BAB I PENDAHULUAN
A. Alasan Pemilihan Judul Pergulatan politik internasional di kawasan Timur Tengah telah lama menjadi fokus perhatian bagi Amerika Serikat. Hampir setiap peristiwa yang terjadi di negara-negara kawasan tersebut tidak luput dari intervensi kebijakan politik luar negeri Amerika Serikat. Terutama munculnya peristiwa klasik yang tiap harinya selalu di ekspos oleh berbagai media internasional, yaitu konflik klasik antara Palestina dan Israel. Konflik klasik antara kedua negara tersebut, secara otomatis jelas menjadi daya tarik bagi kepentingan politik luar negeri Amerika Serikat. Seakan-akan Amerika Serikat dalam konteks Hubungan Internasional bak polisi dunia yang siap menangani berbagai konflik yang terjadi di seluruh dunia. Dalam menangani peristiwa konflik antara Palestina dan Israel tersebut, Amerika Serikat melakukan intervensinya terhadap kedua negara tersebut melalui kebijakan politik luar negerinya secara langsung maupun tidak langsung ( Mediasi PBB ). Penjelasan di awal tadi secara umum menggambarkan adanya unsur-unsur konspirasi Amerika Serikat terhadap kedua negara yang selalu berkonflik. Dalam hal ini akan lebih difokuskan lagi secara terperinci untuk mengidentifikasikan apa sebenarnya di balik konspirasi Amerika Serikat terhadap kedua negara yang berkonflik tersebut. Secara khusus pertikaian keras antara Palestina dan Israel itu merupakan permusuhan antara kaum
1
muslimin Palestina yang direpresentasikan oleh HAMAS dengan kaum Yahudi di Israel. Begitu pula dengan posisi Amerika Serikat dalam permusuhan kedua kaum itu pada hakikatnya juga merupakan wajah kedua bagi bangsa Yahudi yang bertopeng dibalik layar Gedung Putih. Karena di negara Paman Sam itu terdapat penduduk yang banyak berasal dari kaum Yahudi, dan kini hampir setiap lembaga negeri maupun swasta di Amerika Serikat telah banyak dikuasai oleh kaum Yahudi. Salah satunya adalah terdapatnya kelompok penekan yang dikenal dengan nama AIPAC ( American Israel Public Affairs Policy ). Komunitas kaum Yahudi itulah yang paling berpengaruh di AS dalam berperan serta mempengaruhi kepentingannya di Gedung Putih. Dengan demikian, bagaimana tidak mungkin Amerika Serikat tidak mau membela negara Israel yang sedang berkonflik dengan HAMAS di Palestina. Dengan mengetahui banyaknya kaum Yahudi di Amerika Serikat, secara otomatis pasti akan segera membantu negara Israel dalam menekan Palestina di bawah kekuasaan HAMAS tersebut. HAMAS sebagai obyek dalam penelitian ini karena merupakan partai yang tegas menolak eksistensi Israel. Dalam artian, pertentangan antara HAMAS dengan kaum Yahudi terutama di Israel sendiri berlaku menjadi permusuhan hingga akhir zaman. Sedangkan status AIPAC dalam penelitian ini berperan sebagai subyek, karena AIPAC juga merupakan musuh HAMAS yang berselimut di balik layar Gedung Putih; Pusat Pemerintahan AS.
