BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Pembangunan nasional dilaksanakan pada segala bidang dan salah satu
bidang yang tidak kalah pentingnya dari bidang lain adalah bidang kesehatan. Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujudnya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi – tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomi (Kementerian Kesehatan, 2009). Kematian ibu merupakan masalah besar bagi negara berkembang. Ini berarti kemampuan untuk memberikan pelayanan kesehatan masih memerlukan perbaikan kesehatan yang bersifat menyeluruh dan lebih bermutu. Menurut World Health Organization (WHO), pada tahun 2013 Angka Kematian Ibu (AKI) di dunia 210 per 100.000 kelahiran hidup, AKI di negara berkembang 230 per 100.000 kelahiran hidup dan AKI di negara maju 16 per 100.000 kelahiran hidup. AKI di Asia Timur 33 per 100.000 kelahiran hidup, Asia Selatan 190 per 100.000 kelahiran hidup, Asia Tenggara 140 per 100.000 kelahiran hidup dan Asia Barat 74 per 100.000 kelahiran hidup (WHO, 2014). Pada tahun 2013 AKI di Indonesia mencapai 190 per 100.000 kelahiran hidup. Bila dibandingkan dengan Malaysia, Filipina dan Singapura, angka tersebut lebih besar dibandingkan dengan angka dari negara – negara tersebut
Universitas Sumatera Utara
dimana AKI Malaysia 29 per 100.000 kelahiran hidup, Filipina 120 per 100.000 kelahiran hidup dan Singapura 6 per 100.000 kelahiran hidup (WHO, 2014). Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia masih tinggi. Menurut WHO, pada tahun 2013 AKB di dunia 34 per 1.000 kelahiran hidup, AKB di negara berkembang 37 per 1.000 kelahiran hidup dan AKB di negara maju 5 per 1.000 kelahiran hidup. AKB di Asia Timur 11 per 1.000 kelahiran hidup, Asia Selatan 43 per 1.000 kelahiran hidup, Asia Tenggara 24 per 1.000 kelahiran hidup dan Asia Barat 21 per 1.000 kelahiran hidup (WHO, 2014). Pada tahun 2013 AKB di Indonesia mencapai 25 per 1.000 kelahiran hidup. Bila dibandingkan dengan Malaysia, Filipina dan Singapura, angka tersebut lebih besar dibandingkan dengan angka dari negara – negara tersebut dimana AKB Malaysia 7 per 1.000 kelahiran hidup, Filipina 24 per 1.000 kelahiran hidup dan Singapura 2 per 1.000 kelahiran hidup (WHO, 2014). Pembangunan kesehatan yang dilaksanakan secara berkesinambungan telah berhasil meningkatkan status kesehatan masyarakat. Kinerja sistem kesehatan telah menunjukkan hasil yang baik, antara lain ditunjukkan dengan peningkatan status kesehatan yaitu penurunan AKI dari 430 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 1990 menjadi 190 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2013. AKB juga mengalami penurunan dari 62 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 1990 menjadi 25 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2013 (WHO, 2014). Penyebab kematian ibu di dunia adalah pra kondisi yang ada 28%, hipertensi dalam kehamilan 14%, komplikasi abortus 8%, pendarahan 27%, infeksi 11%, partus lama dan lainnya 9% dan penggumpalan darah (embolism) 3%
Universitas Sumatera Utara
(WHO, 2014). Sedangkan menurut Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara tahun 2012, penyebab kematian ibu adalah pendarahan 25,24%, infeksi 14,76%, partus lama 13,81%, hipertensi dalam kehamilan 4,29%, abortus 20,95% dan lain – lain 20,95% (Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara, 2013). Sementara itu, penyebab AKB adalah asfiksia (kesulitan bernapas), imaturitas, hipotermi dan infeksi. Kesehatan ibu yang tidak baik dan penyakit ibu yang tidak diobati dengan benar juga dapat menyebabkan bayi lahir prematur dan Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR). Jumlah BBLR di Indonesia mencapai 350.000 bayi setiap tahunnya. Millenium Development Goals (MDGs) yang dirumuskan pada September tahun 2000 memiliki delapan tujuan yaitu mengentaskan kemiskinan ekstrim dan kelaparan, mencapai pendidikan dasar untuk semua, mendukung kesetaraan gender dengan memberdayakan perempuan, mengurangi tingkat kematian anak, meningkatkan kesehatan ibu, memerangi HIV/AIDS dan penyakit menular lainnya, memastikan kelestarian lingkungan dan mengembangkan kemitraan untuk pembangunan. Salah satu yang tertera pada MDGs adalah meningkatkan kesehatan ibu. Targetnya dalah menurunkan angka kematian ibu sebesar tiga per empatnya dari tahun 1990 sampai 2015. Target MDGs adalah AKI menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup (WHO, 2014). Upaya penyelamatan ibu dan bayi yang dilakukan oleh WHO adalah dengan mengembangkan konsep Four Pillars of Safe Motherhood yaitu Keluarga
