BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pada pemerintahan sekarang mengharuskan adanya transparansi laporan keuangan. Pengguna laporan keuangan mengharapkan adanya laporan keuangan yang benar, dapat dijadikan sebagai pengambil sebuah keputusan dan bukan disalah gunakan untuk dimanipulasi. Kasus manipulasi laporan keuangan telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir ini. Berawal dari skandal yang melibatkan sejumlah perusahaan terkemuka, seperti Enron, Xerox, Tyco, Global Crossing, dan Worldcom. Kasus tersebut melibatkan banyak pihak dan berdampak luas. Kasus Enron, misalnya, melibatkan CEO, komisaris, komite audit, internal auditor sampai dengan eksternal auditor. Terungkapnya skandal akuntansi tersebut menyebabkan merosotnya kepercayaan masyarakat pasar uang dan pasar modal. Kasus di Indonesia sendiri salah satunya adalah kasus Kimia Farma dan kasus Bank Lippo yang melibatkan kantor akuntan yang selama ini diyakini memiliki kualitas audit tinggi. Akuntan publik sebagai pihak independen yang memberikan opini kewajaran terhadap laporan keuangan emiten juga menjadi salah satu pihak yang mau tidak mau ikut bertanggung jawab atas merebaknya kasus-kasus manipulasi akuntansi. Dari kasus-kasus diatas, menimbulkan dampak kekhawatiran bagi para pengguna laporan audit. Mereka mengharapkan bahwa laporan keuangan yang
1
2
telah diaudit oleh akuntan publik bebas dari salah saji material, dapat dipercaya kebenarannya untuk dijadikan sebagai dasar pengambilan keputusan dan telah sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku di Indonesia. Oleh karena itu diperlukan suatu jasa profesional yang berpengalaman, berintegritas dan berpengetahuan dari auditor sehingga kualitas audit yang dihasilkan dapat dipercaya. Penelitian ini termotivasi dari penelitian-penelitian terdahulu antara lain oleh Nataline (2007) bahwa kualitas audit ditentukan oleh 4 hal yaitu batasan waktu audit, pengetahuan audit, pemberian bonus dan pengalaman kerja. Sesuai dengan tanggung jawabnya untuk kesenjangan perusahaan, maka seorang akuntan publik harus berpengetahuan dalam melakukan pengauditan dan penelitian ini juga termotivasi akan fenomena atau kasus tentang audit yang ada didalam negeri maupun diluar negeri. Sesuai dengan standar umum dalam Standar Profesional Akuntan Publik bahwa auditor disyaratkan memiliki pengalaman kerja yang cukup dalam profesi yang ditekuninya, serta dituntut untuk memenuhi kualifikasi teknis dan berpengalaman dalam industri-industri yang mereka audit (Arens dkk., 2004) dalam (Nugraha, 2013). Pengalaman merupakan salah satu elemen penting dalam tugas audit di samping pengetahuan, sehingga tidak mengherankan apabila cara memandang dan menanggapi informasi yang diperoleh selama melakukan pemeriksaan antara auditor berpengalaman dengan yang kurang berpengalaman akan berbeda
3
demikian halnya dengan mengambil keputusan tugasnya (Libby dan Trotman, 2002) dalam (Ika, 2011 dan Nugraha, 2013). Untuk mencapai audit yang berkualitas dibutuhkan juga pengetahuan, pengalaman kerja audit , dan integritas yang tinggi. Pengetahuan sangat penting untuk dimiliki oleh seorang auditor, terlebih pengetahuan dalam bidang akuntansi dan auditing. Kedua pengetahuan merupakan suatu dasar yang penting yang menjadi modal selama bekerja sebagai seorang akuntan, terlebih pada saat melaksanakan suatu audit atas laporan keuangan. Pengetahuan audit bisa diperoleh dari berbagai pelatihan formal ataupun dari pengalaman khusus, yang berupa kegiatan seminar, loka karya, serta pengarahan dari auditor senior kepada auditor juniornya. Pengetahuan disini juga bisa diperoleh dari frekuensi seorang akuntan publik dalam melakukan suatu pekerjaan dalam proses pengauditan suatu laporan keuangan. Seseorang yang melaksanakan pekerjaan sesuai dengan pengetahuan yang dimiliki akan memberikan hasil yang lebih baik dari pada mereka yang tidak memiliki pengetahuan yang cukup memadai akan tugasnya (Salsabila dan Prayudiawan, 2011:158) Dalam Penelitian yang dilakukan Nataline (2007) dalam Ayuningtyas (2012), menunjukkan bahwa ada pengaruh positif pengalaman kerja terhadap kualitas audit. Auditor yang tidak berpengalaman akan melakukan atribusi kesalahan lebih besar dibandingkan dengan auditor yang berpengalaman. Integritas auditor juga berpengaruh terhadap kualitas audit. Sunarto (2003) dalam Sukriah, dkk (2009) menyatakan bahwa integritas dapat menerima kesalahan yang tidak disengaja dan perbedaan pendapat yang jujur, tetapi tidak
