BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit bahwa rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Pelayanan kesehatan paripurna adalah pelayanan kesehatan yang meliputi promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Setiap rumah sakit wajib melakukan pencatatan dan pelaporan tentang semua kegiatan penyelenggaraan rumah sakit dalam bentuk Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 82 tahun 2013 tentang Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit menyatakan bahwa Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) adalah suatu sistem teknologi informasi komunikasi yang memproses dan mengintegrasi seluruh alur proses pelayanan rumah sakit dalam bentuk jaringan koordinasi, pelaporan dan prosedur administrasi untuk memperoleh informasi secara tepat dan akurat, dan merupakan bagian dari Sistem Informasi Kesehatan. Pengaturan SIMRS bertujuan
1
meningkatkan efisiensi, efektivitas, profesionalisme, kinerja, serta akses dan pelayanan rumah sakit. SIMRS harus memiliki kemampuan komunikasi
data
(interoperabilitas)
dengan
Sistem
Informasi
Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAK BMN), pelaporan Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS), Indonesia Case Base Group’s (INA CBG’s), aplikasi lain yang dikembangkan oleh Pemerintah, dan sistem informasi manajemen fasilitas pelayanan kesehatan lainnya. Berdasarkan Permenkes RI No. 1171 tahun 2011 tentang Sistem Informasi
Rumah
Sakit,
bahwa
setiap
rumah
sakit
wajib
melaksanakan Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS). SIRS adalah suatu proses pengumpulan, pengolahan, dan penyajian data rumah sakit. SIRS merupakan aplikasi sistem pelaporan rumah sakit kepada Kementerian Kesehatan yang meliputi data identitas rumah sakit, data ketenagaan yang bekerja di rumah sakit, data rekapitulasi kegiatan pelayanan, data kompilasi penyakit/ morbiditas pasien rawat inap dan data kompilasi penyakit/morbiditas pasien rawat jalan. Formulir pelaporan SIRS terdiri dari 5 (lima) Rekapitulasi Laporan (RL), diantaranya RL 1, RL 2, RL 3, RL 4, dan RL 5. Menurut Depkes RI (1997), pelaporan rumah sakit merupakan suatu alat organisasi yang bertujuan untuk dapat menghasilkan laporan secara cepat, tepat, dan akurat yang secara garis besar jenis 2
pelaporan di rumah sakit dapat dibedakan menjadi 2 kelompok, yaitu laporan internal dan laporan eksternal. Laporan internal dibuat sesuai dengan kebutuhan rumah sakit. Laporan internal rumah sakit dapat digunakan untuk menilai tingkat keberhasilan pelayanan di rumah sakit dilihat dari tingkat pemanfaatan sarana pelayanan, mutu pelayanan, dan tingkat efisiensi pelayanan. Sedangkan laporan eksternal rumah sakit ditujukan kepada Departemen Kesehatan RI, Kanwil, Departemen Kesehatan, dan Dinas Kesehatan. Laporan eksternal dikirim oleh rumah sakit dalam periode yang telah ditentukan. Berdasarkan studi pendahuluan pada bulan November 2014 di Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak (RSKIA) Ummi Khasanah dengan mewawancarai petugas rekam medis diketahui bahwa laporan yang dibuat di RSKIA Ummi Khasanah meliputi laporan internal dan laporan eksternal. Laporan internal yang dibuat oleh petugas rekam medis disesuaikan dengan kebutuhan rumah sakit dan ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pihak dalam rumah sakit. Sedangkan laporan eksternal yang dibuat oleh petugas rekam medis ditujukan untuk pihak luar rumah sakit sesuai dengan permintaan pihak eksternal seperti Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, Dinas Kesehatan
3
Provinsi DIY, Puskesmas Bantul II, Kecamatan Bantul, dan BKKBN Bantul. Berdasarkan hasil wawancara dengan petugas rekam medis, diketahui bahwa RSKIA Ummi Khasanah mulai menggunakan SIMRS pada bulan Desember tahun 2013. Namun meskipun sudah terdapat menu Laporan RL dalam SIMRS, tetapi masih ada beberapa laporan RL yang dibuat secara manual oleh petugas rekam medis. Berdasarkan hasil studi dokumentasi, peneliti juga menemukan perbedaan jumlah pengunjung yang ada di SIMRS dengan jumlah pengunjung dalam laporan yang dibuat secara manual oleh petugas rekam medis. Maka dari itu peneliti tertarik untuk mengetahui pelaksanaan pembuatan laporan RL di RSKIA Ummi Khasanah dengan adanya perbedaan jumlah pengunjung tersebut sedangkan dalam Undang-Undang RI No 44 tahun 2009 tentang rumah sakit disebutkan bahwa setiap rumah sakit wajib melakukan pencatatan dan pelaporan tentang semua kegiatan penyelenggaraan rumah sakit dalam bentuk Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit. Oleh karena itu peneliti mengambil judul “Pelaksanaan Pembuatan Pelaporan SIRS di RSKIA Ummi Khasanah” dengan mengetahui proses pembuatan laporan RL rumah sakit, faktor yang mempengaruhi pelaksanaan pembuatan pelaporan SIRS dengan menggunakan SIMRS berdasarkan 6 M (Man, Money, Materials, Machines, Method, dan Markets) yang 4
selanjutnya dapat ditindaklanjuti sehingga untuk ke depannya SIMRS dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh petugas rekam medis dalam pembuatan laporan eksternal rumah sakit. Berdasarkan Permenkes RI No 1171 tahun 2011 tentang Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS), formulir pelaporan SIRS terdiri dari 5 (lima) Rekapitulasi Laporan (RL), di antaranya RL 1 berisikan data dasar rumah sakit, RL 2 berisikan data ketenagaan, RL 3 berisikan data kegiatan pelayanan rumah sakit, RL 4 berisikan data morbiditas/mortalitas pasien, dan RL 5 yang merupakan data bulanan rumah sakit.