2
Dengan melalui perumusan unit analisa tersebut, dapat disimpulkan bahwa kepentingan politik luar negeri Amerika Serikat terhadap konflik HAMAS dan Israel itu sama dengan kepentingan negara Israel itu sendiri yang diwakili oleh AIPAC yang berada di balik layar Gedung Putih itu. Kemudian, supaya dapat mengetahui dan mengidentifikasikan sejauh mana peran serta kekuatan pengaruh AIPAC di Gedung Putih dalam memutuskan kebijakan luar negeri AS itu terhadap HAMAS di Palestina. Perlu dilakukan suatu penelitian yang ilmiah dengan menentukan judul untuk Skripsi ini, yaitu : STRATEGI AIPAC MEMPERKUAT PENGARUHNYA DALAM KEBIJAKAN
POLITIK
LUAR
NEGERI
AS
TERHADAP
PALESTINA DI BAWAH HAMAS
B. Latar Belakang Masalah Partisipasi HAMAS untuk menjadi peserta pemilu Legislatif di Palestina tahun 2006 menuai protes dan kecaman dari beberapa pihak dalam maupun luar negeri Palestina. Pihak yang sangat keras dalam melarang partisipasi HAMAS dalam Pemilu Legislatif tahun 2006 tersebut adalah negara Israel dan Amerika Serikat. Pasalnya kedua negara tersebut merupakan sama-sama negara yang sangat membenci dan menolak aksi serangan kelompok HAMAS ke wilayah Israel. Karena posisi HAMAS di Palestina diklaim sebagai kelompok teroris yang tidak mau mengakui Israel dan selalu ingin menghancurkan Israel melalui tindakan terorismenya itu. Status HAMAS di mata Israel dan Amerika Serikat sebagai kelompok teroris sangat
3
dikhawatirkan oleh kedua negara tersebut jika berhasil memenangkan pemilu yang akan berlangsung. Berbeda jauh dengan peserta pemilu Legislatif dari kelompok Fatah, sejak berada di bawah kepemimpinan Mahmoud Abbas, Fatah lebih cenderung moderat dan mudah diajak kerjasama dengan Israel maupun Amerika Serikat. Penolakan dan pelarangan dari Amerika Serikat dalam mendukung pembelaan Israel dari aksi serangan terorisme HAMAS karena didasari oleh adanya kelompok lobi Israel yang sangat berpengaruh di Capitol Hill. Kelompok lobi Israel tersebut dikenal dengan nama AIPAC (American Israel Public Affairs Committee), secara koordinatif, kelompok lobi tersebut memiliki profesi dan peran yang sangat signifikan dalam hal melobi dan mempengaruhi para pembuat kebijakan politik luar negeri Amerika Serikat. Sebagaimana yang tercantum dalam terbitan majalah Fortune (1997) setelah melakukan wanwancara dengan para anggota lobi di Amerika yang mengungkapkan bahwa AIPAC merupakan lobi yang paling berpengaruh di Washinton D.C. Bahkan lobi AIPAC tersebut menempati posisi runner up setelah Asosiasi Pensiunan Masyarakat Amerika (AARP).1 Melalui lobi AIPAC di kongres tersebut, Israel mendapatkan dukungan dari Amerika Serikat dalam menolak dan melarang partisipasi HAMAS dalam Pemilu Legislatif itu. Agar HAMAS tidak dapat mengikuti pemilu Legislatif tahun 2006, AIPAC melalui kebijakan politik luar negeri Amerika Serikat, 1
. John J. Mearsheimer & Stephen M. Walt, The Israel Lobby and U.S Foreign Policy (Akses 040809) Diperoleh dari http://drew3000.net
4
