BAB I PENDAHULUAN •
Latar Belakang Masalah Pembelajaran merupakan kegiatan penting yang harus dilakukan sebagai upaya
untuk
meningkatkan
pemahaman
terhadap
suatu
materi
pelajaran
serta
mengembangkan kreatifitas berpikir bagi seorang siswa. Dalam keseluruhan proses pendidikan, kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Hal ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar mengajar dirancang dan dijalankan secara profesional. Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik atau murid (Sagala, 2009). Peranan guru bukan semata-mata memberikan informasi melainkan juga mengarahkan dan memberi fasilitas belajar (directing and facilitating the learning) agar proses belajar lebih memadai. Keberhasilan belajar sangat didukung oleh kondisi lingkungan belajar yang kondusif dan emosi siswa dan guru yang menyenangkan, positif serta kreatif untuk belajar. Kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan harus mampu membuat siswa dapat belajar dengan baik. Kemampuan yang diharapkan dapat dimiliki anak didik akan ditentukan oleh kerelevansian penggunaan suatu metode yang sesuai dengan tujuan (Djamarah dan Zain, 2006). Sebagai upaya mengimplementasikan suatu metode secara spesifik digunakan teknik pembelajaran. Kegiatan mencatat merupakan salah satu teknik yang dapat digunakan dalam
1
kegiatan pembelajaran. Mencatat yang efektif adalah salah satu kemampuan terpenting yang dipelajari. Alasan utama untuk mencatat adalah bahwa mencatat dapat meningkatkan daya ingat. Tujuannya adalah membantu mengingat apa yang tersimpan dalam memori. Dalam kegiatan pembelajaran mencatat merupakan keterampilan berfikir yang tidak dapat dipisahkan dan turut berpengaruh dalam pencapaian hasil belajar siswa. Teknik mencatat yang baik dapat digunakan untuk mengembangkan kemampuan berpikir kreatif bagi peserta didik. Akan tetapi, kebanyakan proses pembelajaran pada saat ini kurang menekankan pentingnya melakukan kegiatan mencatat oleh siswa. Kemajuan teknologi membuat fungsi penting dari kegiatan mencatat ini dirasa semakin berkurang bahkan mungkin diabaikan. Kesadaran akan pentingnya siswa untuk melakukan kegiatan mencatat dalam proses belajar mengajar semakin menurun. Dewasa ini, pengembangan teknik dalam pembelajaran cukup menunjukan kemajuan. Salah satunya teknik mencatat mind map yang telah dikembangkan oleh Tony Buzan. Teknik ini cukup marak digunakan di berbagai negara termasuk Indonesia. Pengembangan mind map didasarkan pada cara kerja alami otak. Struktur alamiah mind map berupa radial yang memancar keluar dari gambar sentral serta penggunaan garis, lambang, kata-kata, dan gambar dapat melibatkan secara aktif kerja otak kiri dan kanan manusia secara bersamaan dan seimbang. Mind map sebagai salah satu teknik dalam mencatat merupakan sebuah metode mencatat kreatif yang dapat memudahkan mengingat banyak informasi (DePorter et al., 2002). Dengan menggunakan mind map daftar informasi yang panjang dan menjemukan bisa diubah bentuknya menjadi diagram berwarna-warni, mudah diingat dan sangat beraturan serta sejalan dengan cara kerja otak (Buzan, 2006). Mind map adalah sistem belajar dan
2
berpikir yang paling banyak digunakan di seluruh dunia dan terbukti mampu mengatasi permasalahan belajar anak (Windura, 2008) Penggunaan mind map dalam pembelajaran tidak hanya dapat mengembangkan kreatifitas siswa, namun juga berperan dalam memudahkan siswa dalam menguasai suatu konsep. Mind map membuat materi pelajaran terpola secara visual dan grafis yang akan membantu merekam, memperkuat, dan mengingat kembali sebuah informasi yang digambarkan (Buzan, 2006), dengan kata lain hal ini selanjutnya akan memudahkan penguasaan konsep siswa terhadap suatu materi. Selama ini penggunaan mind map yang telah banyak dilakukan dalam pembelajaran kebanyakan digunakan sebagai sarana atau alat yang berfungsi dalam mengembangkan kreatifitas ataupun hasil belajar siswa. Permasalah yang berkaitan dengan hal tersebut adalah bagaimana sebuah mind map yang merupakan produk kreatifitas dari siswa dapat menggambarkan kemampuan berpikir kreatif. Hal ini cukup penting untuk diketahui karena jika suatu pembelajaran menerapkan kegiatan mencatat berupa mind map maka tidak hanya cukup untuk mengetahui bagaimana pengaruhnya terhadap hasil yang sesuai dengan harapan namun pengetahuan tentang deskripsi kemampuan berpikir kreatif dan penguasaan konsep siswa juga perlu diketahui melalui produk kreatifitas yang tertuang dalam mind map. Beberapa penelitian mengenai pembelajaran dengan pembuatan mind map menunjukan bahwa penggunaan dan pembuatan mind map bermanfaat terhadap hasil belajar siswa. Penelitian-penelitian tersebut jelas bermaksud untuk mengetahui bagaimana peranan mind map terhadap hasil belajar ataupun variabel lain yang ingin dilihat pengaruhnya, sedangkan gambaran yang mengungkap suatu varibel (dalam hal ini kemampuan berpikir kreatif dan penguasaan konsep siswa) pada produk mind map belum banyak 3
