BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan salah satu fasilitas pelayanan kesehatan yang memberikan pelayanan rawat jalan, rawat inap dan gawat darurat. Dari kegiatan pelayanan tersebut maka akan diperoleh data yang dapat diolah menjadi informasi yang sangat berguna bagi keperluan manajemen rumah sakit agar mutu pelayanan rumah sakit tetap terjamin. Sensus harian rawat inap merupakan kumpulan data pasien yang masuk dan keluar bangsal. Sensus harian rawat inap memuat informasi semua pasien masuk, pindahan, dipindahkan, dan keluar baik dalam keadaan hidup maupun meninggal dunia selama 24 jam setiap harinya. Informasi yang diperoleh dari sensus harian rawat inap yaitu berupa data yang akan diolah menjadi sebuah informasi yang dibutuhkan oleh rumah sakit. Teknologi yang semakin maju seiring perkembangan zaman juga mempengaruhi perkembangan pada teknologi sistem informasi rumah sakit. Pelaksanan yang serba manual pada tahun-tahun sebelumnya diganti dengan pelaksanaan berbasis komputer hal ini dikarenakan kebutuhan informasi yang harus didapat secara cepat, tepat dan akurat. Proses perubahan manual ke elektronik membutuhkan langkah-langkah yang tepat agar pelaksanaan perubahan
dapat
berlangsung
dengan
baik,
sehingga
hasil
dapat
dipertanggungjawabkan dan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan jika akan melakukan perubahan manual ke elektronik di masa mendatang.
1
2
Pada studi pendahuluan tanggal 4 Maret 2013, peneliti mengetahui bahwa pembuatan sensus harian rawat inap di Rumah Sakit Jiwa Grhasia DIY dibuat oleh bangsal perawatan masih dilakukan secara manual, sedangkan pengumpulan dilakukan oleh petugas Instalasi Rekam Medik yang berkeliling ke setiap bangsal untuk mengambil sensus harian rawat inap yang telah dibuat oleh perawat setiap harinya. Saat ini di Rumah Sakit Jiwa Grhasia DIY sedang dilakukan pembuatan program sensus harian elektronik, namun petugas instalasi rekam medik belum mengetahui langkah-langkah yang akan dilakukan untuk melakukan perubahan sensus harian rawat inap manual ke elektronik. Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti ingin mengetahui langkah-langkah yang dilakukan dalam proses perubahan sensus harian rawat inap manual menjadi elektronik. Diharapkan dengan adanya penelitian ini petugas dapat mengetahui langkah-langkah yang seharusnya dilakukan dalam proses perubahan manual ke elektronik.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang ditulis di atas maka rumusan masalah yang didapat adalah bagaimana langkah-langkah perubahan sensus harian rawat inap manual ke elektronik yang dilakukan di Rumah Sakit Jiwa Ghrasia DIY?
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui langkah-langkah perubahan sensus harian rawat inap manual ke elektronik.
3
2. Tujuan Khusus a. Mengetahui persiapan teknologi terkait perubahan sensus harian rawat inap manual ke elektronik. b. Mengetahui langkah-langkah yang dilakukan dalam proses perubahan sensus harian rawat inap manual ke elektronik.
D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Manfaat Praktis a. Bagi Rumah Sakit Penelitian
ini
dapat
digunakan
rumah
sakit
sebagai
bahan
pertimbangan jika akan melakukan perubahan manual ke elektronik di masa mendatang. b. Bagi Peneliti Penelitian ini dapat digunakan peneliti untuk menambah wawasan serta pengalaman peneliti. 2. Manfaat Teoritis a. Bagi Peneliti Lain Peneliti lain dapat menjadikan karya ilmiah ini sebagai acuan untuk penelitian lebih lanjut. b. Bagi Institusi Pendidikan Penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan referensi dalam mempelajari rekam medis.
