BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Perbankan merupakan salah satu lembaga keuangan yang mampu menyelaraskan,
menyelesaikan
dan
menyeimbangkan
berbagai
unsur
pembangunan. Peran yang strategis terutama sebagai lembaga intermediary, bagaimana bank dapat memperoleh sumber dana dari pihak-pihak yang memiliki banyak dana, kemudian menyalurkannya ke pihak yang memerlukan dana. Meskipun perkembangan bank semakin pesat, bank syariah tetap menjadi minat masyarakat.1 Sebagai salah satu pilar sektor keuangan dalam melaksanakan fungsi intermediary dan pelayanan jasa keuangan, bank syariah jelas sangat memerlukan adanya distribusi risiko yang efisien. Bank syariah dihadapkan dengan berbagai jenis resiko yang tingkat kerumitan beragam yang melekat pada kegiatan usaha berbagai jenis resiko yang tingkat kerumitan beragam yang melekat pada kegiatan usaha. Kerugian yang timbul akibat risiko operasional yang timbul dan sudah diperkirakan akan dibebankan dalam pricing asset, sedangkan yang belum diperhitungkan harus dicover dengan modal. Pengelolaan risiko operasinal membutukan identifikasi indikator kinerja dan resiko yang tepat.2
1
www.BI.go.id diakses pada jam 21:17 pada tannggal 03/03/15 Hennie Van Gruning dan Sonja Bracovic Bratanovic Manajemen Risiko Perbankan edisi 3, Salemba empat 2011, hal.264 2
1
2
Berbagai risiko seperti kecelakaan kerja, bencana alam, kebangkrutan karena tuntutan hukum, kerugian usaha karena kesalahan proses, kecurangan manusia, ketidakjelasan dan ketidakcukupan ketentuan kerja hanya merupakan sekedar contoh risiko yang melekat pada aktivitas yang dilakukan manusia sejak lama. Risiko-risiko ini merupakan risiko operasional. Sulit untuk benarbenar dapat mengeliminasi setiap potensi risiko operasional. Namun demikian pengelolaan risiko operasional yang dilakukan secara proaktif dan memadai dapat dimanfaatkan untuk memitigasi risiko operasional tertentu. Bank menggunakan berbagai proses internal dan eksternal yang diperlukan untuk menjual produk dan jasa kepada nasabah. Dalam setiap langkah proses internal, dapat terjadi potensi risiko operasional. Mengingat bank memiliki kemampuan kecil untuk mengelola kejadian eksternal maupun internal, bahkan sama sekali tidak mampu mengelola kejadian eksternal dan internal tersebut, maka satu-satunya tindakan yang dapat dilakukan bank adalah dengan memperkuat infrastruktur dan kesiapan sumber daya manusia yang dimiliki untuk meminimalisasi dampak kerugian risiko operasional. Risiko operasional yang disebabkan oleh faktor eksternal dapat terjadi karena perubahan perundang-undangan yang tidak terduga, seperti perubahan undang-undang hak-hak konsumen.3 Dengan ini, bank harus memiliki kebijakan pengelolaan risiko operasional yang sesuai dengan misi, strategi bisnis, kecukupan permodalan dan kecukupan sumberdaya manusia. Risiko 3
Dahlan Siamat, Manajemen Lembaga Keuangan, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2004, cet. Ke-4
3
operasional berbeda sifatnya dengan risiko kredit dan risiko pasar karena kerugian yang ditimbulkan oleh kejadian yang terekspos pada risiko operasional tidak selalu dapat diukur. Pengelolaan risiko operasional membutukan identifikasi indikator kinerja dan resiko yang tepat.4 Setiap bank mempunyai risiko operasional yang menjadi beban seperti contoh adanya ancaman-ancaman fisik, seperti perampokan bank, serangan teroris dan bencana alam. Kejadian eksternal yang menyebabkan risiko operasional dengan dampak luar biasa adalah kejadian tsunami di Aceh tanggal 26 Desember 2004 dan gempa bumi di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta, khususnya di Bantul dan sekitarnya pada tanggal 27 Mei 2006.5 Hal tersebut mencakup semua elemen organisasi seperti