berusaha melobikan pengaruhnya ke badan pembuat kebijakan untuk menyatakan penolakan dan pelarangannya terhadap partisipasi HAMAS menuju Parlemen Palestina. Pada tahun 2005 AIPAC pernah mengadakan konfrensi tahunannya yang ke 46, dimana salah satu inti acara konferensi tersebut adalah adanya rekomendasi AIPAC kepada para anggota kongres. Isi dari rekomendasi tersebut adalah pentingnya terus dilakukan tekanan terhadap kongres Amerika Serikat untuk mengajukan RUU yang bertujuan mengisolasi HAMAS dan menghentikan nuklir Iran. AIPAC juga mengingatkan kepada kongres tentang meningkatnya Islam Fundamentalis dan mendorong untuk segra memeranginya.2 Dalam koran milik AIPAC yang terbit dua mingguan bernama Near East Report pada edisi akhir bulan November 2005, AIPAC memberitakan tentang adanya larangan kongres kepada HAMAS dan organisasi teroris lainnya untuk tidak mengikuti pemilu Legislatif di Palestina. Sehingga HAMAS dan organisasi teroris lainnya mau memenuhi kriteria tertentu, termasuk mau melakukan pelucutan senjata dan mau mengakui eksistensi Israel sebagai negara Yahudi.3 Hasilnya adalah sebagaimana yang terdapat dalam format Resolusi Kongres no. 575 yang ada di pernyataan no dua dengan menyatakan ketegasannya bahwa organisasi teroris semacam HAMAS seharusnya jangan diperbolehkan untuk berparisipasi dalam Pemilu Legislatif di Palestina. Sehingga organisasi teroris tersebut mau mengakui hak eksistensi Israel 2
Firdaus, M Hasil Studi Skripsi: Kebijakan Amerika Serikat terhadap Kemenangan Hamas, hal.75 Near East Report, Strong Warnings; American Lawmakers Tell the P.A to Keep Terror Groups out of Elections, November 28, 2005 ( Akses 250809) Diperoleh dari //http:www.aipac.org
3
5
sebagai negara Yahudi, menghentikan hasutan, mengecam terorisme, pelucutan senjata secara permanen dan membongkar infrastruktur teroris.4 Meskipun partisipasi HAMAS sebagai peserta Pemilu Legislatif terus dihalangi dan dilarang oleh Amerika Serikat dan Israel, keteguhan HAMAS tetap pada komitmennya untuk terus berusaha maju mengikuti pemilu legislatif tersebut. Hal ini dikarenakan karena adanya komitmen perjuangan HAMAS dalam menyelamatkan bangsa Palestina dari cengkraman zionisme Israel dan dari tindakan korupsi para oknum fraksi Fatah selama berkuasa. Sebagaimana yang terdapat dalam Piagam HAMAS pada Bab Ketiga yang menyatakan bahwa:5 “HAMAS meyakini, bumi Palestina adalah tanah waqaf Islam kepada segenap Islam sampai hari Kiamat. Tidak boleh dikurangi sebagian apalagi seluruhnya, atau diserahkan kepada orang lain. Tanah ini tiak boleh dimiliki oleh satu atau seluruh negara Arab. Tidak boleh dimiliki oleh Presiden atau Raja atau seluruh raja dan kepala negara, juga tidak boleh dimiliki oleh satu atau seluruh organisasi Palestina atau Arab manapun.” Keteguhan partai HAMAS demi tanah air Palestina semakin lama semakin kuat dan berkembang pesat serta memuncak popularitasnya. Yakni dengan ditandainya kemenangan HAMAS pada Pemilu Parlemen 25 Januari 2006 dengan mengumpulkan 76 % suara dari seluruh warga Palestina6. HAMAS dapat mengalahkan atas semua partai yang ada di Palestina, terutama partai
4
H.Res. 575 In the House of Representatives, U.S. December 16, 2005 diperoleh dari www.aipac.org 5 Bachtiar, Tiar Anwar, Hamas Kenapa Dibenci Israel, PT. Mizan Publika, 2009, Jakarta. Hal.215 6
. Palestina Pasca Deklarasi Mekkah (diakses pada 15 Maret 2007) diambil dari www.eramuslim.com.
6
Fatah, karena kepopuleran Fatah telah musnah oleh perbuatannya sendiri dengan aksi korupsi para oknumnya itu. Titik awal kemenangan HAMAS pada pemilu Parlemen 2006 di Palestina menjadi tantangan besar bagi kondisi politik di Israel. Pasalnya, HAMAS dengan dominasi kekuasaanya di pemerintahan Palestina, tentunya akan semakin mudah mendapatkan ruang gerak melawan zionisme Israel.