B. Rumusan Masalah Rumusan masalah yang diambil dalam penelitian ini adalah “Bagaimana pelaksanaan pembuatan pelaporan SIRS di RSKIA Ummi Khasanah?”
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui gambaran umum pelaksanaan pembuatan pelaporan SIRS di RSKIA Ummi Khasanah.
5
2. Tujuan Khusus a. Mengetahui proses pembuatan pelaporan SIRS di RSKIA Ummi Khasanah yang meliputi RL 1, RL 2, RL 3, RL 4, dan RL 5 b. Mengetahui
faktor
yang
mempengaruhi
pelaksanaan
pembuatan pelaporan SIRS dengan menggunakan SIMRS di RSKIA Ummi Khasanah berdasarkan 6 M (Man, Money, Materials, Machines, Method, dan Markets) c. Mengetahui solusi dari hambatan pelaksanaan pembuatan pelaporan SIRS di RSKIA Ummi Khasanah
D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Rumah Sakit Dapat digunakan sebagai bahan evaluasi terkait pemanfaatan SIMRS dalam pembuatan laporan eksternal di RSKIA Ummi Khasanah dan sebagai evaluasi petugas terhadap kinerja petugas dalam menjalankan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit. 2. Bagi Peneliti Menambah pengetahuan mengenai pemanfaatan SIMRS dalam pembuatan laporan eksternal di rumah sakit.
6
3. Bagi Institusi Pendidikan Menjadi bahan referensi untuk membandingkan antara teori dengan penerapan yang ada di lapangan. 4. Bagi Peneliti Lain Dapat menjadi acuan dan referensi bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian khususnya yang akan melakukan penelitian dengan topik yang hampir serupa.
E. Keaslian Penelitian 1.
Penelitian yang dilakukan oleh Istiqlal (2013) dengan judul “Hambatan Penerapan Sistem Informasi Rumah Sakit Terkait Statistik di RSU PKU Muhammadiyah Bantul”. Metode penelitian
penelitian deskriptif
Istiqlal dengan
(2013)
menggunakan
pendekatan
kualitatif
jenis dan
pengumpulan data secara cross-sectional. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Istiqlal (2013) adalah petugas rekam medis bagian statistik sudah terlibat dan bisa dalam penggunaan SIRS terkait statistik dengan dilakukannya proses pengolahan data untuk pembuatan laporan statistik rumah sakit. Faktor penyebab hambatan pengguna SIRS terkait statistik adalah software yang ada
7
belum bisa membantu proses pengerjaan tugas dan tidak adanya masa transisi dalam penggunaan SIRS, serta tidak adanya perawatan jaringan LAN yang dilakukan secara berkala. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Istiqlal (2013) adalah sama-sama menggunakan jenis penelitian
deskriptif
dengan
pendekatan
kualitatif
dan
menggunakan rancangan penelitian cross-sectional. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Istiqlal (2013) terdapat pada tujuan. Tujuan penelitian Istiqlal (2013) adalah mengetahui penggunaan Sistem Informasi Rumah Sakit terkait statistik dan mengetahui faktor penyebab hambatan penggunaan Sistem Informasi Rumah Sakit terkait statistik berdasarkan SDM, perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software) dan jaringan LAN. Sedangkan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses pembuatan pelaporan SIRS di RSKIA Ummi khasanah yang meliputi RL 1, RL2, RL 3, RL 4, dan RL 5; mengetahui faktor yang mempengaruhi pelaksanaan pembuatan pelaporan SIRS dengan menggunakan SIMRS di RSKIA Ummi Khasanah berdasarkan 6 M (Man, Money, Materials, Machines, Method, dan Market); dan mengetahui solusi dari hambatan pelaksanaan pembuatan pelaporan SIRS di RSKIA Ummi khasanah. 8
2. Penelitian yang dilakukan oleh Sembiring (2010) dengan judul “Tinjauan Kemanfaatan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Pada Bagian Pelaporan di RSUD Panembahan Senopati Bantul” Metode penelitian Sembiring (2010) menggunakan jenis penelitian
deskriptif
dengan
pendekatan
kualitatif
dan
