BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Pada konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Milenium Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) bulan Desember 2000, sebanyak 189 negara anggota PBB menyetujui delapan butir Millenium Development Goals (MDGs), yaitu komitmen untuk mencapai kemajuan yang nyata dalam upaya pengentasan kemiskinan dan mencapai tujuan pembangunan manusia lainnya pada tahun 2015. MDGs adalah pernyataan terkuat dari komitmen dunia internasional untuk memberantas kemiskinan global. Sesungguhnya, fokus pertama dari MDGs adalah menyangkut masalah kemiskinan dan kelaparan yang parah. Dua target untuk tujuan ini jauh lebih sederhana: yaitu untuk mengurangi hingga setengah jumlah orang yang hidup dengan pendapatan kurang dari $1 per hari dan mengurangi hingga setengah jumlah orang yang menderita kelaparan. Mengurangi kemiskinan hingga setengahnya adalah alat penguji bagi MDGs secara keseluruhan. UNDP (2003) Kemiskinan dan kelaparan ini juga dirasakan bagi kurang lebih 38 juta rakyat Indonesia sebagai realitas sehari-hari. Mendapat gizi yang baik dan pendidikan yang memadai adalah persoalan besar bagi keluarga miskin. Selain itu, kemiskinan mempunyai pengaruh yang lebih luas dan signifikan terhadap masyarakat dan perekonomian Indonesia. Keinginan pemerintah untuk mengentaskan kemiskinan adalah hal penting yang selalu menjadi agenda pemerintah dalam upaya pencapaian kesejahteraan. Berbagai upaya
Universitas Sumatera Utara
telah dilakukan dalam menurunkan tingkat kemiskinan tetapi hasilnya belum menunjukkan hasil yang menggembirakan, bahkan dengan terjadinya krisis ekonomi rakyat miskin di Indonesia semakin bertambah. Keadaan Penduduk miskin selalu menjadi sebuah permasalahan yang penting dalam berbagai daerah, dengan mengetahui jumlah penduduk miskin yang dimiliki oleh suatu daerah maka dapatlah diketahui seberapa besar kesejahteraan yang diperoleh oleh masyarakat. Seberapa besar kemampuan pendapatan masyarakat untuk membeli barang dan jasa, kemampuan untuk berinvestasi dan keinginan pemerintah untuk membangun daerahnya melalui penerimaan daerah. Kualitas sumber daya manusia menjadi hal yang penting karena tanpa sumber daya manusia yang handal maka sulitlah terwujud tujuan dari pembangunan. Masyarakat dibutuhkan dalam mendukung setiap program yang akan dijalankan oleh pemerintah. Kualitas Sumber Daya Manusia merupakan faktor penentu keberhasilan pembangunan dan kemajuan suatu bangsa. Pengalaman negara-negara Asia seperti Jepang, Korea Selatan, Taiwan, Hongkong dan Singapura membuktikan hal tersebut. Kelima negara yang disebut menandakan “ Kebangiktan Ekonomi Asia”, telah berhasil mendorong kemajuan ekonomi mereka secara luar biasa. Tumpuan kemajuan mereka bukanlah kekayaan alam yang melimpah melainkan kualiatas SDM-nya. Akan tetapi, bagi Indonesia justru masalah SDM masih menjadi kendala utama dalam mengentaskan kemiskinan. Menyadari bahwa kualitas SDM Indonesia jauh lebih rendah dibandingkan negara lain dengan tahapan pembangunan yang setaraf dengan di Indonesia, bahkan di kawasan ASEAN sekalipun. Untuk itu perlu kerja keras untuk
Universitas Sumatera Utara
meningkatkan kualitas SDM dan mengejar ketertinggalan dari negara lain, khususnya kawasan ASEAN. Peningkatan kalitas SDM dirahkan pada upaya pembangunan di bidang pendidikan. Semenjak awal tahun 90-an pemerintah telah mencanangkan Program Wajib Belajar 6 tahun yang diharapkan meningkatkan partisipasi anak, khususnya anak usia sekolah dalam pendidikan dasar. Pada tahun 1994 mengalami peningkatan menjadi wajib belajar 9 tahun. Pendidikan diukur dari angka melek huruf dewasa ( sebagai persentase total populasi dewasa ) dan rata-rata lama sekolah. Hipotesanya adalah