BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang Kinerja organisasi akan sangat ditentukan oleh unsur pegawainya, Oleh karena itu dalam mengukur kinerja suatu organisasi sebaiknya diukur dalam tampilan kerja dari pegawainya. Adapun pengertian kinerja menurut Dharma (1991) adalah sesuatu yang dicapai oleh pegawai, prestasi kerja yang diperhatikan oleh pegawai, kemampuan kerja berkaitan dengan penggunaan peralatan kantor. Sebagai suatu organisasi, Dephut selalu melakukan penilaian kinerja secara berkala. Penilaian kinerja pegawai lingkungan Dephut dilakukan dengan menggunakan DP3 (Daftar Penggunaan Pelaksanaan Pekerjaan). Hal ini berdasarkan SK Menhut No.810/ KPTS.II / 1991 tanggal 30 oktober 1991 tentang penggunaan DP3 (Daftar Penggunaan Pelaksanaan Pekerjaan) bagi pegawai lingkungan Dephut. Kinerja yang tinggi sangat diperlukan dalam organisasi untuk melaksanakan pekerjaan secara optimal. Dalam susunan organisasi Perum Perhutani dibagi menjadi dua bagian yaitu bagian teknik kehutanan dan bagian non-teknik kehutanan. Bagian nonteknik kehutanan adalah bagian yang ada di dalam kantor. Sedangkan bagian teknik kehutanan adalah bagian para pegawai di luar kantor dan terjun langsung ke dalam hutan. Pada bagian teknik kehutanan ini terdapat pekerjaan yang sungguh sangat menarik dan menantang yang dan sangat memacu adrenalin disaat melaksanakan tugasnya yaitu tugas seorang anggota mandor keamanan.
Pengaruh Motivasi Intrinsik..., Rizky Fawzi Dwi Aryanto, Fakultas Ekonomi UMP, 2013
Dalam melaksanakan tugasnya, seorang anggota mandor keamanan hutan banyak mengalami berbagai tantangan dan rintangan dalam bertugas. Seorang anggota mandor keamanan bertugas menjaga hutan seluas 375 Hektar dengan tangan kosong dan sering kali mereka menemui pencuri kayu yang bersenjata, berbadan kekar dan berkelompok. Belum lagi ketika memasuki hutan hujan lebat dan bertemu binatang buas. Untuk itu, perlu adanya motivasi yang sangat tinggi, kepemimpinan dari atasan yang bagus, dan semangat kerja yang tinggi untuk menjalankan tugas dan meningkatkan kinerja seorang pegawainya terutama bagi pegawai yang bertugas penuh tantangan dan penuh resiko dalam melaksanakan tugasnya. Dengan variabel motivasi intrinsik, gaya kepemimpinan transformasional, dan semangat kerja diharapkan mampu untuk meningkatkan kinerja anggota mandor keamanan pada khususnya. Penjelasan variabel-variabel diatas adalah sebagai berikut. Pertama, pengertian motivasi menurut Robbins (1996) menyatakan bahwa motivasi kerja sebagai kesediaan untuk melaksanakan upaya tinggi untuk mencapai tujuan-tujuan keorganisasian yang dikondisikan oleh kemampuan upaya untuk memenuhi kebutuhan individual tertentu. Teori yang dikembangkannya oleh Hezberg dikenal dengan model dua faktor dari motivasi, yaitu faktor motivasional dan faktor hygiene atau pemeliharaan. Menurut teori ini yang dimaksud faktor motivasional adalah hal-hal yang mendorong berprestasi yang sifatnya intrinsik, yang berarti bersumber dalam diri seseorang, sedangkan yang dimaksud dengan faktor hygiene atau pemeliharaan adalah faktor-faktor yang sifatnya ekstrinsik yang berarti bersumber dari luar diri yang turut menentukan perilaku seseorang dalam kehidupan seseorang. Motivasi dalam diri karyawan akan tumbuh dengan adanya gaya kepemimpinan yang baik. Penelitian terdahulu dilakukan oleh Hendriyanto
Pengaruh Motivasi Intrinsik..., Rizky Fawzi Dwi Aryanto, Fakultas Ekonomi UMP, 2013
