BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Anak merupakan amanah Allah yang harus dipertanggung jawabkan oleh kedua orangtuanya. Oleh karena itu, orangtua harus memberikan perlindungan,
perawatan,
dan
bimbingan
dengan
sebaik-baiknya.
Perlindungan sangat diperlukan karena saat dilahirkan anak dalam keadaan lemah, sehingga sangat bergantung kepada bantuan dan perlindungan orang lain. Sedangkan perawatan dan bimbingan sangat diperlukan agar anak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik, terarah dan benar. Anak dilahirkan dalam keadaan sangat lemah dan belum mengetahui apapun. Meskipun demikian, ia sudah dilengkapi dengan beragam macam potensi
yang mendukung perkembangan
seluruh
kemampuan
yang
dilimikinya.1 Anak didik di dalam mencari nilai-nilai hidup, harus mendapat bimbingan sepenuhnya dari pendidik, karena menurut ajaran Islam, saat anak dilahirkan dalam keadaan lemah dan suci atau fitrah, sedangkan alam sekitarnya akan memberi corak warna terhadap nilai hidup atas pendidikan agama anak didik. Hal ini sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW, yang berbunyi:
1
Imam Suraji, Prinsip-prinsip Pendidikan Anak Dalam Perspektif Al-Qur’an dan Hadits (Pekalongan: STAIN Pekalongan Press, 2011), hlm. 79.
1
2
ِ ُ ال رس صلَّى اللَّهُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم َما َ ََع ْن اَِِب ُهَريْ َرةَ َر ِض َي اللَّهُ َعْنهُ ق َ ول اللَّه ُ َ َ َال ق
ِمن مولُ ٍد .وو َِّ يُولَ ُ َعلَى الْ ِ َْرةِ َََ َوااُ يُ َ ِّووَوااِِه َْو يُنَ ِّو َرااِِه َْو َُ ِّو َ ااِِه َْ ْ
Artinya : Abu Hurairah radliallahu 'anhu berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 'Seorang bayi tidak dilahirkan (ke dunia ini) melainkan ia berada dalam kesucian (fitrah). Kemudian kedua orang tuanyalah yang akan membuatnya menjadi Yahudi, Nasrani, ataupun Majusi (H.R.Bukhari).2 Dari hadis tersebut jelaslah bahwa pada dasarnya anak itu telah membawa fitrah beragama, dan kemudian bergantung kepada para pendidiknya dalam
mengembangkan
fitrah
itu
sesuai
dengan
usia
anak
dalam
pertumbuhannya. Di sini jelas bahwa bagaimana pentingnya peranan orang tua untuk menanamkan pandangan hidup keagamaan terhadap anak didiknya. Dasar-dasar pendidikan agama ini harus sudah ditanamkan sejak anak didik itu masih usia muda.3 Keluarga adalah institusi pertama dan utama dalam perkembangan seorang individu.4 Pendidikan dalam keluarga merupakan pendidikan pertama dan utama, di mana orangtua menjadi pendidiknya yang paling bertanggung jawab terhadap perkembangan anaknya.5 Orangtua sebagai pendidik utama bagi anak harus lebih serius dan memperbesar perhatian terhadap pentingnya mendidik akhlak anak. Dalam usaha mendidik akhlak anak, orangtua menerapkan berbagai metode yang salah satunya yaitu metode pembiasaan. 2
Zuhairini, Filsafat Pendidikan Islam, Cet.Ke-2 (Jakarta: Bumi aksara, 1995), hlm.170 Ibid., hlm172. 4 Novan Ardy Wiyani dan Barnawi, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), hlm. 55. 5 Tim Dosen Fakultas Tarbiyah UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, Pendidikan Islam Dari Paradigma Klasik Hingga Kontemporer (Malang: UIN Malang Press, 2009), hlm. 62. 3
3
