BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Masalah
Media massa atau Pers adalah suatu istilah yang mulai dipergunakan pada tahun 1920-an untuk mengistilahkan jenis media yang secara khusus didesain untuk mencapai masyarakat yang sangat luas. Dalam pembicaraan sehari-hari, istilah ini sering disingkat menjadi media.
Masyarakat dengan tingkat ekonomi rendah memiliki ketergantungan dan kebutuhan terhadap media massa yang lebih tinggi daripada masyarakat dengan tingkat ekonomi tinggi karena pilihan mereka yang terbatas. Masyarakat dengan tingkat ekonomi lebih tinggi memiliki lebih banyak pilihan dan akses banyak media massa, termasuk bertanya langsung pada sumber atau ahli dibandingkan mengandalkan informasi yang mereka dapat dari media massa tertentu.
Koran (dari bahasa Belanda: Krant, dari bahasa Perancis courant) atau surat kabar adalah suatu penerbitan yang ringan dan mudah dibuang, biasanya dicetak pada kertas berbiaya rendah yang disebut kertas koran, yang berisi berita-berita terkini dalam berbagai topik. Topiknya bisa berupa even politik, kriminalitas, olahraga, tajuk rencana, cuaca. Surat kabar juga biasa berisi kartun, TTS dan hiburan lainnya. (http://defenisionline.com /2011/03/pengertian surat kabar)
Universitas Sumatera Utara
Ada juga surat kabar yang dikembangkan untuk bidang-bidang tertentu, misalnya berita untuk industri tertentu, penggemar olahraga tertentu, penggemar seni atau partisipan kegiatan tertentu. Jenis surat kabar umum biasanya diterbitkan setiap hari, kecuali pada hari-hari libur. Surat kabar sore juga umum di beberapa negara. Selain itu, juga terdapat surat kabar mingguan yang biasanya lebih kecil dan kurang prestisius dibandingkan dengan surat kabar harian dan isinya biasanya lebih bersifat hiburan.
Pada awalnya, komunikasi antar manusia sangat bergantung pada komunikasi dari mulut ke mulut. Catatan sejarah yang berkaitan dengan penerbitan media massa terpicu
penemuan
mesin cetak
oleh
Johannes
Gutenberg.
Di Indonesia,
perkembangan kegiatan jurnalistik diawali oleh Belanda. Beberapa pejuang kemerdekaan Indonesia pun menggunakan jurnalisme sebagai alat perjuangan. Di era-era inilah Bintang Timur, Bintang Barat, Java Bode, Medan Prijaji, dan Java Bode terbit. Pada masa pendudukan Jepang mengambil alih kekuasaan, koran-koran ini dilarang. Akan tetapi pada akhirnya ada lima media yang mendapat izin terbit: Asia
Raja,
Tjahaja,
Sinar
Baru,
Sinar
Matahari,
dan
Suara
Asia.
(http://lapmipth.blogger.com)
Kebanyakan negara mempunyai setidaknya satu surat kabar nasional yang terbit di seluruh bagian negara. Di Indonesia contohnya adalah Kompas, Jawa Pos, Media Indonesia dan Jakarta Post Pemilik surat kabar, atau sang penanggung jawab, adalah sang penerbit, Orang yang bertanggung jawab terhadap isi surat kabar disebut editor. Di negara-negara Barat, pers disebut sebagai kekuatan yang keempat, setelah
Universitas Sumatera Utara
kaum agamawan, kaum bangsawan, dan rakyat. Istilah ini pertama kali dicetuskan oleh Thomas Carlyle pada paruhan pertama abad ke-19. Hal ini menunjukkan kekuatan pers dalam melakukan advokasi dan menciptakan isu-isu politik. Karena itu tidak mengherankan bila pers sering ditakuti, atau malah "dibeli" oleh pihak yang berkuasa. Di Indonesia, pers telah lama terlibat di dalam dunia politik. Di masa penjajahan Belanda pers ditakuti, sehingga pemerintah mengeluarkan haatzai artikelen, yaitu undang-undang yang mengancam pers apabila dianggap menerbitkan tulisan-tulisan yang "menaburkan kebencian" terhadap pemerintah.
