BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Indonesia 2015 adalah visi pembangunan kesehatan Nasional yang menggambarkan masyarakat Indonesia di masa depan yang penduduknya hidup dalam lingkungan sehat. Dengan mengembangkan visi misi ini, maka masyarakat di harapkan mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu, adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan yang setinggitingginya. Prilaku sehat adalah prilaku proaktif untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah resiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit serta berperan aktif dalam kegiatan gerakan kesehatan masyarakat. Salah satu prilaku sehat yang harus di ciptakan adalah prilaku pencegahan dan penanggulangan penyakit dengan kegiatan imunisasi (DepKes,2000). Upaya untuk menurunkan kesakitan, kematian, kecacatan dari penyakit yang menular dan penyakit yang tidak menular termasuk penyakit yang dapat di cegah dengan imunisasi adalah meningkatkan kesadaran bahwa pentingnya kesehatan. Pemerintah telah mencanangkan kegiatan imunisasi dari tahun 1956, yang di mulai di pulau jawa dengan vaksin cacar pada tahun 1956, kemudian di kembangkan vaksinasi cacar dan BCG. Pada tahun 1976 mulai di kembangkan imunisasi DPT di beberapa kecamatan yang di dahului oleh Pulau
1
2
Bangka di Sumatra Selatan dan pada tahun 1977 di tentukan sebagai fase persiapan PPI (Pembangunan Program Imunisasi). (DepKes RI, 2005). Imunisasi dasar adalah imunisasi yang di berikan pada anak mendapat kekebalan awal secara aktif sebelum anak berusia 1 tahun, yang mencakup imunisasi BCG (Bacille, Calmette, Guerin), Hepatitis B, DPT, (Difteri, Partusis, dan Tetanus), Polio dan Campak (DepKes RI, 2006). Sejak penetapan The Expanded Program on Imunization (EPI) oleh WHO, cakupan imunisasi dasar anak meninggal dari 5%
hingga mendekati 80% di seluruh dunia.
Sekurang-kurangnya ada 2,7 juta kematian akibat campak, tetanus neonaturum dan pertusis serta 200.000 kelumpuhan akibat polio dapat di cegah setiap tahunya. Sesuai dengan program pemerintah dengan pembangunan program imunisasi (PPI) maka anak di haruskan mendapatkan perlindungan terhadap 7 penyakit utama yaitu: Tuberkulosis, Difteri , Pertusis, Tetanus, Polio, Campak dan Hepatitis B. Lima jenis vaksin untuk mencegah 7 penyakit tersebut di wajibkan dan program pemerintah, karna anak yang terkena penyakit tersebut bisa menimbulkan cacat dan kematian (Dinkes, 2008). Imunisasi merupakan upaya yang di lakukan dengan sengaja memberikan kekebalan pada bayi dan anak sehingga terhindar dari penyakit (Supartini,2008). Masih menurut Supartini di masyarakat pada umumnya ibu yang mempunyai bayi 0-11 bulan membawa bayinya ke posyandu untuk
3
diberikan imunisasi dasar karna mereka mengerti akan pentingnya imunisasi bagi kesehatan bayinya (Supradi, 2008). Motivasi merupakan keadaan dalam pribadi seseorang
yang
mendorong individu untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu guna mencapai tujuan. Motivasi terdiri dari motivasi intrinsik dan ekstrinsik. Motivasi intrinsik yaitu hal dan keadaan yang datang dari dalam diri dan merupakan pendorong untuk melakukan kegiatan, sedangkan motivasi ektrinsik adalah hal dan keadaan yang datang dari luar individu dan merupkan pengaruh dari orang tua atau lingkungan. Minsalnya seorang ibu membawa anaknya untuk di imunisasi karna ada dorongan dari suami, keluarga, atau orang lain (Hamzah,2007). Indonesia bersama seluruh Negara anggota WHO di seluruh Asia Tenggara telah menyepakati tahun 2013 sebagai tahun intensifikasi imunisasi rutin atau Inten sification of Routine Imunization (IRI). Hal ini sejalan dengan akselerasi Imunisasi Nasional, yang bertujuan meningkatkan cakupan dan pemerataan pelayanan sampai keseluruh desa di Indonesia. (Dep kes, 2011). Masalah yang sering muncul, sering kali ibu tidak membawa bayinya untuk di imunisasi karna mereka khawatir bayinya menjadi sakit setelah di imunisasi (Kompas, 2009). Kendala utama keberhasilan imunisasi bayi dan anak dalam sistem keperawatan kesehatan yaitu rendahnya kesadaran yang berhubungan dengan tingkat pengetahuan dan tidak adanya kebutuhan masyarakat pada imunisasi. Kepercayaan dan prilaku kesehatan ibu juga hal yang penting, karna
4
penggunaan sarana kesehatan oleh anak berkaitan erat dengan prilaku dan kepercayaan ibu tentang kesehatan mempengaruhi status imunisasi (Wita Lestari, 2008). Ibu sebagai individu, memberikan kontribusi yang penting bagi kesehatan dan kesejahteraan keluarga. Ibu yang berprilaku sehat, mau dan mampu memanfaatkan pelayanan kesehatan dapat meningkatkan derajat kesehatan anaknya (Soepardan, 2007). Faktor-faktor yang memotivasi ibu membawa bayinya untuk di imunisasi
yaitu
lingkungan
dan
tempat
tinggal.
Lingkungan
dapat
mempengaruhi seseorang sehingga dapat termotivasi untuk melakukan sesuatu, selain keluarga lingkungan juga mempunyai peran yang besar dalam memotivsi seseorang dalam tingkah lakunya. Dalam konteks pemanfaatan posyandu, maka orang-orang disekitar lingkungan ibu akan mengajak, mengingatkan ataupun memberikan informasi pada ibu tentang pentingnya imunisasi (Taufik, 2007). Cakupan imunisasi di Indonesia baru mencakup 80% desa dan kelurahan, masih banyak daerah yang belum mendapatkan imunisasi, terutama imunisasi dasar seperti Polio, Campak, Hepatitis B, Tetanus dan BCG (Menkes RI, 2011). Data imunisasi tahun 2012 hasil cakupan imunisasi untuk Provinsi NAD secara nasional 94,9% (Depkes, 2013) Berdasarkan hasil cakupan imunisasi bayi di Kabupaten Aceh Selatan tahun 2012 dengan jumlah sasaran di puskesmas sawang 251 orang bayi, program imunisasi mencapai 47,4%(HBO), 91,6%(BCG), 102,0%(POLIO 1),
5
76,1%(POLIO 2), 67,3(POLIO 3), 66,1(POLIO 4), 77,7% (DPT-HB 1), 70,1% (DPT
HB-2),
61,8%(DPT
HB-3),
81,3%(CAMPAK).