Pembiasaan adalah sesuatu yang sengaja dilakukan secara berulangulang agar sesuatu itu dapat menjadi kebiasaan. Karena yang dibiasakan itu adalah sesuatu yang diamalkan. Dan inti kebiasaan adalah pengulangan. Pembiasaan menempatkan manusia sebagai sesuatu yang istimewa, yang dapat menghemat kekuatan. Karena akan menjadi kebiasaan yang melekat dan spontan, agar kegiatan itu dapat dilakukan dalam setiap pekerjaan. Oleh karenanya, menurut para pakar, metode ini sangat efektif dalam rangka pembinaan dan penanaman nilai-nilai karakter dan kepribadian anak. Misalnya orangtua membiasakan anak-anaknya untuk bangun pagi. Maka bangun pagi itu akan menjadi kebiasaan.6 Orangtua adalah ayah dan ibu. Orangtua sebagai pendidik utama bagi anak, harus mendidik akhlak anak dengan baik melalui pembiasaan yang baik. Orangtua mempunyai tanggung jawab dalam mendidik akhlak anak sejak kecil dididik untuk berkata jujur, amanah, istiqamah dan tidak mudah mengeluh. Menanamkan pada anak untuk mampu memberikan manfaat kepada orang lain, menghormati orang yang lebih tua, berbuat baik kepada orang lain dan mencintai orang lain. Mengajarkan anak perihal menjaga lisan dari perkataan yang kotor dan keji. Desa Terban adalah salah satu desa yang ada di kecamatan Warungasem kabupaten Batang dengan jumlah 680 Kepala Keluarga yang mayoritas masyarakatnya beragama Islam.7 Dalam mendidik akhlak anak,
6
Mahmud, dkk, Pendidikan Agama Islam Dalam Keluarga, (Jakarta: Akademia Permata, 2013), hlm. 162. 7 Data Penduduk Desa Terban Kecamatan Warungasem. Dikutip pada tanggal 27 Desember 2014.
4
orangtua di desa Terban mendidik Anak dengan berbagai pembiasaan yang umum dilakukan dalam pergaulannya. Kebiasaan yang dilakukan secara terus menerus ini akan melahirkan jiwa yang memiliki kepribadian yang baik akan berguna bagi kehidupan mereka, seperti membiasakan shalat, syukur kepada Allah, bertutur kata santun, tolong-menolong terhadap sesama, menghormati orang lain, rendah hati, tanggung jawab, dan membuang sampah pada tempatnya dan lain sebagainya. Anak-anak di desa Terban masih banyak yang perilakunya kurang baik, misalnya sering mengejek temannya, kurang santun dalam bertutur kata, membuang sampah sembarangan. Hal itu menandakan adanya permasalahan dalam mendidik akhlak anak di desa Terban. Oleh karena itu, pendidikan akhlak sangat diperlukan bagi anak untuk menjadikan manusia yang lebih baik. Berangkat dari pemaparan latar belakang di atas, peneliti sangat tertarik untuk mengkaji lebih lanjut dengan mengambil judul tentang “Penggunaan Metode Pembiasaan Dalam Mendidik Akhlak Anak (Studi Kasus di Desa Terban Kecamatan Warungasem Kabupaten Batang)”.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi rumusan masalah adalah : 1. Bagaimana penggunaan metode pembiasaan dalam mendidik akhlak anak di desa Terban kecamatan Warungasem kabupaten Batang?
5
2. Apa saja faktor yang mempengaruhi metode pembiasaan dalam mendidik akhlak anak di desa Terban kecamatan Warungasem kabupaten Batang?
C. Tujuan Penelitian Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah : 1. Untuk mendeskripsikan penggunaan metode pembiasaan dalam mendidik akhlak anak di desa Terban kecamatan Warungasem kabupaten Batang 2. Untuk mendeskripsikan faktor yang mempengaruhi penggunaan metode pembiasaan dalam mendidik akhlak anak di desa Terban kecamatan Warungasem kabupaten Batang
D. Kegunaan Penelitian Dalam penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat antara lain sebagai berikut : 1. Kegunaan Teoritis a. Untuk menambah dan memperkaya khasanah ilmu pengetahuan dalam dunia pendidikan, khususnya mengenai metode pembiasaan dalam dalam mendidik akhlak anak. b. Sebagai bahan analisa untuk memperbiki mutu pendidikan akhlak dalam keluarga di desa Terban kecamatan Warungasem kabupaten Batang.