Pada masa Orde Lama banyak penerbitan pers yang diberangus oleh Presiden Soekarno. Namun bredel pers paling banyak terjadi di bawah pemerintahan Soeharto. Akibatnya banyak wartawan yang harus menulis dengan sangat berhati-hati. Atau sebaliknya, wartawan menjadi tidak kritis dan hanya menulis untuk menyenangkan penguasa. Dan akhirnya di zaman sekarang ini dizaman demokrasi informasi dan wartawan yang membuat informasi tersebut semakin luwes dalam menampilkan atau membuat informasi yang terjadi. (http://lapmipth.blogger.com)
Baru baru ini terjadi sebuah fenomena yang disebut crop circle yang terjadi di sleman. semua media sibuk mencari kebenarannya, salah satu dari media massa yang berperan dalam menginformasikan tersebut adalah media koran atau surat kabar. Banyak surat kabar mengatakan salah satunya harian Kompas dan Waspada yaitu Fisikawan Universitas Diponegoro Semarang Dr M. Nur memperkirakan, crop circle yang muncul di Yogyakarta adalah murni fenomena alam. Ia meyakini bahwa "crop circle" yang muncul di Sleman tersebut bukan buatan manusia maupun jejak
Universitas Sumatera Utara
"unidentified flying object" (UFO), Menurut Dr M. Nur, kalau crop circle itu buatan manusia, tentunya tidak mungkin sanggup mengerjakan sampai serapi itu, apalagi sanggup mengerjakan dalam waktu yang cukup singkat. Tidak mungkin, kata Dr M. Nur, jika crop circle itu dibuat manusia, sebab polanya sangat rapi, bentuknya amat teratur. Padahal tidak ada orang yang tahu, tahu-tahu sudah ada. Saya meyakini itu hanya fenomena alam akibat intervensi ion yang disebut elektro hidro dinamik," katanya di Semarang. (Harian Kompas 25/1/2011)
Fisikawan yang telah enam tahun bergelut dengan ilmu fisika plasma itu menjelaskan fenomena crop circle mungkin disebabkan tertariknya ion-ion positif yang ada di awan ke bumi. "Awan kan mengandung ion-ion negatif sedangkan bumi bermuatan negatif, suatu ketika bisa saja ion-ion itu tertarik ke bumi dan saling terintervensi membentuk pola," katanya. Biasanya, kata, Dr M. Nur, pola yang terbentuk akibat intervensi ion yang sering disebut angin ion itu lingkaran, karena pergerakannya cenderung berbentuk spiral dan berputar-putar. "Dalam waktu singkat, pola crop circle itu bisa terbentuk. Karena itu, mustahil kalau dibuat manusia, apalagi saya semakin yakin karena saat itu tengah hujan disertai angin," katanya. (Harian Kompas 25/1/2011)
Ia mengatakan crop circle itu bisa terjadi di mana saja, namun polanya akan terlihat jika mengenai bidang datar yang lunak, misalnya di semak belukar, ladang gandum, dan sawah. "Apakah di atap rumah dan pepohonan tidak bisa terkena? Bisa saja, namun pola yang terbentuk tidak akan terlihat karena bidangnya tidak datar dan cenderung keras," katanya. Nur menambahkan kejadian crop circle ini bisa terjadi di
Universitas Sumatera Utara
wilayah manapun, namun lebih sering terjadi di negara beriklim subtropik dengan membentuk berbagai pola yang kompleks. Rencananya, Dekan Fakultas Matematika dan IPA (FMIPA) Undip itu akan mengajak dan mengumpulkan para ilmuwan untuk mendiskusikan fenomena crop circle itu lebih lanjut. Crop Circle mendunia sejak 1980-an ketika media melaporkannya muncul di Inggris, terutama Wiltshire dan Hampshire. Fenomena ini terus terjadi, menyebar ke negara lain. (Harian Kompas 25/1/2011)
Hingga kini, setidaknya ada 12 ribu Crop Circle (CC) ditemukan di seluruh dunia. Termasuk diantaranya di Inggris, Amerika Serikat (AS), Kanada, Jepang dan banyak negara lainnya. Ketika CC akan muncul selalu terdapat tanda-tanda aneh sebelumnya. Seperti lingkaran-lingkaran cahaya aneh yang melayang-layang di atas ladang. Kemudian akan terjadi petir hebat setelahnya. Benda-benda elektronik pun tiba-tiba mati dengan sendirinya termasuk mesin mobil. Meski teori sains terpopuler menyatakan diduga kemunculan CC dikarenakan medan magnet elektromagnetik petir, namun ilmuwan belum bisa memecahkan misteri mengapa petir bisa menciptakan pola-pola indah itu. (Harian Kompas 25/1/2011)
