BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah Dengan adanya otonomi daerah, lembaga pemerintahan yang sebelumnya kewenangannya dipegang oleh pemerintahan pusat sekarang telah mempunyai kewenangan sendiri atau tidak tergantung pada pemerintah pusat lagi. Tidak terkecuali dengan lembaga pendidikan, bahkan koordinasi antara lembaga pendidikan Kabupaten/Kota dengan Dinas Provinsi hanya sebatas pengembangan proyek-proyek kelembagaan. Adanya desentralisasi dari pusat ke daerah dapat memberikan efek yang cukup signfikan terhadap lembaga pendidikan yang termasuk di dalamnya lingkungan sekolah. Selama ini, dinamika kerja antara pegawai yang berada dalam lembaga pendidikan berbeda dengan lembaga yang lainnya. Perbedaan dapat terlihat dari jam kerja guru, seharusnya ketentuan jam kerja Pegawai Negeri Sipil (PNS) juga berlaku bagi guru non Pegawai Negeri Sipil. Ada atau tidaknya jam pelajaran guru harus berada disekolah, guru dapat mengerjakan tugas-tugas lain di luar tugas mengajar diruangan kelas. Akan tetapi, pada umumnya jam kerja guru adalah jam mengajar, sehingga jika tidak ada jadwal mengajar, ia bisa meninggalkan tempat kerja. Setelah berada di bawah kendali pemerintah Kabupaten/Kota, ketentuan jam kerja guru semakin ditegaskan untuk mengikuti pola yang berlaku dilingkungan
1
pemerintah daerah. Dinamika kerja yang sudah berlaku sekian lama tentu saja sulit diubah dengan pola yang baru. Keberadaan guru yang lebih lama disekolah semestinya lebih bermakna bagi pelayanan yang lebih optimal terhadap siswa. Guru bisa memanfaatkan waktu diluar jam mengajar secara produktif, misalnya dengan cara merancang metode pengajaran yang lebih tepat sasaran, menganalisis hasil belajar siswa, berinteraksi yang lebih mendalam terhadap siswa, atau bisa juga dengan mengadakan penelitian untuk mengungkap kasus-kasus problematika belajar dan pengajaran. Semua itu tentu saja berpulang pada pribadi para guru untuk lebih meningkatkan etos kerjanya. Ketika
dunia
cenderung
mengarah
kepada
materialistis
dan
konsumerisme, profesi guru semakin lama semakin terpuruk. Guru telah menjadi semacam komoditi yang diperlukan tetapi terkadang tidak dihargai. Membenahi profesi dan meningkatkan etos kerja guru tidak mudah. Masalah guru bukan hanya pada penggajiannya yang rendah, atau disebabkan masalah-masalah teknis, namun karena masalah yang kompleks yang merupakan refleksi dari perubahan besar di dalam masyarakat kita, yaitu pentingnya upaya meningkatkan sumber daya manusia. Kebutuhan itu sangat dirasakan, namun belum menjadi suatu hal yang penting dalam pandangan masyarakat terhadap pendidikan yang masih kurang. Begitu pula komitmen pemerintah yang masih rendah untuk secara sadar menempatkan pendidikan sebagai syarat pertama mengangkat derajat kehidupan bangsa.
2
Dalam keseluruhan kegiatan pendidikan di dalam sekolah, guru merupakan pemegang posisi strategis, hak-hak asasi guru secara pribadi, pemangku profesi keguruan, anggota masyarakat dan warga negara perlu mendapat prioritas dalam mendapatkan pemberdayaan. Penataan Sumber Daya Manusia (SDM) guru dan kesejahteraannya meliputi imbalan jasa, perbaikan lingkungan kerja, suasana dalam bekerja, kondisi kerja yang baik, dan juga kesempatan peningkatan diri dan karier. Profesionalisme guru dibangun melalui penguasaan kompetensi- kompetensi yang secara nyata diperlukan dalam menyelesaikan pekerjaan. Kompetensi-kompetensi penting jabatan guru tersebut adalah : kompetensi bidang substansi atau bidang subsidi; kompetensi bidang pembelajaran; kompetensi bidang pendidikan nilai dan bimbingan; serta kompetensi
bidang
hubungan
pelayanan/pengabdian
masyarakat.
Pengembangan profesionalisme guru meliputi peningkatan kompetensi, peningkatan kinerja (performance) dan kesejahteraannya. Guru sebagai profesional dituntut untuk senantiasa meningkatkan kemampuan, wawasan dan kreativitasnya. Sebagai profesi, agar citra guru mendapat kepercayaan publik perlu meningkatkan mutu kinerjanya. Kinerja merupakan hasil akhir dari suatu pekerjaan tertentu selama periode tertentu (Bernadian dan Russel, dalam Ruky 2001: 14). menurut Nawawi (2005), kinerja adalah: “Kinerja adalah hasil pelaksanaan suatu pekerjaan baik bersifat fisik/material maupun non-fisik/non-material”.
