredit yang diberikan untuk pembiayaan modal kerja dan sudah harus dikembalikan dalam suatu siklus usaha yang diperjanjikan. Di PT. BPR THP Karanganyar penetapan suku bunga kerdit regular adalah 3% dibebankan setiap bulan dari sisa pokok pinjaman yang dibayarkan sesuai siklus usaha yang telah disepakati.
* Atas permintaan perusahaan, nama perusahaan disamarkan
32
Berdasarkan Keputusan Direksi tentang ketentuan tabungan dan deposito besarnya suku bunga yang diberikan untuk produk-produknya dapat dilihat pada tabel III.1 : Tabel III. 1 Suku bunga PT. BPR THP (per April 2009)
PRODUK
SUKU BUNGA
1 ) Tabungan : .
Tabungan Trihasta
5% per tahun
.
Tabungan Prasodjo
7% per tahun (biaya adm 2500 per bulan)
Deposito berjangka : .
1 (satu) bulan
8,25% per tahun
.
3 (tiga) bulan
9,75% per tahun
.
6 (enam) bulan
10,75% per tahun
.
12 (dua belas) bulan
11,25% per tahun
Pinjaman : Instalment
1,9% per bulan
Reguler
2,9% per bulan
* Atas permintaan perusahaan, nama perusahaan disamarkan
33
B. Laporan Magang Kerja Magang kerja merupakan kegiatan mahasiswa yang dilakukan di luar kampus yang berorientasi pada dunia kerja. Pelaksanaan magang kerja bertujuan utuk memberikan kesempatan kepada mahasiswa dalam pengamatan di lapangan terhadap materi-materi yang didapat selama masih mengikuti kegiatan perkuliahan. Pada waktu melaksanakan magang kerja mahasiswa juga melakukan penelitian untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penyusunan Tugas Akhir. Data yang diperoleh akan diolah kemudian dicari penyelesaiannya. 1. Tujuan melaksanakan magang kerja di PT. BPR THP Karanganyar adalah: a) Mempermudah dalam mengidentifikasi masalah tugas akhir. b) Mempermudah dalam mengakses data pada PT. BPR THP Karanganyar yang terkait dengan penulisan Tugas Akhir. c) Memperoleh pengalaman kerja dan pengetahuan secara langsung tentang beraneka ragam aktifitas dalam dunia kerja, khususnya dalam dunia perbankan. d) Mengetahui dan memahami adanya permasalahan yang timbul serta memberikan suatu alternative pemecahan masalah tersebut untuk menunjang kemajuan bagi PT. BPR THP Karanganyar. 2. Manfaat kegiatan magang kerja a. Bagi Mahasiswa
* Atas permintaan perusahaan, nama perusahaan disamarkan
34
1) Dapat melihat secara langsung bagaimana kegiatan kerja dalam dunia perbankan, khususnya pada lembaga perbankan PT. BPR THP Karanganyar. 2) Memberikan pengalaman dalam dunia kerja. 3) Dapat mengetahui permasalahan yang dihadapi PT. BPR THP karanganyar dan mencoba memberi solusi. 4) Meningkatkan
kreatifitas
dan
profesionalisme
agar dapat
memprediksi dan mempersiapkan diri dari persaingan yang semakin ketat. b. Bagi Perguruan Tinggi 1) Menjalin hubungan baik dengan PT. BPR THP Karanganyar 2) Mengetahui sejauh mana ilmu pengetahuan yang dapat diserap oleh mahasiswa selama kuliah c. Bagi Perusahaan 1) Menjalin Kerjasama dengan dunia pendidikan. 2) Saran dari mahasiswa yang bersifat membangun. 3. Pembahasan kegiatan magang kerja Pembahasan laporan magang kerja ini terdiri dari lokasi, penempatan magang kerja dan jangka waktu. a. Lokasi Magang kerja diakukan berlokasi di PT. BPR THP yang beralamat di Jalan Raya Solo-Tawangmangu Km 6 Palur, Jaten, Karanganyar, Telp. (0271) 825042 Hunting Fax 825134. memiliki
* Atas permintaan perusahaan, nama perusahaan disamarkan
35
kantor cabang di Ruko Beteng Blok A No. 6 Solo, Telp. (0271) 651358, 651359. b. Penempatan magang kerja Selama
melakukan
kegiatan
magang
kerja,
penulis
ditempatkan pada bagian pemasaran sesuai dengan spesifikasi ilmu yang diambil. Akan tetapi dalam dunia kerja penempatan jabatan belum tentu sesuai dengan jurusan yang diambil. Maka dalam hal ini pihak perusahaan memberikan kebijakkan untuk mempelajari semua aktifitas yang terjadi, sehingga semua kegiatan di PT. BPR THP karanganyar bisa diikuti. Pada bagian pemasaran, mahasiswa yang melakukan magang kerja mempelajari cara mencari nasabah, memberikan layanan kepada nasabah, bagaimana mengahadapi nasabah yang unik di daerah-daerah yang menjadi sasaran perusahaan. Untuk bagian perkreditan mempelajari prosedur atau cara apabila nasabah akan melakukan pembayaran jatuh tempo, hal ini juga dipreaktekkan secara langsung dengan mendatangi rumah nasabah dengan didampingi para AO perusahaan secara bergiliran.
Selain
itu
juga
mempelajari
pembukuan
atau
pemberekasan calon nasabah yang dibutuhkan oleh PT. BPR THP Karanganyar. c. Jangka waktu Magang kerja dilaksanakan selama satu bulan. Kegiatan magang kerja dimulai pada tanggal 2 Maret 2009 sampai dengan tanggal 3 April 2009.
* Atas permintaan perusahaan, nama perusahaan disamarkan
36
C. Pembahasan Masalah 1. Tugas dan Wewenang Account Officer (AO) dalam Hal Pemberian Kredit, Pembinaan dan Pengawasan Kredit pada PT. BPR THP Karanganyar. Dalam struktur organisasional perusahaan, Account Officer (AO) bertanggung jawab dalam membantu kelancaran tugas-tugas Manajer Pemasaran dan Koordinator Pemasaran dalam hal pemberian, pembinaan
serta
pengawasan
kredit.