Pada harian Waspada, Indonesia pada Senin (24/1) dihebohkan dengan CC di Sleman, Yogyakarta. Fenomena itu diduga muncul pada Minggu (23/1) malam. Para ahli masih berdebat mengenai penampakan terakhir dari CC ini. Di harian Waspada mengatakan Perbincangan hangat mengenai ditemukannya hempasan padi di areal persawahan, di Berbah, Sleman, yang membentuk citra timbul bernilai seni, menarik perhatian banyak kalangan termasuk pakar Teknik Geodesi UGM, I Made Andi
Universitas Sumatera Utara
Arsana. Citra timbul ini telah populer disebut dengan istilah 'crop circle' (CC). "Saya bukanlah pemerhati, apalagi ahli Unidentified Flying Object (UFO). Saya juga bukan penggemar cerita-cerita misteri atau ahli yang bisa memahami makna symbol-simbol yang langka. Meski demikian, hingar bingar crop circle (CC) di Berbah, Sleman yang menghebohkan itu, tak ayal menarik perhatian saya," ujar I Made Andi Arsana. (Harian Waspada 24/1/2011)
Dalam penuturannya, pemetaan oleh Tim Teknik Geodesi UGM dengan pesawat aeromodeling berhasil mengungkap bentuk dan dimensi/ukuran CC secara akurat. Dengan ilmu dan teknologi fotogrametri yang dikemas dalam Rapid Imaging and Mapping System, dihasilkanlah sebuah peta foto udara yang dengannya bisa diukur dimensi/ukuran CC tersebut. Diketahui bahwa diameter lingkaran terbesar adalah 54 meter dan ada dua lingkaran kecil di sisi timur dan barat dengan jarak keduanya 67 meter. Seperti yang telah dilansir di beberapa media, diketahui juga bahwa bentuk CC itu ternyata tidak simestris sempurna. Sementara itu, ada pandangan bahwa seandainya CC itu merupakan jejak dari landasan sebuah pesawat/mesin, seharusnya bentuknya simetris sempurna. (Harian Waspada 24/1/2011)
"Tentu saja pandangan ini dilatarbelakangi oleh asumsi bahwa desain suatu mesin/pesawat selalu simetris. Masuk akal, karena demikianlah umumnya desain mesin/pesawat hasil karya manusia atau makhluk planet bumi. Ini mengarahkan dugaan bahwa CC itu hasil karya manusia. Selain itu, sudah menjadi pengetahuan umum bahwa CC memang bisa dibuat oleh manusia dengan alat yang sederhana.
Universitas Sumatera Utara
Banyak sekali petunjuk yang bisa diikuti di internet," ungkapnya. Namun, Made menegaskan kesimpulan sementara tersebut masih berupa asumsi. "Artinya, dugaan ini bisa salah jika asumsinya tidak benar," timpalnya. "Jika pun kita sampai pada kesimpulan bahwa CC ini buatan manusia, harus ada argumen yang ilmiah dan tentu saja kemudian harus ditindaklanjuti dengan menunjukkan pelakunya," pungkas Made, seraya mengaitkan bahwa fenomena seperti segitiga Bermuda meskipun dijelaskan dengan pendekatan ilmu pengetahuan, selalu saja mengarah kepada misteri. (Harian Waspada 24/1/2011)
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik merupakan Fakultas yang terdiri dari beberapa departemen yang terdiri dari Sosiologi, Kesejahteraan Sosial, Administrasi Negara, Ilmu Komunikasi, Antropologi, Politik, Administrasi Bisnis, Ilmu Komunikasi Ekstension, dan Administrasi Negara. Maka dari itu Peneliti ingin mengetahui seberapa besar kepercayaan
mahasiswa
FISIP USU
terhadap
pemberitaan mengenai crop circle di Koran Kompas dan Waspada. Karena Koran Kompas dan Waspada merupakan Koran yang banyak dibaca di kalangan umum dan masing – masing juga memiliki website tersendiri yang bersifat electronic paper(EPaper), maka dari itu saya sebagai peneliti ingin meneliti pemberitaan mengenai crop circle yang ada di Koran Kompas dan Waspada dan kepercayaan mahasiswa terhadap crop circle yang dibuat oleh UFO atau buatan manusia. Saya memilih Mahasiswa FISIP USU karena pemberitaan tersebut jauh dari kejadian yang terjadi, jadi saya ingin tahu minat mahasiswa FISIP USU dalam membaca pemberitaan mengenai crop circle yang ada di Koran Kompas dan Waspada. Berdasarkan uraian – uraian diatas,
Universitas Sumatera Utara
peneliti merasa tertarik untuk mengetahui Bagaimanakah Pengaruh “Pemberitaan Mengenai Crop Circle di Koran Kompas dan Waspada
Terhadap Kepercayaan
Mahasiswa FISIP USU”.
