BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah Kedisiplinan merupakan suatu hal yang menjadi tolak ukur untuk
mengetahui apakah peran manajer atau pimpinan secara keseluruhan dapat dilaksanakan dengan baik atau tidak. Disiplin juga merupakan bentuk pengendalian diri karyawan dan pelaksanaan yang teratur menunjukkan tingkat kesungguhan tim kerja dalam sebuah organisasi, tindakan disiplin menuntut adanya hukuman terhadap karyawan yang gagal memenuhi standard yang ditentukan. Oleh karena itu tindakan disiplin tidak diterapkan secara sembarangan, melainkan memerlukan pertimbangan bijak. Kesuksesan atau kegagalan suatu organisasi ditentukan oleh banyak hal, salah satunya adalah kepemimpinan yang dibangun di dalam organisasi tersebut. Thoha (2007:7) menyatakan kepemimpinan (leadership) dapat dikatakan sebagai cara dari seorang pemimpin (leader) dalam mengarahkan, mendorong,dan mengatur seluruh unsur-unsur dalam kelompok atau organisasi untuk dapat mencapai tujuan. Seorang pemimpin harus dapat menemukan dan menerapkan gaya kepemimpinan yang sesuai dengan organisasi bawahan yang dipimpinnya. Kriteria pemimpin yang sukses adalah apabila pemimpin tersebut mampu menjadi creator (pencipta) dan motivator (pendorong) bagi bawahannyadengan menciptakan suasana dan budaya kerja yang dapat memacu peningkatan disiplin kerja karyawannya. Disiplin kerja adalah suatu sikap, perilaku yang dilakukan secara sukarela dan penuh kesadaran serta keadaan untuk mengikuti peraturan yang telah
Universitas Sumatera Utara
ditetapkan perusahaan baik tertulis maupun tidak tertulis (Nitisemito, 2006:199). Perilaku tidak disiplin yang timbul merupakan cerminan dari persepsi negatif pegawai terhadap kontrol yang dilakukan oleh perilaku pimpinan. Sebaliknya perilaku disiplin seorang karyawan yang timbul merupakan cerminan dari persepsi positif terhadap kontrol atasan atau pimpinan. Disiplin merupakan suatu proses yang negatif, yaitu suatu yang memaksa tingkah laku karyawannya yang bermasalah. Sikap seperti ini dapat menimbulkan perasaan ragu-ragu pada semua orang yang terlibat. Proses disiplin ini dapat digunakan sebagai sebuah kesempatan untuk membalik sebuah situasi yang bermasalah menjadi suatu yang menguntungkan semua pihak dan untuk mengubah perilaku sertta bukan untuk menghukum karyawan yang bermasalah. Kenyataannya sebagian karyawan perilakunya sesuai dengan harapan organisasi, dan sebagian lain yang perilakunya cukup diterima, namun ada pula beberapa karyawan yang sering menimbulkan masalah walaupun tidak semuanya seperti itu. Kedisiplinan merupakan salah satu fungsi operatif dari manajer karena semakin disiplin karyawan, semakin tinggi prestasi kerja yang dapat dicapainya dan akan menciptakan karyawan yang berkualitas. Tanpa disiplin karyawan yang baik, sulit bagi organisasi perusahaan untuk mencapai hasil yang optimal. Disiplin kerja karyawan dapat dilihat dari kehadiran karyawan setiap hari, ketepatan jam kerja, mengenakan pakaian kerja dan tanda pengenal, serta ketaatan karyawan terhadap peraturan. PT.Telekomunikasi Indonesia Cabang Medan adalah suatu perusahaan penyedia layanan telekomunikasi dan jaringan di Indonesia. Seperti yang
Universitas Sumatera Utara
dilakukan oleh karyawan PT.Telekomunikasi Indonesia cabang Medan, kepemimpinan dalam kerja merupakan faktor penting yang perlu diperhatikan dan memiliki pengaruh terhadap disiplin kerja karyawan. Setiap perusahaan selalu ingin meningkatkan disiplin kerja karyawannya semaksimal mungkin dalam batas-batas
kemampuan
perusahaan.