(DinKes
Aceh
Selatan,2012). Meskipun demikian masih ada Desa di Kemukiman Trueng Muduro yang
angka cakupan imunisasi masih rendah yaitu: Angka cakupan Desa
Trieng Muduro Tunong, 38,0%(HBO), 52,3%(BCG), 61,9%(POLIO 1), 52,3%(POLIO 2), 61,9%(POLIO 3) 76,1%(POLIO 4), 76,1% (DPT HB-1), 47,6% (DPT HB-2), 47,7% (DPT HB-3), 80,9% (CAMPAK), Desa Panton Luas, 38,0% (HBO), 90,4% (BCG), 80,9% (POLIO I), 95,2% (POLIO 2), 71,0% (POLIO 3), 61,9% (POLIO4), 71,4%(DPT HB-1), 67,9%(DPT HB-2) 61,9%(DPT HB-3) Sawang I, 15,3% (HBO), 84,6% (BCG), 92,3% (POLIO 1), 70,6% (POLIO 2), 69,2% (POLIO 3), 61,5% (POLIO 4), 70,6% (DPT-HB 1), 46,1% (DPT HB-2), 53,8% (DPT HB-3). Berdasarkan hasil wawancara dari 10 orang ibu yang membawa bayinya untuk diimunisasi terdapat 6 orang (60%) ibu yang belum mengerti akan manfaat imunisasi, serta tidak mau membawa bayinya untuk diimunisasi dan takut bila anaknya demam, dan bengkak pahanya setelah diimunisasi dan 4 orang (40%) lainnya sudah mengerti manfaat imunisasi. Berdasarkan uraina di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan suatu penelitian yang berjudul “ Faktor-faktor yang berhubungan dengan motivasi ibu membawa bayinya untuk di imunisasi di Kemukiman Trueng Muduro Tunong Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2013.”
6
B. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah faktorfaktor yang berhubungan dengan motivasi ibu membawa bayinya untuk di imunisasi di Kemukinan Trueng Muduro Kabupaten Aceh Selatan.
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan motivasi ibu membawa bayinya untuk di imunisasi di Kemukiman Trueng Muduro Kabupaten Aceh Selatan. 2. Tujuan Khusus a.Untuk mengetahui hubungan pengetahuan dengan motivasi ibu membawa bayinya untuk di imunisasi b.Untuk mengetahui hubungan sikap dengan motivasi ibu membawa bayinya untuk di imunisasi c.Untuk mengetahui dukungan keluarga dengan motivasi ibu membawa bayinya untuk di imunisasi
7
D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti a. Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan bagi peneliti mengenai motivasi ibu membawa bayinya untuk di imunisasi di Kemukiman Trueng Muduro Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2013. b. Sebagai media latihan bagi peneliti agar mampu membuat penelitian sederhana 2. Bagi Wilayah Kerja Puskesmas Sawang Sebagai bahan masukan bagi Wilayah Kerja Puskesmas Sawang 3. Bagi Peneliti Lain Sebagai bahan referensi bagi pihak-pihak lain yang ingin melanjutkan penelitian ini 4. Bagi Jurusan Kebidanan U’budiyah Dapat digunakan sebagai bahan masukan dalam pengembangan penelitian selanjutnya.
BAB II TINJAUAN KASUS
A. Motivasi 1. Pengertian Motivasi Istilah motivasi berasal dari bahasa latin, yakni “ movere” yang berarti menggerakkan (Winardi, 2007). Menurut Sudirman (2007), motivasi adalah perubahan energy diri seseorang yang di tandai dengan munculnya feeling dan di dahului dengan tanggapan dengan adanya tujuan. Motivasi berasal dari perkataan (motive) yang dapat di artikan sebagai kekuatanyang dapat dalam diri individu, yang dapat menyebabkan individu tersebut bertindak atau berbuat dan motivasi adalah dorongan dasar yang menggerakkan seseorang bertingkah laku. Dorongan ini berada pada diri seseorang yang menggerakkan untuk melakukan yang sesuai dengan dorongan yang ada dalam dirinya. (Hamzah B.Uno, 2006). Motivasi adalah suatu dorongan dari dalam diri seseorang yang menyebabkan orang tersebut melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai suatu tujuan. Motivasi tidak dapat di amati, yang dapat di amati adalah kegiatan /mungkin alasan-alasan tindakan tersebut. (Notoatdmojo, 2002). Motivasi diartikan sebagai kekuatan dorongan,
kebutuhan,
semangat, tekanan atau mekanisme psikologi yang mendorong seseorang
8
9
atau kelompok untuk mencapai prestasi tersebut sesuai dengan apa yang di kehendakinya. Dalam arti koggninitif, motivasi di asumsikan sebagai aktivitas individu untuk menentukan kerangka dasar tujuan dan penentuan prilaku untuk mencapai tujuan itu. Dalam arti eveksi motivasi bermakna sikap dan nilai dasar yang di anut oleh seseorang atau kelompok orang untuk bertindak atau tidak bertindak. (Damin, 2004).
2. Proses motivasi Dari berbagai teori tentang motivasi yang di kemukakan oleh para ahli, terdapat berbagai teori motivasi yang bertitik tolak pada dorongan yang berada satu sama lain. Ada teori motivasi yang bertitik tolak pada dorongan dan pencapaian kepuasan, ada pula yang bertitik tolak pada asas kebutuhan, motivasi menurut asas kebutuhan saat ini banyak di amati. Banyak teori motivasi yang di dasarkan dari asas kebutuhan (nened). Kebutuhan yang menyebabkan seseorang berusaha untuk dapat memenuhinya. (Hamzah B.Uno, 2006). Motivasi adalah proses psikologi yang dapat menjelaskan prilaku seseorang, prilaku hakikatnya merupakan orientasi pada suatu tujuan tertentu. Dengan kata lain, prilaku seseorang di rancang untuk mencapai tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut di perlukan proses interaksi dari beberapa unsur. Dengan demikian, motivasi merupakan kekeuatan yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan (Hamzah B.Uno, 2006).
10
3. Jenis-jenis motivasi Menurut Djamarah (2002), motivasi terbagi menjadi 2 (dua) jenis yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ektrinsik. a.
Motivasi Intrinsiks Yang dimaksud dengan motivasi intrinsik yaitu motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karna dalam setiap diri individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Motivasi intrinsik datang dari hati sanubari umumnya karna kesadaran. Minsalnya ibu membawa bayinya keposyandu, maka bayi mendapat pelayanan seperti imunisasi. Menurut Taufik (2007), faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi intrinsik yaitu:
1) Kebutuhan (need) Seseorang yang melakukan aktivitas (kegiatan) karna adanya faktor-faktor kebutuhan baik biologis maupun psikologis, minsalnya Ibu membawa bayinya untuk di imunisasi agar bayinya kebal terhadap penyakit. 2) Harapan (expentancy) Seseorang dimotivasi oleh karna keberhasilan dan adaya harapan keberhasilan bersifat pemuasan diri seseorang, keberhasilan dan harga diri meningkat dan menggerakkan seseorang kearah pencapaian tujuan.