4
dapat menerima kecurangan prinsip. Dengan integritas yang tinggi, maka auditor dapat meningkatkan kualitas hasil auditnya (Pusdiklatwas BPKP, 2005) dalam Ayuningtyas (2012). Akan tetapi Penelitian Sukria dkk, (2009) dalam Fahdi tentang pengaruh pengalaman kerja, independensi, obyektifitas, integritas, dan kompetensi auditor terhadap kualitas hasil pemeriksaan memberikan hasil bahwa pengalaman kerja, obyektifitas dan kompetensi
berpengaruh positif terhadap kualitas hasil
pemeriksaan. Sedangkan untuk indepedensi dan integritas tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan. Diani Mardisar dan Ria Nelly (2007) menunjukkan bahwa pengetahuan berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas hasil kerja, baik pada kompleksitas pekerjaan tinggi maupun pada kompleksitas pekerjaan yang rendah. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan kombinasi variabel-variabel independen penelitian sebelumnya yaitu “Pengaruh Batasan Waktu Audit, Pengetahuan Audit, Pemberian Bonus dan Pengalaman Kerja terhadap Kualitas Audit” dengan mengganti Batasan waktu audit, pemberian bonus dan menambahkanIntegritas untuk dianalisa pengaruhnya terhadap kualitas audit yang dilakukan pada Kantor Akuntan Publik (KAP). Penelitian mengenai kualitas audit penting agar mereka dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas audit dan dapat meningkatkan kualitas audit yang dihasilkannya. Oleh karena menarik bagi peneliti mengadakan penelitian tentang Pengaruh Pengalaman Audit, Integritas, dan Pengetahuan Audit terhadap Kualitas Audit.
5
Atas dasar latar belakang diatas, peneliti mengangkat judul “PENGARUH PENGALAMAN AUDIT, INTEGRITAS, DAN PENGETAHUAN AUDIT TERHADAP KUALITAS AUDIT” (Studi Empiris pada KAP (Kantor Akuntan Publik) di Tangerang). B. Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diungkapkan di atas, maka penulis merumuskan masalah penelitian sebagai berikut : 1. Apakah pengalaman audit berpengaruh terhadap kualitas audit? 2. Apakah integritas berpengaruh terhadap kualitas audit? 3. Apakah pengetahuan audit berpengaruh terhadap kualitas audit? C. Tujuan dan Kontribusi Penelitian a. Tujuan Penelitian Tujuan yang hendak dicapai pada penelitian ini adalah untuk : 1. Menguji dan menganalisis pengaruh pengalaman audit terhadap kualitas audit. 2. Menguji dan menganalisis pengaruh integritas terhadap kualitas audit. 3. Menguji dan menganalisis pengaruh pengetahuan audit terhadap kualitas audit. b. Kontribusi Penelitian Penelitian ini diharapkan memberikan kegunaan antara lain : 1. Bagi praktisi Diharapkan dapat memberikan kontribusi pada pengembangan teori terutama yang berkaitan dengan auditing dan akuntansi keperilakuan
6
terhadap pengujian empiris atas pengalaman audit, integritas, dan pengetahuan audit terhadap kualitas audit. 2. Bagi auditor Diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam rangka meningkatkan profesionalisme profesi khususnya dalam kinerjanya. 3. Bagi Ikatan Akuntan Indonesia Diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam pembuatan aturan-aturan atau kebijakan-kebijakan yang akan digunakan oleh para anggotanya. 4. Bagi kantor-kantor akuntan publik (KAP) Diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam pengelolaan SDM untuk meningkatkan kemahiran auditornya melalui peningkatan pengetahuan, pengalaman dan pelatihan auditor.