BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Setiap penyakit memiliki pengaruh terhadap individu dan lingkungan. Penyakit tekanan darah tinggi menduduki peringkat pertama diikuti oleh penyakit pada sistem otot dan jaringan pengikat, serta penyakit lain saluran pernapasan atas. Prevalensi kasus penyakit tekanan darah tinggi selalu meningkat dari tahun ke tahun. Oleh karena itu, penyakit tekanan darah tinggi memperoleh perhatian dan dukungan dari stakeholder (pemerintah, Puskesmas, Lembaga Swadaya Masyarakat/LSM) dalam usaha pencegahan dan pengontrolan, berupa
penyuluhan
maupun pengobatan. Hal
ini
didukung pula tingkat keingintahuan yang tinggi dari masyarakat terhadap penyakit tekanan darah tinggi. Kejadian hipertensi dipengaruhi oleh paparan faktor risiko pada penderita, padahal banyak faktor risiko hipertensi pada masyarakat perkotaan yang dapat dikontrol seperti pola makanan yang tidak sehat, merokok, tingkat stres dan obesitas (Cekti dkk, 2008). Hipertensi merupakan suatu keadaan meningkatnya tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan diastolik ≥ 90 mmHg. Hipertensi dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis yaitu hipertensi primer atau esensial yang penyebabnya tidak diketahui dan hipertensi sekunder yang dapat disebabkan oleh penyakit ginjal, penyakit endokrin, penyakit jantung, dan gangguan anak ginjal. Hipertensi seringkali tidak menimbulkan gejala, sementara tekanan
Faktor-Faktor yang..., Suci Afliyani, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
darah yang terus-menerus tinggi dalam jangka waktu lama dapat menimbulkan komplikasi. Oleh karena itu, hipertensi perlu dideteksi dini yaitu dengan pemeriksaan tekanan darah secara berkala (Sidabutar dan Wiguno, 1999). Hipertensi yang tidak terdeteksi dan tidak terobati akan terus memburuk dan menimbulkan berbagai komplikasi yang bisa berakhir dengan kematian seperti timbulnya stroke, gagal ginjal, dan penyakit jantung koroner. Karakteristik dari hipertensi yang jarang menimbulkan gejala juga menjadi faktor yang memperburuk krognosis dari penderitanya (Misnasari dkk, 2012). Hipertensi merupakan penyakit dengan berbagai kausa. Penelitian telah membuktikan berbagai faktor risiko yang berpengaruh terhadap timbulnya hipertensi. Faktor pemicu hipertensi dapat dibedakan menjadi yang tidak dapat dikontrol seperti riwayat keluarga, jenis kelamin, dan usia, serta faktor yang dapat dikontrol seperti pola konsumsi makanan yang mengandung natrium, lemak, perilaku merokok, obesitas, dan kurangnya aktivitas fisik (Mansjoer dkk, 2001). Penyakit tekanan darah tinggi atau hipertensi telah membunuh 9,4 juta warga
dunia
setiap
tahunnya.
Data
Global
Status
Report
on
Noncommunicable Disesases 2010 dari WHO menyebutkan, 40% negara ekonomi berkembang memiliki penderita hipertensi, sedangkan negara maju hanya 35%. Di kawasan Asia Tenggara, 36% orang dewasa menderita hipertensi. Di Indonesia, angka penderita hipertensi mencapai 32% pada 2008 dengan kisaran usia di atas 25 tahun. Jumlah penderita pria mencapai 42,7%,
Faktor-Faktor yang..., Suci Afliyani, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
sedangkan 39,2% adalah wanita (Widiyani, 2013). Jumlah penderita hipertensi di Jawa Tengah pada tahun 2012 sebanyak 544.771 orang. Berdasarkan data yang diperoleh dari RSUD DR. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga tentang pasien rawat inap penderita hipertensi selama tahun 2013 dari bulan Januari sampai bulan November sebanyak 230 orang, sampel akan diambil sebanyak 10% dari populasi yaitu sebanyak 23 orang. Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa penderita hipertensi cukup banyak yang dirawat di RSUD DR. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga. Berdasarkan uraian diatas maka peneliti bermaksud mengadakan penelitian tentang “faktor-faktor yang berhubungan dengan terjadinya hipertensi pasien RSUD DR. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga”.
B. Rumusan masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka perumusan masalah penelitian ini adalah apakah faktor-faktor yang berhubungan dengan terjadinya hipertensi pasien RSUD DR. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga?