Hal
tersebut akan mengakibatkan strategi politik luar negeri Israel terhadap Palestina menjadi terancam kacau dan semakin gagal. Dan Israel akan merasa kekhawatiran yang mendalam dan kesusahan yang bersangatan apabila negaranya akan diserang oleh HAMAS baik dari segi militer maupun berbagai segi lainnya. Dalam tajuk, “Anggota Knesset Berang atas Kemenangan Hamas”, harian Maaref Israel dalam situsnya menuliskan bagaimana kemarahan Israel ketika mendengar Hamas ungguli Fatah. “Ketua Komisi Luar Negeri dan Keamanan di Parlemen Israel Yoval Staints menyebut hasil pemilu Palestina yang mengungguli Hamas secara mutlak, sebagai “gempa politik”. Publik dan penguasa Israel memang begitu terkejut dan dihantui kekhawatiran besar meski baru satu hari pengumuman kemenangan Hamas. Harian Maarif bahkan menyebutkan kerisauan yang dialami sejumlah tokoh Israel yang mengatakan, “Pasukan Israel yakin bahwa tidak lama lagi akan ada serangan besar ke arah Israel dari Hamas.” Ungkapan itu disebutkan mengutip pernyataan komandan keamanan Israel beberapa hari sebelumnya yang mengatakan, “Efek
7
kemenangan Hamas dalam pemilu adalah, Hamas bisa meminta kedudukan strategis dan penting di pemerintahan.7 Seorang kepala Agen Keamanan Israel yang bernama Yuval diskin, mendefinisikan kekuasaan HAMAS sebagai “Strategi Ancaman terhadap Israel” meskipun hal tersebut sangat dibenci oleh Perdana Menteri Ehud Olmert.8 Sedangkan menurut Harari, seorang pensiunan jenderal brigadir dalam buah tangannya yang menyatakan bahwa dia sangat salut dan terkenal dengan kemenangan HAMAS, mereka dapat mengalahkan partai Fatah dengan mutlak. Dampak kemenangan HAMAS tidak hanya mengakibatkan gempa politik di Israel saja, namun juga dapat dirasakan dari antara kota Casablanca ke Baghdad.9 Di lain pihak, ketika negara Israel dan sekutunya mengalami keguncangan gempa politik atas kemenangan HAMAS dalam pemilu legislatif tersebut. Iran dan kelompok Hezbullah di Lebanon menjadi aliansi kerjasama bagi HAMAS dalam hal dukungan pembiayaan untuk membantu HAMAS memimpin Palestina. Bahkan menurut pimpinan tertinggi biro politik HAMAS; Khaled Mashal mengatakan bahwa mereka mendorong Brigade Izzudin Al Qassam agar tidak melakukan gencatan senjata. Memang untuk mempertahankan dan membebaskan tanah Palestina dari kependudukan Israel selama ini, menurut Khaled Mashal menegaskan HAMAS sama sekali 7
Israel terguncang dengan kemenangan mutlak Hamas. (Diakses pada 27 Mei, 2009); Diambil dari http://swaramuslim.com. 8 U.S. Policy at a Crossroads: The Relevance of the Roadmap in the Aftermath of the Hamas Victory (Akses 270809) Diperoleh dari http://www.jcpa.org/jl/vp541.htm 9 Wathcing Hamas (Akses 260809) Diperoleh dari http://www.newyorker.com/archive/2006/02/06/060206ta_talk_shavit
8
tidak akan melucuti senjatanya sendiri demi perang melawan kolonialisme Zionis Israel. Hal ini dapat mengakibatkan munculnya rencana kuat penyerangan terhadap Israel, pasalnya rencana tersebut juga sebagai respon dari adanya seruan Israel ke negara Quartet untuk menuntut penghentian pengayaan nuklir Iran.10 Dengan adanya kepemimpinan HAMAS di Palestina yang secara keras tetap tidak akan berunding dan mengakui eksistensi negara Israel, secara degradatif, strategi politik luar negeri Israel terhadap Palestina akan mengalami kebuntuan. Hal ini menjadi masalah besar bagi pemerintahan Israel, yang akhirnya menuntut para zionis Israel agar ekstra kerja keras. Pasalnya,
Israel
menginginkan
adanya
solusi
dua
negara,
padahal
kepemimpinan HAMAS yang tetap konsisten pada piagamnya yang ketiga pasal kesebelas tersebut, tidak akan mengakui adanya negara Israel apalagi solusi dua negara. Karena, jika HAMAS menerima solusi tersebut artinya itu sama saja menyerahkan tanah waqaf Palestina ke tangan zionis.11 Kekonsistenan sikap keras HAMAS ditambah kemenangannya itu membuat susah berjalannya propaganda Israel dalam menguasai wilayah Palestina. Dengan mengingat posisi AIPAC di balik pemerintahan Amerika Serikat yang merupakan representasi yang berwujud topeng bagi para zionis Israel tersebut, menjadi titik perhatian sebagai subyek penelitian ini. Karena