Dalam
Job
Description
perusahaan AO memiliki tugas dan wewenang tersendiri dalam hubungan langsung dengan nasabah. Tugas dan wewenang tersebut antara lain: a. Mempromosikan aktifitas bank baik dalam bentuk lisan atau brosurbrosur yang tersedia untuk menarik calon nasabah baru, baik calon nasabah penabung, deposan atau peminjam. b. Menyusun semua dokumen-dokumen yang diperlukan dalam pengajuan hasil analisa kepada Manajer Pemasaran melalui Koordinator Pemasaran. c. Menetukan penilaian agunan sesuai ketentuan yang berlaku di kantor. d. Membuat review hasil survey dan pengajuan hasil survey ke Koordinator Pemasaran, Manajer Pemasaran dan direksi, yang meliputi : analisa kelayakan kredit, review terhadap nilai agunan yang
berlaku
dipasar
(kendaraan
* Atas permintaan perusahaan, nama perusahaan disamarkan
dan
tanah/bangunan),
37
menyampaikan hasil putusan dari Koordinator Pemasaran, Manajer Pemasaran dan direksi kepada nasabah. e. Membuat rencana kunjungan, mengatur jadwal waktu kunjungan dan membuat laporan kepada Koordinator Pemasaran yang akan diteruskan kepada Manajer Pemasaran atas permohonan pinjaman dari calon nasabah. f. Mengunjungi
nasabah-nasabah
setiap
waktu,
dalam
rangka
pembinaan dan pengawasan, serta melaporkan hasil penemuan kepada Koordinator, Manajer Pemasaran yang akan diteruskan kepada Direktur Utama untuk mendapatkan keputusan dan saransaran. g. Memonitor perkembangan aktifitas usaha nasabah kredit dan memonitor
secara
periodic
atas
jaminan
dan
kelengkapan
dokumen-dokumen kredit. h. Membuat review analisis atas perusahaan atau nasabah yang telah menerima
fasilitas
kredit
(membuat
laporan
sumber
dan
penggunaan dana nasabah) secara berkala. i. Bertanggung jawab atas kelancaran dari rekening peminjam yang dikelola sesuai daerah masing-masing petugas. j. Bertanggung jawab atas kelancaran pembayaran angsuran dan bunga yang menjadi kewajiban sampai kredit lunas. k. Mengambil
tinadakan
pengamanan
terhadap
kredit
yang
menunjukkan gejala tidak lancar dengan memberi peringatan kepada nasabah serta melaporkan ke pejabat yang berwenang.
* Atas permintaan perusahaan, nama perusahaan disamarkan
38
l. Mempelajari semua data-data/informasi harga pasar semua barang serta informasi harga-harga taksiran barang jaminan setiap saat. m. Bertanggung jawab atas seluruh pekerjaan yang dikerjakan. n. Menerima tugas-tugas lainnya yang berkaitan dengan perusahaan dan untuk kepentingan perusahaan berdasarkan memo dari atasan/Direksi.
Account Officer dalam
mejalankan tugas dan wewenangnya
selalu berkoordinasi dengan Koordinator Pemasaran dan Manajer Pemasaran dalam menghadapi permasalahan-permasalahan kredit di lapangan. Apabila mengahadapi kredit yang tergolong memiliki tingkat resiko tinggi Account Officer juga melibatkan direktur dan komisaris utama dalam penanganan kredit tersebut.
2. Penerapan
Strategi
Pemasaran
(Reationship
Marketing)
yang
Dilakukan Account Officer (AO) pada PT. BPR THP Karanganyar. Usaha penghimpunan dana dari masyarakat merupakan salah satu langkah strategi pemasaran yang harus dilakukan oleh bagian pemasaran dalam operasionalnya pada lembaga perkreditan seperti pada PT. BPR THP Karanganyar. Pada bagian pemasaran ini memiliki tanggung jawab dengan masyarakat yaitu bagaimana penerapan strategi atau langkah usahanya untuk dapat memasuki peluang pasar dan mengatasi persaingan dengan memberikan yang terbaik kepada masyarakat, meningkatkan kualitas pelayanan untuk meningkatkan
* Atas permintaan perusahaan, nama perusahaan disamarkan
39
kepuasan nasabah serta berusaha menawarkan produk-produk yang fleksibel dan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Kegiatan pemasaran atau strategi pemasaran yang diterapkan oleh AO pada PT. BPR THP Karanganyar adalah dengan sistem “Pemasaran
Relasional
(Relationship
Marketing)”.
Peamasaran
relasional disini menekankan pada rekruitmen dan pemeliharaan (mempertahankan)
nasabah
melalui
peningkatan
hubungan
perusahaan dengan nasabahnya. Pelayanan kepada nasabah menjadi prioritas utama dalam kegiatan pemasaran untuk membentuk loyalitas nasabah kepada bank. Relationship marketing menawarkan strategi memperdalam hubungan dengan nasabah. Dalam konteks ini nasabah adalah mitra yang harus terus menerus dibina melalui pola win-win situation. Hasil dari
Relationship
Marketing
adalah
proses
pembentukan
dan
keterkaitan dalam memanajemen pelanggan, membangun hubungan mata rantai untuk meningkatkan nilai pelanggan (customer value). Relationship marketing berusaha membangun hubungan dan perhatian yang lebih konstruktif dengan nasabah terpilih dan terseleksi lebih penting dalam memperluas sukses pemasaran jangka panjang dibandingkan hanya mengejar target pengumpulan publik dalam skala yang lebih luas. Ada beberapa aspek yang dijadikan sebagai landasan dalam menjalankan pemasaran relasional oleh Account Officer (AO) pada PT. BPR THP Karanganyar, yaitu : fokus pada mempertahankan nasabah, berorientasi pada manfaat produk, menjalin hubungan jangka
* Atas permintaan perusahaan, nama perusahaan disamarkan
40
panjang dengan nasabah, komitmen tertinggi pada nasabah, kontak dengan nasabah tinggi, penekanan kualitas pelayanan pada semua petugas bank. Jadi, dalam pemasaran relasional penarikan nasabah baru hanyalah salah satu langkah awal dari proses pemasaran, seperti terlihat pada Gambar III.3. Pengelolaan hubungan baik terutama dengan pelanggan pada hakekatnya adalah pembentukan suatu hubungan jangka panjang yang saling menguntungkan. Ditinjau dari perspektif strategis, hubungan jangka panjang dengan konsumen memberikan beberapa manfaat bagi perusahaan : a. Biaya untuk mempertahankan pelanggan lama lebih rendah dari pada biaya untuk mendapatkan pelanggan baru. Biaya untuk mendapatkan pelanggan baru mencapai lima kali lipat dari pada biaya mempertahankan pelanggan lama. b. Pelanggan lama yang puas dapat menjadi bagian dari tim penjualan melalui berita baik yang mereka sebarkan dari mulut ke mulut (word of mouth). Word of mouth diyakini merupakan alat promosi paling efektif hampir di semua jenis pasar, baik pasar industrial maupun konsumen. c. Pelanggan tetap jangka panjang bisa menjadi mitra kerja yang baik bagi perusahaan dalam mengembangkan dan meningkatkan kualitas produk dan jasanya. Adanya keterbukaan komunikasi memungkinkan perusahaan untuk memahami lebih dalam tentang kebutuhan pelanggan yang belum tersingkap.