Apabila
perusahaan
lalai
dalam
memperhatikan maka disiplin kerja karyawan akan menurun. Pimpinan sumber daya manusia PT.Telekomunikasi Indonesia Cabang Medan merupakan pemimpin yang memiliki kedisiplinan yang tinggi. Salah satu tindakannya dapat dilihat dari kehadirannya di kantor tepat waktu dan absen dengan alasan yang jelas. Manajer sumber daya manusia tersebut sebagai pemimpin salah satu bagian memberikan contoh teladan yang dapat diikuti oleh karyawan lain. Bagi sebagian karyawan bisa mengikuti sikap disiplin pemimpin tersebut, namun ada pula beberapa karyawan yang menganggap sikap disiplin tersebut bersifat negatif yang dikaitkan dengan sanksi atau hukuman. Salah satu indikator yang digunakan untuk melihat disiplin kerja karyawan adalah tingkat absensi, ketepatan jam kerja, menyelesaikan tugas sesuai jadwal, dan ketaatan terhadap peraturan. Maka untuk itu akan dikemukakan jumlah karyawan dan tingkat absensi karyawan pada PT.Telekomunikasi Indonesia Cabang Medan seperti pada Tabel 1.1 berikut ini :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 1.1 Daftar Absensi Karyawan PT.Telekomunikasi Indonesia Cabang Medan Keterangan
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Jlh
%
Jlh
%
Jlh
%
Jlh
%
Jlh
%
Jlh
%
Sakit Dengan Keterangan 1 – 2 hari 3 – 4 hari > 5 hari
3 2 2
1.90 1.27 1.27
2 2 3
1.27 1.27 1.90
2 2 1
1.27 1.27 0.63
2 3 2
1.27 1.90 1.27
2 2 3
1.27 1.27 1.90
2 3 3
1.27 1.90 1.90
Sakit Tanpa Keterangan 1 – 2 hari 3 – 4 hari > 5 hari
1 2 1
0.63 1.27 0.63
2 1 1
1.27 0.63 0.63
1 2 2
0.63 1.27 1.27
2 2 2
1.27 1.27 1.27
2 2 0
1.27 1.27 0.00
2 1 2
1.27 0.63 1.27
Izin 1 – 2 hari 3 – 4 hari > 5 hari
1 2 2
0.63 1.27 1.27
2 1 1
1.27 0.63 0.63
1 2 3
0.63 1.27 1.90
1 2 3
0.63 1.27 1.90
1 3 3
0.63 1.90 1.90
3 3 4
1.90 1.90 2.53
1 1
0.63 0.63
1 2 1
0.63 1.27 0.63
1 1 1
2.53 2.53 2.53
2 2 2
1.27 1.27 1.27
1 2 0
0.63 1.27 0.00
2 4 3
1.27 2.53 1.90
2
1.27
Tanpa Keterangan 1 – 2 hari 3 – 4 hari > 5 hari
Sumber : Sumber Daya Manusia PT.Telekomunikasi Indonesia Cabang Medan (2009),diolah Keterangan : Sakit dengan Keterangan = Sakit dengan keterangan surat dokter. Sakit tanpa Keterangan
= Sakit tanpa keterangan surat dokter.
Izin
= Adanya keterangan surat yang bersangkutan.
Tanpa Keterangan
= Tidak adanya keterangan apapun dari karyawan.
Tabel 1.1 menunjukkan bahwa karyawan PT.Telekomunikasi Indonesia Cabang Medan tiap bulannya ada yang tidak hadir dengan berbagai alasan. Masalah absensi merupakan masalah yang berkaitan dengan kedisiplinan dalam bekerja.