11
3) Minat Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keinginan s pada suatu hal tanpa ada yang menyuruh (tanpa adanya pengaruh dari orang lain). b. Motivasi Ektrinsik Motivasi ektrinsik adalah kebalikan dari motivasi intrinsik. Motivasi ektrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karna adanya perangsang pengaruh dari orang lain sehingga seseorang berbuat sesuatu (Hamzah, 2007). Menurut Taufik (2007), faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi ektrinsik adalah : 1) Dorongan keluarga Ibu membawa bayi untuk di imunisasi bukan kehendak sendiri tetapi karna ada dorongan dari keluarga seperti suami, orang tua, teman. 2) Lingkungan Lingkungan Lingkungan
dapat
adalah
tempat
mempengaruhi
dimana
seseorang
seseorang
sehingga
tinggal. dapat
termotivasi untuk melakukan sesuatu. Selain keluarga, lingkungan juga mempunyai peran yang besar dalam memotivasi seseorang dalam mengubah tingkah lakunya. Dalam sebuah lingkungan yang hangat dan terbuka, akan menimbulkan rasa kesetia kawanan yang tinggi.
12
2) Media Media adalah faktor yang sangat berpengaruh bagi responden dalam membawa bayinya untuk di imunisasi, mungkin karna pada era globalisasi ini hampir dari waktu yang di habiskan adalah berhadapan dengan media informasi, baik itu media cetak maupun elektronika (TV, radio,
computer/internet)
sehingga
sasaran
dapat
meningkatkan
pengetahuan yang akhirnya di harapkan dapat berubah prilakunya kea rah yang positif terhadap kesehatan.
4. Tujuan Motivasi Secara umum tujuan motivasi adalah untuk menggerakkan seseorang agar timbul keinginan dan kemauan untuk melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil dan mencapai tujuan (Taufik, 2007). Setiap tindakan motivasi seseorang mempunyai tujuan yang akan dicapai. Makin jelas tujuan yang di harapkan atau akan dicapai, maka semakin jelas pula bagaimana tindakan motivasi itu dilakukan. Tindakan memotivasi akan lebih dapat berhasil apabila tujuannya jelas dan di dasari oleh yang memotivasi. Oleh karna itu, setiap orang yang akan memberikan motivasi pada seseorang harus mengenal dan memahami benar-benar latar belakang kehidupan, kebetulan serta kepribadian orang yang akan dimotivasi (Taufik, 2007).
13
5.
Fungsi Motivasi Menurut Notiadmojo (2007), motivasi mempunyai 3 (tiga) fungsi yaitu :
a. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan di kerjakan. b. Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak di capai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus di kerjakan sesuai dengan rumusan tujuan yang sudah di rencanakan sebelumnya. c. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus di kerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut. Pilihan perbuatan yang sudah di tentukan atau di kerjakan akan memberikan kepercayaan diri yang tinggi karna sudah melakukan proses penyeleksian. 6.
Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Menurut Santoso (2001) terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi timbulnya motivasi, antara lain kebutuhan, teori tang paling terkenal adalah teori Hierki. Abraham Maslow (1970) dalam Santoso (2001) mengatakan bahwa terdapat lima kelompok kebutuhan utama manusia, yaitu :
14
1. Kebutuhan dasar fisiologis, seperti makan, minum, dan hal yang penting bagi kehidupan. 2. Kebutuhan rasa aman, seperti kebutuhan perlindungan dari bahaya dan perlindungan dari kehilangan kebutuhan fisiologis. 3. Kebutuhan bersosialisasi, seperti kebutuhan akan cinta, kasih sayang, dan di terima oleh kelompok sosialnya. 4. Kebutuhan ego atau penghargan seperti kebutuhan untuk di hormati, di hargai, memiliki prestasi, reputasi dan status. 5. Kebutuhan aktualisasi diri, seperti kebutuhan untuk mengembangkan potensial dan menunjukkan bahwa dirinya mampu berbuat sesuatu sehingga di percaya oleh orang lain
B. Imunisasi 1. Pengertian Imunisasi Imunisasi adalah suatu upaya untuk mendapatkan kekebalan terhadap suatu penyakit dengan cara memasukkan kuman atau produk yang sudah di lemahkan kedalam tubuh. Dengan memasukkan kuman atau bibit penyakit tersebut di harapkan dapat menghasilkan zat anti pada saatnya nanti digunakan tubuh untuk melawan kuman atau bibit penyakit yang menyerang tubuh (Hidayat.A.A.2009). 2. Tujuan Imunisasi Untuk memberikan kekebalan pada bayi agar mencegah penyakit dan kematian bayi serta anak yang di sebabkan oleh penyakit yang sering terjangkit (Suririnah, 2009). Menurut Sudarmanto (2006) tujuan imunisasi
15
adalah untuk mencegah penyakit tertentu, apabila terjadi penyakit, tidak akan terlalu parah dan dapat mencegah gejala cacat atau kematian.
3. Manfaat Imunisasi a. Bagi Anak Untuk mencegah penderitaan, yang disebabkan oleh penyakit, dan kemungkinan cacat atau kematian. b. Bagi keluarga dan orang tua Dapat menghilangkan kecemasan dan psikologis pengobatan bila anak sakit, mendorong pembentukan keluarga apabila orang tua yakin bahwa anaknya akan menjalani masa kanak-kanak yang nyaman (Sudarmanto, 2006). 4. Jenis-jenis Vaksin Yang Di Gunakan Adapun jenis-jenis vaksin yang di gunakan antara lain: a. Virus campak dalam paksin campak b. Virus polio c. Kuman TBC dalam paksin BCG d. Bakteri pertusis dan tetanus dalam paksin DPT e. Virus polio dalam paksin polio f. Vaksin hepatitis 5. Macam-macam vaksin menurut (DepKes RI, 2006) a. Vaksin BCG Untuk membuat kekebalan terhadap penyakit tuberculosis atau TBC yang mengandung kuman Bacillus Calmette Guerin yang di buat
16
dari kuman hidup yang sudah di lemahkan. Penyebabnya adalah kuman mycobaktenus tuberculosis dan mycobacterium bovis. Efek samping pemberian vaksin BCG adalah pembengkakan kecil, merah pada tempat penyuntikan, kemudian menjadi abses kecil, luka akan sembuh sendiri dan meninggalkan jaringan parut karena indikasi pemberian vaksin BCG, anak sakit atau infeksi kulit di tempat penyuntikan. b. Vaksin DPT (Difteri Pertusis, Tetanus) Tujuan pemberian vaksin ini untuk memberikan kekebalan aktif yang bersamaan terhadap penyakit difteri, pertusis, dan tetanus. Penyebab-penyebab dari DPT di sebabkan oleh kuman corinebacterium diphteriae, Bordetella pertusis, Clostradiumtetani. Terjadi pada luka tusuk yang dalam, termasuk paku, pecahan kaca dan lain-lain. Gejalagejala dari DPT itu panas yang tidak terlalu tinggi, lesu, pucat, tidak mau makan sehingga tampak lemah sekali, batuk pilek, susah menelan, muka sampai merah, bibir kebiruan, muntah, sukar membuka mulut, kaku tengkuk sampai kejang yang hebat, dan dinding perut tegang. c. Vaksin Polio Tujuan pemberian vaksin ini untuk mendapatkan kekebalan terhadap
penyakit
poliomyelitis.