sistem pengawasan, prosedur operasional, kualifikasi karyawan yang kurang bimbingan (moral yang tidak baik). Pengukuran risiko dilaksanakan dengan melakukan evakulasi secara bertahap terhadap kesesuain asumsi, sumber data dan prosedur yang digunakan untuk mengukur risiko operasional. Dengan demikian manajemen risiko berfungsi sebagai penyaring atau pemberi peringatan dini terhadap kegiatan bank. Pada Bank Syariah Mandiri KCP Batang juga dihadapi kejadian internal, kesalahan kerja operasional yang disebabkan ketidaktelitian teller (human eror). Kegagalan dari teller untuk melakukan tugas yang telah didesain dalam batas ketepatan, rangkaian, atau waktu tertentu. Suatu hari, nasabah menyetorkan uang Bank Syariah Mandiri KCP Batang. Kebetulan uang dari 4
Hennie Van Gruning dan Sonja Bracovic Bratanovic Manajemen Risiko Perbankan edisi 3, Salemba empat 2011, hal.264 5 Kompas edisi 2011
4
nasabah yang setorkan ada salah satu uang palsu. Dari aktivitas teller yang kurang teliti menyebabkan kesalahan dalam membedakan uang asli atau uang palsu. Yang lebih ketidak telitiannya lagi, teller tersebut tidak dapat mengetahui persisnya kapan ia menerima uang palsu dari nasabah. Uang palsu dalam bentuk pecahan seratus ribuan tersebut, dapat diketahuinya saat pengecekan ulang hasil setoran nasabah pada saat sore hari. Dalam kasus ketidak telitian tersebut, Bank Syariah Mandiri KCP Batang tidak mengalami kerugian, karena Bank Syariah Mandiri KCP Batang telah melakukan kebijakan manajemen. Kejadian ini salah satu kejadian kesalahan operasional yang kerugiannya dapat diminimalisir. Kejadian lainnya, kesalahan internal Bank Syariah Mandiri KCP Batang.6 Semakin meningkatnya ketergantungan bank terhadap merupakan salah satu sumber risiko operasional. Bank Syariah Mandiri KCP Batang yang baru mengganti teknologi dan belum berjalan lancar, mengakibatkan transper keluar dibukukan dua kali, sehingga Bank Syariah Mandiri KCP Batang mengalami kerugian. Perencanaan infrastruktur teknologi informasi yang tidak dikelola dengan baik, mengakibatkan transaksi di Bank Syariah Mandiri KCP Batang terganggu, sehingga mengakibatkan timbulnya risiko reputasi dan potensial kerugian yang sulit diperkirakan besarnya akibat nasabah pindah ke bank pesaing. Dalam kasus Bank Syariah Mandiri KCP Batang tersebut, bahwa terdapat jelas kesalahan manajemen operasional yang tidak baik, sehingga bisa
6
Data diperloleh dari hasil wawancara Bapak Zaenal Arifin selaku pimpinan BSM Batang
5
terjadi penarikan dana nasabah tanpa otorisasi. Bagi bisnis perbankan, reputasi menjadi sangat penting untuk menjamin peningkatan kinerja secara kesinambungan. 7 Reputasi suatu bank syariah yang baik dapat terbangun, jika mampu menjalankan peran dan fungsi risiko kepatuhan maka akan berjalan dengan baik pula reputasinya. Berangkat dari fakta ilmiah diatas, dalam pertimbangan manajemen risiko operasional ini menjadi sangat penting, sehingga nantinya bank dapat meminimalisir risiko dan mendapatkan manfaatnya. Pertimbangannya yaitu manajemen risiko operasional, risiko yang diakibatkan kurangnya informasi atau sisitem pengawasan. Dengan demikian kasus yang seperti contoh diatas bisa diminimalisir dengan baik dan tepat. Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis meras tertarik dan perlu untuk melakukan penelitian mengenai “IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO OPERASIONAL PADA BANK SYARIAH MANDIRI KCP BATANG”. B. Rumusan Masalah Berdasarkan urian latar belakang masalah, maka yang menjadi pokok permasalahan penelitian dalam tugas akhir ini adalah: “Bagaimana penerapan manajemen risiko operasional pada Bank Syariah Mandiri Batang” C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah :
7
Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah, Yogyakarta: EKONISIA, 2004
6
1. Untuk mengetahui penerapan manajemen risiko operasional yang dilakukan oleh Bank Syariah Mandiri KCP Batang. 2. Untuk mengetahui upaya-upaya yang dilakukan oleh Bank Syariah Mandiri KCP Batang dalam meminimalisir resiko operasional. D. Kegunaan Penelitian Dari penelitian yang penulis lakukan ini, penulis sangat berrharap semoga penelitian ini dapat memberikan manfaat yang sangat berarti, yaitu untuk : 1. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian untuk mengetahui resiko operasional pada Bank Syariah Mandiri Batang dan lebih dikhususkan pada penerapan manajemen risiko operasional di Bank Syariah Mandiri KCP Batang. 2. Kegunaan Penelitian Peneliti berharap hasil penelitian yang telah disusun ini memiliki nilai guna baik secara teoritis maupun praktis, diantaranya: a. Secara Praktis Untuk memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan Progam Diploma III (DIII) guna mendapat gelar Ahli Madya Jurusan Perbankan Syariah pada Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Pekalongan. b. Secara Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai strategi manajemen risiko operasional terhadap Bank
7
Syariah Mandiri Batang. Sehingga diharapkan dapat digunakan para pembaca sebagai tambahan informasi dan referensi bagi mahasiswa yang melakukan penilitian serupa. E. Penegasan Istilah Untuk memperjelas dan agar tidak terjadi kesalahpahaman, maka di bawah ini penulis akan mempertegas beberapa istilah-istilah yang tercantum dalam judul penelitian, yaitu : 1. Implementasi Menurut Guntur Setiawan dalam bukunya yang berjudul Implementasi Dalam Birokrasi Pembangunan mengemukakan pendapatnya mengenai implementasi atau pelaksanaan sebagai berikut Implementasi adalah perluasan aktivitas yang saling menyesuaikan proses interaksi antara tujuan dan tindakan untuk mencapainya serta memerlukan jaringan pelaksana, birokrasi yang efektif.8 2. Manajemen Risiko Manajemen merupakan ilmu yang berhubungan dengan kepeminpinan, perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan terhadap suatu cabang bank atau bagian bank yang dilakukan oleh manajer.9 3.
Risiko Risiko adalah pengelolaan berbagai bentuk risiko yang berhubungan dengan operasional bank sesuai dengan prinsip kehati-hatian, guna mengontrol risiko pembiayaan atas berbagai risiko operasional.10 8 9
Setiawan, 2004, hal:39 Komarudin, Kamus Perbankan (jakarta: PT.Grafindo Persada, 1994), hal. 90
8
4. Operasional Operasional suatu definisi yang didasarkan pada karakteristik yang dapat diobservasi dari apa yang sedang didefinisikan atau “mengubah konsep-konsep
yang
berupa
konstruk
dengan
kata-kata
yang
menggambarkan perilaku atau gejala yang dapat diamati dan yang dapat diuji dan ditentukan kebenarannya oleh orang lain”. Penekanan pengertian definisi operasional ialah pada kata “dapat di oservasi”.11 F. Telaah Pustaka Guna menghindari penelitian terhadap obyek yang sama atau pengulangan terhadap suatu penelitian yang telah ada sebelumnya, maka penulis melakukuan kajian terhdap peneliti yang sudah ada sebelumnya dan tentunya yang berkaitan dengan judul ini. Didalam penelitian ini, penulis mengumpulkan refensi guna menghasilkan sebuah karya ilmiah. Kemudian penulis menganalisis dari berbagai sumbersumber tersebut antara lain: Muhamad, dalam bukunya “Manajemen Bank Syariah”12 tidak hanya menjelaskan jenis-jenis risiko yang dihadapi bank syariah, tetapi juga menegaskan pentingnya manajemen risiko operasional dalam bank syariah. Karena bila kegagalan berasal dari kelemahan kontrol operasional, akibatnya adalah kepercayaan nasabah dan reputasi akan hancur. Maka dari itu diuraikan
10
