BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini, akan disajikan tentang latar belakang dari penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, kerangka konsep, definisi konseptual dan operasional, pertanyaan penelitian dan hipotesis serta manfaat penelitian. 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap orang tua di dunia ini pasti menginginkan anaknya dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Hal tersebut dapat dicapai dengan asupan gizi yang baik sejak awal anak tersebut lahir hingga ia tumbuh dewasa. Hal pertama yang dapat di berikan orang tua terutama ibu kepada anaknya adalah Air Susu Ibu (ASI). Bayi dengan ASI eksklusif adalah bayi yang hanya diberikan ASI tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih, dan tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi dan tim (Roesli, 2000). Di dalam ASI terdapat kolostrum, Bahiyatun (2008) menyatakan bahwa kolostrum atau susu pertama mengandung antibodi yang kuat untuk mencegah infeksi selain itu juga membuat bayi lebih kuat. Menurut Priyono (2010), kolostrum (susu jolong) mengandung protein dalam kadar tinggi, zat daya tahan tubuh (immunoglobulin) dalam kadar yang lebih tinggi daripada susu sapi. ASI juga mempunyai enzim yang berfungsi membantu pencernaan bayi dimana fungsi pankreas masih belum sempurna, sebagai pengangkut logam - logam (magnesium, zink, zat besi)
1
dan juga berfungsi sebagai anti infeksi (Soetjiningsih, 1997). Selain itu ASI juga mengandung banyak nutrien yang tidak didapatkan di dalam susu formula. Baby Friendly Hospital Initiative (BFHI) adalah suatu badan usaha yang bergerak bersama organisasi kesehatan dunia dan The United Nation Children’s Fund untuk menganjurkan, mempromosikan dan mendukung pemberian ASI sebagai model untuk nutrisi bayi paling optimal (Wong dkk, 2002). Menurut Matondang (2008) di dalam Wijayanti (2010), di negara Indonesia, mikroorganisme patogen maupun zat alergen lainnya masih menjadi masalah. Bayi yang mengkonsumsi Pengganti Air Susu Ibu (PASI) lebih sering menderita infeksi dibandingkan dengan yang mendapat ASI. Dengan tatalaksana menyusui yang benar, pemberian ASI eksklusif selama usia 6 (enam) bulan akan cukup memenuhi kebutuhan tumbuh bayi normal (Roesli, 2000). Oleh karena itu sangat dianjurkan bagi ibu untuk memberikan ASI eksklusif pada anaknya dalam waktu 6 (enam) bulan. Hal ini sangat membantu untuk menjaga daya tahan tubuh anak dalam masa pertumbuhan dan perkembangannya sampai ia menjadi dewasa nanti. Namun, faktanya masih banyak ibu yang tidak berhasil menyusui secara eksklusif. Hal ini di dukung oleh hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 1997 dan Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2001 yang di pakai dalam perencanaan program menyatakan hanya 50 – 60% ibu memberi ASI eksklusif
bahkan target ASI secara yang seharusnya
mencapai 80%
2
(Aritonang & Priharsiwi, 2006). Menurut hasil penelitian Hartini, dkk tahun 1998 di daerah Yogyakarta, menyatakan bahwa sebelum ASI keluar, bayi telah diberi susu formula (36% di perkotaan dan 17% di pedesaan), diberi madu (24% di perkotaan, 17% di pedesaan), di beri air putih (22% di perkotaan dan 27% di pedesaan) selain itu hanya 28% (di perkotaan) dan 30% (di pedesaan) bayi yang diberi ASI eksklusif hingga usia empat bulan bahkan pada usia 6 (enam) bulan hampir tidak ada bayi yang di beri ASI eksklusif (Aritonang & Priharsiwi, 2006). Selain itu menurut Roesli (2008) di dalam Anggrita (2009), berdasarkan hasil penelitian WHO (2000) yang dilakukan di enam negara berkembang, jika bayi tidak disusui, risiko kematian bayi usia 9-12 bulan meningkat 40% dan angka ini meningkat menjadi 48% pada bayi dengan usia dibawah