Penyebab
polio
yaitu
virus
poliomyelitis. Penyakit ini adalah penyakit menular akut yang dapat menyerang saraf sumsum tulang belakang dan batang otak sehingga menyebabkan kelumpuhan dan atraksi otot (otot mengecil) virus ini
17
masuk kerongga tubuh melalui rongga mulut, hidung, dan saluran pencernaan. d. Vaksin Campak Tujuan pemberian vaksin ini untuk mendapatkan kekebalan terhadap penyakit campak. Penyebab yaitu virus morbili yang menular lewat percikan air liur sewaktu penderita batuk atau kontak. Gejala campak yaitu panas, lesu, batuk dan mata merah, timbul bintik-bintik merah di kulit, gatal-gatal dan mata bengkak. Penyakit campak akan sembuh dengan sendirinya. e. Vaksin Hepatitis B Penyebab hepatitis yaitu Hepatitis A yang di tularkan melalui mulut sedangkan Hepatitis B (VHA) dan Virus Hepatitis C (VHC) di tular melalui 3 cara yaitu: 1) Lewat kulit (kontak yang intim, peralatan bedah, alat cukur, dan lainlain) 2) Lewat plasenta (dari ibu ke bayi) 3) Lewat hubungan seksual 6. Kekebalan Ada 2 jenis kekebalan yang bekerja di dalam tubuh kita (Wahab, 2008) yaitu:
18
a. Kekebalan aktif Kekebalan aktif merupakan kekebalan yang di buat sendiri oleh tubuh untuk menolak terhadap suatu penyakit tertentu yang prosesnya lambat tetapi dapat bertahan lama. Kekebalan aktif dari 2 macam. 1) Kekebalan aktif alami Kekebalan yang di buat oleh tubuh sendiri akibat terkena penyakit sehingga di masa yang akan datang ia akan kebal terhadap penyakit tersebut. 2) Kekebalan aktif buatan Kekebalan yang di buat oleh tubuh sendiri akibat terpajan pada antigen seperti pada imunisasi. b. Kekebalan pasif Kekebalan pasif adalah kekebalan yang di peroleh dari tubuh bukan dibuat oleh tubuh itu sendiri, minsalnya: kekebalan pada janim yang di peroleh dari ibu atau kekebalan yang di peroleh setelah pemberian suntikan imunoglobin. 7. Hal-hal yang perlu di perhatikan tentang Vaksinasi a. Cara dan Dosis Pemberian Vaksin Polio DPT Campak
Dosis 2 tetes 0,5 cc 0,5 cc
Hepatitis BCG
0,5 cc 0,5 cc
Cara Pemberian Meneteskan kemulut Suntikan Intra Muscular atau Subkutan Suntikan secara subkutan, biasanya di lengan kiri bagian atas Suntikan Intra Muskular pada paha bagian luar Suntikan Intrakutan tepatnya di insertion M.Deltoideus kanan (Kepmenkes RI, 2012)
19
b. Jadwal Pemberian vaksin Jadwal Pemberian Vaksin Internasional adalah: Umur Umur 0-7 hari Umur 1 bulan Umur 2 bulan Umur 3 bulanSS Umur 4 bulan Umur 9 bulan
Jenis Imunisasi Hb 0 BCG, Polio 1 DPT HB-1, Polio-2 DPT HB-2, Polio-3 DPT HB-3, Polio-4 Campak (Kepmenkes RI, 2012)
c. Cara Penyimpanan Vaksin Vaksin yang di simpan dalam lemari es pada suhu antara 2-80C untuk vaksin polio sebelum vial di buka simpan pada suhu -200C, dan vaksin campak lebih baik di simpan pada suhu -200C. Vaksin harus terhindar dari sinar matahari.
C. Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Motivasi Ibu Membawa Bayinya Untuk Di Imunisasi Adapun faktor-faktor
yang
mempengaruhi
imunisasi menurut
(Hamzah, 2007) yaitu faktor pengetahuan, sikap dan dukungan keluarga yang akan dijelaskan sebagai berikut : 1. Pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2003) pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang telah melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia di peroleh melalui mata dan telinga.
20
Menurut WHO pengetahuan di peroleh dari pengalaman sendiri atau pengalaman orang lain. Jadi pengetahuan adalah hasil dari tahu. Dengan demikian pengetahuan atau kognginitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior) (Notoadmojo, 2003). Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa prilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada prilaku yang tidak di sadari oleh pengetahuan (Notoadmojo, 2003). Tingkat pengetahuan menurut Notoatmojo (2007) adalah sebagai berikut: a. Tahu (know), yang di artikan sebagai mengingat suatu materi yang telah di pelajari sebelumnya, atau termasuk dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali atau recall terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang di pelajari atau rangsangan yang di terima. b. Memahami (Comprehansion), yaitu sebagai kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang di ketahui dan dapat menginter prestasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap suatu objek atau pembahasan akan dapat menjelaskan, menyebutkan atau menyimpulkan objek yang telah di pelajari tersebut. Menerapkan (application) yaitu sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah di pelajari pada suatu kondisi yang sebenarnya dengan menggunakan metode, prinsip, rumus dalam konteks atau situasi lain.
21
c. Analisa (analisis), yaitu suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek yang telah di pelajari kedalam komponen-komponen, tetapi masih dalam struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain, Kemampuan analisa ini dapat di lihat dari kemampuan menjabarkan, membedakan, mengelompokkan dan memisahkan. d. Sintesis
(synthesis),
yaitu
kemampuan
untuk
meletakkan
atau
menghubungkan bagian-bagian dalam bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintes ini suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. e. Evaluasi (Evaluation), yaitu kemampuan untuk melakukan penelitian terhadap suatu materi atau objek, penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang di tentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang ada. Skala ukur pengetahuan: a.
Pengetahuan baik 76%-100%
b.
Pengetahuan sedang 51-75%
c.
Pengetahuan kurang < 50% Menurut Mahmudah (2008), bahwa pengetahuan menjadi salah
satu faktor yang menumbuhkan motivasi. Dalam hal ini dapat di jelaskan bahwa motivasi berpengaruh terhadap aktivitas imunisasi
di mana
pengetahuan ibu tentang imunisasi baik maka akan mempengaruhi motivasi ibu dalam mengimunisasikan bayinya.