6
2. Kegunaan Praktis a. Bagi masyarakat khususnya lingkungan desa Terban kecamatan Warungasem kabupaten Batang diharapkan dapat menciptakan kesadaran akan pentingnya metode pembiasaan orangtua dalam mendidik anak. b. Bagi anak agar selalu dapat mengikuti pembiasaan yang baik dari orangtuanya.
E. Tinjauan Pustaka 1. Analisis Teoritis dan Penelitian yang Relevan Dalam penelitian ini, penulis banyak mengumpulkan referensi untuk menghasilkan sebuah karya ilmiah. Dalam proses pembuatan skripsi ini, penulis telah menemukan buku-buku dan karya ilmiah seperti skripsi, buku literatur dan menganalisa dari buku-buku karya ilmiah tersebut menghasilkan sebuah penelitian yang benar-benar ilmiah, di antara bukubuku tersebut antara lain : Secara umum, pendidikan diawali dari pendidikan dalam keluarga dan orangtua sebagai pendidik pertama dan utama bagi anak. Orangtua mempunyai tanggung jawab yang besar dan mulia dalam mendidik akhlak anaknya dengan baik. Pendidikan akhlak memegang peran penting dalam kehidupan anak. karena akhlak merupakan cerminan watak seseorang. Untuk mendidik akhlak anak tidaklah mudah, untuk itu butuh kerja keras, kesabaran dalam mendidik akhlak anak. Pendidikan akhlak harus
7
ditanamkan sejak dini di dalam keluarga sebelum anak mengenal lingkungan luar. Metode Pembiasaan dapat diartikan dengan proses membuat sesuatu atau seseorang menjadi terbiasa. Dalam kaitannya dengan metode pengajaran dalam pendidikan Islam, dapat dikatakan bahwa pembiasaan adalah sebuah cara yang dapat dilakukan untuk membiasakan anak didik berfikir, bersikap dan bertindak sesuai dengan tuntunan ajaran Islam. Pembiasaan dinilai sangat efektif jika penerapannya dilakukan terhadap anak didik yang masih kecil. Karena memiliki ingatan yang kuat dan kondisi kepribadian yang belum matang, sehingga mereka mudah terlarut dengan kebiasaan-kebiasaan yang mereka lakukan sehari-hari. Oleh karena itu, sebagai awal proses pendidikan, pembiasaan merupakan cara yang efektif dalam menanamkan nilai-nilai moral ke dalam jiwa anak. nilai-nilai
yang
tertanam
dalam
dirinya
ini
kemudian
akan
termanifestasikan dalam kehidupannya semenjak ia mulai melangkah ke usia remaja dan dewasa.8 Pembiasaan adalah sesuatu yang sengaja dilakukan secara berulang-ulang agar sesuatu itu dapat menjadi kebiasaan. Karena yang dibiasakan itu adalah sesuatu yang diamalkan. Dan inti kebiasaan adalah pengulangan. Pembiasaan menempatkan manusia sebagai sesuatu yang istimewa, yang dapat menghemat kekuatan. Karena akan menjadi kebiasaan yang melekat dan spontan, agar kegiatan itu dapat dilakukan 8
Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), hlm. 110.
