12
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Lingkungan merupakan kesatuan ruang, dan semua benda yang ada di dalamnya termasuk manusia dan perilakunya. Dalam hal ini manusia banyak menentukan corak kehidupan dan mempunyai peranan yang sangat dominan terhadap lingkungannya. Perilaku, yaitu segala sesuatu yang dilakukan manusia baik secara sadar maupun tidak sadar yang akan mempengaruhi peri kehidupan dan kesejahteraan manusia serta mahkluk hidup lainnya. Setiap aktivitas manusia sedikit atau banyak akan berpotensi mengubah lingkungan hidupnya. Sebagian besar masyarakat masih kurang menyadari arti pentingnya lingkungan terutama dengan kualitas yang baik yang berguna bagi kelangsungan hidup manusia, selanjutnya ini akan berpengaruh terhadap daya dukung lingkungan dimana berkurangnya daya dukung lingkungan akan berpengaruh pada berkurangnya kemampuan lingkungan mendukung kehidupan manusia ( Sunu, 2001 ). Interaksi dinamik antara manusia dan lingkungan telah memperburuk lingkungan hidup baik di udara, darat, dan perairan. Kehilangan stabilitas makin sering terjadi, organisme berbahaya akan lebih umum dijumpai seiring makin buruknya lingkungan. Timbulnya pencemaran lingkungan akan sejalan dengan aktivitas manusia yang semakin tinggi sehingga menyebabkan terjadinya perubahan fisik dan kimia yang sebaliknya akan berpengaruh terhadap kesehatan
13 manusia serta komposisi dan produktivitas pada ekosistem yang berkepentingan (Sumarwoto, 1997) Menurut Moeljiono, 1995 setiap kota memiliki karakteristik yang berbedabeda ditambah dengan berbagai aktivitas dan kegiatan manusia dengan berbagai kepentingan sehingga menyebabkan daya dukung lingkungan dan kualitas lingkungan tiap-tiap kota juga berbeda-beda. Salah satu masalah terbesar yang berpotensi
mempengaruhi
kualitas
lingkungan
daerah
perkotaan
yaitu
pembangunan yang berlangsung pesat tanpa memperhatikan pengaruh-pengaruh yang ditimbulkan pada lingkungan. Tidak dapat disangkal bahwa pembangunan jelas makin mendekatakan manusia kepada realitas standar kehidupan yang lebih baik. Namun di lain pihak harus diakui bahwa keberhasilan pembangunan masih meninggalkan akibat sampingan berupa lingkungan yang porak-poranda yang dikhawatirkan dapat mengganggu stabilitas dan kualitas lingkungan timbal balik. Secara alamiah daya dukung lingkungan sangat erat berkaitan dengan kepadatan penduduk. Jumlah penduduk yang semakin meningkat akan memberikan tekanan terhadap lingkungan yang mengakibatkan kerusakan pada sumberdaya-sumberdaya yang ada. Walaupun di dalam masyarakat terdapat mekanisme untuk mengatur laju pertumbuhan dan kepadatan penduduk namun kenyataan menunjukkan di banyak tempat terdapat kepadatan penduduk yang melebihi daya dukung lingkungan. Tanda tersebut adalah kerusakan lingkungan baik yang terjadi di pedesaan dan terutama di perkotaan. Kualitas sanitasi lingkungan antara lain dapat diukur dari : tersedianya fasilitas air bersih yang mudah diperoleh, tempat buangan kotoran manusia dan buangan limbah, tempat buangan sampah, tataruang pemikiman, fasilitas kebersihan dan kesehatan, dan lain-lain.