22
Sedangkan menurut Nelson (2002), mengatakan bahwa kendala utama untuk keberhasilan imunisasi bayi dan anak yaitu rendahnya kesadaran yang berhubungan dengan tingkat pengetahuan dan tidak adanya motivasi masyarakat untuk membawa bayinya di imunisasi. Oleh karna itu perlu suatu tindakan untuk membangkitkan motivasi masyarakat tersebut yang salah satunya untuk peningkatan pengetahuan mereka sejak dini tentang manfaat imunisasi. 2. Sikap Menurut Notoatmojo (2007) sikap adalah suatu reaksi tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau suatu objek. Sikap seseorang bisa di pengaruhi oleh prilaku tersebut. Sikap merupakan suatu kecendrungan untuk bertindak terhadap suatu objek, dengan suatu cara menyatakan adanya tanda-tanda menyenangi atau tidak menyenangi objek tertentu. a. Komponen sikap Allport dalam Notoatmodjo (2007) menjelaskan bahwa sikap itu mempunyai 3 komponen pokok yaitu : 1) Kepercayaan (keyakinan), ide atau pokok terhadap suatu objek. 2) Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek. 3) Kecendrungan untuk melakukan (tend to hebave). b. Tingkatan Sikap Seperti halnya dengan pengetahuan, sikap ini terdiri dari berbagai tingkatan, yaitu:
23
1) Menerima (receiving), menerima di artikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan stumulus yang di berikan (objek). 2) Merespon (respond), yaitu memberi jawaban apabila di tanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang di berikan. 3) Menghargai (valuing) yaitu mengajak orang lain untuk mengerjakan utau mendiskusikan suatu masalah. 4) Bertanggung jawab
(responsible), bertanggung jawab atas segala
sesuatu yang telah di pilihnya dengan segala resiko merupakan sikap yang paling tinggi. c.
Pembagian sikap Menurut Saifuddin Azwar (2003) sikap di bagi dalam dua arah, yaitu: 1) Sikap positif adalah orang yang setuju, mendukung atau memihak terhadap suatu objek sikap. 2) Sikap negative adalah orang yang tidak setuju atau tidak mendukung terhadap suatu objek sikap. Menurut Vina (2008), sikap merupakan suatu bentuk atau suatu reaksi perasaan seseorang terhadap suatu objek. Sikap atau respon positif dari orang tua dalam mengimunisasikan anaknya akan mendukung untuk memiliki pengaruh pada pertumbuhan anak. Dengan adanya motivasi maka akan meningkatkan sikap positif orang tua tentang pentingnya imunisasi bagi anaknya. Sikap positif
juga akan berdampak pada
kelengkapan imunisasi yang di terima oleh seorang anak.
24
3. Dukungan Keluarga Dorongan keluarga terdekat/lingkungan, akan menyebabkan ibu memiliki motivasi membawa bayinya untuk di imunisasi. Keterlibatan lingkungan, terutama keluarga, akan mengantarkan mereka menjadi anak bayinya yang sehat baik jasmani maupun rohani. Keluarga dan secara langsung menjadi pola hidup sehari-hari dalam membantu setiap anggotanya meraih peranan yang positif dalam menyongsong masa depan yang lebih sejahtera. Menurut Siswanto (2011), dukungan keluarga sangat berperan penting dalam proses pemberian imunisasi, dukungan keluarga juga yang dapat menumbuhkan motivasi seorang ibu untuk membawa anaknya untuk diimunisasi. Jika keluarga kurang peduli terhadap masalah imunisasi karna berbagai alasan seperti efek yang di timbulkan oleh imunisasi maka besar kemungkinan akan berpengaruh pula pada motivasi seseorang ibu untuk memberikan imunisasi yang lengkap untuk anaknya.
D. Kerangka Konsep Penelitian Menurut Notoatmodjo (2003) pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap sutau abjek tertentu. Menurut notoatmodjo (2003) sikap adalah suatu reksi tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau suatu objek.
25
Dukungan keluarga yaitu dorongan keluarga terdekat/lingkungan, akan menyebabkan ibu memiliki motivasi membawa bayinya untuk di imunisasi. Maka kerangka konsep dapat digambarkan sebagai berikut: Variabel Independen
Variabel Independen
Pengetahuan Motivasi Ibu Membawa Bayinya untuk di Imunisasi DPT
Sikap
Dukungan Keluarga Gambar 3.1. Kerangka Konsep
E. Hipotesa Penelitian 1. Adanya hubungan antara pengetahuan dengan motivasi ibu membawa bayinya untuk di imunisasi 2. Ada hubungan antara sikap dengan motivasi ibu membawa bayinya untuk di imunisasi 3. Ada hubungan antara dukungan keluarga dengan motivasi ibu membawa bayinya untuk di imunisasi.
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat analitik dengan pendekatan cross sectional yang bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan, sikap, dan dukungan keluarga terhadap motivasi ibu membawa bayinya untuk di imunisasi.
B. Populasi dan sampel 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang mempunyai bayi 0-1 tahun yang berjumlah 54 orang di Kemukiman Trueng Muduro pada bulan agustus tahun 2013. 2. Sampel Pengambilan sampel dalam penelitian ini di lakukan dengan menggunakan total populasi yaitu semua populasi dijadikan sampel sebanyak 54 orang.
C. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kemukiman Trueng Muduro pada tanggal 16 s/d 20 agustus tahun 2013.
26
27
D. Pengumpulan Data Data yang di kumpulkan adalah data primer yaitu data langsung di peroleh dari ibu dengan membagikan kuesioner, yang di bantu oleh 4 orang enumeratu, 1 orang yang berlatar belakang pendidikan D.3 kebidanan, dan 3 orang SLTA, sedangkan data skunder di peroleh dari wilayah kerja Puskesmas Sawang, dan Dinas Kesehatan.
E. Definisi Operasional Tabel 3.1 Definisi Operasional No
Variabel
Definisi Operasional 2
1 Variabel Dependen 1. Motivasi Keinginan ibu membawa bayinya untuk di imunisasi
Cara ukur 3 Penyebaran
Alat Ukur 4 Kuisioner
kuesioner yang
Hasil Ukur 5 - Ya
Skala Ukur 6 Ordinal
-Tidak
berisi 10 pertanyaan dengan kata gori: Ya, bila; x ≥ 10 tidak, bila x < 10 Variabel Independen 1. Pengetahuan Segala sesuatu yang di pahami ibu tentang imunisasi dasar
Mengandarkan kuesioner, dengan kriteria:76100%, jika pertanyaan yang benar dijawab oleh responden adalah kategori baik. 61-75%, pertanyaan yang dijawab benar oleh responden
Kuisioner
-Baik -Sedang -Kurang
Ordinal
28
adalah Kategori Cukup.
2.