4
E. Keaslian Penelitian 1. Sumantiningsih (2005) dengan judul “Keakuratan Data Sensus Harian Rawat Inap : Tinjauan Faktor Sumber Daya Manusia dan Pelaksanaan Komputerisasi Sensus Harian (Studi Kasus di RSU PKU Muhammadiyah Yogyakarta)”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor penyebab
ketidakakuratan
pengisian
sensus
harian
rawat
inap.
Persamaan dengan penelitian ini adalah sama-sama menggunakan analisis kualitatif, rancangan penelitian cross sectional dan teknik pengumpulan data observasi dan wawancara. Perbedaan penilitian ini terletak pada tujuan penelitian. Penelitian yang sekarang mengambil tujuan mengetahui langkah-langkah yang dilakukan dalam proses perubahan sensus harian rawat inap manual ke elektronik. 2. Widayani (2007) dengan judul “Collecting Data Sensus Harian Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Soeroyo Magelang”. Tujuan dari penelitian Widayani adalah untuk mengetahui mekanisme collecting data sensus harian pasien rawat inap serta faktor yang mempengaruhi ketidaksesuaian pelaksanaan prosedur sensus harian pasien rawat inap. Penelitian tersebut menggunakan jenis penelitian kualitatif deskriptif dengan rancangan penelitian cross sectional. Teknik pengumpulan data dengan cara observasi, studi dokumentasi dan wawancara. Persamaan dari penelitian Widayani dengan penelitian yang akan dilakukan adalah sama-sama meneliti tentang sensus harian rawat inap. Penelitian yang akan dilakukan juga menggunakan jenis penelitian, rancangan penelitian, dan teknik pengumpulan data yang sama. Perbedaannya terletak pada tujuan penelitian. Penelitian yang akan dilakukan sekarang bertujuan
5
untuk mengetahui langkah-langkah yang dilakukan dalam proses perubahan sensus harian rawat inap manual ke elektronik terkait perubahan sensus harian rawat inap manual ke elektronik. 3. Inayati (2010) dengan judul “Analisis Kemampuan Sumber Daya Manusia (SDM) Rekam Medis tentang Rekam Medis Elektronik (RME) di Rumah Sakit Aisyiyah Kudus”. Tujuan dari penelitian ini ada tiga yaitu mengetahui kesiapan Sumber Daya Manusia (SDM) untuk melaksanakan rekam medis elektronik, tahap-tahap yang dilakukan dalam perubahan rekam medis manual ke elektronik dan manfaat dari rekam medis elektronik. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang sedang dilakukan terdapat pada jenis penelitian dan juga rancangan penelitian yang samasama menggunakan cross sectional. Perbedaan dengan penelitian ini terdapat pada tujuan penelitian dimana pada penelitian ini tujuannya ada tiga yaitu kesiapan SDM, tahap-tahap dan manfaat penerapan sistem informasi,
sedangkan
pada
penelitian
yang
berlangsung
hanya
membahas tentang langkah-langkah pelaksanaan perubahan.
F. Gambaran Umum Rumah Sakit Berdasarkan Buku Data dan Informasi Layanan RS Grhasia Tahun 2012, Rumah Sakit Jiwa Grhasia Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan Rumah Sakit Khusus Jiwa Kelas A Non Pendidikan berkapasitas 210 tempat tidur milik Pemerintah DIY yang berlokasi di Jalan Kaliurang Km. 17, Pakembinangun, Pakem, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Pada awalnya Rumah Sakit Jiwa Grhasia Daerah Istimewa Yogyakarta mempunyai lahan seluas 104.250m2. Namun pada tahun 2006 sebagian lahan
6
dipergunakan untuk lokasi Lapas Narkotika seluas 47.860m2 sehingga luas tanah saat ini menjadi 56.390m2 sesuai keputusan Bupati Sleman No. 20.IL/Kep.