* Atas permintaan perusahaan, nama perusahaan disamarkan
41
d. Perusahaan akan meikmati profitabilitas jangka panjang melalui pembelian dan konsumsi produk atau jasa yang repetitive dan konstan dalam waktu yang lama. Berdasarkan hasil wawancara terhadap beberapa Account Officer (AO) pada PT. BPR THP Karanganyar, Ada beberapa tahap yang dilakukan Account Officer dalam membangun hubungan dengan nasabah yaitu: a. Melakukan identifikasi dan pencarian nasabah yang paling menguntungkan. Identifikasi dilakukan dengan pre screening yaitu apakah : 1) Calon debitur termasuk target pasar 2) Calon debitur termasuk kelompok yang dilayani 3) Jenis usaha tidak dilarang 4) Jenis usaha yang perlu dihindari 5) Jenis usaha termasuk dalam rencana pemasaran tahunan 6) Calon debitur termasuk daftar hitam Bank Indonesia b. Memahami profil dari nasabah, meliputi kebutuhan, gaya hidup, perhatian, pilihan, hasrat dan sikap. Account officer melakukan analisa 5 C kredit, yaitu: 1) Character
: analisa watak dari nasabah
2) Capacity
:
analisa
kemampuan
debitur
dalam
mengembalikan kredit dari usaha yang dibiayai. 3) Capital
: analisa modal untuk mengukur kemampuan
dalam menyediakan modal sendiri.
* Atas permintaan perusahaan, nama perusahaan disamarkan
42
4) Condition of economy : analisa kondisi / prospek usaha 5) Collateral
:
analisa
agunan
yang
bertujuan
untuk
mengetahui nilai agunan yang dapat dipergunakan sebagai alat pengaman lapis kedua bila kredit bermasalah. c. Mengembangkan hubungan antara perusahaan dan nasabah dengan melakukan kontak, memastikan kontinuitas hubungan, dan hubungan yang berlangsung dalam jangka panjang. Hal ini dilakukan dengan cara memelihara hubungan dengan nasabah, yaitu dengan mengadakan jadwal kunjungan pada setiap nasabah, melakukan tinjauan terhadap usaha nasabah, dapat menjadi konsultan terhadap masalah-masalah yang dihadapi nasabah mengenai usahanya. d. Menyesuaikan produk atau jasa yang memperhatikan kebutuhan dari nasabah. Penyesuaian dilakukan dengan berbagai pertimbangan yaitu: kondisi pasar, persaingan dan kemampuan perusahaan sendiri. Namun dalam pemberian kredit PT. BPR THP Karanganyar bisa lebih
flexible
mengenai
penetapan
bunga
pada
nasabah
berdasarkan faktor – faktor riil di lapangan.
` Pada Gambar III.3 dapat dilihat strategi yang diterapkan oleh Account officer pada PT. BPR THP Karanganyar dalam membangun loyalitas nasabah adalah dengan membina dan menjalin hubungan yang baik dengan para nasabah, sehingga perusahaan dapat
* Atas permintaan perusahaan, nama perusahaan disamarkan
43
mengenali dan memahami kebutuhan dan keinginan pelanggannya, dimana itu dapat dilakukan dengan melakukan pendekatan strategi Relationship Marketing atau Pemasaran Relasional, yaitu pengenalan setiap pelanggan secara lebih dekat dengan menciptakan komunikasi dua
arah
dengan
mengelola
suatu
hubungan
yang
saling
menguntungkan antara nasabah dengan perusahaan.
ACCOUNT OFFICER (AO)
RELATIONS HIP MARKETIN
LOYALIT AS NASABAH
Gambar III.3 Alur penerapan strategi Relationship Marketing
Munculnya pemikiran ke arah pemasaran relasional merupakan suatu upaya dari perusahaan yang terintegrasi untuk mempertahankan nasabah dengan menanamkan keyakinan dan kepercayaan nasabah kepada bank sehingga akan membentuk loyalitas dari setiap nasabah. Tidak ada keraguan lagi dalam prinsip kerja Relationship Marketing bahwa hubungan jangka panjang akan mendorong terbentuknya loyalitas nasabah kepada bank. Loyalitas nasabah akan memicu transaksi yang terulang antara kedua belah pihak dan dapat menjadi promosi gratis melalui nasabah tersebut. Relasi antara nasabah dan
* Atas permintaan perusahaan, nama perusahaan disamarkan
44
bank akan menciptakan nilai tambah diantara pihak-pihak
yang
melakukan transaksi berulang, seperti : (a) Mengurangi biaya transaksi (b) Mejadi media transfer dan inovasi pengetahuan / informasi (c) Memajukan kerja sama (d) Meningkatkan alokasi kredit yang optimal, dll. Dengan demikian bank dan nasabahnya akan mendapat nilai tambah dari jalinan relasi jangka panjang tersebut. Penerapan strategi Relationship Marketing ini sangat relevan untuk diterapkan pada PT. THP mengingat PT. BPR THP Karanganyar memiliki nasabah yang tersebar luas meliputi wilayah : Karanganyar, Sukoharjo, Sragen, Surakarta dan pinggiran Boyolali. Dengan nasabah yang tersebar luas tersebut PT. BPR THP Karanganyar dapat dikatakan telah mampu menjaga atau memelihara nasabahnya dengan baik. Berdasarkan
survey
terhadap
nasabah
PT.
BPR
THP
Karanganyar di beberapa wilayah yang menjadi target perusahaan ditemukan hal-hal sebagai berikut: 1) Nasabah PT. BPR THP tersebut tersebar berkelompok-kelompok dan kebanyakan nasabah PT. BPR THP Karanganyar bertempat tinggal tidak berjauhan (berdasar letak geografisnya) 2) Antara nasabah satu dengan yang lain saling mengenal pada setiap wilayah.