3.
Sikap
Reaksi tertutup dari terhadap imunisasi
Dukungan keluarga
Dorongan keluarga terdekat/lingkungan, akan menyebabkan ibu memiliki motivasi untuk mengimunisasi DPT bayinya
< 60%, jika pertanyaan yang dijawab benar oleh responden adalah kategori kurang -Positif, jika x
Kuisioner
≥ 10 -Negatif x < 10 -Mendukung,
-Positif
Ordinal
-Negatif Kuisioner
jika x ≥ 5 -Tidak mendukung jika x < 5
Mendukung
Ordinal
-Tidak Mendukung
F. Instrumen Penelitian Adapun instrumen dalam penelitian ini adalah kuesioner dalam bentuk pertanyaan yang berisi 35 pertanyaan, 10 pertanyaan tentang motivasi, 10 pertanyaan tentang pengetahuan, 10 pertanyaan tentang sikap berupa multipel coice (memilih salah satu jawaban menurut anda benar dengan memberikan tanda check list) dan 5 pertanyaan tentang keluarga.
G. Pengolahan Data dan Analisa Datas 1. Pengolahan Data Pengolahan di lakukan dengan menggunakan computer melalui tahap:
29
a. Editing Yaitu melakukan pengecekan terhadap pengisian kuesioner yang meliputi kelengkapan identitas dan jawaban yang di berikan oleh responden, apabila ada kesalahan dalam pengisian kuesioner maka diberikan kuesioner lain. b. Coding Yaitu memberikan kode berupa angka-angka untuk setiap hasil jawaban pada kuesioner. c. Transfering Yaitu data yang telah di beri kode disusun secara berurutan mulai dari responden pertama hingga responden yang terakhir untuk di masukkan kedalam tabel. d. Tabulating Yaitu data yang telah di olah kemudian disusun dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. 2. Analisa Data a. Analisa Univariat Analisa Univariat yaitu untuk mengetahui distribusi frekuensi variabel penelitian, dan mencari persentase pada setiap variabel dengan memakai rumus: P=
f x 100 n
30
Keterangan: n = Sampel p = Persentase f = Frekuensi (Arikunto, 2006). b. Analisa Bivariat Analisa bivariat merupakan analisa hasil dari variable-variabel bebas yang diduga mempunyai hubungan dengan variabel terikat. Analisa data adalah table silang. Untuk menguji hipotesa di lakukan analisa statistik dengan menggunakan uji Chi-square (x) pada tingkat kemaknaan 90% ( p < 0,05) sehingga dapat di ketahui ada atau tidaknya perbedaan yang bermakna secara statistik, dengan menggunakan program computer SPSS for Windows. Melalui uji chi-square selanjutnya di tarik suatu kesimpulan, bila nilai p < 0,05 maka Ha diterima, yang menunjukkan ada hubungan bermakna antara variabel terikat dengan variabel bebas. Sedangkan bila nilai p > 0,05 maka Ho ditolak yang menunjukkan tidak ada hubungan bermakna antara variabel terikat dengan variabel bebas. Aturan yang berlaku untuk uji Khi Kuadrat (Chi-square), untuk program komputerisasi seperti SPSS adalah sebagai berikut : 1) Bila pada tabel contingency 2x2 dijumpai nilai e (harapan) kurang dari 5, maka hasil yang digunakan adalah Fisher Exact Test.
31
2) Bia pada tabel Contingency 2x2 tidak dijumpai nilai e (harapan) kurang dari 5, maka hasil yang digunakan adalah Continuity Correction. 3) Bila tabel Contingency yang lebih dari 2x2 misalnya 3x2, 3x3 dan lain-lain, maka hasil yang digunakan adalah Pearson Chi-Square. 4) Bila pada tabel Contingency 3x2 ada sel dengan nilai frekuensi harapan (e) kurang dari 5, maka akan dilakukan meger sehingga menjadi table Contingency 2x2
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Puskesmas Sawang merupakan salah satu Puskesmas yang terletak di Kecamatan Sawang yaitu sebelah selatan dari Ibu Kota Aceh Selatan dengan jumlah penduduk 14.110 jiwa, 15 Desa serta 17 Posyandu yang tersebar di beberapa desa, Puskesmas Sawang di Kecamatan Sawang Kabupaten Aceh Selatan merupakan salah satu sarana pelayanan kesehatan, yang mempunyai batas-batas sebagai berikut: 1. Bagian utara berbatasan dengan Meukek 2. Bagian Selatan berbatasan dengan Samadua 3. Bagian Timur berbatasan dengan Aceh tenggara 4. Bagian barat berbatasan dengan Samudra Hindia Puskesmas Sawang memiliki 2 orang dokter umum, 1 orang dokter gigi, 16 orang perawat, 1 orang farmasi, 26 orang bidan, dan Puskesmas Sawang memiliki 5 Puskesmas Pembantu (pustu) dan 1 buah Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) Puskesmas Sawang terdapat beberapa ruangan diantaranya ruangan KIA (Kesehatan Ibu Dan Anak), Poli Klinik, Poli gigi, gizi, tindakan, apotik, gudang, TU, jaga piket, bendahara, musalla, aula, ruang dokter, dan fasilitas penunjang laboratorium.
32
33
B. Hasil Penelitian 1. Analisa Univariat a. Motivasi Ibu Tabel 4.1 Distribusi Motivasi Responden Di Kemukiman Trueng Muduro Kecamatan Sawang Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2013
Motivasi ibu Ya Tidak
Frekuemsi
persentase (%)
36 18
67 33
Jumlah 54 Sumber : Data Primer (Diolah Tahun 2013)
100
Berdasarkan tabel 4.1 dari 54 ibu yang mempunyai motivasi untuk membawa bayinya diimunisasi adalah 36 orang (67 %). b. Pengetahuan Ibu Tabel 4.2 Distribusi Pengetahuan Responden Di Kemukiman Trueng Muduro Kecamatan Sawang Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2013
Pengetahuan ibu Baik Sedang Kurang
Frekuensi
Persentase (%)
23 17 14
Jumlah 54 Sumber : Data Primer (Diolah Tahun 2013)
43 32 26 100
Berdasarkan tabel 4.2 dari 54 ibu tingkat pengetahuannya berada pada kategori baik yaitu sebanyak 23 orang (43 %).
34
c. Sikap Ibu Tabel 4.3 Distribusi Sikap Responden Di Kemukiman Trueng Muduro Kecamatan Sawang Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2013
Sikap Ibu
Frekuensi
Persentase (%)
Positif Negatif
30 24
56 44
Jumlah
54
100
Sumber : Data Primer (Diolah Tahun 2013) Berdasarkan tabel 4.3 dari 54 ibu mayoritas sikap ibu berada pada kategori positif yaitu 30 orang (56 %). d. Dukungan Keluarga Tabel 4.4 Distribusi Dukungan Keluarga Responden Di Kemukiman Trueng Muduro Kecamatan Sawang Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2013.