Universitas Sumatera Utara
PT.Telekomunikasi Indonesia Cabang Medan dalam usahanya mencapai disiplin kerja pegawai telah beberapa kali melaksanakan rapat rutin agar pimpinan mengetahui bagaimana kinerja karyawan dalam bekerja. Disamping itu juga pimpinan harus mengetahui keluhan atau masukan dari pegawai selama pegawai tersebut bekerja pada karyawan PT.Telekomunikasi Indonesia Cabang Medan. Berikut ini ada beberapa jenis rapat rutin pada PT.Telekomunikasi Indonesia Cabang Medan. Tabel 1.2 Jenis Pertemuan Rutin pada Karyawan PT.Telekomunikasi Indonesia Cabang Medan No Jenis pertemuan Frekuensi/ bulan Keterangan 1
Antara
pimpinan 4 kali, setiap hari - Peningkatan Kinerja
dengan Karyawan 2
rabu
Antara
Kepala 4 kali, setiap hari
bagian
dengan selasa
kepala bagian
- Peningkatan Kerja sama guna mewujudkan tujuan perusahaan - Meningkatkan Kualitas Produk - Pemecahan masalah yang timbul dalam melaksanakan pekerjaan - Peningkatan Komunikasi
Sumber : Sumber Daya Manusia PT.Telekomunikasi Indonesia Cabang Medan (2009),diolah Tabel 1.2 menunjukkan bahwa dengan adanya pertemuan/rapat tersebut hubungan pimpinan dengan semua pegawai di PT.Telekomunikasi Indonesia Cabang Medan dapat meningkatkan gairah dalam bekerja. Dengan diadakannya pertemuan rutin diharapkan akan tercipta disiplin dalam bekerja dan tercipta semangat kerja serta dapat terciptanya tujuan perusahaan. PT.Telekomunikasi Indonesia dapat menerapkan disiplin bagi karyawan melalui adanya kesadaran dan kesediaan dari masing-masing karyawan. Pemimpin harus dapat menyediakan pengawasan yang tinggi agar penerapan
Universitas Sumatera Utara
disiplin dapat berjalan dengan baik., karena bila atasan kurang memberikan pengawasan terlebih-lebih bertindak kurang disiplin, maka dikhawatirkan akan berdampak negatif bagi bawahannya. Hal ini menciptakan ketertarikan untuk melakukan penelitian dengan memilih judul
“Pengaruh Kepemimpinan
Terhadap Peningkatan Disiplin Kerja Karyawan Pada PT.Telekomunikasi Indonesia Cabang Medan.”
B.
Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang ini dapat dirumuskan permasalahannya sebagai
berikut : “Apakah kepemimpinan berpengaruh terhadap peningkatan disiplin kerja karyawan pada PT.Telekomunikasi Indonesia Cabang Medan”.? C.
Kerangka Konseptual Siagian (2002:62) menyatakan bahwa kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain itu mau melakukan kehendak pimpinan meskipun secara pribadi hal itu mungkin tidak disenanginya. Pengertian tersebut menunjukkan bahwa kepemimpinan sangat berpengaruh, baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap disiplin karyawan dalam bekerja. Menurut Siagian (2002:83), seorang pemimpin yang baik hendaknya memiliki beberapa sifat dasar, yang merupakan indikator dari variabel kepemimpinan antara lain: Kepedulian terhadap tugas, memiliki otoritas, tegas, percaya diri, memiliki sifat inisiatif.
Universitas Sumatera Utara
Kepemimpinan diartikan sebagai pelaksana otoritas dan pembuatan keputusan. Kepemimpinan diartikan juga suatu inisiatif,ketegasan dan tanggung jawab untuk bertindak yang menghasilkan suatu pola yang konsisten dalam rangka mencari jalan pemecahan dari suatu persoalan bersama.. Sikap kepemimpinan yang dibahas dalam penelitian ini akan memberikan pengaruh terhadap disiplin kerja karyawan. Pimpinan yang mampu menjalankan tugas dengan baik dan membina hubungan dengan karyawan lain akan lebih efektif dalam pencapaian tugas sehari-hari. Sutrisno (2009:90) disiplin kerja karyawan adalah suatu sikap dan tingkah laku yang menunjukkan kataatan karyawan terhadap peraturan organisasi. Organisasi atau perusahaan yang baik harus berupaya menciptakan peraturan dan tata tertib yang harus dipenuhi oleh seluruh karyawan dalam organisasi. Peraturan-peraturan yang akan berkaitan dengan disiplin dan sekaligus dijadikan sebagai indicator penelitian variabel disiplin antara lain : kehadiran karyawan, peraturan jam kerja, peraturan cara melakukan pekerjaan (menyelesaikan tugas sesuai jadwal, ketaatan terhadap peraturan. Salah satu faktor yang mempengaruhi kedisiplinan karyawan adalah tindakan seorang pemimpin yang menunjukkan sikap keteladanan bagi karyawannya. Sikap seorang pemimpin merupakan sebuah contoh bagi karyawan. Seorang pemimpin dapat menjadi motivator bagi perilaku disiplin karyawan. Variabel – variabel yang merupakan objek penelitian ini, dikumpulkan dan dihubungkan satu dengan yang lainnya dan dimodifikasi kembali oleh peneliti dalam suatu bagan sesuai dengan tujuan penelitian, berikut ini kerangka
Universitas Sumatera Utara
konseptual penelitian sebagai alur pikir sekaligus sebagai dasar dalam merumuskan hipotesis. Kerangka konseptual dapat dijelaskan sebagai berikut : Disiplin Kerja (Y) a. Kehadiran b. Ketepatan Jam Kerja c. Menyelesaikan tugas sesuai jadwal d. Ketaatan terhadap peraturan
Kepemimpinan ( X) a. Kepedulian terhadap tugas b. Penggunaan otoritas c. Ketegasan d. Kepercayaan Diri e. Inisiatif Sumber : Siagian (2002:62), Sutrisno (2009:90) Gambar 1.1. Kerangka Konseptual
D.