8
dalam setiap pekerjaan. Oleh karenanya, menurut para pakar, metode ini sangat efektif dalam rangka pembinaan dan penanaman nilai-nilai karakter dan kepribadian anak. Misalnya orangtua membiasakan anak-anaknya untuk bangun pagi. Maka bangun pagi itu akan menjadi kebiasaan. Dalam teori psikologi metode pembiasaan dikenal dengan teori “operan conditioning” yang membiasakan anak untuk membiasakan perilaku terpuji, disiplin dan giat belajar, bekerja keras dan ikhlas, jujur dan tanggung jawab atas segala tugas yang telah dilakukan. 9 Metode pembiasaan ini perlu dilakukan oleh orangtua dalam rangka mendidik akhlak anak untuk membiasakan anak melakukan perilaku terpuji. Akhlak adalah segala sesuatu yang telah tertanam kuat atau terpatri dalam diri seseorang, yang akan melahirkan perbuatan-perbuatan yang tanpa melalui pemikiran atau perenungan terlebih dahulu. Artinya bahwa perbuatan itu dilakukan dengan refleks atau spontan tanpa dipikirkan terlebih dahulu. Jika sifat yang tertanam itu muncul perbuatan-perbuatan terpuji maka sifat tersebut dinamakan akhlak baik. Sedangkan jika terlahir perbuatan-perbuatan buruk maka sifat tersebut dinamakan dengan akhlak buruk.10 Menurut Mahmud dan kawan-kawan, dalam bukunya berjudul Pendidikan Agama Islam Dalam Keluarga mengungkapkan pendidikan akhlak adalah pendidikan mengenai dasar-dasar akhlak (moral) dan keutamaan perangai, perilaku, dan sikap yang harus dimiliki dan dijadikan 9
Mahmud, dkk, Pendidikan Agama Islam Dalam Keluarga, (Jakarta: Akademia Permata, 2013), hlm. 162. 10 Mahmud, dkk, Op.Cit., hlm. 186.
9
kebiasaan oleh anak hingga ia menjadi seorang yang dewasa sebagai bekal dalam mengarungi kehidupannya. Pendidikan akhlak merupakan tanggung jawab dan sekaligus menjadi kewajiban bagi orang tua kepada anakanaknya. Tanggung jawab orang tua di dalam memberikan pendidikan akhlak pada anak harus mencakup keseluruhan aspek akhlak, sikap, dan perilaku yang mampu memperbaiki dirinya sendiri, dan ketika ada kesalahan maupun dosa yang diperbuatnya, ia mampu menanganinya dengan baik. Selain itu pendidikan akhlak yang mampu membuat anak mengangkat kehormatan agama, dan mengajarkan bagaimana ia dapat bersikap baik dalam berinteraksi dengan masyarakat sekitar.11 Kemudian dari hasil telaah mengenai penelitian yang ada pada skripsi karya Nur Khotimah mahasiswa jurusan Tarbiyah STAIN Pekalongan berjudul Penggunaan Metode Pembiasaan Dalam Menghafal Asmaul Husna Di BA Al-Falah Proyonanggan Tengah Batang dijelaskan bahwa. Tingkat hafalan Asmaul Husna di BA Al-Falah Proyonanggan Tengah Batang rata-rata adalah cukup. Dan guru membiasakan siswa untuk membaca Asmaul Husna setiap hari sebelum jam belajar dimulai.12 Persamaan penelitian ini adalah fokus pada penggunaan metode pembiasaan, namun berbeda dalam menghafal Asmaul Husna, namun yang penulis laksanakan penelitian dalam skripsi ini adalah dalam mendidik akhlak anak di desa Terban kecamatan Warungasem kabupaten
11
Mahmud, dkk, op.cit.,hlm.188-189. Ahmad Fauzi, “Upaya Meningkatkan Akhlak Melalui Metode Pembiasaan Studi Kasus di SD Negeri 02 Klegen Kecamatan Comal Kabupaten Pemalang”, Skripsi (Pekalongan: Perpustakaan STAIN, 2011), hlm. 12
10