Dukungan Keluarga Mendukung Tidak mendukung
Frekuensi 33 21
Jumlah 54 Sumber : Data Primer (Diolah Tahun 2013)
Persentase (%) 61 39 100
Berdasarkan tabel 4.4 dari 54 ibu mayoritas keluarga mendukung ibu untuk membawa bayinya untuk mendapatkan imunisasi yaitu 33 orang (61 %).
35
2. Analisa Bivariat a. Hubungan Pengetahuan Dengan Motivasi Tabel 4.5 Hubungan Pengetahuan Dengan Motivasi Ibu Di Kemukiman Trueng Muduro Kecamatan Sawang Tahun 2013 Motivasi Ibu Pengetahuan Ya Tidak f % f % Baik 21 91 2 81 Sedang 9 53 8 47 Kurang 6 43 8 41 Jumlah 36 67 18 33 Signifikan p < 0,05
Total f 23 17 14 54
Nilai
% 100 100 0,05 100 100
P Value
0,004
Dari tabel 4.5 dapat dari 23 ibu yang berpengetahuan baik dengan yang mengatakan ya sebanyak 21 responden (91 %), sedangkan dari 15 responden yang berpengetahuan sedang yang mempunyai motivasi adalah 9 responden (53 %), dan dari 14 responden berpengetahuan kurang yang mempunyai motivasi sebanyak 6 responden (43 %) berdasarkan uji statistic dengan chi-Square dengan nilai kemaknaan
diperoleh p-value 0,004 artinya ada hubungan
antara pengetahuan dengan motivasi ibu membawa bayinya untuk di imunisasi. b. Hubungan Sikap Dengan Motivasi
Sikap Positif
Tabel 4.6 Hubungan Sikap Dengan Motivasi Ibu Di Kemukiman Trueng Muduro Kecamatan Sawang Tahun 2013 Motivasi Ibu Total Nilai P α Value Ya Tidak f % f % f % 25 83 5 17 30 100 0,05 0,009
36
Negatif Jumlah Signifikan p < 0,05
11 36
46 67
13 54 18 33
24 100 54 100
Dari tabel 4.6 dapat di lihat dari 30 ibu dengan sikap positif yang mempunyai motivasi ada 25 responden (83 %) sedangkan dari 24 responden sikap ibu negatif yang mempunyai motivasi adalah 11 responden (46%). Berdasarkan uji statistic dengan chi-Square dengan kemaknaan diperoleh p-value 0,009 artinya ada hubungan antara sikap dengan motivasi ibu membawa bayinya untuk di imunisasi. a. Hubungan Dukungan Keluarga Tabel 4.7 Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Motivasi Ibu Membawa Bayinya Untuk Di Imunisasi Di Kemukiman Trueng Muduro Kecamatan Sawang Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2013 Motivasi Ibu Dukungan Ya Tidak Keluarga f % f % Mendukung 27 82 6 18 Tidak Mendukung 9 43 12 57 Jumlah 36 67 18 33 Signifikan p < 0,05
Total f 33
% 100
21 54
100 100
Nilai
P Value
0,05
0,008
Dari tabel 4.7 dapat di lihat dari 33 ibu dengan dukungan keluarga yang mempunyai motivasi sebanyak 27 responden (82 %) sedangkan dari 15 responden yang tidak didukung dengan mempunyai motivasi adalah 9 responden (43 %) berdasarkan uji statistic dengan chi-Square di dapatkan nilai kemaknaan
diperoleh p-value = 0,008 artinya ada hubungan
antara dukungan keluarga dengan motivasi ibu membawa bayinya untuk di imunisasi.
37
C. Pembahasan 1. Hubungan Pengetahuan Dengan Motivasi Berdasarkan hasil penelitian sebagaimana yang di paparkan pada tabel 4.5 dapat dari 23 responden yang berpengetahuan baik dengan yang mempunyai motivasi sebanyak 21 responden (91 %), sedangkan dari 15 responden yang berpengetahuan sedang yang mempunyai motivasi adalah 9 responden (53 %), dan dari 14 responden berpengetahuan kurang yang mempunyai motivasi sebanyak 6 responden (43 %) berdasarkan uji statistic dengan chi-Square dengan nilai kemaknaan
diperoleh p-value
0,04 artinya ada hubungan antara pengetahuan dengan motivasi ibu membawa bayinya untuk di imunisasi. Sesuai dengan pendapat Mahmudah (2008) bahwa pengetahuan menjadi salah satu faktor yang menumbuhkan motivsai. Dalam hal ini dapat di jelasksan bahwa motivasi berpengaruh terhadap aktivitas imunisasi dimana pengetahuan ibu tentang imunisasi baik maka akan mempengaruhi motivasi ibu dalam mengimunisasikan bayinya. Dengan demikian dapat di simpulkan bahwa ada hubungan antara teori dengan hasil penelitian. Menurut Hidayat, A.A (2009), imunisasi merupakan suatu tindakan pemberian vaksin yang tujuannya untuk memberikan kekebalan pada tubuh seseorang. Dengan memasukkan kuman atau bibit penyakit tersebut di harapkan dapat menghasilkan zat anti yang pada saatnya nanti di gunakan tubuh untuk melawan kuman atau bibit penyakit yang menyerang tubuh.
38
Sesuai dengan teori Wita Lestari (2008), kendala utama keberhasilan imunisasi bayi dan anak dalam sistim keperawatan kesehatan yaitu rendahnya kesadaran yang berhubungan dengan tingkat pengetahuan dan tidak adanya kebutuhan masyarakat pada imunisasi. Kepercayaan dan prilaku kesehatan ibu juga hal yang penting, karna penggunaan sarana kesehatan oleh anak berkaitan erat dengan prilaku dan kepercayaan ibu tentang kesehatan mempengaruhi status imunisasi. Menurut asumsi peneliti, dengan adanya pengetahuan maka akan menambah informasi ibu tentang pemberian imunisasi, sehingga ibu mempunyai motivasi untuk membawa bayinya untuk mendapatkan imunisasi. Ibu juga tidak perlu khawatir dengan masalah yang sering muncul, sering kali ibu tidak membawa bayinya untuk di imunisasi karna mereka khawatir bayinya menjadi sakit setelah di imunisasi. 2. Hubungan Sikap Dengan Motivasi Berdasarkan hasil penelitian sebagaimana yang di paparkan pada tabel 4.6 dapat di lihat dari 30 responden dengan sikap positif yang mempunyai motivasi ada 25 responden (83 %) sedangkan dari 24 responden sikap ibu negatif yang mempunyai motivasi adalah 11 responden (46%). Berdasarkan uji statistic dengan chi-Square dengan kemaknaan diperoleh p-value 0,09 artinya ada hubungan antara sikap dengan motivasi ibu membawa bayinya untuk di imunisasi. Sesuai dengan teori yang di kemukakan oleh Vina (2008), sikap merupakan suatu bentuk atau reksi perasaan seseorang terhadap suatu objek.