Sudarsono Heri, et. Al, Istilah-Istilah Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Yogyakarta ; UII Press, 2004, Hal. 84 11 Young, dikutip oleh Koentjarangningrat, 1991; hal.23 12 Muhamad,Manajemen Bank Syariah, Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 2002
9
juga tentang menganalisis kadar pengawasan risiko, mengidentifikasi risiko, membuat keputusan pengawasan serta menerapkan pengawasan risiko. Karnaen Perwataatmadja dan Muhamad Syafi`i Antonio, dalam bukunya yang berjudul “Apa Dan Bagaimana Bank Islam”13 menjelaskan tentang konsep dan prisip operasional BMI yang mengikuti ketentuan-ketentuan syariat islam yang menyangkut tatacara bermaumalat secara islam dan dengan tatacaranya berpinsip pada syariah islam. Demikian pula menurut Zainul Arifin, dalam bukunya “Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah”14 mengatakan bahwa penerapan manajemen risiko dari nol adalah tidak mudah. Kelompok industri lain mempunyai metode pengelolaan risiko operasional yang sangat mapan, layak dan teruji. Industri penerbangan, industri petrokimia dan industri militer adalah contoh eksponeneksponen ahli dalam manajemen risiko operasional. Oleh karena itu Zainul Arifin menyarankan lembaga-lembaga keuangan dapat mengapdopsi model ini untuk memenuhi kebutuhannya. Dalam Tugas Akhir yang berjudul “Implementasi Manajemen Risiko Baitul Maal Wa Tamwil (BMT) An-Najah Wiradesa” oleh Dian Retnowati, membahas mengenai penerapan manajemen risiko pada semua aspek operasional kegiatan perbankan, baik pada penghimpunan dana atau
13
Karnaen Perwataatmadja dan Muhamad Syafi`I Antonio,“Apa Dan Bagaimana Bank Islam” Yogyakarta, PT. Veresia Grafika, 1992 14 Zainul Arifin,Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah, Jakarta: Alvabeta, 2002, hal 251
10
penyaluran dana selain itu Tugas Akhir ini juga membahas semua produk di BMT An-Najah Wiradesa.15 Milda Mawadah dalam tugas akhirnya yang berjudul Manajemen Risiko Operasional
Pada
Mualamat
Indonesia
(BMI) Cabang
Pekalongan,
menyebutkan bahwa BMI Cabang Pekalongan menetapkan empat proses manajemen risiko melalui proses pengenalan risiko dengan mengidentifikasi risiko, melakukan pengukuran risiko dengan mengidentifikasi risiko, melakukan pengukuran risiko dari beberapa jenis risiko, ternya risiko opersional menjadi fokus BMI Cabang Pekalongan.16 Kevin Risqinanto Faisal dalam tugas akhirnya yang berjudul Implementasi Manajemen Risiko Dalam Pembiayaan Murabahah di BMT Bahtera Pekalongan, hasil penelitiannya menunjukan bahwa manajemen risiko di BMT Bahtera Pekalongan, dengan melakukan indentifikasi risiko, klasifikasi nasabah, penanganan (dengan pelaksanaan inspeksi atau pemantauan, pendampingan, rescheduling, surat tagihan I, II, III, dan surat peringatan I, II, III dan terakhir eksekusi sita jaminan), serta tugas akhir ini membahas penerapan perhitungan tingkat kesehatan pembiayaan dan perhitungan kesehatan pembiayaan yang menjadi evaluasi BMT Bahtera Pekalongan.17 Ruliyah dalam tugas akhirnya yang berjudul Strategi Manajemen Risiko Pembiayaan di BNI Syariah Cabang Pekalongan. Penelitian Ruliyah 15
Dian Retnowati , Implementasi Manajemen Risiko Baitul Maal Wa Tamwil (BMT) AnNajah Wiradesa” Tugas Akhir, (Pekalongan: Perpustakaan STAIN Pekalongan, 2009 ) 16 Milda Mawadah, Manajemen Risiko Operasional Pada Bank Muamalat Cabang Pekalongan, (Pekalongan: STAIN Pekalongan, 2007) 17 Kevin Risqinanto Faisal dalam tugas akhirnya yang berjudul Implementasi Manajemen Risiko Dalam Pembiayaan Murabahah di BMT Bahtera Pekalongan, Tugas Akhir (Pekalongan: Perpustakaan STAIN Pekalongan, 2010)
11