Hipotesis Hipotesis merupakan dugaan sementara bagi suatu masalah yang sedang
diselidiki kebenarannya dan masih memerlukan pembuktian. Berdasarkan perumusan masalah maka hipotesis dalam penelitian ini adalah : “Ada pengaruh yang signifikan antara kepemimpinan terhadap disiplin kerja karyawan pada PT.Telekomunikasi Indonesia Cabang Medan”.
E. 1.
Tujuan dan Manfaat Penelitian. Tujuan Penelitian. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh
kepemimpinan
berpengaruh
terhadap
disiplin
kerja
karyawan
pada
PT.Telekomunikasi Indonesia Cabang Medan.
Universitas Sumatera Utara
2.
Manfaat Penelitian
a. Bagi Perusahaan Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai alternatif maupun dasar pertimbangan oleh pimpinan maupun karyawan PT.Telekomunikasi Indonesia Cabang Medan untuk meningkatkan semangat kerja pegawai. b. Bagi Penulis Penelitian ini berguna untuk menerapkan dan mengaplikasikan teori sumber daya manusia yang diperoleh di bangku kuliah, dan merupakan salah satu syarat dalam meraih gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. c. Bagi Peneliti Lain Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan bacaan ilmiah di perpustakaan dan sebagai bahan referensi bagi peneliti lain yang meneliti masalah sejenis. F. Metode Penelitian 1. Batasan Operasional Dalam penelitian ini batasan opersionalnya adalah : a. Variabel bebas (Independen) : Kepemimpinan (X) b. Variabel terikat (Dependen) : Disiplin kerja karyawan (Y) 2.
Defenisi Operasional
a.
Variabel Independen : Kepemimpinan Kepemimpinan adalah upaya untuk mempengaruhi banyak orang melalui
komunikasi untuk mencapai tujuan. Adapun indikator dari kepemimpinan adalah:
Universitas Sumatera Utara
1. Kepedulian terhadap tugas Pemimpin harus mengetahui tentang tugas yang akan diberikan merupakan tanggung jawab bersama antara karyawan dan pimpinan. 2. Penggunaan otoritas Kewenangan yang dilakukan sesuai dengan apa yang menjadi tanggung jawab dan hak pemimpin dalam menjalankan tugasnya. 3. Ketegasan Pemimpin memerlukan ketegasan dalam melakukan koreksi dan mengenakan sanksi yang tepat bagi karyawan. 4. Kepercayaan diri Pemimpin ialah seseorang yang cukup matang dan ia tidak banyak memiliki sifat anti sosial. Ia berkeyakinan bahwa ia akan berhasil disetiap langkah yang diambilnya. 5. Inisiatif. Kemampuan untuk bertindak sendiri dan mengatur tindakan-tindakan yang tidak terlihat oleh pihak lain. b. Variabel Dependen : Disiplin kerja karyawan Disiplin kerja
adalah kesadaran atau kesediaan seorang menanti semua
peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku. Adapun indikator disiplin kerja karyawan adalah: 1.
Kehadiran Karyawan Karyawan wajib hadir di perusahaan sebelum jam kerja, dan menggunakan
sarana kartu kehadiran pada mesin absensi.
Universitas Sumatera Utara
2.
Ketepatan jam kerja Perusahaan mengatur ketetapan jam kerja. Karyawan diwajibkan untuk
mengikuti aturan jam kerja, tidak melakukan pelanggaran jam istirahat dan jadwal kerja lain, keterlambatan masuk kerja, dan wajib mengikuti aturan jam kerja per hari. 3. Mengenakan pakaian kerja dan tanda pengenal Seluruh karyawan wajib memakai pakaian yang rapi dan sopan, dan mengenakan tanda pengenal selama menjalankan tugas kedinasan. 4. Ketaatan karyawan terhadap peraturan Perusahaan
menetapkan
peraturan
kepada karyawan bertujuan untuk
meningkatkan tingkat disiplin karyawannya. Adakalanya karyawan secara terangterangan menunjukkan ketidakpatuhan, seperti menolak melaksanakan tugas yang seharusnya dilakukan.
