BAB I PENDAHULUAN
I.1
Latar Belakang Masalah Perdagangan internasional dapat mempengaruhi tingkat harga, pendapatan
nasional, dan tingkat kesempatan kerja suatu negara. Perdagangan internasional sejatinya mencakup perdagangan barang dengan barang, barang dengan aset, dan aset dengan aset. Namun yang dibahas dalam penelitian ini adalah perdagangan barang, yaitu ekspor dan impor barang dari satu negara ke negara lain. Bila ekspor lebih besar daripada impor maka negara ini dikatakan mengalami surplus dalam perdagangan internasionalnya. Besarnya ekspor suatu negara dipengaruhi oleh nilai tukar mata uang negara tersebut. Contohnya, pada saat rupiah mengalami penurunan nilai mata uang (depresiasi) terhadap mata uang dolar Amerika Serikat, maka harga barang Indonesia relatif lebih murah sehingga ekspor Indonesia ke sebagian besar negara meningkat, ceteris paribus. Namun ekspor juga dipengaruhi bukan saja oleh tingkat nilai tukar, namun juga volatilitasnya. Semakin volatile nilai tukar, akan semakin sulit bagi pengusaha untuk merencanakan bisnisnya, sehingga risiko meningkat. Akibatnya, ekspor akan menurun. Nilai tukar didefinisikan sebagai nilai mata uang suatu negara terhadap mata uang negara lainnya, (Salvatore, 1997). Volatilitas nilai tukar dapat diartikan sebagai tingkat kecenderungan perubahan nilai mata uang dalam waktu tertentu. Gourieroux (2001) mendefinisikan volatilitas sebagai time varying variance dimana variance yang dimaksud menunjukkan besarnya perubahan variansi data antar waktu. Meskipun demikian, tidak ada kesepakatan di dalam literatur tentang penghitungan volatilitas.
1
Banyak peneliti menggunakan metode yang berbeda untuk menghitung volatilitas nilai tukar. Tenreyro (2007) menggunakan metode Standard Deviasi untuk mengukur volatilitas nilai tukar; Aqeel dan Nishat (2006) menggunakan Pergerakan Nilai Rata-rata atau Moving Average Standard Deviation (MASD); dan Grier dan Smallwood (2007) menggunakan metode penghitungan volatilitas berbasis Auto-Regressive Conditional Heteroscedasticity (ARCH). Grafik I.1 Volatilitas Nilai Tukar Rupiah terhadap US Dollar dan Ekspor Indonesia ke 5 negara ASEAN 2002:1-2012:4
Ekspor
Volatilitas Nilai Tukar
12000
0,16
0,12 Juta US$
8000
0,1
6000
0,08 0,06
4000
0,04 2000
Standard Deviasi
0,14
10000
0,02
0
0
Sumber: IMF DOTS dan IFS, diolah
Dari grafik 1.1 dapat dilihat bahwa fluktuasi nilai tukar mata uang rupiah memiliki pola hubungan dengan total ekspor pada kurun waktu 2002:1-2012:4. Pergerakan nilai tukar rupiah relatif stabil pada 2002:1 hingga 2008:2. Total ekspor Indonesia ke 5 negara ASEAN juga menunjukkan pergerakan yang relatif stabil pada 2002:1 hingga 2008:2. Pada awal tahun 2008:3 terjadi fluktuasi nilai rupiah yang cukup tinggi menyebabkan penurunan total ekspor ke 5 negara ASEAN. Hal ini menunjukkan adanya hubungan antara fluktuasi nilai tukar terhadap ekspor.