membahas manajemen risiko pembiayaan pada umumnya, sedangkan penelitian yang akan dilakukan membahas manajemen risiko pada pembiayaan berbasis bagi hasil. Tugas akhir ini juga membahas bawah BNI Syariah Cabang Pekalongan, menetapkan strategi manajemen risiko dengan standar nilai ukur risiko dalam proses pembiayaan.18 Berbeda dengan penelitian-penelitian tersebut, penulis dalam Tugas Akhir ini Bank Mandiri Syariah KCP Batang dari segi yang menfokuskan pada implementasi manajemen risiko operasional yang dimaksud adalah sebelum dan setelah terealisasinya risiko operasional yang mana belum ada penelitian sebelumnya yang membahas permasalahan ini. G. Kerangka Teori Sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 5/8/PBI/2003 tanggal 19 Mei 2003, maka penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum ini wajib dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang dikemukakan dalam action plan atau paling lambat pada tanggal 31 Desember 2004. Bank segera mengambil langkah-langkah persiapan penerapan manajemen risiko operasional, antara lain melakukan diagnosis dan identifikasi terhadap kondisi internal maupun eksternal, bank yang hasilnya dapat dijadikan bahan untuk penyusunan action plan penerapan manajemen risiko operasional sebagaimana yang diwajibkan dalam ketentuan dimaksud. Metode pengukuran manajemen risiko operasional dapat dilakukan secara kuantitatif maupun kualitatif.
18
Ruliyah, Strategi Manajemen Risiko Pembiayaan di BNI Syariah Cabang Pekalongan, Tugas Akhir, Pekalongan: Perpustakaan STAIN Pekalongan, 2010
12
Risiko operasional merupakan risiko yang umumnya bersumber dari masalah internal perusahaan, dimana risiko ini terjadi disebabkan oleh lemahnya sistem kontrol manajemen yang dilakukan oleh pihak internal perusahaan. Contoh yang kejadian yang disebabkan oleh risiko operasional yaitu, risiko pada komputer karena tersarang virus atau komputer sudah berurmur, kerusakan maintenance pabrik, kecelakaan kerja, kesalahan pecatatan manual, dan ketidak patuhannya karyawan.19 Sebagai tambahan terhadap prosedur risiko operasional, dalam penerapan risiko kepatuhan karyawan mengetahui peranan etika dan profesi, sehingga akan tercapai hasil maksimal dalam risiko operasional. Pelagaran terhadap kode etik profesi, akan mengakibatkan pencitraan yang tidak baik terhadap perusahaan tersebut. Hal ini dapat merugikan perusahaan yang dicap, kurang prefesional dalam melakukan bidangnya. Serta karyawan harus memapatuhi atau melaksankannya peraturan-peraturan atau ketentuan-ketentuan internal maupun eksternal. H. Metode Penelitian 1. Desain dan Jenis Penelitian Desain penelitian yang terdapat disini meliputi pendekatan dan jenis penelitian. Jenis pendekatan dalam Tugas Akhir (TA) adalah menggunakan kualitatif
yaitu penelitian yang lebih menekankan
analisisnya pada proses penyimpulan deduktif dan induktif serta analisis
19
Fahmi Irham, Manajem Risiko, Bandung, Penerbit; Alfabeta 2011, hal. 54
13
terhadap dinamika hubungan antara fenomena yang diamati dengan menggunakan logika ilmiah.20 2. Sumber data a) Sumber data primer Adalah sumber data yang dikumpulkan dan diolah oleh penulis secara langsung dari sumbernya yaitu malalui interview maupun dokumentasi yang berupa keterangan dari pihak Bank Syariah Mandiri KCP Batang. b) Sumber data sekunder Sumber data sekunder adalah sumber data pendukung yang diperoleh dari pihak lain. Dalam hal ini dapat berupa dokumen yang berkaitan dengan manjemen risiko operasional Bank Syariah Mandiri KCP Batang, buku-buku, karya ilmiah, dan referensi lainnya yang berkaitan dengan dengan penelitian ini.21 3. Teknik pengumpulan data a) Oservasi Oservasi yaitu pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala yang tampak pada obyek penelitian.22 Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang situasi dan kondisi secara umum di Bank Syariah Mandiri KCP Batang.