1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut : “Bagaimanakah Pengaruh Pemberitaan Mengenai Crop Circle di Koran Kompas dan Waspada Terhadap Kepercayaan Mahasiswa FISIP USU?” 1.3. Pembatasan Masalah Penelitian merupakan karya ilmiah, oleh karena itu hasil yang diperoleh harus akurat dan tepat serta sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Agar penelitian menghasilkan suatu temuan yang kongkrit dan sistematis
maka harus ada
pembatasan dari permasalahan yang akan di bahas. Untuk itu peneliti membuat batasan permasalahan yang akan diteliti sebagai berikut: 1. Penelitian ini merupakan penelitian korelasional yang di tujukan untuk mengetahui Pengaruh Pemberitaan Mengenai Crop Circle Di koran Kompas Dan Waspada terhadap Kepercayaan Pada Mahasiswa FISIP USU. 2. Penelitian ini hanya terbatas pada media koran Kompas dan Waspada. Penelitian ini hanya ditujukan bagi Mahasiswa FISIP USU Stambuk 2009 2010.
Universitas Sumatera Utara
3. Objek dalam penelitian ini terbatas hanya pada Mahasiswa FISIP USU yang mengetahui tentang Crop Circle di Sleman. 1.4. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah 1. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh pemberitaan mengenai crop circle yang ada di Koran Kompas dan Waspada terhadap kepercayaan mahasiswa FISIP USU. 2. Untuk mengetahui bagaimana pengetahuan mahasiswa FISIP USU tentang Crop Circle yang terjadi selama ini.
1.5. Manfaat Penelitian Adapun yang menjadi manfaat penelitian ini adalah : 1. Secara teoritis, penelitian ini bermanfaaat untuk menambah pengetahuan dan memperluas wawasan peneliti mengenai media massa, khususnya dalam pengetahuan tentang Crop Circle. 2. Secara akademis, penelitian ini diharapkan mampu memperkaya khasanah penelitian dalam ilmu komunikasi dan dapat
menambah wawasan
pembacanya khususnya keajaiban dunia. 3. Secara praktis,penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi peneliti dan mahasiswa tentang Crop Circle .
Universitas Sumatera Utara
1.6. Kerangka Teori Teori merupakan himpunan konstruk (konsep), definisi dan preposisi yang mengemukakan pandangan sistematis tentang gejaladengan menjabarkan relasi di antara variabel, untuk menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut (Rakhmat, 2004:6). Teori berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan, dan memberikan pendangan terhadap sebuah permasalahan. Teori yang digunakan dalam penelitia ini adalah : 1.6.1 Komunikasi Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain agar terjadi saling mempengaruhi di antara keduanya.Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu.Cara seperti ini disebut komunikasi dengan bahasa nonverbal.
Komunikasi atau communicaton berasal dari bahasa Latin communis yang berarti sama. Communico, communicatio atau communicare yang berarti membuat sama ((make to common)(Suprapto ,2009:7). Secara sederhana komuniikasi dapat terjadi apabila ada kesamaan antara penyampaian pesan dan orang yang menerima pesan. Oleh sebab itu, komunikasi bergantung pada kemampuan kita untuk dapat
Universitas Sumatera Utara
memahami satu dengan yang lainnya (communication depends on our ability to understand one another). (Effendi,2002:30)
Pada awalnya, komunikasi digunakan untuk mengungkapkan kebutuhan organis. Sinyal-sinyal kimiawi pada organisme awal digunakan untuk reproduksi. Seiring dengan evolusi kehidupan, maka sinyal-sinyal kimiawi primitif yang digunakan dalam berkomunikasi juga ikut berevolusi dan membuka peluang terjadinya perilaku yang lebih rumit seperti tarian kawin pada ikan.