KDH/A/2010
dengan
pemakaian
total
bangunan
seluas
13.446,5m2. Selain itu terdapat makam pasien di tempat yang berbeda seluas 15.015m2 di desa Umbulharjo, Ngemplak, Sleman. Berdasarkan SK Gubernur DIY No. 7 tahun 2012 tanggal 11 Januari 2012 tentang Pergantian Nama dan Logo Rumah Sakit, dilakukan perubahan nama dari Rumah Sakit Grhasia menjadi Rumah Sakit Jiwa Grhasia dengan tugas pokok dan fungsi tetap. Perubahan berdasarkan Permenkes No. 340/Menkes/PER/III/2012 tentang Klasifikasi Rumah Sakit pasal 30 yaitu Penamaan RS Khusus harus mencantumkan kekhususannya. 1. Jenis Pelayanan a. Instalasi Gawat Darurat (24 jam) 1) Kegawatdaruratan Psikiatri dan Napza; 2) Kegawatdaruratan Umum; 3) Pelayanan Pemeriksaan Umum (False Emergency); dan 4) Pelayanan Ambulans 118 b. Instalasi Rawat Jalan 1) Klinik Psikiarti/Jiwa a) Konsultasi kasus jiwa b) KIR bebas narkoba c) KIR kesehatan jiwa d) Visum et Repertum e) Test psikometri 2) Klinik psikologi;
7
3) Klinik keperawatan jiwa; 4) Pelayanan surat keterangan sehat/KIR jasmani; 5) Klinik akupuntur; 6) Klinik gigi dan mulut; 7) Klinik penyakit dalam; 8) Klinik saraf; 9) Klinik kulit dan kelamin; 10) Klinik anakan dan tumbuh kembang dan pendukungnya (okupasi terapi, terapi wicara, fisioterapi, tumbuh kembang anak dan pijat bayi); dan 11) Klinik VCT (konsultasi dan test HIV). c. Instalasi Rawat Inap (Psikiatri) 1) Unit Perawatan Psikiatri Intensif; dan 2) Unit Perawatan Psikiatri: bangsal tenang d. Instalasi Penanganan Korban Napza 1) Klinik Napza; 2) Klini Metadon; 3) Hipnoterapi; dan 4) Rawat Inap Napza; e. Layanan Pendukung 1) Instalasi Laboratorium a) Laboratorium Rawat jalan; b) Laboratorium Rawat Inap; dan c) General Check Up (GCU) 2) Instalasi Radiologi
8
a) Foto Rontgen; dan b) USG 4 dimensi 3) Instalasi Farmasi 4) Instalasi Elektromedik a) Elektro Enchepalografi (EEG); b) Elektro Myografi (EMG); c) Elektro Kardiografi (EKG); d) Treadmil; dan e) Brainsteam
Evoked
Response
pendengaran 5) Instalasi Rehabilitasi Mental a) Rehabilitasi keterampilan; b) Rehabilitasi pertukangan/las; dan c) Rehabilitasi pertanian 6) Instalasi Kesehatan Jiwa Masyarakat 7) Jaminan khusus kesehatan jiwa a) Jamkesmas; b) Jamkesda; c) Jamkesos; dan d) Askes sosial.
Auditory
(BERA)/test
9
2. Performance Rumah Sakit Jiwa Grhasia DIY Tabel 1. Performance Rumah Sakit Jiwa Grhasia DIY Tahun No. Indikator Kerja Keterangan 2010 2011 2012 BOR (Bed 1 74,98 76,21 78,10 % Occupation Ratio) LOS (Lenght Of 2 34,16 38,43 44,25 Hari Stay) 3 BTO (Bed Turn Over) 5,59 6,19 7,01 Kali TOI (Turn Over 4 16,34 13,85 11,40 Hari Interval) NDR (Net Death 5 0 0,002 0 ‰ Rate) GDR (Gross Death 6 0 0,003 0 ‰ Rate) Sumber: Data dan Informasi Layanan RSJ Grhasia Tahun 2012