semakin baik pembangunan ekonomi disuatu propinsi semakin tinggi tingkat pendidikan rata-rata masyarakat atau semakin tinggi angka melek huruf (semakin rendah angka buta huruf) dan semakin lama rata-rata bersekolah. Pendidikan yang baik mendukung masyarakat dapat mimiliki pekerjaan yang layak. Dari pekerjaan tersebut dapat memperoleh pendapatan yang menunjang kualitas hidup masyarakat semakin meningkat. Medan menjadi salah satu kota yang ikut mendukung program pemerintah dalam upaya pengentasan kemiskinan. Dibandingkan dengan kabupaten dan kota yang ada di provinsi Sumatera Utara kota Medan memiliki akses untuk mengembangkan daerahnya lebih cepat dibandingkan dengan kota/kabupaten lainnya karena memiliki berbagai sarana dan prasarana yang menunjang upaya pengurangan jumlah penduduk miskin misalnya: sarana pendidikan. Selain itu sebagai ibukota propinsi Medan berbagai kegitan ekonomi ada di kota ini sehingga kemungkinan untuk memperoleh pekerjaan yang memadai cukup besar. Sekalipun berbagai akses sarana dan prasarana yang tersedia di kota Medan tetapi berdasarkan data yang diperoleh dari BPS (2008) jumlah dan persentase penduduk miskin
Universitas Sumatera Utara
di kota Medan pada tahun 2004 berjumlah 142.600 jiwa dengan persentase 7,13 %. Dilanjutkan dengan tahun 2006 penduduk miskin di kota medan sebanyak 160.700 dengan persentase 7,77 % dan pada tahun 2007 jumlahnya menurun menjadi 148.100 dan persentase yang diperoleh adalah 7,09 %. Dilanjutkan dengan tahun 2008 jumlah penduduk miskin adalah 138.700 dan persentase yang diperoleh adalah 6,63%. Dari data yang diperoleh tersebut perlu diketahui mengapa masyarakat kota Medan mengalami kemiskinan dan hal apa saja yang mempengaruhinya. Sekalipun mengalami penurunan jumlah penduduk miskin tetapi angka kemiskinan yang ada di kota Medan tidak dapat dikatakan sedikit. Sehingga perlu dikaji lebih jauh apa sebenarnya yang mempengaruhi kemiskinan masyarakat di kota Medan melalui tesis yang diberi judul “ Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Di Kota Medan”.
1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka rumusan masalah yang dapat dibuat adalah sebagai berikut : 1. Apakah faktor jam kerja berpengaruh terhadap pendapatan keluarga miskin dikota Medan ? 2. Apakah faktor tingkat pendidikan berpengaruh terhadap pendapatan keluarga miskin dikota Medan ? 3. Apakah jumlah anggota keluarga yang bekerja berpengaruh terhadap pendapatan keluarga miskin dikota Medan ? 4. Apakah jumlah anggota keluarga yang ditanggung berpengaruh terhadap pendapatan keluarga miskin dikota Medan ?
Universitas Sumatera Utara
5. Apakah biaya hidup/bulan berpengaruh terhadap pendapatan keluarga miskin dikota Medan ? 6. Apakah akses terhadap lembaga keuangan berpengaruh terhadap
pendapatan keluarga
miskin dikota Medan?
1.3. Tujuan Penelitian Tujuan Penelitian ini adalah : 1. Untuk menganalisis pengaruh jam kerja, jumlah anggota keluarga, tingkat pendidikan, biaya hidup/bulan, jumlah anggota keluarga yang bekerja dan akses terhadap lembaga keuangan terhadap pendapatan keluarga miskin di Kota Medan.
1.4. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Sebagai bahan masukan atau bahan pertimbangan bagi pemerintah dalam mengambil keputusan atau menetapkan kebijakan tentang pengentasan kemiskinan di kota Medan. 2. Dapat
digunakan
sebagai
bahan
studi
atau
tambahan
literatur
bagi
mahasiswa/mahasiswi Fakultas Ekonomi khususnya Magister Ekonomi Pembangunan. 3. Sebagai bahan referensi dan informasi bagi masyarakat yang ingin melakukan penelitian selanjutnya. 4. Untuk peneliti sebagai bahan studi dan penelitian untuk meraih gelar Magister Sains pendidikan pascasarjana ekonomi pembangunan di Universitas Sumatera Utara.
Universitas Sumatera Utara