* Atas permintaan perusahaan, nama perusahaan disamarkan
45
3) Adanya hubungan (keterkaitan) antara nasabah dalam pengambilan kredit melalui informasi yang diberikan nasabah kepada nasabah lain. 4) Adanya kepercayaan setiap nasabah terhadap kredit yang diberikan perusahaan. 5) Kedekatan hubungan antara nasabah dengan Account Officer (AO) Berdasarkan hasil survey tersebut dapat disimpulkan bahwa para Account Officer PT. BPR THP Karanganyar telah mampu mengembangkan hubungan relasional dengan nasabah di setiap wilayahnya yaitu dilihat dengan kedekatan hubungan antara nasabah dengan Account Officer (AO). Kehadiran AO yang juga dapat menjadi seorang konsultan terhadap masalah yang dihadapi nasabah mengenai usahanya dan memberikan jalan keluar terhadap masalah tersebut. Hal tersebut memberikan nilai lebih yang dapat diperoleh nasabah dan juga dapat menghilangkan persepsi negatif nasabah terhadap AO sendiri. Keberhasilan AO dalam memberikan pelayanan yang lebih akan memberikan kepuasan kepada nasabah. Nasabah yang merasa puas akan meiliki keloyalan terhadap perusahaan (bank) dan loyalitas nasabah tersebut dapat menjadi media promosi gratis yaitu melalui informasi yang dilakukan melalui mulut ke mulut (word of mouth) terhadap masyarakat disekitarnya. Cara tersebut cukup efektif untuk merekrut nasabah baru dan hal tersebut menjadi nilai lebih yang dapat diperoleh perusahaan dari nasabah.
* Atas permintaan perusahaan, nama perusahaan disamarkan
46
Permasalahan Pembinaan hubungan yang baik dengan nasabah merupakan kunci utama dalam strategi pemasaran (Relationship Marketing) pada perusahaan perbankan. Kredit bermasalah (kredit macet) merupakan salah satu hambatan dalam pembinaan hubungan relasional antara bank dengan nasabah. Penanganan terhadap kredit bermasalah (Kredit Macet) yang salah dapat merusak hubungan baik antara bank dengan nasabah. Di sini Account Officer (AO) sebagai ujung tombak perusahaan (bank) harus pandai-pandai bersikap dalam menghadapi nasabah yang mengalami permasalahan kredit tersebut agar hubungan antara bank dengan nasabah tetap berjalan baik dan memberikan citra yang baik bagi perusahaan. Kesalahan dalam bertindak atau dalam menghadapi nasabah dapat memberikan citra buruk bagi perusahaan. Solusi Apabila suatu kredit bermasalah, hal ini akan menjadi perhatian bagi pihak bank. Penanganan kredit bermasalah oleh PT. BPR THP Karanganyar akan diselesaikan dengan dua cara yaitu penerusan hubungan (apabila kondisi debitur masih dapat diperbaiki) yaitu dengan restrukturisasi kredit dan pemutusan hubungan (apabila kondisi debitur tidak dapat diharapkan lagi). Kedua cara tersebut akan menyebabkan ketegangan dalam hubungan antara pihak bank dengan nasabah. Peranan Account Officer (AO) dalam menjaga hubungan relasional dengan nasabah sangat diperlukan dalam keadaan ini.
* Atas permintaan perusahaan, nama perusahaan disamarkan
47
Seorang AO harus dapat mengidentifikasi kondisi nasabah dan permasalahan yang dihadapi nasabah dengan usahanya serta hal-hal lain yang memicu kondisi tersebut. Setelah menemukan akar permasalahan yang dialami nasabah maka Account Officer (AO) membantu nasabah dalam menyelesaikan masalah tersebut sesuai kapasitasnya sebagai seorang AO, agar kredit nasabah dapat diteruskan dengan memberikan keringanan yang sesuai dengan kebijakkan perusahaan (bank) dan untuk menghindari pemutusan hubungan oleh pihak bank. Berdasar paparan diatas maka perlu dilakukan pembekalan / pembinaan yang lebih pada setiap AO secara periodik (dapat dilakukan per bulan atau per triwulan) dan evaluasi terhadap kinerja AO secara periodik untuk mengantisipasi berbagai hal yang terjadi di lapangan dan perubahan yang terjadi dilingkungan external perusahaan dari waktu ke waktu.
* Atas permintaan perusahaan, nama perusahaan disamarkan
48
3. Upaya yang Dilakukan Oleh Account Officer (AO) dalam Penyaluran Kredit pada PT BPR THP Karanganyar. Account Officer (AO) adalah orang yang bertugas sejak mencari nasabah yang layak sesuai kriteria peraturan Bank , menilai, mengevaluasi, mengusulkan besarnya kredit yang diberikan. Upaya yang dilakukan Account Officer dalam penyaluran kredit dapat terlihat dalam prosedur pemberian kredit pada PT. BPR THP Karanganyar. Prosedur permohonan kredit di PT. BPR THP Karanganyar meliputi hal-hal berikut : 1) Cara Pengajuan Surat Permohonan Kredit Dalam mengajukan surat permohonan kredit, nasabah harus mendapat informasi terlebih dahulu secara lengkap dan jelas mengenai persyaratan untuk mengajukan kredit yaitu : a) Nasabah dapat menanyakan informasi kepada Customer Service baik di Kantor Pusat maupun Kantor Cabang. Kemudian calon debitur akan mengisi surat permohonan kredit serta melengkapi
persyaratan
yang
diperlukan
dan
menandatanganinya. Secara umum persyaratan pengajuan kredit tersebut adalah : i
Fotocopy Kartu Tanda Penduduk (yang masih berlaku)
ii
Fotocopy Kartu Keluarga
iii Fotocopy Surat Nikah (bagi yang sudah menikah)
* Atas permintaan perusahaan, nama perusahaan disamarkan
49
iv Jaminan yang akan diagunkan : Sertifikat Hak Milik (SHM), Bukti Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB) v Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP) b) Formulir yang diisi dan ditandatangani serta syarat-syarat yang telah
