BAB I PENDAHULUAN 3.1
Latar Belakang Permasalahan
Untuk tetap bertahan di persaingan usaha, sebuah industri harus selalu melakukan perbaikan. Perbaikan yang diharapkan dapat meningkatkan keutungan bagi perusahaan. Perbaikan – perbaikan dapat dilakukan dari banyak aspek di dalam perusahaan , untuk perusahaan manufaktur misalnya perbaikan dapat dilakukan mulai dari bagian staff, bagian produksi, bagian support maupun bagian – bagian lainyang ada dalam perusahaan tersebut. Tindakan perbaikan biasanya dilakukan dalam setiap bagian departemen di perusahaan.Tindakan perbaikan dimulai dari menemukan
suatu
permasalahan
maka
muncul
suatu
keinginan
untuk
memperbaiki permasalahan tersebut.Untuk suatu perusahaan manufaktur, salah satu perbaikan yang dapat dilakukan adalah perbaikan peralatan. Perbaikan peralatan biasanya dilakukan oleh departemen produksi dan maintenence. Perbaikan peralatan dalam industri manufaktur adalah suatu kegiatan untuk meningkatkan efektivitas peralatan/ mesin sehingga dapat bekerja seoptimal mungkin. Namun dalam pelaksanaan suatu usaha perbaikan mesin, seringkali dijumpai adanya kegiatan yang bersifat pemborosan karena tidak menyentuh akar permasalahan yang terjadi sehingga malah menimbulkan adanya pemborosan baik waktu, tenaga, maupun biaya. Untuk itu, diperlukan metode yang mampu menjelaskan permasalahan yang terjadi sehingga ditemukan solusi untuk meningkatkan kinerja mesin seoptimal mungkin. Salah satu indikasi optimalnya kinerja suatu mesin adalah melalui data kerusakan yang terjadi pada mesin tersebut. Jam henti mesin yang disebabkan karena suatu 2
kerusakan, biasa disebut dengan istilah downtime. Downtime menjadi salah satu faktor yang berpengaruh pada optimalisasi mesin produksi. Semakin tinggi downtime mesin, maka semakin berkurang optimalisasi mesin dalam bekerja untuk mencapai target dalam kegiatan produksi. Ketidakoptimalan mesin tersebut berpengaruh produktivitas perusahaan yang dapat mengakibatkan timbulnya kerugian. Kerugian perusahaan yang disebabkan oleh kinerja mesin sering disebut dengan Six Big Losses. Downtime termasuk dalam salah satu Six Big Losses. Kerugian yang ada di dalam Six big loses terdiri dari Breakdown losses / Equipment failure, Set-Up and adjustment losses , idling and minor stoppages losses, Redused speed losses, Process defect , Reduce yield Loses. (Hegde1,2009) Untuk mengurangi Six Big Losses ini, maka diperlukan suatu tindakan perawatan yang baik dan tepat. Total Productive Maintenance (TPM) merupakan suatu cara yang dapat digunakan dalam proses perawatan mesin. Penerapan TPM disesuaikan dengan situasi perusahaan sehingga mampu mengurangi kerugian perusahaan. Penulis melakukan penelitian pada PT Asahi Diamond Industrial Indonesia. PT.Asahi Diamond Industrial Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang pembuatan alat bor untuk pengambilan contoh lapisan tanah di tambang mineral. Penelitian dilakukan di salah satu departement PT Asahi Diamond Indonesia yaitu ROD departement. Produk utama departemen ini adalah pipa yang biasa disebut Drill Rod. Keberhasilan kegiatan produksi dapat dipantau dari hasil Output dan reject yang dihasilkan. Pada bulan januari-juni 2013 nilai barang reject berada pada batas target reject ( <1%) sehingga perlu dilakukan kegiatan perbaikan (Target reject bisa dilihat pada lampiran). Deangan kegiatan 3
perawatan mesin yang efektif diharapkan dapat mengurangi jumlah reject dari kegiatan produksi. Dalam departement rod terdapat beberapa mesin yang digunakan untuk kegiatan produksi. Kegiatan perawatan mesin dilakukan oleh departement maintenance. Kerusakan mesin dalam departement ini seringkali tidak terkontrol dan menimbulkan kerugian bagi perusahaan. Nilai downtime mesin tinggi namun belum ada tindakan perbaikan yang ditetapkan untuk mengurangi downtime Bahkan belum diketahui mesin mana saja yang menjadi mesin
kritis
untuk
dilakukan
perawatan.
Optimalisasi
mesinpun
tidak
diperhitungkan karena Kegiatan TPM belum dilakukan secara benar dalam perusahaan ini. Perawatan mesin yang dilakukan sebatas pada tindakan preventive dan corrective. Untuk itu dilakukan analisa data downtime dari departement maintenance, ditentukan mesin yang menjadi mesin kritisnya, kemudian dilakukan pengukuran kinerja mesin di department ROD dengan menggunakan metode OEE (Overall Equipment Effectiveness) yang sesuai dengan prinsipprinsip TPM. Sesuai dengan yang ditulis oleh R. Keith Moble dalam bukunya Maintenance Engineering Handbook salah satu tujuan utama dari TPM adalah memaksimalkan effectivitas peralatan dengan mengurangi “waste” pada proses manufaktur. Dan tiga factor yang menentukan effektivitas peralatan adaah Availability, Performance efficiency, dan Quality rate product yang merukapan dasar pengukuran OEE. (Moble, 2008) Besarnya standar untuk Availability, Performance efficiency, dan Quality rate product ditentukan berdasarkan standart JIPM (Japan Institute of Plant Maintenance) (Ginting .2012 ).