C. Tujuan Penelitian 1.
Tujuan Umum Mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan terjadinya hipertensi pasien RSUD DR. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga.
Faktor-Faktor yang..., Suci Afliyani, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
2.
Tujuan Khusus a. Mengetahui karakteristik responden yang terdiri dari umur, jenis kelamin, pendidikan dan pekerjaan. b. Mengetahui berhubungan antara obesitas, konsumsi garam berlebih, kebiasaan merokok dan kebiasaan minum kopi dengan hipertensi pasien di RSUD DR. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga.
D. Manfaat penelitian 1. Bagi peneliti Memberikan tambahan pengetahuan serta pengalaman baru mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi hipertensi. 2. Bagi responden Memberikan pengetahuan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi hipertensi. 3. Bagi institusi terkait Dapat menambah bahan kepustakaan serta wacana bagi Universitas Muhammadiyah Purwokerto khususnya Fakultas Ilmu Kesehatan serta dapat digunakan sebagai dasar dalam penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi hipertensi. 4. Bagi ilmu pengetahuan Dapat dijadikan informasi bagi akademis/pendidik, maupun sumber pengetahuan tentang ilmu keperawatan komunitas khususnya tentang
Faktor-Faktor yang..., Suci Afliyani, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
faktor-faktor yang berhubungan dengan hipertensi serta sebagai bahan masukan atau pertimbangan untuk penelitian lebih lanjut.
E. Penelitian terkait 1. Sari (2009) meneliti tentang hubungan kebiasaan merokok terhadap kejadian hipertensi pada usia 60 tahun ke atas Di Puskesmas Gamping II Kecamatan Gamping Kabupaten Sleman DIY. Penelitian ini adalah penelitian non eksperimental dengan rancangan deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional dengan analisis data menggunakan uji statistik korelasi kai kuadrat. Proses pengumpulan sampel menggunakan Purposive sampling diperoleh 87 sampel. Hasil penelitian menunjukan bahwa hubungan antara kebiasaan merokok terhadap kejadian hipertensi, dengan hasil uji statistik diperoleh nilai p=0,003. Persamaan penelitian Sari (2009) dengan penelitian ini adalah samasama menggunakan variabel hipertensi. Perbedaanya terletak pada penggunan objek penelitian, penelitian terdahulu menggunakan objek responden usia 60 tahun ke atas Di Puskesmas Gamping II Kecamatan Gamping
Kabupaten
Sleman
DIY,
sedangkan
penelitian
ini
menggunakan objek pasien di RSUD DR. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga. 2. Ilkafah (2004) melakukan penelitian tentang pengaruh latihan fisik (senam lansia) terhadap penurunan tekanan darah pada lansia dengan hipertensi ringan – sedang di Rektorat Unibraw Malang. Menyimpulkan
Faktor-Faktor yang..., Suci Afliyani, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
bahwa diperoleh hasil bahwa terdapat perbedaan tekanan darah sebelum dan sesudah dilakukan senam setelah 2 bulan. Hal ini berarti senam lansia efektif untuk menurunkan tekanan darah lansia dengan hipertensi ringan – sedang jika dilakukan secara teratur dalam waktu yang cukup lama. Persamaan penelitian ini dengan penelitian Ilkafah (2004) terletak pada penelitian tentang hipertensi. Sedangkan perbedaanya terletak pada penggunaan variabel latihan fisik (senam lansia) dan penelitian ini menggunakan variabel obesitas, konsumsi garam berlebih, umur, kebiasaan merokok, kebiasaan minum kopi dan hipertensi. 3. Ariestiyanto dan Untari (2010) tentang hubungan antara jumlah konsumsi batang rokok dengan tingkat hipertensi. Metode penelitian berupa kuantitatif dengan korelasi analitik. Sampel menggunakan quota sampling sejumlah 30 pada masyarakat yang menderita hipertensi dengan merokok. Instrumen penelitian menggunakan check list. Analisa menggunakan uji Spearman Rank, dibantu program komputer SPSS versi 16. Hasil penelitian menyimpulkan ada hubungan antara jumlah konsumsi batang rokok dengan tingkat hipertensi. Persamaan penelitian ini dengan penelitian Ariestiyanto dan Untari (2010) terletak pada penggunaan variabel hipertensi. Perbedaannya terletak pada penggunaan uji, penelitian terdahulu menggunakan uji Spearman Rank, sedangkan penelitian ini menggunakan uji chi square.
Faktor-Faktor yang..., Suci Afliyani, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014