2
Untuk mengetahui apakah ada hubungan yang sistematis antara volatilitas nilai tukar dan perdagangan, banyak studi yang telah dilakukan, baik dampaknya kepada ekspor, impor, maupun neraca perdagangan. Studi awal tentang volatilitas nilai tukar terhadap perdagangan internasional banyak yang menggunakan data time series atau cross-section saja dan hasilnya pun beragam. Hooper dan Kohlhagen (1978), Bailey dan Tavlas (1988), dan Holly (1995) menggunakan data time-series untuk membuktikan adanya pengaruh volatilitas nilai tukar pada ekspor yang dilakukan oleh negara-negara industri, tetapi hasil penelitian mereka tidak menemukan bukti adanya pengaruh negatif dari volatilitas nilai tukar terhadap ekspor. Sebaliknya, Brada dan Mendez (1988) serta Frankel dan Wei (1993) dengan menggunakan data cross-section menemukan pengaruh negatif volatilitas nilai tukar terhadap volume perdagangan, meskipun relative kecil. Selain data time-series dan data cross-section yang dipakai untuk meneliti pengaruh volatilitas nilai tukar terhadap perdagangan internasional ini, ada banyak pula penelitian menggunakan data panel untuk meneliti pengaruh volatilitas nilai tukar. Penelitian pada kelompok ini banyak menemukan bukti adanya pengaruh negatif dari volatilitas nilai tukar terhadap perdagangan internasional. Rose (2000) misalnya, menemukan bukti adanya pengaruh negatif volatilitas nilai tukar terhadap perdagangan di 186 negara yang mempunyai union currency. Secara spesifik, kenaikan volatilitas nilai tukar sebesar satu satuan deviasi standar pada rata-rata nilai tukar akan mengurangi ekspor bilateral sebanyak 13 persen. Penelitian ini secara umum bertujuan untuk menganalisis lebih dalam mengenai pengaruh volatilitas nilai tukar terhadap ekspor riil 5 negara ASEAN yaitu Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand. Penelitian ini akan menggunakan data kuartalan, selama periode 2002:1-2012:4. Penelitian ini akan disusun dalam 4 bagian. Bagian pertama merupakan bagian pendahuluan yang akan membahas latar belakang
3
penelitian, perumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian. Bagian kedua berisi tentang landasan teori untuk penelitian, tinjauan pustaka serta metodologi penelitian. Bagian ketiga akan menganalisis hasil estimasi data, uji estimasi, dan hasil interpretasinya. Bab 4 merupakan bab penutup dalam penelitian ini yang berisi tetang kesimpulan hasil penelitian serta saran untuk berbagai pihak yang berkepentingan dari hasil penelitian ini. I.2 Perumusan Masalah Volatilitas nilai tukar dapat berpengaruh negatif terhadap ekspor. Padahal ekspor adalah salah satu kontributor pertumbuhan ekonomi yang penting bagi negara-negara ASEAN seperti Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand. Negara-negara ini, kecuali Singapura, adalah negara berkembang yang membutuhkan peningkatan pendapatan per kapita sekaligus penciptaan lapangan kerja. Jadi, volatilitas nilai tukar dapat memberikan dampak ekonomi dan sosial yang besar bagi masyarakat di negaranegara ini. Pertanyaan penelitian dalam skripsi ini adalah: apakah volatilitas nilai tukar berdampak negatif terhadap ekspor di 5 negara ASEAN tersebut? I.3 Pembatasan Masalah Penelitian ini akan dibatasi pada anggota negara ASEAN yang terdiri atas Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand. Penelitian ini hanya melihat dampak volatilitas nilai tukar terhadap nilai ekspor riil negara-negara ini, bukan net ekspor atau perdagangan secara total. Periode yang diteliti dalam penelitian ini adalah rentang tahun 2002:1-2012:4. Dengan demikian studi ini dapat melihat dampak volatilitas nilai tukar riil terhadap total ekspor sebelum dan sesudah krisis keuangan 2008.
4
I.4 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah mengestimasi dampak volatilitas nilai tukar terhadap ekspor di 5 negara anggota ASEAN yaitu Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand. I.5 Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah memberikan bukti empiris dampak volatilitas nilai tukar terhadap ekspor di Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand yang bermanfaat bagi pembuat kebijakan terkait sekaligus sebagai bahan perbandingan terhadap penelitian sejenis.
5