4
Setelah mengetahui nilai OEE dari departemen ROD, maka dapat ditentukan faktor yang dapat dilakukan Perbaikan. Seperti pada jurnal ilmiah dari penelitian yang dilakukan oleh Harsha G. Hegde dkk
mengenai Overall Equipment
Effectiveness Improvement by TPM and 5S Techniques in a CNC Machine Shop, untuk mempebaiki nilai OEE salah satu cara yang dapat digunakan adalah dengan penerapan 5S dalam area produksi (Hegde , 2009). Dan dalam artikel Useful Key Performance Indicators for Maintenance yang ditulis Mike Sondalini dengan menerapkan metode pemeliharaan ilmiah untuk membuktikan jika tindakan perawatan akan menghasilkan keandalan hasil yang diinginkan Anda membuat KPI berguna untuk mendorong kinerja pemeliharaan proaktif yang secara permanen akan melebur menjadi bisnis Anda .Dan pada akhirnya diharapkan adanya usulan perbaikan untuk meningkatkan efektivitas mesin.
3.2
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka masalah pokok yang menjadi sasaran utama dalam penelitian adalah mengenai belum adanya pengukuran kinerja pada departement ROD PT Asahi Diamond Indonesia. Tidak adanya pengukuran kinerja menyebabkan kurang efektivnya kegiatan perbaikan mesin sehingga efektivitas mesin produksi pun menurun. Sehingga dapat disusun perumusan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana nilai efektifitas mesin-mesin utama jika diukur dengan menggunakan metode OEE?
5
2. Solusi dan tindakan perbaikan apa saja yang dapat dilakukan untuk meningkatkan nilai efektivitas mesin jika dilakukan menggunakan prinsipprinsip TPM? Sesuai dengan perumusan masalah tersebut , maka penulis melakukan penelitian dengan mengambil judul. “ Usulan Tindakan Perbaikan Pada Departement Produksi Rod Di Pt Asahi Diamond Indonesia Berdasarkan Perhitungan Overallequipment Effectiveness (OEE) “ 3.3
Batasan Permasalahan
Mengingat luasnya cakupan pembahasan mengenai penerapan TPM di perusahaan maka penulis melakukan pembatasan masalah sebagai berikut: 1. Pengambilan data dilakukan pada periode Bulan Januari – Juni 2013 di departemen ROD PT Asahi Diamond Indonesia 2. Penentuan mesin kritis dilakukan dengan metode wawancara 3. Tingkat produktifitas dan effisiensi mesin yang diukur adalah dengan menggunakan Metode OEE untuk mengukur kinerja mesin-mesin utama di departement ROD. 4. Data dan analisa Six Big Losses belum termasuk data Speed Losses dan Reduce yield Losses. 5. Penelitian dilakukan hanya sampai pada tahap Pemberian saran. 6. Penelitian yang dilakukan tidak sampai pada pembahasan biaya.
6
3.4
Tujuan Penelitian
Dalam penelitian ini ada bebeapa tujuan yang ingin dicapai oleh penulis diantaranya adalah : 1. Melakukan pengukuran kinerja mesin dengan menghitung OEE. 2. Menetapkan usaha perbaikan untuk meningkatkan produktivitas.
3.5
Sistematika Penulisan
Dalam penelitian ini, sistematika penulisan berurutan berdasarkan pelaksanaan penelitian. Penulisan ini dibagi menjadi enam bab, dimana dalam masing-masing bab akan dibahas lagi menjadi lebih detail. Secara umum pembagian tersebut adalah sebagai berikut :
BAB I. Pendahuluan
Dalam BAB ini dijelaskan mengenai latar belakang penelitian, Rumusan masalah, Batasan penelitian, Tujuan penelitian, Dan sistematika yang digunakan dalam penelitian
BAB II. Landasan Teori
Pada bab ini menguraikan konsep-konsep, teori-teori, dan rumusan yang menunjang dalam pemecahan masalah. Sumber diambil dari jurnal-jurnal ilmiah, buku-buku, serta artikel yang terkait dengan penelitian Tugas Akhir ini.
BAB III. Metode Penelitian
7
Bab ini berisi penjelasan mengenai langkah sistematis penulis dalam melakanakan penilitian. Dimulai dari penentuan judul sampai dengan peberian kesimpulan dan saran.
BAB IV. Pengumpulan dan Pengolahan Data
Berisi data – data yang telah dikumpulkan dan cara pengolahan data.
BAB V. Analisa dan Hasil
Bab ini menguraikan tentang penganalisaan hasil penelitian yang telah diperoleh dan dibuat langkah-langkah penyelesaiannya serta analisa prioritas perbaikan dan antisipasi terhadap masalah yang ditimbulkan.
BAB VI. Kesimpulan dan Saran Pada bab ini berisi kesimpulan yang dapat diambil dari hasil pembahasan
dilakukan pada bab-bab sebelumnya dan juga dari hasil evaluasi yang telah dilakukan, selanjutnya dapat dikemukakan saran-saran dari kesimpulan yang sesuai dengan keadaan perusahaan.
8