Pada binatang, komunikasi juga dilakukan dengan cara yang sederhana melalui tindakan - tindakan yang bersifat reflek. Menurut sejarah evolusi sekitar 250 juta tahun yang lalu munculnya "otak reptil" menjadi penting karena otak memungkinkan reaksi-reaksi fisiologis terhadap kejadian di dunia luar yang kita kenal sebagai emosi. Pada manusia modern, otak reptil ini masih terdapat pada sistem limbik otak manusia, dan hanya dilapisi oleh otak lain "tingkat tinggi".
Manusia berkomunikasi untuk membagi pengetahuan dan pengalaman. Bentuk umum komunikasi manusia termasuk bahasa sinyal, bicara, tulisan, gerakan, dan penyiaran. Komunikasi dapat berupa interaktif, transaktif, bertujuan, atau tak bertujuan. Melalui komunikasi, sikap dan perasaan seseorang atau sekelompok orang dapat dipahami oleh pihak lain. Akan tetapi, komunikasi hanya akan efektif apabila pesan yang disampaikan dapat ditafsirkan sama oleh penerima pesan tersebut.
Walaupun komunikasi sudah dipelajari sejak lama dan termasuk “barang antik”, topik ini menjadi penting khususnya pada abad 20 karena pertumbuhan
Universitas Sumatera Utara
komunikasi digambarkan sebagai “penemuan yang revolusioner”, hal ini dikarenakan peningkatan teknologi komunikasi yang pesat seperti radio. Televisi, telepon, satelit dan jaringan komuter seiring dengan industiralisasi bidang usaha yang besar dan politik yang mendunia. Komunikasi dalam tingkat akademi mungkin telah memiliki departemen sendiri dimana komunikasi dibagi-bagi menjadi komunikasi masa, komunikasi bagi pembawa acara, humas dan lainnya, namun subyeknya akan tetap. Pekerjaan dalam komunikasi mencerminkan keberagaman komunikasi itu sendiri.( http://id.wikipedia.org/wiki/Komunikasi)
1.6.2 Teori S-O-R
Dimulai pada tahun 1930-an, lahir suatu model klasik komunikasi yang banyak mendapat pengaruh teori psikologi, Teori S-O-R singkatan dari StimulusOrganism-Response. Objek material dari psikologi dan ilmu komunikasi adalah sama yaitu manusia yang jiwanya meliputi komponen-komponen : sikap, opini, perilaku, kognisi afeksi dan konasi. (Effendy,2007:254)
Asumsi dasar dari model ini adalah: media massa menimbulkan efek yang terarah, segera dan langsung terhadap komunikan. Stimulus Response Theory atau SR theory. Model ini menunjukkan bahwa komunikasi merupakan proses aksi-reaksi. Artinya model ini mengasumsikan bahwa kata-kata verbal, isyarat non verbal, simbol-simbol tertentu akan merangsang orang lain memberikan respon dengan cara tertentu. Pola S-O-R ini dapat berlangsung secara positif atau negatif; misal jika orang tersenyum akan dibalas tersenyum ini merupakan reaksi positif, namun jika
Universitas Sumatera Utara
tersenyum dibalas dengan palingan muka maka ini merupakan reaksi negatif. Model inilah yang kemudian mempengaruhi suatu teori klasik komunikasi yaitu Hypodermic Needle atau teori jarum suntik. Asumsi dari teori inipun tidak jauh berbeda dengan model S-O-R, yakni bahwa media secara langsung dan cepat memiliki efek yang kuat tehadap komunikan. Artinya media diibaratkan sebagai jarum suntik besar yang memiliki kapasitas sebagai perangsang (S) dan menghasilkan tanggapan ( R) yang kuat pula. (Effendy,2007:254)
1.6.3 Komunikasi Massa
Komunikasi massa adalah proses dimana organisasi media membuat dan menyebarkan pesan kepada khalayak banyak (publik). Organisasi - organisasi media ini akan menyebarluaskan pesan-pesan yang akan mempengaruhi dan mencerminkan kebudayaan suatu masyarakat, lalu informasi ini akan mereka hadirkan serentak pada khalayak luas yang beragam. Hal ini membuat media menjadi bagian dari salah satu institusi yang kuat di masyarakat. Dalam komunikasi masa, media masa menjadi otoritas tunggal yang menyeleksi, memproduksi pesan, dan menyampaikannya pada khalayak. (http://idwikipedia.org/wiki/komunikasi massa)