Batang. Dengan demikian penelitian yang diteliti juga berbeda, karena peneliti lebih fokus pada penggunaan metode pembiasaan dalam mendidik akhlak anak, sehingga penelitian ini masih layak untuk diteliti. Dan dalam skripsi karya Eni Hastuti mahasiswa jurusan Tarbiyah STAIN Pekalongan berjudul Peranan Orang Tua Dalam Mendidik Akhlak Anak Di RT 01 RW 03 Kelurahan Krapyak Lor Kota Pekalongan dijelaskan bahwa dalam proses pembentukan anak-anak yang berakhlak mulia di TT 01 RW 03 Kelurahan Krapyak Kota Pekalongan dengan cara pembiasaan, pembelajaran serta pemahaman kemudian penerapan dalam kehidupan sehari-hari.13 Persamaan penelitian ini adalah fokus pada orangtua dalam mendidik akhlak anak, namun yang penulis laksanakan penelitian dalam skripsi ini adalah lebih fokus pada penggunaan metode pembiasaan orangtua dalam mendidik akhlak anak. Dengan demikian penelitian yang diteliti juga berbeda, karena peneliti lebih fokus pada penggunaan metode pembiasaan orangtua dalam mendidik akhlak anak, sehingga penelitian ini masih layak untuk diteliti. 2. Kerangka Berpikir Berdasarkan teori di atas, maka dapat dibangun suatu kerangka berpikir yaitu bahwa anak merupakan amanat Allah yang wajib dipertanggungjawabkan oleh orangtua. Orangtua mempunyai peran penting dalam mendidik akhlak anaknya dengan baik, karena orangtua 13
Eni Hastuti, “Peranan Orang Tua Dalam Mendidik Akhlak Anak Di TR 01 RW 03 Kelurahan Krapyak Lor Kota Pekalongan”, Skripsi (Pekalongan: Perpustakaan STAIN, 2010), hlm. 74.
11
yang paling dekat dengan anak sehingga orangtua lebih mudah dalam mendidik akhlak anak. Orangtua harus mempunyai metode yang dianggapnya efektif dalam mendidik akhlak anak, seperti metode pembiasaan. Penggunaan metode pembiasaan dalam mendidik akhlak anak mutlak dibutuhkan. Pembiasaan yang dilakukan secara berulang-ulang dapat melatih anak untuk membiasakan berperilaku terpuji. Mendidik akhlak anak sejak kecil dengan baik di dalam keluarga, sehingga anakanak kelak dapat menjadi orang yang mempunyai akhlak yang baik sebagai pondasi dalam mengarungi kehidupan sesuai dengan syariat Islam. Dalam teori perkembangan anak didik, dikenal ada teori konvergensi yang diungkapkan oleh Wiliam Stern, di mana dalam teori tersebut hasil pendidikan anak dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu pembawaan dan lingkungan. Diakui bahwa anak lahir telah memiliki potensi kecerdasan yang berupa pembawaan. Namun pembawaan yang sifatnya potensial itu harus dikembangkan melalui pengaruh lingkungan, termasuk lingkungan pendidikan, oleh sebab itu tugas orangtua sebagai pendidik utama adalah menghantarkan perkembangan semaksimal mungkin potensi kecerdasan anak sehingga kelak menjadi orang yang berguna bagi dirinya sendiri, keluarga, agama, nusa dan bangsanya.14
14
Sarlito Wirawan Sarwono, Pengantar Psikologi Umum (Jakarta: PT. Rajawali Pers, 2010), hlm. 168.
12
F. Metode Penelitian Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data dan penelitiannya.15 1. Desain Penelitian a. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif yaitu penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa,
pada
suatu
konteks
khusus
yang
alamiah
dengan
memanfaatkan berbagai metode alamiah.16 Peneliti mengumpulkan data yang berupa tulisan ataupun hasil wawancara dari orang-orang terkait
untuk mendapatkan data tentang
penggunaan
metode
pembiasaan orangtua dalam mendidik akhlak anak di desa Terban kecamatan Warungasem kabupaten Batang. b. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research), yaitu penelitian yang langsung dilakukan di lapangan atau kepada responden.17 Dengan turun ke lapangan, penelitian akan dapat
15
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitia Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1998), hlm. 67. 16 Lexy Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Rosda Karya, 2006), hlm. 6. 17 Etta Mamang Sangadji dan Sopiah, Metodologi Penelitian (Yogyakarta: Andi Offset, 2010), hlm. 28.