diserahkan
oleh
calon
debitur
tersebut
kemudian
diteruskan kepada Account Officer untuk diteliti kebenarannya, apakah semua persyaratan kredit tersebut telah dipenuhi termasuk surat jaminan kredit dan apakah semua itu sesuai dengan ketentuan yang ada pada PT. BPR THP Karanganyar. Dalam proses pengajuan kredit Account Officer membantu calon nasabah tentang syarat-syarat yang harus dipenuhi, dan menjelaskan mengenai produk kredit bank. 2) Analisa Kredit Sebelum melakukan analisa terhadap pengajuan kredit calon debitur, Account Officer melakukan penelitian terlebih dahulu terhadap usaha calon debitur untuk mendapatkan kepastian tentang segala informasi yang dianggap sesuai ketentuan PT. BPR THP Karanganyar. Upaya account officer dalam analisa kredit dapat dilihat dalam tabel III.2
* Atas permintaan perusahaan, nama perusahaan disamarkan
50
Tabel III. 2 Kegiatan Account Officer
kegiatan
Pre screening
prakarsa permohonan kredit (account
Pengumpulan data 5C
officer) Pengumpulan data pendukung
1) Calon debitur termasuk target pasar 2) Calon debitur termasuk kelompok yang dilayani 3) Jenis usaha tidak dilarang 4) jenis usaha yang perlu dihindari 5) jenis usaha termasuk dalam rencana pemasaran tahunan 6) Calon debitur termasuk daftar hitam Bank Indonesia 1) Character 2) Capacity 3) Capital 4) Condition of economy 5) collateral 1) Laporan penilaian jaminan dari appraisal 2) Laporan kelayakan usaha 3) Laporan keuangan audited
Account officer (AO) melakukan pencarian informasi tentang pemohon / calon nasabah dari berbagai sumber yang akan dipergunakan dalam analisa dan evaluasi terhadap 5 C kredit pemohon, yaitu Character, Capacity, Capital, Condition dan collateral. Informasi tersebut dapat diperoleh melalui : wawancara dengan pemohon, kunjungan ke lokasi pemohon, wawancara dengan pihak-pihak lain yang mengetahui karakter pemohon dan bisnis pemohon, penyelidikan tentang tujuan penggunaan kredit, dll. Informasi / data yang diperlukan dalam analisa kredit sekurang-kurangnya adalah data laporan keuangan, data pasar dari
* Atas permintaan perusahaan, nama perusahaan disamarkan
51
usaha yang akan dibiayai, data aktiva / harta yang dimiliki calon debitur, laporan studi kelayakan dan sebagainya. Analisa kriteria nasabah yang layak untuk diberikan kredit berdasarkan
evaluasi
terhadap
5C
dapat
di
lihat
dalam
Memorandum Analisa Kredit ( MAK ) berikut ini : 1. DATA NASABAH Nama TTL Pekerjaan/Bidang Usaha Penggunaan Kredit Alamat Usaha Alamat Tinggal
: Bp. Sukino : Karanganyar, 15 Oktober 1954 : Dagang beras dan Penggilingan Padi : Modal : Pojok Rt 01/ 05, Mojogedang, Karanganyar : Pojok Rt 01/ 05, Mojogedang, Karanganyar
Istri Telpon Rumah Telpon Kantor Usia YMK
: Warsiyem ::: 53 Tahun
Sumber: Data analisa kredit oleh AO PT. BPR THP Karanganyar
2. PERMOHONAN KREDIT : Baru / Perpanjangan / Penambahan / Pengurangan Sifat Permohonan Kredit / Perubahan Jaminan Jumlah Permohonan : Rp. 20.000.000,Tujuan Penggunaan : Modal usaha Sumber: Data analisa kredit oleh AO PT. BPR THP Karanganyar
TOTAL INTISARI FASILITAS
(dalam ribuan Rp) Baki B. Jatuh Jenis Kredit Sekarang Perubahan Usulan Bunga Provisi Debit adm Tempo KAB/Instalment 15.000 2,757% 1,5% 1% 2 th Kredit Reguler KMKR/Modal Kerja Total Fasilitas 15.000 2,757% 1,5% 1% 2 th Kredit Sumber: Data analisa kredit oleh AO PT. BPR THP Karanganyar
* Atas permintaan perusahaan, nama perusahaan disamarkan
52
Analisa kredit : A. Analisa C1 (Character) Pendidikan
: SMA
Pengalaman Kerja:
> 1 th – 3 th > 3 th – 6 th X
Hubungan Relasi :
> 6 th Kurang
X
Cukup Baik Baik Sekali
Latar belakang dan riwayat usaha : Yang Mengajukan Pinjaman (YMP) mengelola usaha dagang beras dan jasa penggilingan padi sejak tahun 2000 dan berkembang dengan baik Susunan Pemegang Saham dan Manajemen : Yang Mengajukan Pinjaman (YMP) sebagai pemilik sekaligus sebagai pimpinan usaha dibantu istri ditambah 3 orang tenaga kerja. Karakter dan Reputasi Pemohon : Yang Mengajukan Pinjaman (YMP) dikenal orangnya jujur, lugu dan rajin bekerja. Berdasarkan analisa C1 (Character) tersebut dapat dilihat bahwa pemohon kredit memiliki latar belakang pendidikan yang cukup baik (SMA) dan riwayat usaha yang baik. Pemohon
* Atas permintaan perusahaan, nama perusahaan disamarkan
53
memiliki hubungan dengan relasi usaha yang cukup baik, pemohon merupakan pemilik sekaligus pimpinan dari usaha tersebut. Pemohon memiliki karakter yang jujur, lugu dan rajin bekerja. Karakter Pemohon / Yang Mengajukan Pinjaman (YMP) yang tidak layak untuk diberi kredit adalah latar belakang pendidikan kurang, riwayat (pengalaman) kerja / usaha kurang, kurang memiliki hubungan relasional yang baik dan karakter / watak pemohon yang tidak jujur serta kurang meiliki semangat kerja. Kesimpulan : Berdasarkan paparan diatas Yang Mengajukan Pinjaman (YMP) / Pemohon layak untuk diberikan kredit. B. Analisa C2 (Capacity) Kemampuan Bisnis
:
Kurang X
Cukup Baik
Prospek Usaha Sejenis :
Kurang X
Cukup Baik
* Atas permintaan perusahaan, nama perusahaan disamarkan
54