10
. Satloff, Robert (Editor), Hamas Triumphant; Implications for Security, Politics, Economy and Strategy (Washington Institute for Near East Policy:2006) hal. 10-11 11 Opcit. Hal 11
9
efek kerisauan dan kekhawatiran para zionis Israel terhadap kemenangan HAMAS, tentunya berdampak pada kekecewaan para zionis yahudi di Amerika Serikat tersebut. Sama halnya dengan kekecewaan AIPAC yang selama ini terus mendukung agresi zionis Israel ke Palestina, agar HAMAS segera hancur dari Palestina. Namun, fakta membuktikan bahwa HAMAS semakin kuat dan maju memimpin bangsa Palestina secara absolute menang. Kenyataan tersebut tidak hanya menunjukkan kegagalan bagi Israel yang ingin menghalangi partisipasi HAMAS dalam pemilu. Namun juga telah menunjukkan gagalnya propaganda politik luar negeri Amerika Serikat yang merupakan produksi dari AIPAC itu sendiri. Artinya bahwa strategi lobi AIPAC ketika mempengaruhi kongres dalam mengeluarkan kebijakan politik luar negeri Amerika Serikat untuk melarang partisipasi HAMAS dalam Pemilu Legislatif, sama sekali tidak dapat menyingkirkan HAMAS dari pesta demokrasi tersebut. Dengan
adanya
kekuasaan
HAMAS
memimpin
Palestina,
akan
berdampak pada eksistensi AIPAC di balik Gedung Putih tersebut untuk menuntut ekstra kerja keras bagi lobi AIPAC dalam mempengaruhi kebijakan politik luar negeri Amerika Serikat
terhadap HAMAS. Karena posisi
HAMAS yang telah menguasai Palestina itu menjadi tantangan besar bagi keberlangsungan konspirasi politik luar negeri Amerika Serikat dan Israel dalam mempermainkan Palestina. Dengan demikian, hal tersebut menjadi pekerjaan besar bagi eksistensi AIPAC dalam mempertahankan dan
10
memperkuat lobinya dalam mempengaruhi kebijakan politik luar negeri Amerika Serikat terhadap Palestina di bawah Pemerintahan HAMAS.
C. Pokok Permasalahan Dari penjelasan latar belakang masalah di atas, dapat diambil kesimpulan melalui pengambilan pokok permasalahan dari proses penelitian ini, yang telah dirumuskan dengan mengajukan pertanyaan : Bagaimana strategi AIPAC memperkuat pengaruhnya terhadap badan Legislatif AS dalam membuat kebijakan politik luar negeri Amerika Serikat terhadap Pemerintahan Palestina di bawah HAMAS ?
D. Kerangka Pemikiran Dalam membantu proses penelitian skripsi ini, akan menggunakan dua model antara konsep dan teori sebagai berikut : 1. Konsep Pressure Groups. Dalam konsep ini akan menjelaskan adanya posisi kelompok penekan yang berusaha mempengaruhi orang-orang yang memegang dan menjalankan kekuasaan, bukan untuk menempatkan orang-orang mereka sendiri dalam posisi yang memegang kekuasaan, setidak-tidaknya, tidak secara resmi apabila ingin meletakkan orang-orang mereka sendiri. Namun, kelompok-kelompok penekan tertentu sebenarnya mempunyai wakil-wakil mereka di pemerintahan dan di badan-badan legislatif, tetapi hubungan antara para individu tersebut dengan kelompok yang mereka wakili tetap rahasia atau sangat hati-hati.
11
Dalam memahami adanya konsep Pressure Group ini, akan dapat diketahui melalui penjelasan sebuah konsep lobbi yang termasyhur di Amerika Serikat. Yang sebagian besar telah didasarkan pada peranan lobi politik bagi setiap kelompok penekan. Konsep lobi-lobi tersebut adalah bentuk aktifitas dari beberapa organisasi maupun kelompok yang menggentayangi ruang-ruang depan gedung legislatif untuk menyudutkan para politisi dan pejabat tinggi para pemerintahan. Dan mengadakan campur tangan dengan pekerjaanpekerjaaan para senator dan anggota kongres, dengan para anggota kabinet dan para pejabat tinggi pemerintahan lainnya. Asal mulanya, tindakantindakan ini diambil oleh wakil-wakil dari pelbagai kelompok penekan itu sendiri.
Secara
bertahap,
badan-badan
terpisah
dibentuk
dengan
mengkhususkan dirinya dalam hal ‘lobiing’ yang berorientasikan pada kepentingan kelompok penekan tersendiri. Namun, juga terdapat bentuk lobi yang menyewakan jasanya untuk kelompok yang mempunyai pandangan politik yang sama dan menolak untuk membantu kelompok-kelompok yang berlainan pandangan politiknya12.