Variabel Kepemimpi nan
Disiplin Kerja
Tabel 1.3 Defenisi Operasional Variabel Defenisi Indikator Variabel Instrumen Operasional Penelitian Upaya untuk a. Kepedulian mempengaruhi terhadap tugas karyawan melalui b. Penggunaan komunikasi untuk otoritas mencapai tujuan. c. Ketegasan d. Kepercayaan diri e. Inisiatif Kesadaran dan a. Kehadiran kesediaan b. Ketepatan kerja karyawan menaati c. Mengenakan semua peraturan pakaian kerja dan perusahaan dan tanda pengenal norma-norma sosial yang d. Ketaatan terhadap berlaku. peraturan
Skala Pengukuran
Kuisioner dan wawancara
Skala Likert
Kuisioner dan wawancara
Skala likert
Sumber : Siagian (2002:62), Sutrisno (2009:90)
Universitas Sumatera Utara
3. Skala Pengukuran variabel Skala pengukuran yang digunakan untuk menyatakan tanggapan responden terhadap setiap instrumen dengan menggunakan skala Likert dengan 5 alternatif jawaban. Urutan skala penilaian dari masing – masing item : Tabel 1.4 Tabel Skala Pengukuran Variabel No
Keterangan
Nilai
1
Sangat Setuju (SS)
Nilai 5
2
Setuju (S)
Nilai 4
3
Kurang Setuju (KS)
Nilai 3
4
Tidak Setuju (TS)
Nilai 2
5
Sangat Tidak Setuju (STS)
Nilai 1
4. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada PT.Telekomunikasi Indonesia Cabang Medan di JL.H.M.Yamin No.2 Medan. Penelitian ini dilaksanakan sejak bulan Juni 2010 sampai dengan Juli 2010. 5. Populasi dan Sampel a. Populasi Menurut Sugiyono (2008:115) yang menyatakan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulan. Pada penelitian ini populasinya adalah karyawan operasional pada PT Telekomunikasi Indonesia Cabang Medan, berjumlah 158 orang.
Universitas Sumatera Utara
b. Sampel Tekhnik pengambilan sampel yang digunakan berdasarkan pada rumus Slovin, sebagai patokan untuk menentukan sampel minimal yang harus diambil (Umar,2005:149) yaitu: n=
N 1 + Ne 2
Dimana : n = Jumlah Sampel N = Ukuran Populasi e = Standard error Sehingga : n =
158 1 + 158 (0,1) 2
n = 61,24 responden. Jadi sampel yang diambil dibulatkan menjadi 61 sehingga seluruh sampel atau responden berjumlah 61 orang. Kemudian disusun dengan menggunakan sampel secara insidental yang merupakan teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara random sampling bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, diambil secara acak, cocok sebagai sumber data (Sugiyono, 2008:122). Tabel 1.5 Data Karyawan Operasional PT Telekomunikasi Indonesia Tbk Medan (dalam satuan orang) Bagian Keuangan SDM Sistem Informasi Unit Billing Jumlah
Populasi 29 41 45 43 158
Sampel 29/158 x 61 = 11,2 41/158 x 61 = 15,8 45/158 x 61 = 17,4 43/158 x 61 = 16,6
Jumlah 11 16 17 17 61
Universitas Sumatera Utara
6.
Jenis Data
a.
Data Primer Data primer merupakan data yang diperoleh dari responden terpilih pada
lokasi penelitian dengan membagikan kuisioner penelitian. Berdasarkan masalah yang diuraikan serta tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, maka data primer yang diperlukan yaitu data tentang disiplin dan kualitas kerja karyawan. b.
Data sekunder Data sekunder merupakan data yang berisikan informasi dan teori-teori
yang digunakan untuk mendukung penelitian yang dilakukan. Peneliti mendapatkan data sekunder dari buku-buku, internet. 7.