Analisa Kelayakan Data Keuangan Periode 21 september 2006 s/d 21 september 2007 (dalam ribuan) Proyeksi setelah Pertumbuhan Sebelum adanya pembiayaan Bank dibiayai PT. % BPR THP Karanganyar 1. Penjualan saat ini secara keseluruhan 2. Total pendapatan Rp 298.000,- Rp 396.000,32,88 3. Harga pokok Rp 223.500,- Rp 297.000,32,88 pembelian 32,88 4. Laba kotor Rp 74.500,- Rp 99.000,5. Biaya Operasional Rp 10.000,- Rp 12.000,20 6. Biaya Non Rp 5.000,- Rp 5.500,10 Operasional 7. Biaya bunga Rp 7.000,- Rp 8.000,14 8. Laba sebelum pajak Rp 62.500,- Rp 73.500,17,6 9. Pajak Rp 1.500,- Rp 2.000,33,33 17,21 10. Laba setelah pajak Rp 61.000,- Rp 71.500,11. Prive Rp 1.000,- Rp 1.500,50 12. Laba bersih Rp 60.000,- Rp 70.000,16,66 Sumber: Data analisa kredit oleh AO PT. BPR THPKaranganyar
* Atas permintaan perusahaan, nama perusahaan disamarkan
55
NERACA PEMOHON 1. Kas 2. Persediaan brang 3. Piutang niaga 4. Aktiva lancar lainnya Jumlah aktiva lancar 5. Tanah/bangunan 6. Peralatan 7. Kendaraan 8. Aktiva tetap lainnya Jumlah aktiva tetap JUMLAH AKTIVA 1. Hutang niaga lancar 2. Hutang bank jangka pendek Jumlah Hutang Jangka Pendek 3. Hutang bank jangka panjang Jumlah Hutang 4. Modal sendiri 5. Rugi/Laba JUMLAH PASIVA 6. Modal Kerja
Rp 3.000,Rp 5.000,Rp 2.000,Rp 10.000,Rp 20.000,Rp100.000,Rp 20.000,Rp 70.000,Rp 10.000,Rp200.000,Rp220.000,-
(dalam ribuan) Proyeksi setelah Pinjaman Rp 18.000,Rp 5.000,Rp 2.000,Rp 10.000,Rp 35.000,Rp100.000,Rp 20.000,Rp 70.000,Rp 10.000,Rp200.000,Rp235.000,-
Rp
2.000,-
Rp 17.000,-
Rp
2.000,-
Rp 17.000,-
Per tanggal 21 Sept 2007
Rp 2.000,Rp158.000,Rp 60.000,Rp220.000,Rp 18.000,-
Rp 17.000,Rp218.000,Rp235.000,-
Sumber: Data analisa kredit oleh AO PT. BPR THP Karanganyar
ANALISA RATIO Current Ratio
: 1000%
Quick Ratio
: 750%
Net Profit Margin
: 20,13%
ANALISA LAPORAN KEUANGAN Return of Sales
: 20,13%
Assets Turn Over
: 135%
Working Investment
: Rp 16.000.000,-
Current Ratio
: 1.000%
* Atas permintaan perusahaan, nama perusahaan disamarkan
56
Leverage Ratio
: 0,91%
ANALISA KELAYAKAN Laba netto 1 tahun
: Rp 60.000.000,-
Laba netto 1 bulan
: Rp 5.000.000,-
Rencana kredit pembiayaan
: Rp 15.000.000,-
Jangka waktu
: 24 bulan
Angsuran pokok
: Rp
625.000,-
Angsuran bunga
: Rp
412.000,-
Kemampuan pembayaran angsuran
Rp 1.037.000,-
Kelayakan kredit = Angsuran < 30% X Laba = 1.037.000 < 30% X 5.000.000 = 1.037.000 < 1.500.000
Berdasar analisa C2 (Capacity) tersebut dapat di lihat bahwa kemampuan bisnis pemohon cukup baik, usaha yeng dikelola pemohon meiliki prospek yang cukup baik dan laba usaha mencukupi untuk kewajiban kredit / angsuran (Angsuran < 30% laba usaha. Kriteria Pemohon / Yang Mengajukan Pinjaman (YMP) yang tidak layak untuk diberi kredit adalah pemohon kurang memiliki kemapuan bisnis, usaha yang dikelola meiliki prospek yang kurang baik dan laba usaha tidak mencukupi untuk memenuhi kewajiban kredit (Angsuran > 30% laba usaha).
* Atas permintaan perusahaan, nama perusahaan disamarkan
57
Kesimpulan : Berdasarkan paparan diatas Yang Mengajukan Pinjaman (YMP) / Pemohon layak untuk diberikan kredit C. Analisa C3 (Capability) Modal usaha
: Rp 18.000.000,-
Distribusi modal terbesar
: Rp158.000.000,-
Berdasarkan analisa C3 (Capability) tersebut dapat di lihat bahwa pemohon memiliki kemampuan untuk menyediakan modal sendiri yang cukup besar. Semakin besar kemampuan pemohon dalam menyediakan modal sendiri berarti semakin kecil porsi pembiayaan yang dilakukan oleh bank. Hal ini juga mengindikasikan semakin besarnya tanggungjawab pemohon untuk mengembangkan usahanya. Kriteria Pemohon / Yang Mengajukan Pinjaman (YMP) yang tidak layak untuk diberi kredit adalah pemohon kurang meiliki kemampuan untuk menyediakan modal sendiri, sehingga bank memiliki porsi yang lebih besar untuk menyediakan modal usaha. Hal ini yang mengindikasikan bahwa Yang Mengajukan Pinjaman (YMP) / Pemohon kurang memiliki tanggungjawab dalam mengembangkan usaha. Kesimpulan : Berdasarkan paparan diatas Yang Mengajukan Pinjaman (YMP) / Pemohon layak untuk diberikan kredit
* Atas permintaan perusahaan, nama perusahaan disamarkan
58
D. Analisa C4 (Condition Of Economy) Kondisi perusahaan secara umum : usaha yang mengajukan pinjaman (YMP) Dagang beras dan Jasa Penggilingan Padi yang telah dikelola dan dijalankan dengan baik dan administrasi tertib dan teratur sejak tahun 2000 Kondisi khusus sektor tersebut : barang dagangan (padi) didapat dari sekitar kemudian digiling, setelah jadi beras bersih baru siap dijual ke pedagang atau masyarakat sekitar. Persaingan disektor tersebut : persaingan ada, namun yang mengajukan pinjaman (YMP) lebih berpengalaman dan banyak langganan. Berdasarkan analisa C4 (Condition Of Economy) tersebut dapat di lihat bahwa perusahaan memiliki kondisi yang baik dalam operasionalnya dan perusahaan memiliki administrasi yang lancar / tertib (kondisi umum). Bahan baku (padi) mudah didapatkan (kondisi khusus). Memiliki persaingan persaingan dengan
usaha
sejenis
namun
pemohon
telah
memiliki
pengalaman dan pelanggan. Kriteria Pemohon / Yang Mengajukan Pinjaman (YMP) yang tidak layak untuk diberi kredit adalah operasional dan administrasi usaha yang tidak lancar dan perusahaan tidak memiliki kekuatan untuk bersaing.
