BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Masyarakat butuh akan media informasi. Setidaknya kalimat ini
menggambarkan bagaimana seorang manusia adalah makhluk sosial. Manusia selalu ingin tahu kejadian yang terjadi di sekitar mereka. Manusia selalu ingin tahu tentang apa yang terjadi dengan orang lain. Manusia selalu berusaha mencari tahu informasi mengenai hal tersebut. Dimanapun mereka berada. Di tempat dimana seseorang biasa berkumpul dengan teman mereka. Bahkan saat seseorang sendirian di kamar sekalipun. Masyarakat sangat membutuhkan akan media informasi. Seperti halnya seorang ibu rumah tangga yang sedang berbelanja. Sambil berbelanja kebutuhan sehari-hari keluarga mereka. Ibu rumah tangga tersebut pasti juga bercengkrama dengan ibu rumah tangga yang lain membicarakan gossip di sekitar mereka. Pembicaraan itu selain membicarakan informasi yang ada di sekitar mereka. Ada juga yang membicarakan mengenai berita yang sedang banyak diangkat di media massa. Media massa kemudian menjadi sesuatu hal yang mampu mempengaruhi pemikiran masyarakat. Juga mampu membuat masyarakat tertarik dan merubah atau meluruskan mindset pemikiran mereka. Kemampuan media massa ini yang kemudian banyak dimanfaatkan oleh kalangan yang memiliki kekuatan di suatu tempat atau daerah. Siapa yang mampu
1
mengontrol media massa. Maka orang tersebut juga mampu mengontrol arah pemikiran masyarakat. Tidak dapat kita hindari bahwa pengaruh yang dimiliki media massa sangat besar pada kehidupan seseorang. Disetiap kesempatan yang seseorang miliki. Mereka cenderung akan mencari tahu apa yang sedang terjadi di sekitar mereka melalui media. Baik itu media televisi, cetak, internet maupun radio. Sebagai salah satu bentuk media. Radio memiliki kelebihan yang tidak dimiliki media lain. Radio adalah media sambil. Media yang bisa didengarkan sambil melakukan aktivitas lain. Radio juga masih dipercaya sebagai media yang memiliki kecepatan informasi sama dengan televisi dan juga media internet. Di banyak tempat radio masih memiliki pendengar yang setia. Selain karena keunggulan radio diatas. Radio biasanya memiliki pendengar yang memiliki kedekatan secara emosional. Bergantung pada program acara yang dimiliki radio. Hal ini yang membuat banyak orang setia mendengarkan. Demi menunggu sebuah salam dari kerabat atau menunggu sekedar request lagu. Dalam pandangan banyak masyarakat, radio memang masih menjadi sebuah media hiburan. Padahal, radio memili tiga fungsi yang harus dipenuhi yaitu: sebagai media informasi, pendidikan dan hiburan. Jika tiga fungsi ini tidak terpenuhi maka radio akan kehilangan perannya dalam memenuhi kebutuhan para pendengarnya. Masduki (2001) mengistilahkan peran sosial radio sebagai konsep radio for society. Fungsi-fungsi tersebut dapat diemban sekaligus, tetapi ada kalanya hanya salah satu. Prinsip radio for society lebih ditekankan pada konsistensi dan
2
optimalisasi satu pesan tertentu. Peran sosial yang diemban radio dalam kapasitasnya sebagai media publik dapat dibagi sebagai berikut: pertama Radio sebagai media penyampai informasi dari satu pihak ke pihak lain. Kedua Radio sebagai sarana mobilisasi pendapat publik untuk mempengaruhi kebijakan. Ketiga Radio sebagai sarana untuk mempertemukan dua pendapat berbeda atau diskusi untuk mencari solusi bersama yang saling menguntungkan. Keempat Radio sebagai sarana untuk mengikat kebersamaan dalam semangat kemanusiaan dan kejujuran. Media radio banyak dimanfaatkan oleh para pelaku bisnis media untuk mendulang keuntungan dari iklan. Maka banyak bermunculan radio yang berbasis industri yang berisikan musik dan media berkirim salam. Meski hal ini adalah salah satu fungsi radio juga. Namun, sangat disayangkan jika pada akhirnya radio kehilangan fungsi sebaga media informasi dan hiburan. Kebutuhan akan media seperti radio memang tidak bisa dipungkiri. Keinginan masyrakat yang juga mengharapkan keberadaan radio yang mampu menampung kebuthan mereka juga sangat besar. Atas dasar inilah kemudian banyak bermunculan media alternative non profit seperti radio komunitas. Radio komunitas memang berbeda dengan radio yang lebih komersial. Radio komunitas memiliki batas jangkauan yang terbatas yaitu power maskimal 50 watt dan jangkauan layanan maksimal 2,5 km. Kanal mengudaranya radio komunitas hanya berada di frekuensi 107,7 hingga 107,9 FM. (Keputusan Menteri Perhubungan no. KM 15 tahun 2003 pasal 2 dan pasal 3, yang direvisi dengan Permenkominfo no. 13 tahun 2010)