39
Sikap atau respon positif dari orang tua dalam mengimunisasikan anaknya akan mendukung atau memiliki pengaruh pada pertumbuhan anak. Dengan adanya motivasi maka akan meningkatkan sikap positif orang tua tentang pentingnya imunisasi bagi anaknya. Sikap positif juga akan berdampak pada kelengkapan imunisasi yang di terima oleh seorang anak. Maka dapat disimpulkan ada hubungan teori dengan hasil penelitian. Menurut Soepardan (2007), mengemukakan bahwa pengetahuan yang memadai sangat berpengaruh terhadap perubahan prilaku dan sikap khususnya ibu sebagai individu yang memberikan kontribusi yang sangat penting bagi kesehatan dan kesejahteraan keluarga. Ibu yang berprilaku sehat, mau dan mampu memanfaatkan pelayanan kesehatan dapat meningkatkan derajat kesehatan anaknya terutama masalah pemberian imunisasi. Menurut Notoatmodjo (2007) sikap adalah suatu reksi tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau suatu objek. Sikap seseorang bisa di pengaruhi oleh prilaku tersebut. Sikap merupakan suatu kecendrungan untuk bertindak terhadap suatu objek, dengan suatu cara menyatakan adanya tanda-tanda menyenangi atau tidak menyenangi objek tertentu. Menurut asumsi peneliti, dengan adanya sikap yang positif maka akan timbul motivasi ibu dalam pemilihan pola hidup sehat terhadap anakanaknya khususnaya tentang pemberian imuisasi, sehingga dengan motivasi tersebut dapat meningkatkan derajat kesehatan bayi dan anak.
40
3. Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Motivasi Berdasarkan hasil penelitian seperti yang di paparkan pada tabel 4.7 dapat di lihat dari 33 responden dengan dukungan keluarga yang mempunyai motivasi sebanyak 27 responden (82 %) sedangkan dari 15 responden yang tidak didukung dengan mempunyai motivasi adalah 9 responden (43 %) berdasarkan uji statistic dengan chi-Square di dapatkan nilai kemaknaan
diperoleh p-value =0,08 artinya ada hubungan
antara dukungan keluarga dengan motivasi ibu membawa bayinya untuk di imunisasi. Hasil penelitian sesuai dengan teori dari Siswanto (2011), dukungan keluarga sangat berperan penting dalam proses pemberian imunisasi, dukungan keluarga juga yang dapat menumbuhkan motivasi seorang ibu membawa bayinya untuk diimunisasi. Jika keluarga kurang peduli terhadap masalah imunisasi karna berbagai alasan seperti efek yang ditimbulkan oleh imunisasi maka besar kemungkinan akan berpengaruh pula pada motivasi seorang ibu untuk memberikan imunisasi yang lengkap untuk bayinya. Faktor-faktor yang memotivasi ibu membawa bayinya untuk di imunisasi yaitu lingkungan dan tempat tinggal. Lingkungan dapat mempengaruhi seseorang sehingga dapat termotivasi untuk melakukan sesuatu. Selain keluarga, lingkungan juga mempunyai peran yang besar dalam memotivasi seseorang dalam tingkah lakunya. Dalam kontek pemanfaatan posyandu, maka orang-orang di sekitar lingkungan ibu akan
41
mengajak, mengingatkan ataupun memberikan informasi pada ibu tentang pentingnya imunisasi (Taufik, 2007). Dorongan keluarga terdekat/lingkungan, akan menyebabkan ibu memiliki motivasi membawa bayinya untuk diimunisasi. Keterlibatan lingkungan, terutama keluarga, akan mengantarkan mereka menjadi anak balita yang sehat baik jasmani maupun rohani. Keluarga dan secara langsung menjadi pola hidup sehari-hari dalam membantu setiap anggotanya meraih peranan yang positif dalam menyongsong masa depan yang lebih sejahtera. Menurut asumsi peneliti, dukungan keluarga merupakan modal utama untuk kesuksesan pemberian imunisasi yang lengkap pada bayi. Dengan adanya dukungan maka akan timbul motivasi ibu dalam pemanfaatan pelayanan kesehatan dan kemauan untuk pemberian imunisasi kepada bayinya.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang di lakukan di Kemukiman Trueng Muduro Kecamatan Sawang Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2013, maka dapat disimpulkan hasil sebagai berikut: 1. Ada hubungan antara pengetahuan dengan motivasi ibu membawa bayinya untuk di imunisasi, dengan nilai p yaitu 0,004 (P < 0,05). 2. Ada hubungan antara sikap dengan motivasi ibu membawa bayinya untuk di imunisasi, dengan nilai p yaitu 0,009 (P < 0,05). 3. Ada hubungan antara dukungan keluarga dengan motivasi ibu membawa bayinya untuk di imunisasi, dengan nilai p yaitu 0,008 (P < 0,05).
B. SARAN 1. Bagi Peneliti Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan bagi peneliti mengenai motivasi ibu membawa bayinya untuk di imunisasi di Kemukiman Trueng Muduro Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2013. Sebagai media latihan bagi peneliti agar mampu membuat penelitian sederhana. 2. Bagi Wilayah Kerja Puskesmas Sawang Sebagai bahan masukan bagi Wilayah Kerja Puskesmas Sawang.
42
3. Bagi Peneliti Lain Di harapkan kepada peneliti berikutnya untuk melakukan penelitian dengan menggunakan sampel dan daerah yang berbeda agar di peroleh hasil yang lebih akurat dan dapat menjadi bahan perbandingan dengan peneliti sebelumnya. 4. Bagi Jurusan Kebidanan U’budiyah Diharapkan kepada instutit pendidikan dengan adanya penelitian ini dapat menambah wawasan dan informasi tentang pemberian imunisasi kepada bayi dan anak.
C. Pernyataan yang berkaitan dengan dukungan keluarga Jawablah pertanyaan di bwah ini dengan sebenar-benarnya dengan memberikan tanda check list (√) pada jawaban yang paling tepat.
No Pertanyaan 1. Apakah keluarga Ibu mengizinkan Ibu membawa bayinya untuk di imunisasi? 2. Jika Ibu lupa membawa bayinya untuk di imunisasi pada jadwal posyandu yang di tentukan, apakah suami mau mengantarkan Ibu ketempat pelayanan kesehatan lain? 3. Apabila Ibu sakit, apakah angota keluarga yang lain mau membawa bayi Ibu untuk di imunisasai? 4. Jika ibu Tidak teringat memberikan obat penurun demam pada bayi setelah di imunisasi, apakah suami Ibu sering mengingatkan Ibu? 5. Jika setelah di imunisasi bayi Ibu mengalami demam, apakah suami Ibu memarahi Ibu?
Ya
Tidak