pengumpulan data secara cross-sectional. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Sembiring (2010) adalah Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit di RSUD Panembahan Senopati Bantul mulai dilaksanakan pada tahun 1998. Pelaporan eksternal yang baru menggunakan SIMRS pada pelaporan data morbiditas pasien rawat inap (RL 2a) dan data keadaan morbiditas pasien rawat jalan (RL 2b). Data yang diolah dengan SIMRS diperoleh dari indeks penyakit rawat inap dan rawat jalan. Proses pembuatan rekapitulasi di RSUD Panembahan Senopati Bantul menggunakan SIMRS dan manual, data yang diperoleh dari SIMRS diprint serta petugas bagian pelaporan menganalisis data yang sudah berupa laporan dan dibuat berbentuk laporan dengan format yang telah ditetapkan berdasarkan DEPKES 2003 kemudian data tersebut dikerjakan melalui microsoft excel. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Sembiring (2010) adalah sama-sama membahas mengenai SIMRS pada bagian pelaporan dan sama-sama menggunakan jenis 9
penelitian
deskriptif
dengan
pendekatan
kualitatif
dan
menggunakan rancangan penelitian cross-sectional. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Sembiring (2010) terdapat pada tujuan. Tujuan penelitian Sembiring (2010) adalah mengetahui gambaran umum serta proses pelaksanaan sistem informasi manajemen yang sudah terlaksana di bagian pengolahan data di RSUD Panembahan Senopati Bantul dan mengetahui kemanfaatan sistem informasi manajemen di bagian pengolahan data khususnya di pelaporan morbiditas dan mortalitas pasien rawat jalan (RL 2b). Sedangkan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses pembuatan pelaporan SIRS di RSKIA Ummi khasanah yang meliputi RL 1, RL 2, RL 3, RL 4, dan RL 5; mengetahui faktor yang mempengaruhi pelaksanaan pembuatan pelaporan SIRS dengan menggunakan SIMRS di RSKIA Ummi Khasanah berdasarkan 6 M (Man, Money, Materials, Machines, Method, dan Market); dan mengetahui solusi dari hambatan pelaksanaan pembuatan pelaporan SIRS di RSKIA Ummi khasanah. 3.
Penelitian yang dilakukan oleh Nugroho (2009) dengan judul “Pelaksanaan Pelaporan Eksternal Dengan Komputerisasi di Rumah Sakit Mata Dr. YAP Yogyakarta”
10
Metode penelitian Nugroho (2009) menggunakan jenis penelitian
deskriptif
dengan
pendekatan
kualitatif
dan
pengumpulan data secara cross-sectional. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Nugroho (2009) adalah software yang digunakan untuk pembuatan laporan eksternal belum sesuai dengan kebutuhan user. Data kegiatan rumah sakit (RL 1), sudah sesuai dengan format dari Depkes RI; data keadaan morbiditas rawat inap (RL 2a), pada umumnya sudah sesuai dengan format dari Depkes RI hanya saja tidak terdapat item data tabulasi dasar (DTD); data keadaan morbiditas rawat jalan (RL 2b), masih ada item yang belum sesuai dengan format dari Depkes RI dan tidak terdapat item data tabulasi dasar (DTD) pada format RL 2b. Hambatan dalam pelaksanaan komputerisasi pelaporan eksternal di Rumah Sakit Mata “Dr. YAP” Yogyakarta adalah software yang digunakan belum sesuai dengan kebutuhan user; jumlah sumber daya manusia dan koordinasi antar petugas unit/instalasi yang terkait dengan bagian pelaporan masih kurang serta belum ada prosedur tetap dalam pembuatan laporan eksternal. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Nugroho (2009) adalah sama-sama membahas mengenai SIMRS pada bagian pelaporan dan sama-sama menggunakan jenis
11
penelitian
deskriptif
dengan
pendekatan
kualitatif
dan
menggunakan rancangan penelitian cross-sectional. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Nugroho (2009) terdapat pada tujuan. Tujuan penelitian Nugroho (2009) adalah mengetahui pelaksanaan pelaporan eksternal dengan komputerisasi di Rumah Sakit Mata “Dr. YAP” Yogyakarta yang meliputi RL 1, RL 2a, dan RL 2b serta mengetahui hambatan dalam pelaksanaan pelaporan eksternal dengan
komputerisasi
di
Rumah
Sakit
Mata
“Dr.
YAP”
Yogyakarta. Sedangkan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses pembuatan pelaporan SIRS di RSKIA Ummi khasanah yang meliputi RL 1, RL 2, RL 3, RL 4, dan RL 5; mengetahui faktor yang mempengaruhi pelaksanaan pembuatan pelaporan SIRS dengan menggunakan SIMRS di RSKIA Ummi Khasanah berdasarkan 6 M (Man, Money, Materials, Machines, Method, dan Market); dan mengetahui
solusi
dari
hambatan
pelaksanaan
pelaporan SIRS di RSKIA Ummi khasanah.
12
pembuatan