BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah Harga saham adalah harga yang dibentuk dari interaksi para penjual dan pembeli saham yang dilatarbelakangi oleh harapan mereka terhadap profit perusahaan.
Investor
memerlukan
informasi
yang
berkaitan
dengan
pembentukan harga saham dalam mengambil keputusan untuk menjual maupun membeli saham. Dengan hasil-hasil kenaikan harga saham setelah pengumuman stock split seperti yang didokumentasikan dalam literatur keuangan, satu penjelasan yang mungkin adalah perusahaan membagi lembar sahamnya untuk menunjukkan informasi tentang prospek perusahaan yang akan datang. Informasi merupakan kebutuhan yang mendasar bagi investor dalam pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan ini berkaitan dengan pemilihan portofolio investasi dengan resiko tertentu. Informasi dapat mengurangi ketidakpastian yang terjadi sehingga keputusan yang diambil diharapkan akan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Dalam pasar modal banyak informasi dapat diperoleh investor baik informasi yang tersedia di publik maupun informasi pribadi (privat). Salah satu informasi yang ada adalah pengumuman stock split atau pemecahan saham. Informasi ini dapat memiliki makna atau nilai jika keberadaan informasi tersebut menyebabkan investor melakukan transaksi di pasar modal. Menurut hipotesis signaling, stock split berhubungan positif dengan abnormal return karena manajer menggunakan stock split untuk memberikan 1
informasi privat yang menguntungkan tentang prospek masa depan suatu perusahaan. Lokonishok dan Lev (1987) mencatat bahwa perusahaanperusahaan yang membagi saham mereka memiliki pertumbuhan pendapatan jangka pendek yang lebih tinggi dari pada perusahaan yang tidak membagi sahamnya. Hipotesis tingkat perdagangan menunjukkan bahwa ada tingkat perdagangan “optimal” dan bahwa split menyesuaikan kembali harga saham pra-split setelah tingkat ini (Lakonishock dan Lev, 1987). Penyesuaian kembali harga saham dapat menarik lebih banyak perhatian investor dan karenanya meningkatkan likuiditas saham (Grinblatt, Masulis, dan Titman, 1984). Pemecahan saham (stock split) adalah suatu aktifitas yang dilakukan oleh perusahaan go-publik untuk menaikkan jumlah saham yang beredar (Brigham dan Gapenski, 1994). Aktifitas tersebut biasanya dilakukan pada saat harga dinilai terlalu tinggi sehingga akan mengurangi kemampuan investor untuk membelinya. Pada dasarnya ada dua jenis stock split yang dapat dilakukan yakni split-up (pemecahan naik) dan split-down (pemecahan turun). Split-up adalah penurunan nilai nominal perlembar saham yang mengakibatkan bertambahnya jumlah saham yang beredar. Misalnya pemecahan saham dengan split faktor 2:1, 3:1, 4:1. Sedangkan split-down adalah peningkatan nilai nominal per lembar saham dan mengurangi jumlah saham yang beredar. Misalnya split-down dengan split faktor 1:2, 1:3, 1:4. McGough (1993) mengatakan bahwa pasar modal Amerika
yang
diwakili oleh New York Stock Exchange (NYSE) juga mengatur kebijakan mengenai stock split menjadi dua yakni partial stock split (pemecahan saham sebagian) dan full stock split (pemecahan saham penuh). Partial stock split
2
adalah tambahan distribusi saham yang beredar sebesar 25 % atau lebih tetapi kurang dari 100 % dari jumlah saham lama yang beredar. Full stock split adalah tambahan distribusi saham yang beredar sebesar 100 % atau lebih dari jumlah saham lama yang beredar. Sebagian besar perusahaan dapat mendistribusikan laba kepada pemegang saham dalam bentuk cash dividends. Selain itu perusahaan juga dapat mendistribusikan tambahan saham dalam bentuk stock dividends dan stock split
(split-up) kepada investor tanpa adanya pembayaran terhadap
perolehan saham. Distribusi saham tersebut semata-mata memiliki perubahan yang bersifat kosmetik yakni hanya membagi corporate pie dalam jumlah yang lebih kecil (Baker dan Powell, 1993). Hal ini disebabkan karena stock split tidak berpengaruh pada arus kas perusahaan di masa yang akan datang serta proporsi kepemilikan investasi. Dengan demikian perusahaan tidak dapat mempengaruhi nilai pasar dan tingkat kesejahteraan investor. Berdasarkan pada beberapa pandangan mengenai split tersebut, penulis mengambil judul Pengaruh stock split terhadap likuiditas dan return saham di Bursa Efek Jakarta.
1.2.Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka dirumuskan permasalahan penelitian ini sebagai berikut : 1. Apakah terdapat perbedaan likuiditas sebelum dan sesudah stock split? 2. Apakah terdapat perbedaan return sebelum dan sesudah stock split?
3
1.3. Batasan Masalah Agar pembahasan yang diteliti tidak terlalu luas maka perlu adanya fokus penelitian sehingga menjadi lebih terarah terhadap permasalahan yang ada, penelitian ini difokuskan pada: 1. Perusahaan dalam penelitian ini adalah perusahaan yang saham-sahamnya terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ) yang melakukan stock split selama periode 2001-2005. 2. Penelitian ini terbatas pada kandungan informasi terhadap stock split yang dipublikasikan emiten terhadap likuiditas saham. 3. Penelitian dilakukan selama 5 hari untuk melihat perbedaan return sebelum dan sesudah perusahaan melakukan pengumuman stock split. 4. Perusahaan tidak melakukan kebijakan pengumuman lain selama periode pengamatan seperti pengumuman pembagian dividen (stock dividen), saham bonus (bonus share), right issue, penggabungan usaha (merger), pengambilalihan (acquisition), peleburan usaha (consolldation) dan pengumuman lain. Hal ini digunakan untuk menghindari confounding effect atau menghindari adanya ambiquitas yang disampaikan oleh informasi tersebut (Howe dan Lin, 1992) atau dengan kata lain bertujuan untuk menghindari misspesifiksasi dalam pantauan sampel penelitian yang selanjutnya berpengaruh terhadap hasil analisa. 5. Selama periode penelitian perusahaan memiliki data lengkap, antara lain: - Tanggal pengumuman stock split. - Selama penelitian perusahaan memliki data yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Data yang dibutuhkan meliputi data harian harga saham, volume perdagangan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), selama 5
4
hari seputar stock split untuk masing-masing sampel karena pada waktu tersebut saham-saham sedang aktif diperdagangkan.
1.4. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah dan batasan masalah yang ada maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk menguji perbedaan likuiditas saham karena adanya stock split. 2. Untuk menguji perbedaan return saham karena adanya stock split.
1.5. Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan memberi manfaat bagi : 1. Bagi Investor Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi yang efektif dan dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan bagi calon investor dalam mengambil keputusan sebelum berinvestasi, sehingga investor dapat menyusun portofolio saham dengan resiko yang diinginkan. Serta investor dapat melihat prospek perusahaan yang akan diambil. 2. Bagi Emiten Sebagai dasar pertimbangan pengambilan keputusan apabila akan mengambil kebijakan terhadap sahamnya. 3. Bagi Pemerintah Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi bagi pemerintah dalam membuat kebijakan, terutama mengenai pengaruh stock spilt terhadap likuiditas dan return saham terhadap nilai perusahaan.
5