dua bulan. Hasil SDKI tahun 1997 menunjukkan bahwa pemberian ASI eksklusif untuk bayi 4-5 bulan sebesar 23,9% sedang untuk bayi 6-7 bulan hanya 7,9%. Menurut Depkes (1996) di dalam Siahaan (2011), menyatakan bahwa tingkat pendidikan ibu yang rendah akan berpengaruh pada pengetahuan ibu dalam menyelesaikan masalah seperti pemberian ASI eksklusif. Menurut Handayani (2007) di dalam Siahaan (2011), menyatakan bahwa pendidikan yang lebih tinggi akan dengan mudah menerima perubahan akan hal-hal baru yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan bagi individu. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara singkat yang dilakukan peneliti dengan orang tua atau pengunjung di OPD Pediatrik SHLV. Peneliti
3
melakukan penelitian di ruang OPD Pediatrik karena jumlah angka kunjungan di hari libur (Sabtu) lebih banyak dibandingkan dengan hari biasa. Observasi dan wawancara singkat dilakukan selama tiga kali yaitu pada tanggal 30 September 2011 hari Jumat, satu Oktober 2011 hari Sabtu, serta pada tanggal delapan Oktober 2011 hari Sabtu, terdapat 40 ibu yang mempunyai bayi usia 0-12 bulan yang tidak memberikan ASI secara eksklusif kepada bayi mereka sampai enam bulan, selain itu bayi - bayi tersebut sudah diberikan makanan seperti bubur atau susu formula pada bayi. Selain itu menurut hasil wawancara singkat dengan perawat OPD Pediatrik angka kunjungan di Out Patient Department (OPD) Pediatrik Siloam Hospitals Lippo Village (SHLV) hari biasa sekitar 120 orang dan pada hari Sabtu (hari libur) angka kunjungan menjadi lebih banyak. Hal ini di buktikan hasil observasi peneliti dan wawancara singkat perawat pada tanggal 29 Oktober 2011, dimana jumlah pasien pada saat itu mencapai 165 orang dimana terdapat 27 ibu yang mempunyai bayi usia 4-12 bulan dengan keterangan 21 ibu tidak memberikan bayi ASI eksklusif sedangkan enam orang ibu memberikan ASI eksklusif pada bayinya. Selain itu di dapatkan data angka kunjungan bayi yang berusia 6-12 bulan selama satu tahun pada tahun 2011 sebanyak 6438 orang dengan rata-rata setiap bulannya sebanyak 537 orang (Rekam Medik SHLV, 2011). Dalam hal ini, perawat berperan penting untuk memberikan penyuluhan atau pendidikan kesehatan kepada para ibu untuk memberikan ASI secara eksklusif tanpa memberikan makanan tambahan atau pendamping
4
ASI sebelum bayi tersebut berumur enam bulan serta memberikan informasi tentang manfaat pemberian ASI secara eksklusif untuk tumbuh kembang bayi. Selain itu, perawat juga dapat memberikan saran pada ibu untuk memecahkan kendala yang ia hadapi dalam usahanya memberikan ASI secara eksklusif. Berdasarkan uraian data di atas, peneliti bertujuan untuk meneliti status pekerjaan, sikap dan pengetahuan ibu. Maka peneliti akan membahasnya melalui skripsi dengan judul
“Hubungan Antara Faktor
Karakteristik Ibu Dengan Pemberian ASI Eksklusif Pada Bayi di Out Patient Department Pediatrik Siloam Hospitals Lippo Village”. 1.2 Perumusan Masalah Orang tua sangat memberi pengaruh pada tumbuh kembang anaknya dari bayi hingga dewasa. Ibu sangat berperan besar untuk hal tersebut yaitu dengan memberikan ASI secara eksklusif. Pemerintah dan organisasi juga sudah mempromosikan dan menganjurkan ibu untuk memberikan ASI secara eksklusif maksimal selama 6 bulan. Namun, masih saja ada banyak ibu yang tidak berhasil memberikan ASI secara eksklusif di OPD Pediatrik SHLV. Hal ini dapat menyebabkan bayi berisiko tinggi terkena infeksi, menghambat tumbuh kembang bayi, kurang eratnya hubungan kasih sayang ibu dan bayinya. Maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah status pekerjaan, sikap dan pengetahuan ibu berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi di OPD Pediatrik SHLV?