Secara komprehensif, kegiatan dari sebuah Kelompok Penekan terbagi menjadi dua tingkatan, yakni sebagai berikut ini13: Tingkatan Pertama adalah mereka secara langsung menekan organ-organ pemerintahan (para menteri,anggota parlemen, para pejabat tinggi). Pada 12
. Maurice Duverger, Partai Politik dan Kelompok-kelompok Penekan (Bina Aksara: 1984) hal. 130 13 Ibid. hal.143-148
12
tingkat awal ini terdapat Tindakan Terbuka dan Tersembunyi, sebagai tindakan terbuka kadangkala telah diakui dan kentara sekali diketahui orang banyak. Tindakan Terbuka mencakup beberapa langkah berikut ini: Mengajukan tuntutan guna memenuhi janji yang dibuat oleh si calon pada kelompok penekan di waktu pemilu. Pembentukan kelompok penekan antar-partai dalam parlemen dan pembentukan asosiasi sesama anggota para legislator. Penulisan surat ancaman pada para wakil rakyat sehari sebelum debat-debat penting di parlemen yang berpengaruh atau tidak. Mengirim utusan ke kelompokkelompok parlementer, komisi-komisi pemerintahan dan para menteri negara. Sedangkan Tindakan Tersembunyi memiliki beberapa langkah berikut ini: Melancarkan tekanannya dalam hal pembiayaan dan pemberian bantuan materi pada partai politik. Mengadakan kontak-kontak pribadi dengan pembuat undang-undang dan para menteri kabinet atau pada kepala badan pemerintahan. Tingkatan Kedua adalah mereka melancarkan pengaruhnya secara tidak langsung kepada warga masyarakat guna membentuk pendapat umum. Yang pada gilirannya akan mempengaruhi para pejabat pemerintah, yang biasanya selalu menaruh perhatian pada pendapat umum. Dalam membentuk pendapat umum supaya dapat mempengaruhi kebijakan pemerintah adalah dengan cara melakukan propaganda. Yakni mereka menyebarkan berita dan informasi yang sudah diubah dalam arti yang condong ke arah yang dikehendaki mereka kepada rakyat umum. Pelaksanaannya dilakukan dengan dua cara: Kelompok
13
penekan massa melancarkan tekanan pada anggota mereka sendiri. Kelompok penekan dapat membuat propaganda langsung yang menghimbau warga masyarakat dengan melalui poster-poster, siaran-siaran, dan kampanye melalui advertensi. Dalam menjelaskan konsep pressure group tersebut, dapat disampaikan melalui bentuk ringkasan aplikasi dari lobi AIPAC sebagai kelompok penekan di AS sebagai berikut ini : Kinerja AIPAC terbagi menjadi dua tingkatan, yakni Tingkatan Pertama adalah dengan cara melancarkan lobinya secara langsung ke anggota kongres AS, para senator dan bahkan sampai para pejabat eksekutif. Langkah ini berjalan secara terbuka melalui acara pertemuan Konferensi AIPAC setiap tahunnya. Sebagaimana yang pernah berlangsung pada tahun 2002 terdapat banyak pemimpin politik AS mulai dari Presiden George W. Bush, Barack Obama dan Bill Clinton, wakil Presiden Dick Cheney, Whip Eric Cantor, Sekretaris Negara Hillary Rodham Clinton Senator John Kerry, Joe Lieberman, dan John McCain dan mantan anggota dari kepemimpinan dari kedua belah pihak dalam kongres, dan saat ini dan mantan Perdana Menteri Israel. Dalam acara pertemuan itulah para lobbyist AIPAC melakukan tekanan secara langsung terhadap organ-organ pemerintahan AS. Salah satu bentuk tekanannya adalah sebagaimana yang dikatakan langsung oleh mantan Presiden AS sendiri yang bernama Jimmy Carter. Dia mengatakan bahwa: “Any Presidential candidate must be approved by AIPAC“. (Setiap orang yang menjadi calon Presiden Amerika Serikat harus mendapatkan izin dari
14