14 Dalam pola kehidupan masa kini, ketersediaan sarana dan prasarana sangat dibutuhkan bahkan tak jarang bersifat mutlak. Perkembangan penduduk dengan segala macam implikasinya terjadi dengan cepat dan secara terus-menerus, perkembangan ini terjadi sangat cepat dan menuntut tersedianya sarana dan prasarana pendukung yang baik dan lengkap baik secara fisik maupun non fisik. Demikian pula dalam segi pengelolaan lingkungan ketersediaan sarana mutlak diperlukan karena dengan sarana ini akan membantu dan memudahkan dalam pelaksanaan pengelolaan lingkungan. Walaupun sebaliknya tersedianya sarana yang memadai tidak selamanya menjamin kulitas suatu lingkungan akan baik, karena akan berpulang pada penggunaan sarana yang tersedia tadi. Sarana dalam pengelolaan lingkungan dapat berupa TPS (tempat penampungan sampah sementara),
TPA
(tempat
pembuangan
sampah
akhir),
SPAL
(saluran
pembuangan air limbah), SPAH (saluran pembuangan air hujan), dan lain-lain. Daerah Kota D. I. Yogyakarta merupakan salah satu daerah kunjungan wisata, oleh karena itu perkembangan daerah ini sangat dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi dari sektor pariwisata dan dari ekonomi rakyat. Kota Yogyakarta terdiri atas beberapa kecamatan salah satunya adalah Kecamatan Gondokusuman, dimana Kecamatan Gondokusuman merupakan salah satu kecamatan yang aktivitasnya terpadat di Kota Yogyakarta, sehingga sangat menarik bagi penulis untuk dijadikan objek penelitian. Hal ini disebabkan karena Kecamatan Gondokusuman terletak pada wilayah yang strategis yaitu di tengah Kota Yogyakarta dengan luas ± 399 km², dan jumlah penduduk sebanyak 74.482 jiwa dengan berbagai aktivitasnya yang berpotensi mengubah lingkungan. Jumlah penduduk tersebut merupakan jumlah penduduk kecamatan yang terbesar di Kota
15 Yogyakarta, sehingga dengan makin banyaknya jumlah penduduk, maka akan semakin besar pula pengaruh perilaku yang ditimbulkan terhadap lingkungan. Sehubungan dengan beberapa hal di atas, maka peneliti tertarik untuk meneliti lebih jauh tentang hubungan antara perilaku penduduk dengan kualitas lingkungan pada Kecamatan Gondokusuman yang dititik beratkan pada dua kelurahan dari lima kelurahan yang terdapat di Kecamatan Gondokusuman, yaitu Kelurahan Klitren dan Kelurahan Baciro. Keadaan yang diteliti dibatasi pada keadaan demografi penduduk, kualitas lingkungan ( kualitas air yang digunakan dan sarana penyediaannya, sarana pembuangan air limbah, tempat pembuangan sampah, kualitas sungai yang melewati daerah penelitian ), sarana kesehatan, pendidikan, dan sarana umum lain yang terdapat pada kedua kelurahan tersebut.
16 B. Perumusan Masalahan Berdasarkan uraian dalam latar belakang tersebut di atas maka dapat dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut : 1. Bagaimanakah ketersediaan prasarana lingkungan dan penggunaanya dalam hal masalah air, limbah, dan sampah di Kelurahan Baciro dan Klitren, Kecamatan Gondokusuman. 2. Bagaimanakah hubungan pola perilaku penduduk dengan kualitas lingkungan berdasarkan pada sarana lingkungan yang ada terkait masalah air, limbah dan sampah di Kelurahan Baciro dan Klitren, Kecamatan Gondokusuman
C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : 1. Ketersediaan prasarana lingkungan yang terkait dengan masalah air, limbah, dan sampah yang terdapat di Kelurahan Baciro dan Klitren, Kecamatan Gondokusuman. 2. Hubungan pola perilaku penduduk dengan kualitas lingkungan yang dilihat pada sarana lingkungan yang ada terkait masalah air, limbah dan sampah di Kelurahan Baciro dan Klitren, Kecamatan Gondokusuman.
D. Manfaat Penelitian
17 Penelitian ini diharapkan akan bermanfaat bagi peningkatan kualitas lingkungan di Kecamatan Gondokusuman khususnya yang erat hubungannya dengan perilaku penduduk dalam masalah air, limbah, dan sampah.