Universitas Sumatera Utara
Berencana (KB), asuhan antenatal, persalinan bersih dan aman serta pelayanan obstetrik esensial. Pengawasan antenatal atau yang sering disebut dengan pemeriksaan kehamilan ditujukan untuk menyiapkan baik fisik maupun mental ibu dalam masa kehamilan dan kelahiran serta menemukan kelainan dalam waktu dini sehingga dapat diobati secepatnya. Pemeriksaan kehamilan yang dilakukan secara teratur dapat menurunkan angka kecacatan dan kematian baik ibu maupun janin. Cakupan K1 merupakan gambaran besaran ibu hamil yang melakukan kunjungan pertama ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk mendapatkan pelayanan antenatal. Sedangkan cakupan K4 merupakan gambaran besaran ibu hamil yang telah mendapatkan pelayanan ibu hamil sesuai dengan standar serta paling sedikit empat kali kunjungan dengan distribusi, sekali pada trimester pertama, sekali pada trimester dua dan dua kali pada trimester ketiga umur kehamilan. Dalam catatan cakupan K4 di provinsi Sumatera Utara menunjukkan tahun 2003 sebesar 68,32%, tahun 2004 sebesar 63,64%, tahun 2005 sebesar 67,76%, tahun 2006 sebesar 80,48%, tahun 2007 sebesar 77,95%, tahun 2008 sebesar 79,53%, tahun 2009 sebesar 81,77%, tahun 2010 sebesar 83,31%, tahun 2011 sebesar 85,85% dan tahun 2012 sebesar 85,92%. Bila dibandingkan dengan target nasional 95%, provinsi Sumatera Utara belum mencapai target tersebut (Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara, 2013).
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Medan tahun 2013, cakupan K1 di Kota Medan sebesar 88,55% dan cakupan K4 sebesar 83,20%. Cakupan K1 di Kecamatan Medan Denai sebesar 78,99% dan cakupan K4 sebesar 77,70% (Dinas Kesehatan Kota Medan, 2014). Berdasarkan data dari Puskesmas Desa Binjai, cakupan K1 di Kelurahan Binjai sebesar 47,68% dan cakupan K4 sebesar 44,66% pada tahun 2013 dan cakupan K1 di Kelurahan Binjai sebesar 93,2% dan cakupan K4 sebesar 89,6% pada tahun 2014. Data ini belum mencapai target nasional yaitu 95% (Puskesmas Desa Binjai, 2015). Berdasarkan latar belakang tersebut, maka perlu dilakukan penelitian tentang faktor – faktor yang berhubungan dengan kelengkapan pemeriksaan kehamilan pada ibu yang mempunyai bayi di Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai tahun 2014.
1.2
Perumusan Masalah Belum diketahui faktor – faktor yang berhubungan dengan kelengkapan
pemeriksaan kehamilan pada ibu yang mempunyai bayi dan belum tercapainya target nasional cakupan K1 dan K4 di Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai.
Universitas Sumatera Utara
1.3
Tujuan Penelitian
a.
Tujuan Umum Untuk menganalisis
faktor
–
faktor
yang berhubungan
dengan
kelengkapan pemeriksaan kehamilan pada ibu yang mempunyai bayi di Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai tahun 2014.
b.
Tujuan Khusus a. Untuk
mengetahui
proporsi
prevalens
kelengkapan
pemeriksaan
kehamilan pada ibu yang mempunyai bayi di Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai tahun 2014. b. Untuk mengetahui hubungan umur ibu dengan kelengkapan pemeriksaan kehamilan. c. Untuk mengetahui hubungan pendidikan ibu dengan kelengkapan pemeriksaan kehamilan. d. Untuk mengetahui hubungan pekerjaan ibu dengan kelengkapan pemeriksaan kehamilan. e. Untuk mengetahui hubungan paritas dengan kelengkapan pemeriksaan kehamilan. f. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu dengan kelengkapan pemeriksaan kehamilan. g. Untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan kelengkapan pemeriksaan kehamilan.
Universitas Sumatera Utara
h. Untuk mengetahui hubungan faktor keterjangkauan dengan kelengkapan pemeriksaan kehamilan. i. Untuk mengetahui faktor yang paling dominan yang berhubungan dengan kelengkapan pemeriksaan kehamilan pada ibu yang mempunyai bayi di Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai tahun 2014.
1.4 a.
Manfaat Penelitian Sebagai bahan masukan bagi Puskesmas Desa Binjai Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai.
b.
Sebagai bahan referensi bagi perpustakaan Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Sumatera Utara (USU) dan penelitian selanjutnya.
c.
Dapat menambah wawasan dan kesempatan penerapan ilmu yang telah diperoleh selama perkuliahan di FKM USU dan juga sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM).
Universitas Sumatera Utara