Teknik Pengumpulan data
a. Kuisioner adalah seperangkat pernyataan tertulis yang disusun oleh peneliti yang berisikan pernyataan tentang disiplin dan kualitas kerja karyawan pada PT.TELEKOMUNIKASI Cabang Medan. b. Wawancara adalah suatu cara pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti untuk memperoleh informasi dengan tanya jawab secara lisan dengan pihak perusahaan yang berwenang mengenai masalah yang diteliti. c. Studi Dokumentasi Studi dokumentasi dilakukan dengan cara meninjau, membaca, dan mempelajari data literatur dan sumber-sumber lain yang dapat memberikan informasi mengenai penelitian ini seperti majalah dan internet.
Universitas Sumatera Utara
8. Uji Validitas dan Uji Reabilitas a. Uji validitas Uji validitas digunakan oleh peneliti untuk mengukur data yang diperoleh setelah penelitian, dimana merupakan data valid atau tidak valid dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur. Hal ini dilakukan karena jumlah populasi penelitian memungkinkan peneliti untuk melakukan uji validitas kepada 30 karyawan di PT.TELEKOMUNIKASI INDONESIA Tbk CABANG MEDAN dan untuk mengetahui bahwa disiplin yang diterapkan kepada karyawan menyebabkan kenaikan kualitas kerja dari karyawan. Pengaruh kepemimpinan (X) terhadap disiplin kerja karyawan (Y) dapat dibuktikan dengan pernyataan yang diberikan karyawan dalam kuesioner (Dharma, 2003: 388). Pengujian validitas instrumen dilakukan dengan mengggunakan program SPSS 13.0 for Windows, dengan kriteria sebagai berikut: 1. Jika rhitung > rtabel, maka pertanyaan tersebut dinyatakan valid 2. Jika rhitung < rtabel, maka pertanyaan tersebut dinyatakan tidak valid.
b. Uji Reabilitas Reliabilitas merupakan tingkat keandalan suatu instrumen penelitian. Uji reliabilitas digunakan untuk melihat konsistensi dalam mengukur gejala yang sama. Butir pertanyaan yang sudah dinyatakan valid dapat ditentukan reliabilitasnya dengan kriteria sebagai berikut: 1. Jika ralpha positif atau > rtabel, maka pertanyaan tersebut reliabel 2. Jika ralpha negatif atau < rtabel, maka pertanyaan tersebut tidak reliabel
Universitas Sumatera Utara
9. Teknik Analisis Data a. Metode analisis Deskriptif Yaitu analisis dengan mengumpulkan daata, menganalisis dan kemudian menafsirkan, sehingga data tersebut memberikan gambaran terhadap keadaan yang sedang terjadi mengenai kepemimpinan. b. Metode analisis Regresi linear sederhana. Metode Analisis Regresi Linear Sederhana yaitu untuk mengetahui pengaruh insentif terhadap tingkat perputaran karyawan. Menurut Sugiyono (2008:270) rumus regresi linear sederhana adalah : Y = a + bx Dimana, Y = Disiplin Kerja Karyawan a = konstanta b = Koefisien estimasi X = Kepemimpinan Analisis ini menggunakan bantuan aplikasisoftware SPSS (Statistic Product and Service Solution) 13,0 for windows. Suatu perhitungan statistik signifikan secara statistik apabila nilai uji statistiknya berada dalam daerah kritis (daerah dimana Ho ditolak). Sebaliknya disebut tidak signifikan bila nilai uji statistiknya berada dalam daerah Ho diterima. Pengujian Hipotesis dapat dilihat dari 3 kriteria antara lain: a. Uji signifikan individual (Uji – t) Uji-t menunjukkan seberapa besar pengaruh variabel bebas secara individual terhadap variabel terikat.
Universitas Sumatera Utara
Ho : b = 0, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas (X) yaitu variabel disiplin terhadap kualitas kerja karyawan yaitu variabel terikat (Y). Ho : b≠ 0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas (X) yaitu variabel disiplin terhadap kualitas kerja karyawan yaitu variabel terikat (Y). Kriteria pengambilan keputusan : Ho diterima jika thitung < ttabel pada ∝ = 5%
Ho diterima jika thitung > ttabel pada ∝ = 5% b. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien Determinasi (R2) merupakan ukuran untuk mengetahui kesesuaian atau ketepatan hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat dalam suatu persama regresi dapat dilihat dari koefisien determinasi (R2) dimana 0
Hal ini menunjukkan jika nilai R2 semakin dekat dengan 1 maka
pengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) semakin kuat. Sebaliknya jika R2 semakin mendekati 0 maka pengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) semakin lemah.
Universitas Sumatera Utara