5
1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dalam penelitian ini terdiri dari tujuan umum dan tujuan khusus antara lain sebagai berikut, 1.3.1 Tujuan Umum : Untuk mengidentifikasi hubungan antara faktor karakteristik ibu dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi di OPD Pediatrik SHLV. 1.3.2 Tujuan Khusus: 1) Mengidentifikasi status pekerjaan ibu. 2) Mengidentifikasi sikap ibu terhadap ASI eksklusif. 3) Mengidentifikasi pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif. 4) Mengidentifikasi pemberian ASI eksklusif di SHLV. 5) Mengidentifikasi hubungan status pekerjaan ibu dengan pemberian ASI eksklusif di SHLV. 6) Mengidentifikasi hubungan sikap ibu tentang ASI eksklusif dengan pemberian ASI eksklusif di SHLV. 7) Mengidentifikasi hubungan pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif dengan pemberian ASI eksklusif di SHLV 1.4 Kerangka Konseptual Menurut Roesli (2000), bayi yang di beri ASI eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI saja tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih, dan tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi dan tim. Salah satu faktor yang 6
menghambat ibu menyusui adalah faktor karakteristik ibu itu sendiri yang meliputi pekerjaan, sikap dan pengetahuan (Rohani, 2007). Pekerjaan adalah sekumpulan tugas dan tanggung jawab yang akan, sedang, dan telah dikerjakan oleh tenaga kerja dalam kurun waktu tertentu (Sastrohadiwiryo, 2002). Menurut Notoatmodjo (2003) di dalam Rohani (2007), sikap merupakan respon tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus, dan merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek di lingkungan tertentu. Menurut Notoatmodjo (2003) di dalam Rohani (2007) mengatakan pengetahuan adalah hasil dari tahu setelah orang tersebut melakukan pengindraan terhadap suatu objek. Adapun pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif menurut Notoatmodjo (2003) di dalam Rohani (2007) adalah tahu, memahami, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi.
7
Faktor Karakteristik Ibu yang berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif antara lain:
Pekerjaan
Pemberian ASI Eksklusif selama 6 bulan
Sikap (Menerima, merespon, menghargai, bertanggung jawab). Pengetahuan (tahu, memahami, aplikasi, analisis, sintesis, evaluasi).
Tidak ada hubungan
Ada hubungan
Bagan 1.1 Kerangka Konsep Penelitian “Hubungan antara karakteristik ibu dengan pemberian ASI eksklusif” Sumber diadaptasi dari Rohani (2007).
8
Tabel 1.1 Definisi Konseptual dan Operasional Variabel Definisi Definisi Skala Konseptual Operasional Pekerjaan Kegiatan Nominal Pekerjaan yang adalah dilakukan ibu sekumpulan tugas dan yang memiliki tanggung jawab yang anak 6-12 bulan di OPD akan, sedang, dan Pediatrik SHLV telah sebagai dikerjakan tenaga kerja oleh tenaga untuk kerja dalam mendapatkan kurun waktu penghasilan tertentu baik di dalam (Sastrohadiw maupun di iryo, 2002) luar rumah.
Hasil Ukur 0 : Bekerja 1 : Tidak Bekerja
Cara Pengukuran Keterangan dengan mengguna-kan pernyataan bekerja dan tidak bekerja
Sikap
Sikap merupakan respon tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus, dan merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek di lingkungan tertentu (Notoatmodjo, 2003 di dalam Rohani, 2007).
Respon tertutup dari ibu yang memiliki anak 6-12 bulan di OPD Pediatrik SHLV untuk mau memulai memberikan ASI secara eksklusif bagi bayinya.
Ordinal
Sikap dibagi menjadi 2 kategori yaitu 0 : Kurang (total <19) 1: Baik (total >19)
Kuesioner terdiri dari 20 pernyataan dan terdiri dari tujuh belas pernyataan positif dan tiga pernyataan negatif.
Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil dari tahu setelah orang tersebut melakukan pengindraan terhadap suatu objek. (Notoatmodjo, 2003 di dalam Rohani, 2007).
Informasi yang diperoleh ibu yang memiliki anak 6-12 bulan di OPD Pediatrik SHLV dari berbagai sumber yang berguna untuk membantunya
Ordinal
Pengetahuan dibagi menjadi 2 kategori yaitu 0 : kurang (total < 12) 1: baik (total>12)
Kuesioner terdiri dari 15 pernyataan dan terdiri dari 12 pernyataan positif dan 3 pernyataan negatif.