* Atas permintaan perusahaan, nama perusahaan disamarkan
59
Kesimpulan : Berdasarkan paparan diatas Yang Mengajukan Pinjaman (YMP) / Pemohon layak untuk diberikan kredit E. Analisa C5 (Coilateral) Analisa kecukupan jaminan setelah adanya penggantian jaminan (103,6%) masih memenuhi ketentuan lebih besar dari nilai likuidasi jaminan (100% untuk kredit angsuran berjangka). JAMINAN Nilai Keterangan Wajar Mobil Motor Tanah Tanah dan Bangunan Total Jaminan
Taksasi % Nilai 22.200 70% 15540 -
-
(dalam ribuan) Catatan No. BPKB / Pengikatan SHM / JT. HGB
2589 An: Warsiyem
SKMHT
-
22.200 70% 15540
Sumber: Data analisa kredit oleh AO PT. BPR THP Karanganyar
Berdasarkan analisa C5 (Collateral) tersebut dapat dilihat bahwa pemohon memiliki nilai kecukupan jaminan : 103,6% (nilai minimal likuidasi 110% untuk kredit reguler dan 100% untuk kredit berjangka) Kriteria Yang Mengajukan Pinjaman (YMP) / Pemohon yang tidak layak untuk diberi kredit adalah pemohon memiliki nilai minimal likuidasi jaminan dibawah standar yang telah ditetapkan (nilai minimal likuidasi 110% untuk kredit reguler dan 100% untuk kredit berjangka). Berdasarkan paparan diatas Yang Mengajukan Pinjaman (YMP) / Pemohon layak untuk diberikan kredit
* Atas permintaan perusahaan, nama perusahaan disamarkan
60
F. RESIKO Usaha Yang Mengajukan Pinjaman (YMP) saat ini banyak pesaing
akan
tetapi
YMP
telah
memiliki
strategi
untuk
memenangkan persaingan tersebut. Selain itu juga didukung oleh pelanggan yang baik serta mesin penggilingan padi yang memadai. G. KESIMPULAN DAN USULAN Dengan pertimbangan diatas, maka AO merekomendasikan kredit sebagai berikut : Nama
: Sukino
Plafond pinjaman
: Rp 15.000.000,-
Keperluan pembiayaan : Modal Bentuk kredit
: Instalment
Jangka waktu
: 24 bulan / 2 tahun
Sektor ekonomi
: Perdagangan
Suku bunga
: 2,75%
Penalty overdue
: 1% dari tunggakan
Provisi
: 1,5 % sekali pungut
Administrasi
: 1% sekali pungut
SPK
: Intern
Pengikatan jaminan
: SKMHT
Catatan lain
: Riwayat pinjaman lama lancar
* Atas permintaan perusahaan, nama perusahaan disamarkan
61
PUTUSAN KREDIT Disetujui / di tolak Alasan : pemohon meiliki karakter yang baik, pemohon (YMP) memiliki kemampuan untuk melunasi kewajiabannya, pemohon memiliki kemampuan untuk menyediakan modal sendiri yang cukup besar, Usaha termasuk lancar dan Kondisi usaha masih menjanjikan serta Nilai Agunan mencukupi.
3) Keputusan Kredit Setelah Account Officer melakukan analisa kredit, kemudian dibuat disposisi untuk disampaikan kepada Koordinator pemasaran, Manajer Pemasaran atau direksi sesuai dengan kewenangan (pemutus). Apakah permohonan kredit tersebut akan direalisasi atau ditolak. Apabila permohonan kredit tersebut ditolak, maka Account Officer
akan
memberitahu
calon
debitur,
disertai
alasan
penolakannya. Apabila permohonan kredit tersebut dapat disetujui, maka semua berkas-berkas permohonan kredit calon debitur diserahkan kepada petugas administrasi kredit untuk segera dibuatkan perjanjian kredit antara kedua belah pihak (Bank dan calon debitur). Setelah selesai diadakan perjanjian antara kedua belah pihak, maka Direktur Utama yang merangkap Direktur Pemasaran menyetujui Surat Permohonan Kredit dengan memberikan tanda
* Atas permintaan perusahaan, nama perusahaan disamarkan
62
tangan pada Surat Permohonan Kredit tersebut. Dengan selesainya perjanjian kredit yang telah disepakati antara kedua belah pihak (bank dan calon debitur) mengenai Berkas Perjanjian Kredit, maka berkas akan dibukukan oleh petugas administrasi kredit di bagian berkas dan nasabah bisa mengambil dana di bagian Teller. Ketetapan mengenai keputusan permohonan kredit, adalah sebagai berikut : a) Untuk plafond pinjaman Rp 1000.000 s/d Rp 5.000.000,pemutus kredit adalah Koordinator Pemasaran. b) Untuk
plafond
pinjaman
sebesar
Rp
5.000.000,-
s/d
Rp10.000.000,- pemutus kredit adalah Manajer Pemasaran. c) Untuk plafond pinjaman sebesar Rp 10.000.000,- s/d Rp 250.000.000,- pemutus kredit adalah Direksi. d) Untuk plafond pinjaman diatas Rp 250.000.000,- s/d BMPK (Batas Maksimum Pemberian Kredit) pemutus kredit adalah komisaris utama. 4) Realisasi Kredit Pembayaran kredit dilaksanakan setelah semua Surat Permohonan Kredit diterima oleh Bagian Administrasi Kredit untuk dibukukan dan diserahkan ke bagian customer service. Customer service menyerahkan perjanjian kredit untuk ditandatangani oleh pemohon kredit. Pemohon kredit dapat menerima uang dari bagian teller setelah menyerahkan Perjanjian Kredit dan Jaminan Pinjaman ke bagian teller. Pemohon akan menerima uang sesuai dengan
* Atas permintaan perusahaan, nama perusahaan disamarkan
63
besarnya pinjaman yang ditetapkan seperti tersebut pada blangko Surat Permohonan Kredit dikurangi dengan biaya-biaya sebagai berikut : a) Biaya administrasi sebesar sesuai dengan ketentuan / jangka waktu kredit. b) Profisi dan administrasi sesuai dengan ketentuan / jangka waktu kredit. c) Biaya materai ditentukan oleh besarnya pinjaman d) Biaya notaries (bila diperlukan) 5) Pengawasan Kredit Pengawasan kredit adalah suatu upaya PT. BPR THP untuk membantu nasabah dalm mengelola penggunaan kreditnya secara tepat, dengan cara memberikan bimbingan maupun pengarahan agar para nasabah dapat mengembangkan usahanya sehingga tujuan pemberian kredit dapat mencapai sasarannya. Disampig itu juga merupakan usaha dari pihak bank untuk memperkecil resiko kerugian atas kredit yang diberikan dikemudian hari. Pengawasan kredit yang diberikan oleh PT. BPR THP Karanganyar meliputi : a) Melaksanakan
pengamatan
terhadap
perkembangan
operasional bank maupun potensi pasar. b) Melakukan pembinaan terhadap nasabah, khususnya pedagang dan
pengusaha
yang
berkaitan
dengan
kelancaran
pengembalian kredit dan peningkatan usaha para nasabah.
* Atas permintaan perusahaan, nama perusahaan disamarkan
64
c) Melaksanakan pengurusan debitur yang telah diputus oleh Dewan Direksi, terutama debitur yang mengalami kemacetan dalam pembayaran angsuran kredit dan sudah tidak bisa ditangani oleh pemasaran. Dalam melaksanakan pengawasan kredit tersebut PT. BPR THP Karanganyar mempunyai dua sifat pengawasan, yaitu : a) Pengawasan aktif atau Pengawasan Langsung Pengawasan yang dilakukan untuk mengetahui secara fisik tentang kondisi usaha nasabah serta memberikan saran yang diperlukan atas masalah usaha nasabah. b) Pengawasan Pasif atau Pengawasan Tidak Langsung Pengawasan yang dilakukan oleh petugas dengan cara penelitian aktifitas rekening nasabah yang bersangkutan, penelitian mutasi angsuran kewajiban nasabah, mengikuti perkembangan usaha nasabah meliputi laporan atau informasi dari sumber lain, tentang segala sesuatu yang bersangkutan. Apabila
mulai
terlihat
adanya
gejala
akan
terjadinya
ketidaklancaran angsuran kredit, maka Account Officer segera melakukan
tindakan
penelitian
lebih
lanjut
tentang
kebenarannya. Jika dari hasil ternyata menunjukkan adanya gejala tersebut, maka Account Officer bersama nasabah tersebut mencari jalan keluar dari masalah yang dihadapi nasabah dengan melakukan negoisasi kredit.