20 21
Saifudin Azwar, Metode Penelitian, Yogyakarta; Pustaka Pelajar, 1998, hal. 5 Sanapiah Faisal,metodologi penelitian pendidikan, (Surabaya :Usaha Nasional, 1982),
hal.391 22
Nawawi Danari, metodologi penelitian sosial, (Yogyakarta : Gajah Mada University Press, 1998), hal.100
14
b) Interview Interview yaitu proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara, dimana pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama.23 Penulis melakukan tanya jawab kepada pihak-pihak yang mengetahui atau seharusnya mengetahui tentang obyek yang penulis bahas. Dalam hal ini penulis melakukan interview (lansung/tertulis) di Bank Syariah Mandiri KCP Batang. c) Dokumen Dokumen berasal dari kata “dok” yang bearti barang-barang tertulis. Metode dokumen adalah pengumpulan data melalui laporan tertulis dari suatu peristiwa yang isinya terdiri dari penjelasan dan pemikiran peristiwa tersebut dan ditulis sengaja untuk mengumpulkan data dan meneruskan keterangan tersebut.24 Yang dimaksudkan untuk menggali data kepustakaan dan konsepkonsep serta catatan-catatan yang berkaitan dengan manajemen risiko operasional di Bank Syariah Mandri KCP Batang.
23
Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif Komunikasi,ekonomi,kebijakan politik dan ilmu sosial lainnya, (Jakarta : Kencana, 2008), hal.122 24 Saifudiin Azmar, Metodologi penelitian, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 1989), hal.149
15
4. Metode analisis data Untuk memperoleh hasil penelitian yang dapat dipertanggung jawabkan kreditibilitasnya, maka dalam pengambilan kesimpulan menggunakan analisis data tersebut: a) Metode deduktif Metode analisis data yang berangkat dari pengatahuan yang bersifat umum, dan bertitik tolak pada pengetahuan yang umum tersebut akan digunakan untuk menilai suatu kejadian yang bersifat khusus.25 b) Metode induktif Yaitu metode analisis data yang berangkat dari fakta-fakta yang khusus, dan peristiwa-peristiwa yang konkret, kemudian dari faktafakta atau peristiwa-peristiwa yang khusus dan konkret tersebut ditarik generalisasi-generalisasi yang mempunyai sifat umum.26 I. Sistematika Pembahasan Tugas yang penulis susunan ini merupakan rangkaian dari beberapa bab yang setiap bab terdiri dari sub-sub bab. Bab Pertama merupakan Pendahuluan. Pendahuluan berisi tentang Latar Belakang Masalah, Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian, Penegasan Istilah, Telaah Pustaka, Kerangka Teori, Metode Penelitian dan Sistematika Pembahasan. Bab Kedua, pada bab ini berisi tentang landasan teori, Dalam bab ini penulisan menguraikan tentang implementasi manajemen risiko operasional, 25
Sutrisno Hadi, Metodilogi research, (Yogyakarta : Yayasan Penerbit Falkutas Psikologi UGM,1980), hal.42 26 Ibid, hal.42
16
yang meliputi pengertian manajemen risiko operasional, macam-macam risiko pada bank syariah, risiko terkait produk bank syariah, faktor-faktor yang mempengaruhi risiko operasional pada bank syariah, kebijakan dan prosedur penerapan manajemen risiko pada bank syariah, proses pengukuran manajemen risiko operasional pada bank syariah dan proses pengendalian manajemen risiko operasional. Bab Ketiga, merupakan gambaran umum tentang pemaparan Bank Syariah Mandiri KCP Batang yang berisi sejarah singkat berdirinya Visi, Misi, Struktur Organisasi, Produk Penghimpunan dana, Produk jasa, Persyaratan Pembiayaan, Standar Nilai Ukur Manajemen Risiko Operasional, Manajemen Risiko Operasional Bank Syariah Mandiri KCP Batang. Bab Keempat, berisi tentang standar nilai ukur manajemen risiko operasional dan analisis standar nilai penerapan manajemen risiko operasional yang dilakukan oleh Bank Syariah Mandiri KCP Batang. Bab Kelima, dalam bab ini berisi tentang kesimpulan yang secara singkat dan sederhana tentang pembahasan dan saran tetang pelaksanaan strategi manajemen risiko pembiayaan di Bank Syariah Mandiri KCP Batang.