BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH Negara Jerman adalah negara maju. Sebagai negara maju, negara Jerman memiliki beberapa bidang
yang dijadikan
sebagai kegiatan penggerak
perekonomiannya, yaitu industri otomotif, teknologi dan kedokteran. Selain itu, penduduk negara Jerman pun memiliki semangat kerja dan kedisiplinan hidup yang tinggi yang menjadikan negara Jerman menjadi negara maju dengan penghasilan perkapita sebesar 40,400 (US $) yang berasal dari sektor jasa sebesar 70%, sektor industri sebesar 29,1 % dan sektor pertanian sebesar 0,9 %. Dengan besarnya pendapatan perkapita tersebut negara Jerman telah menempati urutan pertama di Eropa dan urutan ke tiga di dunia dari daftar negara maju di dunia menurut (www.anneahira.com). Bila dibandingkan dengan negara Indonesia yang memiliki pendapatan perkapita sebesar 640,00 (US $) tentu terlihat perbandingan tingkat kesejahteraan yang jelas. Dengan tingkat kesejahteraan ini, maka sebagian besar penduduk negara Jerman dapat memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari, bahkan dapat menyisihkan sebagian penghasilannya untuk berwisata. Negara Indonesia yang menjadi Negara Tujuan Wisata Terbaik dan Terpopuler Kedua di Asia (assyakilla.multiply.com). Go Asia, suatu lembaga swasta Jerman di bidang pariwisata, menganugerahkan Go Asia Award tahun 2009 kepada Indonesia yang berlangsung di Berlin, 11 Maret 2009. Dalam penganugerahan tersebut, negara Indonesia berhasil meraih penghargaan sebagai 1
2
Negara Tujuan Wisata Asia Terbaik dan Terpopuler Kedua setelah Thailand, sedangkan urutan ketiga diduduki oleh Malaysia. Selain itu Negara Indonesia juga mendapatkan penghargaan untuk Hotel Asia Terbaik, Paket Wisata Asia Paling Inovatif, Maskapai Penerbangan Asia Terbaik, Kantor Perwakilan Pariwisata Asia Terbaik, dan Tour Operator Jerman untuk Tujuan Asia Terbaik. Kunjungan wisatawan Jerman ke Indonesia tahun 2008 meningkat sebesar 22,6 % bila dibandingkan tahun 2007, hal ini memperlihatkan bahwa Indonesia memang merupakan salah satu negara tujuan wisata yang sangat diminati di Asia, sehingga sektor pariwisata Indonesia terbukti mampu menyumbangkan devisa sebesar US $ 7,5 milyar. Berdasarkan data di atas, sudah terlihat jelas bahwa negara Indonesia memiliki daya tarik wisata yang sangat tinggi yang mempengaruhi banyaknya wisatawan asing yang datang untuk berkunjung dan berwisata ke negara Indonesia. Hal ini karena Indonesia adalah sebuah negara yang kaya raya dengan sumber daya alam dan sumber daya budaya yang melimpah, juga sebagai negara kepulauan yang penuh dengan beraneka ragam kesenian, suku bangsa, bahasa daerah, kuliner, serta adat-istiadat dan nuansa yang sangat indah. Inilah yang menjadi daya tarik wisata negara Indonesia terhadap para wisatawan asing, khususnya wisatawan asing yang berasal dari negara Jerman. Saat ini negara Indonesia memiliki 33 Propinsi, beberapa di antaranya merupakan daerah tujuan wisata, seperti Propinsi Jawa Barat dengan Kota Bandung sebagai Ibu kotanya. Kota Bandung memiliki daya tarik wisata tersendiri, yaitu berupa daya tarik wisata alam berupa gunung-gunung, kawah,
3
danau dan air terjun. Hal ini disebabkan posisi Kota Bandung yang terletak pada dataran tinggi. Selain daya tarik wisata alam, juga terdapat daya tarik wisata lainnya yang terdapat di Kota Bandung yaitu daya tarik wisata budaya dan kuliner. Dengan dijadikannya Kota Bandung sebagai daerah tujuan wisata, maka pihak-pihak terkait baik pemerintah maupun swasta diharapkan dapat terus meningkatkan dan mengembangkan usaha di bidang pariwisata yang terdiri dari akomodasi, transportasi dan penyedia jasa, serta di mulai dari penataan objek daya tarik wisata hingga penyediaan tenaga pemandu wisata yang tidak hanya menguasai bahasa Inggris tetapi juga diharapkan mampu menguasai bahasa lain khususnya bahasa Jerman, hal ini dimaksudkan agar para wisatawan asing khususnya wisatawan berbahasa Jerman yang berkunjung dan berwisata ke Kota Bandung dapat lebih menikmati dan menghabiskan waktunya lebih lama lagi untuk berlibur. Perkembangan pariwisata telah membuka peluang besar bagi orang- orang yang mempelajari bahasa Jerman khususnya bagi Jurusan Pendidikan Bahasa Jerman, karena selain mempersiapkan lulusannya untuk menjadi tenaga pengajar (Guru), juga diharapkan dapat mengaplikasikan bahasa tersebut dalam bidang pariwisata. Kelak bagi mereka yang bekerja di industri pariwisata, kemampuan berbahasa Jerman merupakan investasi yang baik sebagai pemandu wisata (Reiseleiter/in), karena bidang ini juga membutuhkan tenaga kerja yang ahli dalam bidang pariwisata dan bahasa asing.