3
Kondisi kinerja dalam suatu lembaga seperti pendidikan/sekolah yang baik, kurang baik, atau buruk bisa banyak di tentukan oleh berbagai faktor, contonya biaya pendidikan yg beragam, fasilitas yang terdapat disekolah memenuhi semua yang diperlukan pendidikan dan ekstrakulikuler, kondisi siswa yang memang di saring hanya bibit-bibit unggulan saja yang di terima masuk sekolah tersebut, dan atau kinerja guru yang sudah maksimal dalam pengajaran di sekolah tersebut. Kinerja seorang guru dapat diukur dan dinilai, dengan tujuan untuk memperoleh informasi apakah ada peningkatan atau tidak terhadap hasil dari pekerjaan tersebut. apabila terjadi peningkatan maka mengindikasikan bahwa guru tersebut mempunyai kinerja yang baik, sebaliknya apabila terjadi penurunan prestasi maka mengindikasikan bahwa selama periode tersebut guru yang bersangkutan mempunyai kinerja yang jelek. Kinerja yang baik dapat menumbuhkan kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan pendidikan di sekolah tersebut. Terdapat
beberapa
faktor yang mempengaruhi
kinerja
guru,
diantaranya Iklim Organisasi, Pengembangan SDM, dan Motivasi Kerja. Motivasi kerja merupakan
kesediaan seseorang untuk melakukan suatu
kegiatan dalam rangkan mencapai tujuan organisasi di mana kesediaan tersebut didorong oleh adanya keinginan individu tersebut untuk memenuhi kebutuhannya (Robbin, 1997:198). Dengan demikian motivasi seseorang untuk bekerja adalah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Motivasi inilah yang mendorong seorang individu untuk bekerja dengan sungguh-sungguh
4
yang pada akhirnya dapat meningkatkan kinerjanya. Faktor kedua adalah pendidikan dan latihan, yaitu suatu kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dalam rangka menambah pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya yang diselenggarakan oleh instansi atau organisasi. Dengan mengikuti pendidikan dan latihan, pengetahuan dan keterampilan seorang guru akan bertambah, dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang belum ahli menjadi ahli, yang akhirnya akan meningkatkan kinerjanya. Faktor terakhir adalah iklim organisasi, yaitu lingkungan organisasi di mana seseorang bekerja baik lingkungan internal maupun eksternal (Ambar Teguh dan Rosidah (2003:77). Seseorang akan merasa nyaman dalam bekerja apabila lingkungan di mana orang tersebut bekerja dalam keadaan kondusif. Iklim organisasi yang kondusif akan mendorong pegawai untuk bekerja dengan rajin dan sungguh-sungguh sehingga dapat meningkatkan kinerjanya. Berdasarkan uraian-uraian diatas, penulis bermaksud melakukan penelitian deskriptif tentang kinerja guru, dengan lokasi penelitian yang dipilih adalah SMA Prisma Serang Banten. Pertimbangan penulis mengambil lokasi di SMA Prisma Serang karena menurut pengamatan dan pencarian data dan fakta dilapangan sekolah ini merupakan salah satu sekolah swasta terbaik yang menjadi sorotan publik didaerahnya, hal ini terlihat dari kelulusan siswa 100 persen dalam tiga tahun terakhir1, dan dari
1
Sumber: Bagian Tata Usaha SMA – SMK Prisma Serang
5
jumlah siswa yang diterima diperguruan tinggi favorit terus meningkat 2 . Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 1 Jumlah Lulusan SMA Prisma Serang Banten
Tahun
Jumlah Siswa XII
Jumlah Lulusan
Persentase
2008
252
252
100%
2009
256
256
100%
2010
260
260
100%
Sumber: Bagian Tata Usaha SMA Prisma Banten
Dari tabel tersebut terlihat bahwa sejak tahun 2008 sampai dengan tahun 2010, secara persentase jumlah kelulusan siswa mencapai 100%. Dengan kata lain semua siswa SMA Prisma Banten lulus. Dari jumlah siswa yang lulus tersebut, sebagian besar diterima di perguruan tinggi favorit. Berikut ini data jumlah siswa yang diterima di perguruan tinggi favorit. Tabel 2 Jumlah Lulusan SMA Prisma Serang Banten yang Diterima di PT Favorit Tahun
Jumlah lulusan
Jumlah yang Diterima
Persentase
2008
252
138
55%
2009
256
186
73%
2010
260
197
75.7%
Sumber: Bagian Tata Usaha SMA Prisma Banten
2
http://prismasanjaya-srg.sch.id/ diunduh 15 november 2011
6