diteliti. Penelitian yang dilakukan oleh Nurlaila (2008) menunjukkan bahwa mind map memberi pengaruh terhadap retensi siswa pada pembelajaran konsep jamur, dengan data berupa skor rata-rata retensi kelompok siswa yang belajar dengan menggunakan mind map (kelompok eksperimen) lebih tinggi daripada kelompok kontrol. Penelitian terkait yang dilakukan oleh Nuraeni (2008) juga menunjukan bahwa terdapat hubungan positif antara kemampuan siswa membuat mind map (peta pikiran) dengan pemahaman konsep yang dimiliki oleh siswa pada konsep sistem saraf. Materi yang diteliti dalam penelitian ini adalah sistem koordinasi yang dikhususkan pada subkonsep sistem endokrin. Materi sistem endokrin mengandung istilah serta proses tubuh yang bersifat cukup abstrak sehingga membutuhkan pemahaman yang cukup mendalam. Berdasarkan penelitian Tekkaya, ӧzkan, dan Sungur (2001) dalam Zein (2010) mengungkapkan bahwa materi sistem hormon atau endokrin sebagai salah satu materi yang paling sulit. Siswa gagal untuk mewujudkan hubungan materi sistem hormon dengan sistem lain, karena persepsi hormon sebagai sistem yang terpisah. Pemilihan materi sistem endokrin didasarkan pada kompetensi yang mengharuskan siswa yang mampu menjelaskan struktur, fungsi, dan proses pada organ tubuh serta memiliki kemampuan berfikir kreatif untuk dapat mengaplikasikan dalam salingtemas. Guna mengetahui gambaran mengenai kemampuan berpikir kreatif pada produk mind map yang dibuat oleh siswa serta penguasaan konsep siswa terhadap materi pembelajaran mengenai sistem endokrin maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Profil Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa pada Pembuatan
4
Mind Map dan Penguasaan Konsep dalam Pembelajaran Sistem Endokrin”. •
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka rumusan masalah
dalam penelitian ini yaitu: “Bagaimana profil kemampuan berpikir kreatif pada pembuatan mind map dan penguasaan konsep siswa dalam pembelajaran sistem endokrin?”. Rumusan masalah tersebut dapat dijabarkan menjadi pertanyaan penelitian sebagai berikut: •
Bagaimanakah kemampuan berpikir lancar (fluency) siswa pada pembuatan mind map dalam pembelajaran sistem endokrin?
•
Bagaimanakah kemampuan berpikir luwes (flexibility) siswa pada pembuatan mind map dalam pembelajaran sistem endokrin?
•
Bagaimanakah kemampuan berpikir asli (originality) siswa pada pembuatan mind map dalam pembelajaran sistem endokrin?
•
Bagaimanakah kemampuan berpikir merinci (elaboration) siswa pada pembuatan mind map dalam pembelajaran sistem endokrin?
•
Bagaimanakan penguasaan konsep siswa pada pembelajaran sistem endokrin dengan pembuatan mind map?
•
Batasan Masalah Agar masalah yang diteliti tidak terlalu meluas dan menyimpang, maka batasan
5
dalam penelitian ini yaitu: •
Mind map
yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teknik mencatat yang
dikembangkan oleh Tony Buzan yang merupakan sebuah cara mencatat dengan memanfaatkan bagaimana otak bekerja dan mampu menciptakan hubungan mental yang membantu memahami dan mengingat. •
Kemampuan berpikir kreatif siswa yang diukur dalam penelitian ini meliputi fluency (berpikir lancar), flexibility (berpikir luwes), originality (berpikir asli), dan elaboration (berpikir merinci) yang dijaring melalui pembuatan mind map.
•
Penguasaan konsep dalam penelitian ini yaitu kemampuan siswa dalam menguasai materi sistem endokrin dengan menjawab soal dalam bentuk tes kognitif berupa pilihan ganda yang diberikan setelah pembelajaran.
•
Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini yaitu:
•
Mengetahui profil kemampuan kemampuan berpikir kreatif siswa dalam aspek fluency, flexibility, originality, serta elaboration pada pembuatan mind map.
•
Mengetahui profil penguasaan konsep siswa pada pembelajaran sistem endokrin dengan pembuatan mind map.
•
Manfaat Penelitian
•
Bagi Siswa Pembelajaran dengan pembuatan mind map diharapkan dapat mengembangkan
6
kemampuan berpikir kreatif serta kemampuan lain yang dituntut untuk dapat dimiliki oleh siswa sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam aspek yang berbeda. •
Bagi Guru Diharapkan pembelajaran dengan pembuatan mind map dapat menjadi salah
satu teknik pembelajaran yang digunakan oleh guru untuk menunjang kemampuan berpikir kreatif siswa serta memudahkan siswa dalam menguasai suatu konsep pada materi yang lain. •
Bagi Peneliti Diharapkan dapat menjadi acuan dalam mengembangkan penelitian lain yang
berkaitan dengan aspek kemampuan berpikir kreatif dalam teknik serta konsep yang berbeda.
7