4
Penelitian ini pada dasarnya difokuskan pada model pembelajaran bahasa Jerman untuk seorang calon pemandu wisata berbahasa Jerman. Model pembelajaran ini berisi pengetahuan mengenai kawasan wisata di Kota Bandung, karakteristik wisatawan Eropa khususnya wisatawan Jerman, Swiss dan Austria, materi yang perlu dikuasai oleh seorang pemandu wisata kepada wisatawan, dan pengucapan pelafalan kata (Aussprache) yang tepat dalam memandu wisatawan berbahasa Jerman. Poin-poin tersebut akan memberikan informasi mengenai apa saja materi- materi yang telah mereka pelajari dan agar seorang pemandu wisata dapat bersikap sesuai dengan apa yang diharapkan oleh wisatawan berbahasa Jerman. Agar dapat mencapai kompetensi sesuai dengan apa yang telah dijelaskan di atas, maka diperlukanlah sebuah model pembelajaran yang berisi bahan ajar yang seluruhnya berkaitan dengan pemandu wisata berbahasa Jerman, dan model pembelajaran tersebut dapat dikembangkan dari model pembelajaran yang sudah diterapkan. Penelitian ini diharapkan dapat membantu para mahasiswa Jurusan bahasa Jerman yang kelak ingin menjadi pemandu wisata berbahasa Jerman, agar memiliki acuan bagaimana untuk menjadi pemandu wisata yang diharapkan oleh wisatawan Jerman. Dengan demikian, peneliti bermaksud mengadakan penelitian dan menuangkannya ke dalam penelitian skripsi dengan judul MODEL PEMBELAJARAN BAHASA JERMAN UNTUK CALON PEMANDU WISATA
BERBAHASA
SEKITARNYA.
JERMAN
DI
KOTA
BANDUNG
DAN
5
B. BATASAN MASALAH Berdasarkan pada latar belakang dan pengamatan awal terhadap objek yang akan diteliti di mana luasnya ruang lingkup pengajaran dan pembelajaran dalam mempelajari bahasa Jerman, maka penelitian ini akan dibatasi pada pengembangan model pembelajaran bagi pemandu wisata berbahasa Jerman.
C. RUMUSAN MASALAH Masalah dalam penelitian ini dirumuskan ke dalam beberapa pertanyaan sebagai berikut : 1. Pengetahuan mengenai kawasan wisata apa saja yang harus dikenali dan dikuasai oleh seorang pemandu wisata berbahasa Jerman di Kota Bandung dan sekitarnya? 2. Bagaimana karakteristik wisatawan berbahasa Jerman asal Eropa khususnya wisatawan Jerman? 3. Pengetahuan apa saja yang harus dimiliki dan dikuasai oleh pemandu wisata berbahasa Jerman dalam menjalankan tugasnya sebagai pemandu wisata? 4. Bagaimana perbedaan pelafalan bunyi kata (Aussprache) antara negara Jerman, Austria dan Swiss? 5. Bentuk latihan yang bagaimana yang harus dilakukan untuk memperlancar Aussprache seorang calon pemadu wisata? 6. Startegi pembelajaran seperti apa yang harus ditempuh guna mencapai kompetensi berbicara sebagai pemandu wisata berbahasa Jerman?
6
D. TUJUAN PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk : 1.
Mendeskripsikan pengetahuan mengenai kawasan wisata yang harus dikuasai oleh pemandu wisata berbahasa Jerman di Kota Bandung dan sekitarnya.
2.
Mendeskripsikan karakteristik wisatawan Eropa, khususnya wisatawan asal Jerman.
3.
Mendeskripsikan pelafalan (Aussprache) yang tepat.
4.
Mendeskripsikan pengetahuan yang harus dimiliki oleh calon pemandu wisata dalam berkomunikasi dengan wisatawan Eropa khususnya wisatawan Jerman.
5.
Mendeskripsikan bentuk latihan dan strategi belajar yang efektif untuk calon pemandu wisata berbahasa Jerman. Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian di atas maka dapat
diketahui mengenai kompetensi umum yang harus dimiliki seorang pemandu wisata berbahasa Jerman sehingga dapat dikembangkan sebuah model pembelajaran dari suatu model pembelajaran.
7
E. MANFAAT PENELITIAN Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian yang telah diuraikan di atas, maka hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut: 1.
Bagi mahasiswa, diharapkan hasil penelitian ini dapat bermanfaat sebagai masukan pengetahuan dan memberikan gambaran bagi mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Jerman (UPI) yang kelak ingin menjadi pemandu wisata.
2.
Bagi Jurusan Pendidikan Bahasa Jerman, diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi alternatif bahan ajar bahasa Jerman untuk bidang profesi pariwisata.
3.
Bagi khalayak umum, diharapkan hasil penelitian ini dapat memberi kontribusi positif mengenai bahasa Jerman di bidang pariwisata.