9
memberikan ASI eksklusif. Variabel Terikat : Pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan
Pemberian ASI esklusif adalah pemberian ASI dalam jangka waktu selama 6 bulan tanpa makanan atau minuman tambahan apapun (Roesli, 2005 didalam Anggrita, 2009).
Keberhasilan ibu yang mempunyai anak 6-12 bulan di OPD Pediatrik SHLV dalam memberikan ASI eksklusif kepada anaknya secara optimal selama 6 bulan tanpa makanan dan minuman tambahan seperti susu formula,air putih, teh manis, madu,bubur nasi,pisang serta fungsinya sama antara ASI yang disusui maupun yang diperah.
Nominal
0: Tidak berhasil (Total <6) 1: Berhasil (total >6)
Kuesioner yang terdiri dari 10 pernyataan dan terdiri dari lima pernyataan positif dan lima pernyataan negatif.
10
1.6 Pertanyaan Penelitian dan Hipotesis Dalam bagian ini peneliti menjelaskan pertanyaan penelitian dan hipotesis. 1.6.1 Pertanyaan Penelitian 1) Adakah hubungan antara status pekerjaan dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi di OPD Pediatrik SHLV? 2) Adakah hubungan antara sikap ibu dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi di OPD Pediatrik SHLV? 3) Adakah hubungan antara pengetahuan ibu dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi di OPD Pediatrik SHLV? 1.6.2 Hipotesis 1) Ada hubungan antara status pekerjaan ibu dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi di OPD Pediatrik SHLV. 2) Ada hubungan antara sikap ibu dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi di OPD Pediatrik SHLV. 3) Ada hubungan antara pengetahuan ibu dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi di OPD Pediatrik SHLV. 1.7 Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini terdiri dari manfaat teoritis dan praktis 1.7.1 Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini akan memberikan informasi dan menambah khasanah ilmu keperawatan dalam hal hubungan faktor karakteristik ibu dengan pemberian ASI eksklusif.
11
1.7.2 Manfaat Praktis Manfaat praktis dari penelitian ini terdiri dari manfaat bagi: 1) Ibu yang mempunyai bayi usia 6 – 12 bulan Para ibu menjadi lebih mengetahui tentang faktor determinan yang dapat menghambat ibu dalam memberikan ASI eksklusif bagi anaknya sehingga ia bisa mengatasi hambatan yang mungkin akan dialami saat memberikan ASI eksklusif yang disebabkan karena faktor karakteristik tersebut. Dengan demikian ia akan sangat membantu tumbuh kembang anaknya dengan sempurna dan dapat meningkatkan frekuensinya memberikan ASI eksklusif pada anaknya yang selanjutnya. 2) Perawat OPD Pediatrik SHLV Perawat mengetahui lebih jauh tentang faktor karakteristik yang dapat menghambat ibu dalam memberikan ASI eksklusif sehingga perawat di rumah sakit dapat melakukan penyuluhan lebih sering pada ibu-ibu yang sedang hamil maupun ibu yang mempunyai bayi 0-6 bulan tentang pentingnya pemberian ASI eksklusif bagi bayi mereka sehingga persentasi pemberian ASI eksklusif pun dapat meningkat. 3) Siloam Hospitals Lippo Village Dapat memberikan gambaran tentang faktor karakteristik ibu di SHLV meliputi status pekerjaan, sikap dan pengetahuan ibu tentang pemberian ASI eksklusif khususnya bagi petugas kesehatan 12
OPD Pediatrik sehingga pelayanan kesehatan dapat diberikan lebih baik lagi dan ibu yang memberikan ASI eksklusif pun dapat meningkat. 4) Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Pelita Harapan Bagi universitas, hasil penelitian ini akan menambahkan informasi bagi para dosen dan mahasiswa meliputi status pekerjaan, sikap dan pengetahuan ibu dapat mempengaruhi pemberian ASI ekslusif pada bayi sehingga informasi tersebut dapat membuat dosen dan mahasiswa untuk dapat berkontribusi dalam memberi motivasi pada ibu-ibu yang ditemui di rumah sakit saat mahasiswa praktik klinis agar mereka selalu memberikan ASI eksklusif pada bayi mereka apapun hambatannya karena ASI eksklusif sangat bermanfaat bagi tumbuh kembang bayi mereka di masa depan.
13