organisasi AIPAC).14 Tujuan mengadakan pertemuan dengan para kandidat Kongres adalah untuk menilai pandangan-pandangan mereka, lalu menjanjikan dukungan dana kepada kandidat Kongres itu bila mereka bersedia membantu melancarkan dukungan terhadap Zionis. Setiap anggota Kongres yang berhasil terpilih untuk pertama kalinya, akan diundang berkunjung ke Palestina pendudukan oleh AIPAC. Di sana, mereka akan menerima penjelasan lebih luas lagi mengenai pandangan politik Tel Aviv. Selain itu, AIPAC juga memantau kinerja setiap anggota Kongres yang berkaitan dengan rezim Zionis dan Timur Tengah secara keseluruhan. Setiap anggota Kongres yang dinilai 95 persen menguntungkan rezim ini akan dianggap sebagai kawan. Sebaliknya, dalam pandangan AIPAC, seorang anggota Kongres atau senator yang mempunyai sikap keras terhadap orang-orang Zionis, akan dianggap sebagai lawan. Orang-orang ini bisa dipastikan tidak akan terpilih lagi pada pemilu berikutnya karena akan dijegal oleh AIPAC15. Tingkat Kedua adalah strategi AIPAC secara tidak langsung melancarkan pengaruhnya kepada masyarakat. Dengan menguasai media massa di AS, AIPAC menciptakan opini yang provokatif dalam mencitrakan Negara Palestina sebagai teroris. Hal ini dilakukan agar citra agresi militer Israel ke Palestina merupakan bentuk pembelaan diri. Secara otomatis bangsa Amerika akan mendukung agresi tersebut, dan akhirnya akan membentuk pendapat 14
Dominasi Yahudi Di Amerika (Akses: 20 April,2009) Diperoleh dari http://id.acehinstitute.org/index.php 15 Aipac; Simbol Infiltrasi Zionis (Diakses pada 01 Juni, 2009); www.swaramuslim.com
15
umum yang dapat mempengaruhi kebijakan politik luar negeri AS di Palestina. Contohnya adalah sebagaimana yang terdapat dalam sebuah kajian yang dilakukan terhadap Daily Alert yang diterbitkan untuk Konferensi Pemimpin Organisasi-Organisasi Besar Yahudi oleh Jerusalem Center for Public Affairs. Yakni tentang kajian terhadap lembaran propaganda yang dibagikan setiap hari kepada semua anggota kongres AS dan cabang Eksekutifnya itu dilakukan antara Januari hingga Mei 2006. Hasilnya memberikan bukti yang luar biasa, yaitu tentang usaha keras Lobi Yahudi untuk mencekik ekonomi Palestina serta mengajukan serangan AS dan embargo terhadap Iran.16 2.Teori Pembuatan Keputusan Kebijakan Luar Negeri. Dalam menggunakan teori yang kedua ini akan digambarkan melalui proses pembuatan keputusan dalam suatu sistem politik di suatu negara dengan memegang konsep yang disebut Mesin Ideal Imajiner Pembuat Kebijaksanaan (MIIPK) yang dibuat oleh John Lovell. Dimana konsep ini berfungsi sebagai patokan untuk menjelaskan proses pembuatan keputusan politik luar negeri dalam praktek nyata, yaitu dengan penjelasan sebuah bagan sebagai berikut ini17 :
16
James Petras, The Power of Israel in USA (Zahra:2009) hal. 18 Mochtar Mas’oed, Studi Hubungan Internasional: Tingkat Analisis dan Teorisasi (PAU-SS UGM: 1989) Hal. 127
17
16
INPUT
SCANING, CODING
TRANSMISI
REFERENSI
Kejadian Eksternal
Sumbersumber intelejen
Komisi Parlemen
Badan-badan pembuat Keputusan tertinggi
OUTPUT Keputusan
Kelompok Tuntutan kepentingan , Birokrasi Opini dari Kelompok sipil, militer Luar negeri penekan
Penetapan Alokasi Sumber daya
Kebutuhan Kepentingan Internal
Komunikasi , Koordinasi
Partai Politik Media Massa Memory Storage and Recall
Umpan balik E. Hipotesa Strategi AIPAC untuk memperkuat pengaruhnya
ke badan Legislatif
dalam pembuatan kebijakan politik luar negeri Amerika Serikat terhadap Pemerintahan Palestina di bawah HAMAS adalah dengan menggunakan beberapa makarnya sebagai berikut : a. AIPAC mengadakan kontak-kontak pribadi dengan pembuat undangundang dan para menteri kabinet atau pada kepala pemerintahan. Usaha ini ditindak lanjuti dengan mengundang para anggota legislatif maupun eksekutif dalam sebuah acara tahunan konferensi AIPAC. b. Mengirim memo maupun press release, dan perwakilan AIPAC
ke
kelompok-kelompok parlementer, komisi-komisi pemerintahan dan para menteri negara.
