BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai Negara berkembang harus mampu bersaing dengan Negara maju dalam persaingan global. Berbagai perbaikan terus dilakukan dimulai dari perombakan sistem perundang-undangan, sistem pemerintahan hingga sistem pendidikan. Pendidikan merupakan basis dari pembentukan sumber daya manusia yang berkualitas, sehingga sistem pendidikan juga ikut diperbaiki mulai dari tahap perencanaan, pengelolaan hingga evaluasi. Upaya perubahan ini salah satunya adalah dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan. Menurut UU SISDIKNAS No 20 tahun 2003, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Dalam pasal 3 UU SISDIKNAS disebutkan bahwa pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
1
2
Pencapaian tujuan pendidikan sesuai dengan UU SISDIKNAS membutuhkan berbagai upaya, salah satunya dibutuhkan inovasi-inovasi dalam pelaksanaan pembelajaran. Inovasi adalah hal yang mutlak dilakukan karena tanpa adanya suatu inovasi, dunia pendidikan tidak akan mengalami perkembangan. Indonesia telah melakukan berbagai inovasi dan program pendidikan, seperti penyempurnaan kurikulum, peningkatan mutu guru, pengadaan fasilitas pendidikan, dan lain-lain. Upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan tidak lepas dari peningkatan kualitas Proses
Belajar
Mengajar (PBM). PBM merupakan
proses yang cukup rumit, sebab di dalamnya berbagai aspek terlibat sekaligus dalam satu kejadian (Anwar, S. 2009). Di dalam proses belajar mengajar terdapat tiga komponen utama yang terlibat didalamnya, yaitu Pengajar, Pembelajar dan Bahan Ajar. Pada proses tersebut terjadi transformasi ilmu (bahan ajar) dari pengajar kepada pembelajar, dan dari hasil transformasi tersebut siswa memperoleh pengalaman belajar. Menciptakan proses belajar mengajar yang optimal mutlak dilakukan agar materi yang diajarkan dapat diterima dengan baik oleh siswa. Secara selintas tampaknya proses belajar mengajar merupakan proses yang mudah dan sederhana, akan tetapi untuk menciptakan PBM yang optimal tidaklah sederhana. Dalam menunjang tercapainya PBM yang optimal, bahan ajar perlu mendapat perhatian yang utama, sebab tidak semua bahan ajar dapat diterima dan dipahami oleh siswa.
3
Bahan ajar mempunyai beberapa fungsi yaitu bagi guru sebagai pedoman yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses pembelajaran sekaligus substansi yang harus diajarkan kepada siswa sedangkan bagi siswa adalah sebagai pedoman yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses pembelajaran sekaligus substansi yang seharusnya dikuasai serta alat evaluasi pencapaian dan penguasaan hasil pembelajaran. Oleh karena itu, salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk meningkatkan hasil PBM adalah menyusun bahan ajar yang dapat memberikan gambaran yang jelas, menarik untuk dibaca sehingga lebih mudah untuk diterima dan dipahami oleh siswa. Materi makromolekul merupakan salah satu kajian dalam ilmu kimia yang terus berkembang pesat dan sangat erat hubungannya dengan kehidupan sehari-hari. Sehubungan dengan hal-hal yang telah diuraikan sebelumnya, peneliti mengadakan penelitian pengembangan bahan ajar pada pokok bahasan makromolekul dengan mengambil judul: Pengembangan Bahan Ajar Pada Pokok Bahasan Makromolekul yang Bersumber Dari Buku Teks Chemistry karangan Myers, R. T, Oldham, K.B., dan Tocci.
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : a. Bagaimanakah bahan ajar pada pokok bahasan makromolekul dari buku teks chemistry yang sesuai dengan kurikulum?
4
b. Bagaimana pandangan guru terhadap bahan ajar pada pokok bahasan makromolekul dilihat dari aspek kesesuaian isi dengan kurikulum, penyajian materi dan aspek grafika? c. Bagaimana pandangan siswa terhadap bahan ajar pada pokok bahasan makromolekul?
1.3 Batasan Masalah Agar penelitian ini lebih terarah maka penulis membatasi permasalahan sebagai berikut : 1. Bahan ajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah buku teks pelajaran pada pokok bahasan makromolekul. 2. Kurikulum yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu standar isi (Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar) 3. Penilaian kesesuaian isi dengan kurikulum pada bahan ajar ini yaitu mencocokan ide pokok dari setiap paragraf dengan tujuan pembelajaran. 4. Penilaian grafika bahan ajar yaitu mengenai kejelasan pemisah antar paragraf, tata letak unsur-unsur dalam buku, penggunaan variasi huruf dan keserasian warna yang digunakan. 5. Tingkat keterbacaan pada bahan ajar ini yaitu mencocokan ide pokok dari tiap paragraf yang dituliskan oleh siswa dengan ide pokok yang disusun oleh peneliti dan pendapat siswa tentang keterbacaan paragraf tersebut serta pendapat siswa apabila ada kata atau kalimat yang sulit dipahami.
5
6. Aspek
penyajian
materi
adalah
menyangkut
kesesuaian
tujuan
pembelajaran dengan kurikulum, pengambangan materi dengan tujuan, keterkaitan antar paragraf, dan relevansi soal dengan materi.
1.4 Tujuan Penelitian Secara umum penelitian ini bertujuan mengembangkan bahan ajar pada pokok bahasan makromolekul. Secara lebih khusus, tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Menyusun bahan ajar pada pokok bahasan makromolekul dari buku teks chemistry yang sesuai dengan kurikulum. 2. Mengetahui pandangan guru terhadap bahan ajar pada pokok bahasan makromolekul dilihat dari aspek kesesuaian isi dengan kurikulum, penyajian materi dan aspek grafika. 3. Mengetahui pandangan siswa terhadap bahan ajar pokok bahasan makromolekul.
1.5 Manfaat Penelitian Secara umum, penelitian ini akan menghasilkan suatu bahan ajar yang diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran kimia dan pemahan siswa mengenai pokok bahasan makromolekul. Secara khusus, dari penelitian ini akan diperoleh manfaat sebagai berikut: 1. Bagi Guru Sebagai media dalam melaksanakan pembelajaran pada pokok bahasan makromolekul.
6
2. Bagi Siswa Sebagai bahan belajar siswa agar dapat lebih tertarik untuk belajar mengenai makromolekul.
1.6 Definisi Operasional Untuk menghindari kesalahan dalam menafsirkan istilah-istilah yang terdapat dalam penelitian ini, maka peneliti mengemukakan definisi operasional sebagai berikut : 1. Bahan ajar adalah serangkaian materi atau konsep yang harus disampaikan dalam kegiatan belajar mengajar (Rahayu, P.E., 2001). 2. Buku Teks Pelajaran adalah buku acuan wajib untuk digunakan di sekolah-sekolah yang memuat materi-materi pembelajaran dalam rangka peningkatan keimanan dan ketaqwaan, budi pekerti dan kepribadian, kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, kepekaan dan kemampuan estetis, potensi fisik dan kesehatan yang disusun berdasarkan standar nasional pendidikan (Pasal 1 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.11 tahun 2005) 3. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu ( UU No 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional) 4. Pengembangan adalah suatu upaya untuk meningkatkan mutu sesuatu agar dapat dipakai untuk berbagai keperluan dalam kehidupan masyarakat modern (Kamus Besar Bahasa Indonesia offline, 2010)