(2006) dengan judul Pengaruh Motivasi Intrinsik, Ekstrinsik Terhadap Kinerja Karyawan (Studi pada Perum Bulog Sub Divre Surabaya Selatan) dengan hasil penelitian motivasi intrinsik dan ekstrinsik secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Agus (2008) dengan judul Pengaruh Motivasi Dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Kasus Kantor Pelayanan Pajak Badan Usaha Milik Negara) dengan hasil penelitian motivasi mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan sedangkan disiplin kerja tidak mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja. Kedua, kepemimpinan (Leadership) merupakan proses mengarahkan dan mempengaruhi aktivitas yang berkaitan dengan pekerjaan dari para anggotanya. Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikutnya untuk mencapai tujuan dan mempengaruhi kelompok dan budayanya (Rivai,2004). Pekerjaan yang begitu berat dan bahkan mempertaruhkan nyawa, perlu adanya perhatian dan motivasi dari atasan terhadap bawahan. Dengan adanya perhatian khusus dari atasan terhadap bawahan maka secara tidak langsung akan menimbulkan semangat kerja dalm diri karyawan. Oleh sebab itu, seorang pemimpin harus dapat mempengaruhi bawahannya untuk melaksanakan tugas yang diperintahkan tanpa paksaan sehingga bawahan secara sukarela akan berperilaku dan berkinerja sesuai tuntutan organisasi melalui arahan pimpinannya. Gaya kepemimpinan pada penelitian ini adalah gaya kepemimpinan transformasional yang berupaya membangun semangat bawahan atau pengikutnya (inspiring followers) untuk commited dalam menciptakan visi bersama dan tujuan bersama dalam organisasi ataupun unit kerja (Ibrahim,2004). Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Maulizar (2012) dengan
Pengaruh Motivasi Intrinsik..., Rizky Fawzi Dwi Aryanto, Fakultas Ekonomi UMP, 2013
judul Pengaruh Kepemimpinan Transaksional Dan Transformasional Terhadap kinerja Karyawan Bank Syariah Mandiri Cabang Banda dengan hasil penelitian hanya kepemimpinan transformasional yang berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan. Devi (2005) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional Terhadap Kinerja Karyawan PT.Bank CIMB niaga Bagian Marketing Lending di Surabaya dengan hasil penelitian kepemimpinan transformasional berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja karyawan. Ketiga, semangat kerja menurut Nitisemito (1982), adalah melakukan pekerjaan secara lebih giat, sehingga dengan demikian pekerjaan akan dapat diharapkan lebih cepat dan lebih baik. Pendapat serupa dikemukakan oleh Anaroga (1993) bahwa semangat kerja adalah melakukan pekerjaan secara lebih giat sehingga pekerjaan cepat selesai dan lebih baik serta ongkos perunit dapat diperkecil. Menurut Siswato (2001), semangat kerja dapat diartikan sebagai suatu kondisi rohaniah atau perilaku individu tenaga kerja dan kelompok-kelompok yang dapat menimbulkan kesenangan yang mendalam pada diri tenaga kerja untuk bekerja dengan giat dan konsekwen dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan perusahaan. Berdasarkan pendapat para ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa semangat kerja adalah kondisi rohaniah atau perilaku individu tenaga kerja yang dapat menimbulkan kenangan yang mendalam pada diri tenaga kerja untuk bekerja dengan giat dan konsekwen sehingga pekerjaan lebih cepat selesai dan lebih baik dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan perusahaan. Penelitian terdahulu oleh Nurhendari (2007) dengan judul Pengaruh Stres Kerja Dan Semangat Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Bagian Produksi (Studi kasus pada CV. Aneka Ilmu Semarang) dengan hasil penelitian variabel stress kerja tidak
Pengaruh Motivasi Intrinsik..., Rizky Fawzi Dwi Aryanto, Fakultas Ekonomi UMP, 2013