17
c. Melancarkan tekanannya dalam hal pembiayaan dan pemberian bantuan materi kepada para anggota Legislatif. Dengan disusul kunjungan langsung ke Capitol Hill oleh para pelobi AIPAC guna menekankan pengaruhnya secara affirmatif. d. Pengadaan kombinasi lobi AIPAC dengan lobi kelompok Zionis Kristen di Legislatif mendorong suksesnya pengesahan RUU Anti Palestina.
F. Tujuan Penelitian Dalam penulisan Skripsi ini memiliki beberapa tujuan, diantaranya adalah: 1. Untuk mengetahui aktor sejatinya di balik layar proses pembuatan kebijakan politik luar negeri Amerika Serikat terhadap HAMAS. 2. Untuk melacak strategi AIPAC dalam mempengaruhi kebijakan politik luar negeri Amerika Serikat terhadap HAMAS. 3. Untuk membedah strategi lobi Yahudi di pemerintahan politik Amerika Serikat. 4. Menyelesaikan tugas akhir daripada perkuliahan di jurusan Ilmu Hubungan Internasional sebagai syarat kelulusan untuk mendapatkan gelar S.1
G. Jangkauan Penelitian Dalam memudahkan langkah penulisan skripsi ini, akan dilakukan dengan membatasi jangkauan penelitian ini dengan mengambil peristiwa dari waktu tahun 2006-2008. Karena diantara tahun tersebut merupakan masa kejayaan
18
HAMAS dalam memimpin Pemerintahan Palestina. Pada masa kemenangan HAMAS itulah,
AIPAC melalui kebijakan luar negeri Amerika Serikat
berusaha menekan HAMAS. Karena AIPAC khawatir dengan posisi HAMAS yang semakin kuat di Palestina akan mudah melawan negara induknya di Tel Aviv tersebut.
H. Metodologi Penelitian Untuk mempermudah dan mempercepat proses penelitian ini, akan menggunakan metode pengumpulan data melalui observasi data pustaka berupa buku terkait, jurnal, koran, tabloid, artikel dan website yang terdapat data dan fakta yang mendukung hasil penelitian ini.
I. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan Skripsi ini dapat diuraikan melalui susunan bab sebagai berikut ini : BAB I : Pendahuluan Pada bab ini terdapat beberapa poin yaitu : Alasan Pemilihan Judul, Latar Belakang Masalah, Pokok Permasalahan, Kerangka Dasar Pemikiran, Hipotesis, Tujuan Penulisan, Jangkauan Penelitian, Metodologi Penelitian dan Sistematika Penulisan. BAB II : AIPAC; Infiltrasi Zionisme Israel di AS Untuk poin pada bab ini dapat dijabarkan berupa : Sejarah dan Profil AIPAC,
Relasi AIPAC Dengan Pemerintahan AS, Peran AIPAC Dalam
19
Proses Pembuatan Kebijakan Politik Luar Negeri AS. BAB III : Implikasi Kemenangan HAMAS Terhadap Israel Dalam bab ini akan membahas tentang : Sejarah Perjuangan HAMAS, Manuver Politik HAMAS Memenangkan Pemilu Parlemen Palestina, Keterancaman Israel Pasca Kemenangan HAMAS. BAB IV : Strategi Lobi AIPAC Memperkuat Pengaruhnya Dalam Proses Pembuatan Kebijakan Politik Luar Negeri Amerika Serikat Pada bab ini akan menguraikan beberapa poin, yaitu : AIPAC mengadakan kontak-kontak pribadi dengan pembuat undang-undang dan para menteri kabinet atau pada kepala pemerintahan. Mengirim memo maupun press release, dan perwakilan AIPAC ke kelompok-kelompok parlementer, komisikomisi pemerintahan dan para menteri negara. Melancarkan tekanannya dalam hal pembiayaan dan pemberian bantuan materi kepada para anggota Legislatif. BAB V : Kesimpulan
20