Perkembangannya dimulai dari:Abad Penggunaan Isyarat & Lambang –e.g. gerak tangan atau volume suara; Abad Berbicara& Penggunaan Bahasa –huruf mewakili bunyi ujaran; Abad Penggunaan Media Tulisan; Abad Penggunaan Media Cetakan –penemuan mesin cetak di Mainz, Jerman, oleh John Guttenberg tahun 1455 yang dianggap sebagai awal lahirnya komunikasi massa. Dari sinilah kemudian
Universitas Sumatera Utara
berkembang media massa –koran, majalah, buku, radio, televisi, film, dan internet. Definisi
Komunikasi
Massa
Komunikasi
dapat
dipahami
sebagai
proses
penyampaian pesan, ide, atau informasi kepada orang lain dengan menggunaka sarana
tertentu
guna
mempengaruhi
atau
mengubah
perilaku
penerima
pesan.(Scolar,1996:172-203)
1.6.4 Teori Pesan
Littlejohn menguraikan bahwa teori pembuatan dan dan penerimaan pesan menggunakan tiga tipe penjelasan psikologis; penjelasan sifat, penjelasan keadaan dan penjelasan proses. Penjelasan sifat berfokus pada karakteristik individual yang relatif statis dan cara karakteristik ini berasosiasi dengan sifat-sifat variabel lain— hubungan antara tipe personalitas tertentu dan jenis pesan-pesan tertentu. Teori-teori ini memprediksikan bahwa ketika seseorang memiliki sifat-sifat personalitas tertentu, akan cenderung berkomunikasi dengan cara-cara tertentu pula. (Little Jhon,1995:1317)
Pesan komunikasi dapat mempunyai banyak bentuk. Kita mengirimkan dan menerima pesan ini melalui salah satu atau kombinasi tertentu dari panca indra kita. Walaupun biasanya kita menganggap pesan selalu dalam bentuk verbal (lisan atau tertulis), ini bukanlah satu-satunya jenis pesan. Kita juga berkomunikasi secara nonverbal (tanpa kata). Sebagai contoh, busana yang kita kenakan, seperti juga cara kita berjalan, berjabatan tangan, menggelengkan kepala, menyisir rambut, duduk, dan. tersenyum. Pendeknya, segala hal yang kita ungkapkan dalam melakukan
Universitas Sumatera Utara
komunikasi.
(http://muhammadputrarinjani.blogspot.com/2010/06/tulisan-singkat-
teori-pesan-penilaian.html)
Dalam Proses komunikasi harus ditentukan saluran-saluran yang dilalui, menurut Scoot M Cultip dan Allen dalam bukunya yang berjudul "Effective Public Relations" diuraikan beberapa faktor agar komunikasi berlangsung efektif yang dinamakan dengan "The Seven Communication", meliputi :
1. Credibility (keterpercayaan) Maksudnya antara komunikator dan komunikan terdapat rasa saling percaya. 2. Context (pertalian) Maksudnya komunikasi dapat terjadi kalau sikon setempat tidak ada gangguan antara komunikator dengan komunikan serta sarana / media komunikasi saling berkaitan. 3. Content (isi) Artinya komunikator dapat menyampaikan pesan kepada komunikan dalam hal ini komunikan dapat memahami maksud komunikator sehingga komunikator merasa puas. 4. Clarity (kejelasan) Adalah komunikator harus menyampaikan pesan / berita secara jelas istilahnya pun harus jelas sehingga tercapainya tujuan. 5. Continuity and consistency (kesinambungan dan konsistensi) Artinya komunikasi berlangsung terus dan pesan/berita tidak saling bertentangan (tidak berubah-ubah/tetap) 6. Capability
of
Audience
(kemampuan
pihak
penerima)
Maksudnya
komunikator harus memperhatikan kemampuan komunikan (pihak penerima) dalam menerima pesan, agar tidak terjadi kesalah fahaman.