13
menentukan, mengumpulkan data dan mengumpulkan informasi tentang Sumber Data tentang penggunaan metode pembiasaan orangtua dalam mendidik akhlak anak di desa Terban kecamatan Warungasem kabupaten Batang. 2. Wujud Data Wujud data adalah pemikiran yang berupa tulisan karya tentang pendidikan. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan data-data yang berbentuk buku yang berhubungan dengan penggunaan metode pembiasaan dalam mendidik akhlak anak di desa Terban kecamatan Warungasem kabupaten Batang. Adapun Pengambilan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode purposive sampling. Oleh karena itu, pengambilan sampel dalam penelitian ini berjumlah 10 orangtua yang memiliki anak usia 6-12 tahun. 3. Sumber Data Sumber data adalah subjek di mana data diperoleh.18 Penelitian ini menggunakan sumber data primer dan sumber data skunder, adapun penjelasannya sebagai berikut : a. Sumber Data Primer Sumber data primer adalah sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli (tidak melalui perantara).19 Adapun yang menjadi sumber data primer dalam penelitian ini sumber
18 19
Ibid., hlm. 114. Etta Mamang Sangadji dan Sopiah , Op.Cit., hlm. 171.
14
data primer diperoleh dari orang tua, perangkat desa, dan data-data lain yang diperlukan. b. Sumber Data Skunder Sumber data skunder atau data tangan ke dua adalah data yang diperoleh lewat pihak lain, tidak langsung diperoleh oleh peneliti dari subjek penelitiannya.20 Adapun yang termasuk sumber data skunder dalam penelitian ini yaitu buku-buku referensi, jurnal, internet, dan literature lain yang relevan yang berkaitan dengan judul. 4. Metode Pengumpulan Data Metode Pengumpulan Data adalah prosedur yang sistematis dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan.21 Adapun dalam mencari dan mengumpulkan data penelitian, peneliti menggunakan beberapa metode, yaitu : a. Metode Wawancara Metode Wawancara adalah tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih secara langsung.22 Sedangkan wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara terstruktur, dalam wawancara ini pertanyaan dan alternatif jawaban yang diberikan kepada interviewer telah ditetapkan terlebih dahulu.23
20
Saifudin Azwar, Metode Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1999), hlm. 91. Ahmad Tanzeh, Metodologi Penelitian Praktis, (Yogyakarta: Teras, 2011), hlm. 83. 22 Ibid., hlm. 97. 23 Ibid., hlm. 136. 21
15
Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang penggunaan metode pembiasaan orangtua dalam mendidik akhlak anak di desa Terban kecamatan Warungasem kabupaten Batang. b. Metode Observasi Metode
Observasi
diartikan
sebagai
pengamatan
dan
pencatatan yang sistematis terhadap gejala-gejala yang diteliti.24 Metode ini digunakan untuk mendapatkan data tentang gambaran umum desa Terban kecamatan Warungasem kabupaten Batang, kemudian setelah mengadakan observasi secukupnya, maka dicatat secara sistematik data yang ada hubungannya dengan penyusunan skripsi ini. c. Metode Dokumentasi Metode dokumentasi yaitu pengambilan data yang diperoleh melalui dokumen-dokumen.25 Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data dari yang sudah tersusun dalam bentuk tertulis yang berkaitan dengan objek penelitian, seperti letak geografis desa Terban, struktur organisasi, data keadaan penduduk, sarana dan prasarana. 5. Teknik Analisis Data Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, maka teknik yang digunakan untuk menganalisis data tersebut adalah deskriptif kualitatif, di mana data dan informasi yang diperoleh dari lapangan dideskripsikan 24
Amirul Hadi dan Haryono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Bandung: Pustaka setia, 2005), hlm. 94. 25 Ibid., hlm. 110.