3
Kesadaran para penggiat radio komunitas akan kebutuhan masyarakat untuk mendapatkan media massa yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Mendorong semangat penggiat radio komunitas untuk bersiaran. Padahal dalam radio komunitas banyak para penggiatnya bersifat sukarela. Namun hal ini tidak menghalangi keinginan mereka untuk menjadi media yang mampu memenuhi kebuthan masyarakat di sekitarnya. Meski bersifat sukarela, di dalam radio komunitas tetap membutuhkan manajemen penyiaran yang rapi seperti dalam hal penyusunan program acara. Juga proses administrasi untuk melalui perijinan dari KPID. Serta hal yang terpenting adalah harus ada pelindung sekaligus penanggung jawab dalam proses siaran radio nantinya. Tanpa adanya manajemen yang baik di suatu media, baik itu media yang berbasis industri maupun media alternatif seperti radio komunitas. Jangankan untuk melalui proses birokrasi perijinan di KPID. Dalam proses siarannya pun juga akan kacau. Morissan (2008) menyebutkan bahwa pada dasarnya manajemen dibutuhkan oleh semua organisasi. Karena tanpa manajemen, semua usaha akan sia sia dan pencapaian tujuan akan menjadi lebih sulit. Ada tiga alasan utama mengapa manajemen diperlukan: 1)
Untuk mencapai tujuan. Manajemen dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi
2)
Untuk menjaga keseimbangan. Manajemen dibutuhkan untuk menjaga keseimbangan Antara tujuan-tujuan, sasaran-sasaran dan kegiatan-kegiatan
4
yang saling bertentangan dari pihak-pihak yang berkepentingan dalam organisasi. 3)
Untuk mencapai efisiensi dan efektifitas. Suatu kerja organisasi dapat diukur dengan banyak cara yang berbeda. Salah satu cara yang umum digunakan adalah patokan efisiensi dan efektifitas. Di Kota Batu khususnya, radio komunitas yang tercatat secara resmi ada
tiga radio. Dua radio telah memiliki ijin siaran. Sedangkan satu radio masih melakukan proses perijinan namun, telah melakukan proses uji coba siaran. Radio radio tersebut Antara lain: 1.
Radio Surya
2.
Radio Pass FM
3.
Radio Boss Dalam kajian berikut ini yang akan dibahas oleh peneliti adalah Radio Pass
FM. Meski terbilang masih baru muncul. Radio Pass FM telah melakukan proses perijinan yang resmi dari KPID Jawa Timur. Radio ini sudah diperbolehkan siaran di frekuensi 107.9 FM. Radio Pass FM adalah radio komunitas bagi para petani di Desa Tulungrejo Kecamatan Bumiaji. Diprakarsai oleh Pak Teguh Wiyono SH. Pak Teguh dalam hal ini bukan orang baru di dunia radio di Kota Batu. Pak Teguh adalah Ketua Organisasi Radio Indonesia (ORARI) di Kota Batu pada medio tahun 1983-1988. Di tangan Pak Teguh inilah Radio Pass FM muncul menjadi radio komunitas resmi atas ijin KPID Jawa Timur. Berangkat dari profil para pendiri dan pelaku Radio Pass FM inilah peneliti tertarik untuk meneliti “MANAJEMEN MEDIA PENYIARAN RADIO
5
KOMUNITAS” dengan Studi Kasus pada Radio Pass 107.9 FM Desa Tulungrejo Kecamatan Bumiaji. 1.2.
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan sebelumnya maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah: “Bagaimana manajemen media penyiaran radio komunitas di Radio Pass FM Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu?” 1.3.
Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menjawab rumusan masalah yang ada, yaitu
untuk mengetahui manajemen media penyiaran radio komunitas, khususnya Radio Pass FM Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu. 1.4.
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat kepada mahasiswa dan para pembaca secara luas. Adapun manfaat penelitian ini sebagai berikut: 1.
Secara akademis, penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi untuk kajian studi manajemen media penyiaran radio komunitas, baik di kalangan ilmu komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang maupun pembaca secara luas.
2.
Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai manajemen penyiaran radio komunitas sekaligus menjadi bahan evaluasi dan informasi bagi para penggiat radio komunitas.
6