* Atas permintaan perusahaan, nama perusahaan disamarkan
65
Permasalahan Upaya Account Officer (AO) dalam memberikan pelayanan terhadap nasabah, mendampingi nasabah dalam proses pengajuan kredit menjadi perhatian khusus dalam penelitian ini. Kinerja Account Officer dalam membantu nasabah akan menjadi perhatian bagi nasabah. Baik dan buruknya kinerja AO akan memberikan kesan bagi nasabah, hal ini secara tidak langsung akan berpengaruh pada citra perusahaan.
Perusahaan
harus
memperhatikan
bagaimana
mengoptimalkan kinerja Account Officer (AO). Solusi Kinerja Account Officer (AO) akan menjadi optimal jika ada suatu motivasi dalam diri setiap Account Officer (AO) pada saat melaksanakan tugasnya. Adanya motivasi dari perusahaan akan berpengaruh dalam kinerja AO di lapangan. Salah satu yang dapat dilakukan oleh perusahaan yaitu dengan memberikan penghargaan bagi setiap Account Officer (AO) yang berprestasi. Penghargaan ini bisa dilakukan dengan memberikan bonus (insentif) atas prestasi AO yang dapat mencapai target perusahaan atau bila memungkinkan dengan peningkatan karir (peningkatan jabatan). Secara tidak langsung hal ini akan menjadikan adanya persaingan yang positif di dalam intern perusahaan untuk kemajuan perusahaan.
* Atas permintaan perusahaan, nama perusahaan disamarkan
66
BAB IV PENUTUP
A. KESIMPULAN Berdasarkan
pembahasan
yang
telah
dilakukan
tentang
makanisme Account Officer (AO) dalam tugas dan penerapan strategi pemasaran (Relationship Marketing) pada PT. BPR THP Karanganyar, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Account officer (AO) mempunyai tugas dan wewenang yang penting dalam operasional pada PT. BPR THP Karanganyar, yaitu dalam merekrut dan memelihara hubungan dengan nasabah serta bertanggungjawab dalam menjaga kelancaran kredit perusahaan. 2. Penerapan strategi pemasaran (Relationship Marketing) oleh Account Officer (AO) pada PT. BPR THP Karanganyar yaitu dengan membina dan menjaga hubungan dengan nasabah sehingga dapat memberikan citra positif perusahaan di benak nasabah. Hubungan relasi ini dinilai cukup efektif untuk membentuk loyalitas nasabah. Loyalitas nasabah dapat mejadi sarana promosi yang efektif untuk meningkatkan jumlah nasabah, yang secara tidak langsung dapat menjaga kelangsungan hidup perusahaan. 3. Account Officer (AO) memiliki tanggungjawab dalam penyaluran kredit pada PT. BPR THP Karanganyar yaitu dimulai pada saat terjadi kontak pertama antara nasabah dengan pihak bank sampai dengan pencairan dan pengawasan kredit yang telah dicairkan dengan tujuan untuk kelancaran proses kredit tersebut dan sebagai * Atas permintaan perusahaan, nama perusahaan disamarkan
67
langkah antisipasif bank untuk menghindari hal-hal yang dapat memberikan ancaman bagi bank pada saat kredit berjalan.
B. SARAN Berdasarkan penelitian tentang mekanisme Account Officer dalam tugas dan penerapan strategi pemasaran (Relationship Marketing) pada PT. BPR THP Karanganyar, peneliti memberikan saran yang dapat dijadikan bahan pertimbangan dan masukan bagi perusahaan, yaitu: 1. PT. BPR THP Karanganyar hendaknya memberikan pembekalan / pembinaan yang lebih intensif pada setiap AO secara periodik (dapat dilakukan per bulan atau per triwulan) 2. PT. BPR THP Karanganyar hendaknya meningkatkan intetnsitas evaluasi terhadap kinerja setiap Account Officer (AO) dalam setiap periode. 3. PT. BPR THP Karanganyar hendaknya memberikan penghargaan bagi setiap Account Officer (AO) yang berprestasi. Penghargaan ini bisa dilakukan dengan memberikan bonus (insentif) atas prestasi AO yang dapat mencapai target perusahaan atau bila memungkinkan dengan peningkatan karir (peningkatan jabatan). Secara tidak langsung hal ini akan menjadikan adanya persaingan yang positif di dalam intern perusahaan untuk kemajuan perusahaan.
* Atas permintaan perusahaan, nama perusahaan disamarkan
68
DAFTAR PUSTAKA Chan, Syafruddin, 2003. Relationship Marketing, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Kotler,
Philip.
1994.
Marketing
Management:
Analisis,
Planning,
Implementation, and Control. 8th edition, Prentice Hall, inc. Kotler, Philip. 1994. Marketing. Jakarta: Erlangga Lupiyoadi, Rambat. 2001. Manajemen Pemasaran Jasa: Teori dan Praktek. Jakarta: Salemba Empat Suhardjono. 2003. Manajemen Perkreditan Usaha Kecil dan Menengah. Yogyakarta: (UPP) AMP YKPN Sumarni, Murti. 1993. Marketing Perbankan. Yogyakarta: Gramedia Pustaka Utama Winner.
2004.
Relationship
Marketing.
www.jurnal-
sdm.blogspot.com/2009/06/
* Atas permintaan perusahaan, nama perusahaan disamarkan
69
* Atas permintaan perusahaan, nama perusahaan disamarkan
70
* Atas permintaan perusahaan, nama perusahaan disamarkan
71
Logo PT. BPR Trihasta Prasodjo Karanganyar
Denah PT. BPR Trihasta Prasodjo Karanganyar
* Atas permintaan perusahaan, nama perusahaan disamarkan
72
Brosur Produk-Produk BPR Trihasta Prasodjo Karanganyar
* Atas permintaan perusahaan, nama perusahaan disamarkan
73
Brosur tabel bunga PT. BPR Trihasta Prasodjo karanganyar
* Atas permintaan perusahaan, nama perusahaan disamarkan
74