16
secara kualitatif.26 Analis data dalam penelitian kualitatif adalah proses pelacakan catatan lapangan, dan bahan-bahan lain yang dikumpulkan untuk meningkatkan pemahaman terhadap bahan-bahan tersebut agar dapat diinterpretasikan temuannya kepada orang lain. Analisis data melibatkan pengerjaan data, organisasi data, pemilahan menjadi satuan-satuan tertentu, sintesis data, pelacakan pola, penemuan hal-hal yang penting dan dipelajari, dan penentuan apa yang harus dikemukakan kepada orang lain. Dalam penelitian kualitatif berdasarkan kurun waktunya, data dianalisis pada saat pengumpulan data dan setelah selesai pengumpulan data. 27
G. Sistematika Penulisan Guna mempermudah dalam penelitian skripsi, peneliti menuliskan sistematika penelitian skripsi yang peneliti buat ini dibagi menjadi tiga (3) bagian yaitu bagian awal, bagian isi, bagian akhir. Adapun secara rinci sistematika penelitian skripsi tersebut sebagai berikut: 1. Bagian Awal Bagian awal ini akan memuat beberapa halaman yaitu halaman judul, halaman pernyataan, halaman nota pembimbing, halaman
26
M.Djunaidi Ghony dan Fauzan Almanshur, Metodologi Penelitian Kualitatif (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), hlm. 306. 27 Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial Dan Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), hlm. 217.
17
pengesahan, halaman persembahan, halaman motto, abstrak, kata pengantar, daftar isi. 2. Bagian Inti BAB I Pendahuluan, berisi penjelasan yang erat sekali hubungannya dengan masalah yang dibahas, antara lain: Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian, Tinjauan Pustaka, Metode Penelitian, dan Sistematika Penulisan. BAB II Metode Pembiasaan Dan Akhlak, berisi tentang landasan teori yang digunakan untuk meneliti variabel yang diteliti. Pada bab ini terdiri dari dua sub bab. Bagian pertama tentang metode pembiasaan meliputi: pengertian metode metode pembiasaan, dasar pembiasaan, syarat-syarat menggunakan metode pembiasaan. Bagian Kedua tentang akhlak, meliputi: pengertian akhlak, dasar pendidikan akhlak, tujuan pendidikan akhlak, ruang lingkup pendidikan akhlak. BAB III Penggunaan Metode Pembiasaan Dalam Mendidik Akhlak Anak di desa Terban kecamatan Warungasem kabupaten Batang. Pada bab ini berisi dua sub bab. Bagian pertama tentang Gambaran Umum Desa Terban meliputi: Letak Geografis, Struktur Pemerintahan, Keadaan Sosial dan Ekonomi, Keadaan Keagamaan, Keadaan Pendidikan dan Sarana dan Prasarana. Bagian kedua tentang penggunaan metode pembiasaan dalam mendidik akhlak anak di desa Terban kecamatan Warungasem kabupaten Batang. Bagian ketiga tentang faktor yang mempengaruhi penggunaan
18
metode pembiasaan dalam mendidik akhlak anak di desa Terban kecamatan Warungasem kabupaten Batang. BAB IV Analisis penggunaan metode pembiasaan dalam mendidik akhlak anak. Pada bab ini terdiri dari dua sub bab yang meliputi: analisis penggunaan metode pembiasaan dalam mendidik akhlak anak di desa Terban kecamatan Warungasem kabupaten Batang, dan analisis faktor yang mempengaruhi penggunaan metode pembiasaan dalam mendidik akhlak anak di desa Terban kecamatan Warungasem kabupaten Batang. BAB V Penutup, meliputi kesimpulan dan saran. 3. Bagian Akhir Bagian akhir ini meliputi daftar pustaka, lampiran-lampiran dan daftar riwayat hidup penulis.