BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Rumah sakit adalah organisasi pelayanan kesehatan yang bertujuan memberikan pelayana kesehatan yang bermutu dan berkualitas. Selain itu rumah sakit juga sebagai salah satu badan usaha yang bertujuan untuk melayani semua masyarakat umum didalam bidang kesehatan. Pembangunan kesehatan adalah sebagai bagian integral dari pembangunan nasional pada hakekatnya adalah penyelenggaraan, upaya kesehatan untuk mencapai kemampuan hidup sehat bagi
penduduk
agar dapat mewujudkan
derajat
kesehatan yang optimal yang
besar artinya bagi pengembangan
dan
daya
pembinaan
sumber
manusia
sebagai modal
pembangunan nasional (Departemen Kesehatan RI, 1997). Rekam medis adalah berkas yang berisi catatan tentang segala sesuatu mengenai pasien. Segala informasi mengenai pasien yang terekam dalam rekam medis akan dijadikan dasar oleh tenaga medis untuk melakukan tindakan selanjutnya dalam episode asuhan keperawatan (Huffman, 1994). Dalam episode asuhan keperawatan, rekam medis merupakan alat komunikasi antar dokter, perawat atau tenaga medis lainnya. Selain itu, rekam medis juga dapat digunakan sebagai sumber informasi bagi para peneliti dalam mengembangkan
1
ilmu pengetahuan dan apabila suatu saat terjadi kasus peradilan yang melibatkan pihak rumah sakit dan pasien, rekam medis juga dapat digunakan sebagai barang bukti (Huffman, 1994). Rekam medis juga dapat sebagai salah satu alat komunikasi, sumber informasi dan sumber bukti kasus peradilan, rekam medis harus terisi secara lengkap. Apabila rekam medis tidak terisi secara lengkap maka akan mengurangi nilai atau mutu dari rekam medis itu sendiri. Rekam medis yang lengkap akan memudahkan petugas medis dan non medis dalam menyelesaikan kewajibannya. Dalam hal ini, dengan adanya rekam medis yang diisi secara lengkap, maka akan memudahkan petugas rekam medis dalam pengolahan data untuk membuat laporan
rumah
sakit. Selain
itu
juga
dapat
memberikan kemudahan bagi pihak lain (mahasiswa atau peneliti) dalam memperoleh data. Berkas rekam medis harus disimpan secara sistematis agar memudahkan dalam pengambilan dan pengembalian berkas rekam medis. Oleh karena itu diperlukan sebuah cara pengurusan penyimpanan berkas rekam medis yang terorganisir dengan baik. Hal yang sangat perlu diperhatikan dalam mendukung kecepatan dan kelancaran pelayanan yang akan diberikan kepada pasien adalah cara pengurusan penyimpanan berkas rekam medis. Dalam hal ini bagian penyimpanan, berkas rekam medis memegang peranan penting dalam
2
menunjang kecepatan dan kelancaran pelayanan yang akan diberikan kepada pasien Filing merupakan tempat penyimpanan berkas rekam medis. Setiap pasien datang berkunjung ke sarana pelayanan kesehatan untuk keperluan pelayanan kesehatan, berkas rekam medisnya harus senantiasa tersedia. Berkas rekam medis merupakan berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan, dan pelayanan lain kepada pasien di sarana pelayanan
kesehatan
(Permenkes
269/Menkes/Per/III/2008).
Ketersediaan berkas rekam medis baik dalam segi kelengkapan maupun kecepatannya sangat dipengaruhi oleh kinerja unit filing (Sabarguna, 2003). Penyimpanan berkas rekam medis yang baik merupakan salah satu kunci keberhasilan atau kebaikan manajemen rekam medis dari suatu pelayanan kesehatan, tentunya jika didukung dengan sistem yang baik, sumber daya manusia yang bermutu dan prosedur atau tata kerja yang baik serta sarana atau fasilitas penyimpanan yang memadai.
Penyimpanan berkas rekam medis dilaksanakan untuk menunjang pelayanan pasien rawat jalan maupun rawat inap. Sistem pengaturan dan penyimpanan berkas rekam medis melalui prosedur yang sistematis akan memudahkan petugas dalam penemuan kembali berkas secara cepat, tepat bila sewaktu – waktu dibutuhkan.
3
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga pada tanggal 4 Februari 2011 diperoleh informasi bahwa tidak adanya outguide (tracer) dalam pelaksanaan pengambilan dan penyimpanan berkas rekam medis sehingga terjadi kesulitan terhadap penemuan kembali berkas rekam medis di Rumah Sakit Umum Daerah Purbalingga. Dari hasil wawancara diperoleh informasi bahwa sebelumnya pernah diusulkan menggunakan tracer dalam pengambilan dan pengembalian berkas rekam medis tetapi masih terbentur pada masalah kekurangan tenaga dalam pengoprasiannya. Hal tersebut disebutkan
pula
dalam
penelitian yang diadakan Sriyatmi (2004), bahwa “dalam penyimpanan berkas rekam medis di Rumah Sakit Umum Daerah Purbalingga masih ditemukan adanya berkas yang salah letak karena tidak adanya petunjuk keluar yang jelas atau tracer” dari uraian diatas maka penulis tertarik mengambil permasalahan tersebut menjadi penelitian tugas akhir yang berjudul ” pengambilan dan pengembalian berkas rekam medis di RSUD dr. R Goeteng Taroenadibrata Purbalingga” Berdasarkan hasil observasi dan wawancara masih banyak ditemukan beberapa permasalahan diantaranya adalah : 1. Akibat
tidak
mengalami
menggunakan kesulitan
untuk
tracer
petugas
melacak
atau
rekam
medis
mengetahui
keberadaan berkas rekam medis Jika berkas rekam medis yang tidak ada di rak penyimpanan.