berpengaruh terhdap kinerja, sedangkan variabel semangat kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja. Kasmino (2012) melakukan penelitian dengan judul Kontribusi Semangat Kerja, Komitmen Dan Motivasi Berprestasi Terhadap Kinerja Guru SDN di wilayah UPT Pendidikan Kecamatan Pelaihari Kabupaten Tanah Laut dengan hasil penelitian secara parsial semangat kerja memberikan kontribusi yang signifikan sebesar 26,3%, komitmen kerja sebesar 12,2%, dan motivasi berprestasi sebesar 12,2% terhadap kinerja Guru SDN di wilayah UPT Pendidikan Kecamatan Pelaihari Kabupaten Tanah Laut. Dua penelitian terdahulu yang meneliti tentang kinerja dilakukan oleh Purnomo (2007) dan Fahmi (2009). Penelitian yang dilakukan oleh Purnomo (2007) berjudul Pengaruh Kepemimpinan, Motivasi, Dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Negeri Sipil Pada Dinas Kehutanan Dan Perkebunan Kabupaten Jepara dengan hasil penelitian hanya variabel kepemimpinan yang berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai. Penelitian ini merupakan penambahan dari penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Fahmi (2009) dengan judul Analisis Pengaruh Gaya Kepemimpinan Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai SPBU Pandanaran Semarang dengan hasil penelitian terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel gaya kepemimpinan dan motivasi terhadap kinerja pegawai, akan tetapi nilai R square yang diperoleh kecil (0,440) oleh sebab itu dalam penelitian ini, peneliti menambahkan satu variabel yaitu variabel semangat kerja untuk meningkatkan kinerja. Berdasarkan wawancara dengan anggota mandor keamanan tentang kinerja, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengambil judul “Pengaruh Motivasi intrinsik, Gaya Kepemimpinan Transformasional,
Pengaruh Motivasi Intrinsik..., Rizky Fawzi Dwi Aryanto, Fakultas Ekonomi UMP, 2013
dan Semangat Kerja terhadap Kinerja Anggota Mandor Keamanan Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan Balapulang Kabupaten Tegal”. B. Perumusan masalah Berdasarkan latar belakang masalah dan uraian di atas,maka dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut : 1. Apakah terdapat pengaruh motivasi intrinsik, gaya kepemimpinan transformasional, dan semangat kerja secara parsial terhadap kinerja anggota mandor keamanan di Perum Perhutani KPH Balapulang ? 2. Apakah terdapat pengaruh motivasi intrinsik, gaya kepemimpinan transformasional, dan semangat kerja secara simultan terhadap kinerja anggota mandor keamanan di Perum Perhutani KPH Balapulang ?
C. Pembatasan masalah Mengingat banyaknya faktor faktor lain yang mempunyai pengaruh terhadap kinerja maka dalam penelitian ini dibatasi pada pengaruh motivasi intrinsik, gaya kepemimpinan transformasional, dan semangat kerja. Sedangkan yang menjadi obyek penelitian ini adalah anggota mandor keamanan Perum Perhutani KPH Balapulang Kabupaten Tegal.
D. Tujuan penelitian 1. Untuk menganalisis pengaruh motivasi intrinsik, gaya kepemimpinan transformasional, dan semangat kerja secara parsial terhadap kinerja
Pengaruh Motivasi Intrinsik..., Rizky Fawzi Dwi Aryanto, Fakultas Ekonomi UMP, 2013
anggota mandor keamanan Perum Perhutani KPH Balapulang Kabupaten Tegal. 2. Untuk menganalisis pengaruh motivasi intrinsik, gaya kepemimpinan transformasional, dan semangat kerja secara simultan terhadap kinerja anggota mandor keamanan Perum Perhutani KPH Balapulang Kabupaten Tegal E. Manfaat Penelitian 1. Bagi Perum Perhutani KPH.Balapulang Sebagai masukan pada Perum Perhutani KPH Balapulang dan bahan pertimbangan untuk meningkatkan kinerja anggota mandor keamanan Perum Perhutani KPH Balapulang agar dapat berjalan lebih baik lagi.
2. Bagi anggota mandor keamanan Perum Perhutani KPH.Balapulang Penulis mengharapkan penelitian ini bermanfaat bagi semua orang pada umumnya,dan bagi anggota mandor keamanan Perum Perhutani pada khususnya. Serta dapat meningkatkan kinerja anggota mandor keamanan Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan Balapulang. 3. Bagi peneliti Sebagai syarat untuk mendapatkan gelar sarjana dan berkesempatan untuk menerapkan ilmu yang di peroleh dari bangku kuliah, dan untuk mengetahui gaya kepemimpinan yang diterapkan pada Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan Balapulang Kabupaten Tegal.
Pengaruh Motivasi Intrinsik..., Rizky Fawzi Dwi Aryanto, Fakultas Ekonomi UMP, 2013