Tabel di atas menunjukkan bahwa jumlah lulusan SMA Prisma Serang Banten yang diterima di perguruan tinggi favorit selama tahun 2008-2010 terus mengalami peningkatan. Keberhasilan ini tentunya didukung oleh semua pihak yang terlibat seperti guru, siswa, orang tua siswa, lingkungan sekolah dan lain sebagainya. Sebagai salah satu pihak yang berhubungan langsung dengan kegiatan belajar mengajar, guru harus meningkatkan kinerjanya. Menurut survey awal yang dilakukan peneliti terhadap beberapa guru di SMA Prisma Serang Banten, selama ini guru-guru sudah bekerja sesuai dengan tugasnya masingmasing, walaupun masih ada beberapa guru yang dalam mengajar belum maksimal. Misalnya, ada beberapa guru yang lebih memilih memberikan tugas kepada siswanya daripada mengajar di dalam kelas. Bahkan ada beberapa guru yang sering datang terlambat dan tidak masuk tanpa ada alasan yang jelas. Apabila kondisi tersebut dibiarkan saja lambat laun dapat menurunkan kinerja guru, yang pada akhirnya dapat mempengaruhi prestasi sekolah tersebut. Berdasarkan uraian tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti Iklim Organisasi, Pengembangan SDM, dan Motivasi Kerja Guru di SMA Prisma Serang-Banten. Alasan pemilihan sekolah ini karena SMA Prisma Serang Banten merupakan salah satu sekolah swasta, dimana sumber pembiayaan sekolah termasuk gaji para guru dikelola sendiri oleh sekolah dan komite sekolah bukan dari pemerintah daerah, sehingga apabila sekolah tersebut menunjukkan kualitas yang baik maka akan semakin banyak orang tua yang
7
berniat menyekolahkan anaknya di SMA Prisma Banten, sehingga akan semakin banyak juga sumber dana bagi pembiayaan sekolah. Sebaliknya jika mutu sekolah rendah, maka keinginan orang tua untuk menyekolahkan anaknya di sekolah tersebut pun akan rendah, yang pada akhirnya akan mengurangi sumber dana bagi sekolah. Oleh karena itu, mutu yang baik merupakan kunci sukses sekolah swasta untuk bersaing dengan sekolah negeri yang pembiayaannya sebagian besar dibantu oleh pemerintah. Dalam penelitian ini, fokus penelitian hanya pada guru di SMA Prisma Serang Banten, karena populasi guru yg ada pada penelitian dianggap sudah cukup mewakili kinerja guru di SMA swasta lainnya. Untuk pemilihan guru sebagai fokus dikarenakan guru merupakan individu yang mengetahui langsung tentang faktor yang mempengaruhi kinerja guru dalam penelitian ini yang meliputi motivasi kerja, pendidikan dan latihan serta iklim organisasi. Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti tertarik untuk mengkaji permasalahan ini dengan memilihi topik penelitian dengan judul “ Iklim Organisasi, Pengembangan SDM, dan Motivasi Kerja Guru di SMA Prisma Serang-Banten”.
1.2
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat diidentifikasi rumusan permasalahan sebagai berikut : Bagaimana Iklim Organisasi, Pengembangan SDM, dan Motivasi Kerja Guru di SMA Prisma Serang-Banten ?
8
1.3
Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui Iklim Organisasi, Pengembangan SDM, dan Motivasi Kerja Guru di SMA Prisma Serang-Bnaten.
1.4
Manfaat Penelitian Atas dasar hasil analisis tersebut diperoleh deskripsi lengkap, rinci, jelas, dan sistematis hasil penelitian sebagai karya ilmiah bidang Administrasi Negara dalam lingkungan manajemen Sumber Daya Manusia. Kegunaan dari penelitian ini meliputi : 1.4.1 Kegunaan teoritis Memberikan sumbangan pemikiran bagi perkembangan ilmu pengetahuan tentang ilmu Administrsi Negara, dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat ditarik suatu gambaran mengenai deskriptif mengenai Iklim Organisasi, Pengembangan SDM, dan Motivasi Kerja Guru di SMA Prisma Serang-Bnaten. 1.4.2 Kegunaan Praktis a. Kegunaan bagi peneliti. Dalam jangka pendek berguna sebagai dasar penyusunan skripsi agar dapat memperoleh data yang akurat dan terbaru. Dalam jangka panjang hasil riset dapat digunakan sebagai dasar pengambilan
keputusan
dalam
usaha
pemecahan
masalah
9
Manajemen Sumber Daya Manusia di lingkungan sekolah dan menemukan jalan keluar yang baik untuk dampak negatif yang timbul dari permasalahan ini. b. Kegunaan bagi mahasiswa dan masyarakat luas. Sebagai sebuah bahan referensi untuk melakukan penelitian terhadap Manajemen Sumber Daya Manusia pada kinerja pegawai di lingkungan sekolah dan memberikan pencerahan bagaimana reicruitmen, pelatihan, dan kinerja pegawai dan staf sekolah. c. Instansi Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi sumbangan pemikiran bagi instansi dalam hal ini pegawai dan staf sekolah SMA Prisma Serang Banten, agar dapat lebih baik lagi dalam memberikan pelayanan yang maksimal kepada siswa, orang tua murid dan masyarakat.
10