4
2. Terjadi kesulitan saat penyimpanan berkas rekam medis karena tidak adanya tracer, selain itu saat penyimpanan berkas rekam medis membutuhkan waktu yang lama. Dari hasil wawancara dengan beberapa petugas rekam medis RSUD
dr.
R
Goeteng
Taroenadibrata
Purbalingga,
tentang
pengambilan dan pengembalian berkas rekam medis (filing), diperoleh keterangan bahwa di rumah sakit tersebut masih banyak terjadi kesulitan saat melakuan pengembalian berkas rekam medis karena tidak meggunakan tracer. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah disebutkan, dapat dirumuskan masalah yaitu “mengetahui pengambilan dan pengembalian berkas rekam medis di RSUD dr. R Goeteng Taroenadibrata Purbalingga?” C.
Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui
gambaran
umum
pengambilan
dan
pengembalian berkas rekam medis di RSUD dr. R Goeteng Taroenadibrata Purbalingga. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui pengambilan dan pengembalian berkas rekam medis jika tidak menggunakan tracer (OutGuide) di RSUD dr. R Goeteng Taroenadibrata Purbalingga.
5
b. Mengetahui kendala yang muncul dalam pengembalian berkas rekam medis di RSUD dr. R Goeteng Taroenadibrata Purbalingga. D.
Manfaat Penelitian 1. Manfaat Praktis a. Bagi Institusi Rumah Sakit 1. Sebagai bahan masukan untuk meningkatkan kualitas kerja rumah sakit khususnya dalam hal pengambilan dan penyimpanan berkas rekam medis aktif dan inaktif. 2. Untuk mengetahui cara penyelesaian masalah di atas. b. Bagi Peneliti Sebagai sarana untuk menerapkan ilmu/pengetahuan yang didapat selama mengikuti perkuliahan, sehingga dapat menambah wawasan dan pemikiran serta pengalaman penulis dalam hal pelaksanaan pembuatan pelaporan rumah sakit untuk pihak internal. 2. Manfaat Teoritis a. Bagi Institusi Pendidikan Menambah
referensi
pengetahuan,
dengan
adanya
permasalahan-permasalahan yang timbul di lapangan yang dapat
dibandigkan
dengan
teori
yang
ada
meningkatkan pengetahuan tentang rekam medis. b. Bagi Peneliti Lain
6
dan
Sebagai dasar, acuan, dan referensi untuk penelitian selanjutnya yang ada hubungannya dengan masalah dalam penelitian ini. E.
Keaslian Penelitian Penelitian berjudul “pengambilan dan pengembalian Berkas Rekam Medis Di RSUD dr. R Goeteng Taroenadibrata Purbalingga ” belum pernah dilakukan sebelumnya. Namun penelitian dengan tema yang serupa, pernah dilakukan. Penelitian tersebut antara lain
: 1. “Evaluasi Penyimpanan dan Pengambilan Berkas Rekam Medis di RS.Bethesda Yogyakarta tahun 2003”, oleh Ibnu Mardiyoko.
Persamaan: jenis penelitian yang digunakan sama yaitu jenis deskriptif kualitatif, dalam penelitian tersebut salah satu tujuan utamanya antara lain untuk mengetahui faktor-faktor penyebab
berkas
rekam
medis
tidak
ada
di
tempat
penyimpanan pada saat dibutuhkan. Perbedaan: Dalam penelitian tersebut tujuan utamanya adalah untuk mengetahui sistem penyimpanan dan pengambilan berkas rekam medis, serta faktor-faktor penyebab berkas rekam medis tidak ada di tempat penyimpanan pada saat dibutuhkan. Sedangkan penelitian ini menjabarkan secara lebih khusus mengenai faktor-faktor yang paling sering menyebabkan berkas rekam medis tidak ada di tempat
7
penyimpanan pada saat dibutuhkan. Dari penelitian yang dilakukan oleh Ibnu Mardiyoko, diperoleh data bahwa faktor utama penyebab tidak adanya berkas rekam di tempat penyimpanan pada saat dibutuhkan adalah karena rekam medis masih dalam proses pengolahan (31,8%). 2. “Tinjauan Pelaksanaan Sistem Penyimpanan di RSU Muntilan Tahun 2004”, oleh Oky Susiana Hartati. Persamaan: jenis penelitian yang digunakan sama yaitu jenis deskriptif kualitatif, dalam penelitian tersebut salah satu tujuan khususnya adalah untuk mengetahui faktor-faktor penyebab berkas rekam medis tidak ada di tempat penyimpanan pada saat dibutuhkan. Perbedaan: Dalam penelitian tersebut tujuan utamanya adalah untuk mengetahui sistem penyimpanan berkas rekam medis, sedangkan tujuan faktor-faktor penyebab berkas rekam medis tidak ada
di tempat
penyimpanan
pada
saat
dibutuhkan
merupakan bagian dari tujuan utama penelitian tersebut (tujuan khusus). Sedangkan penelitian ini menjabarkan secara lebih khusus mengenai faktor-faktor yang paling sering menyebabkan berkas rekam medis tidak ada di tempat penyimpanan pada saat dibutuhkan. Dari penelitian yang dilakukan oleh Oky Susianan Hartati, diperoleh data bahwa faktor utama penyebab tidak
8
adanya berkas rekam di tempat penyimpanan pada saat dibutuhkan adalah karena rekam medis hilang (31,8%). Oleh karena itu penulisan dengan judul “pengambilan dan pengembalian berkas rekam medis di RSUD dr. R Goeteng Taroenadibrata Purbalingga”.