Universitas Sumatera Utara
7. Channels of Distribution (saluran penerimaan berita) Artinya komunikasi harus menggunakan media / alat komunikasi yang sudah biasa digunakan oleh umum, misalnya media cetak (surat kabar, majalah) media elektronik (telepon, televisi).(Ruslan,2005:83-84)
1.6.5 Teori Efek Komunikasi Massa a. Teori AIDDA
Teori yang relevan untuk digunakan dalam penelitian ini adalah teori AIDDA yang sering disebut A-A Procedure atau Attention ro action Procedure. Aidda merupakan akronim dari kata Attention (Perhatian), Interest (Minat), Desire (Keinginan), Decision (Keputusan), dan Action Tindakan).
Dalam komunikasi massa teori AIDDA merupakan hal yang terpenting untuk membuat berita. Tahapan – tahapan dari AIDDA itu adalah
-
Attention (Perhatian), yaitu tahapan perhatian terhadap berita tersebut.
-
Interest (Minat), yaitu tahapan minat baca atau minat untuk mengetahui tentang berita tersebut.
-
Desire (Keinginan), yaitu tahapan keinginan untuk membaca, melihat, berita tersebut.
-
Decision (Keputusan),yaitu tahapan keputusan untuk menerima informasi tersebut media massa tersebut.
-
Action (Tindakan),yaitu tahapan tahapan dimana reaksi individu dalam menerima informasi tersebut.(Effendy,2001:304)
Universitas Sumatera Utara
-
1.6.6 Teori Kepercayaan Menurut fukuyama bahwa kepercayaan merupakan produk dari komunitas – komunitas yang telah ada sebelumnya yang memiliki norma – norma atau nilai – nilai moral bersama. Ada beberapa elemen – elemen utama yang terkait dengan isu Trust, yakni kebijakan sosial dan Modal sosial. Dijelaskan juga oleh fukuyama, kepercayaan adalah harapan yang tumbuh didalam sebuah masyarakat yang ditunjukkan oleh adanya perilaku jujur, teratur, dan kerjasama berdasarkan norma – norma yang dianut bersama – sama. Kepercayaan sosial merupakan penerapan terhadap pemahaman ini, bahwa dalam masyarakat yang memiliki tingkat kepercayaan tinggi, aturan – aturan sosial cenderung bersifat positif, hubungan – hubungan juga bersifat kerjasama.(fukunyama,2002:210) Norma – norma terdiri dari pemahaman – pemahaman, nilai – nilai, harapan – harapan dan tujuan - tujuan yang diyakini dan dijalankan bersama oleh sekelompok orang. norma – norma yang bersumber dari agama, panduan moral maupun standar – standar sekuler, seperti hal nya kode etik professional. norma – norma dibangun dan berkembang berdasarkan sejarah kerjasama dimasa lalu dan diterapkan untuk mendukung iklim kerjasama . norma – norma dapat merupakan prakondisi maupun produk dari kepercayaan social.
Universitas Sumatera Utara
Fukuyama memandang Trust sebagai komponen ekonomi yang melekat dalam kultur yang ada pada masyarakat.Qianhong fu membagi tiga tingkatan trust yaitu : 1. Pada tingkat individual, trust merupakan keyakinan individual, merupakan variabel personal sebagai karakteristik individu. 2. Pada tingkat hubungan sosial, trust merupakan atribut kolektif untuk mencapai tujuan – tujuan kelompok. 3. . Pada tingkat sistem sosial, trust merupakan nilai yang berkembang menurut sistem sosial yang ada(Jausari,2006:12)
Trust dikedepankan dengan istilah kepercayaan , didefenisikan oleh fukuyama sebagai harapan – harapan terhadap keteraturan, kejujuran, perilaku koperatif yang muncul dari dalam sebuah komunitas yang didasarkan pada norma – norma yang dianut bersama oleh anggota komunitas.( repository.usu.ac.id)
Kepercayaan berasal dari kata percaya artinya mengakui atau meyakini akan kebenaran. Kepercayaan adalah hal-hal yang berhubungan dengan pengakuan atau keyakinan akan kebenaran. Dasar kepercayaan itu adalah kebenaran. Kebenaran atau benar amat penting bagi manusia. Setiap orang mendambakannya, karena ia mempunyai arti khusus bagi hidupnya. Ia merupakan fokus dari segala pikiran, sikap dan perasaan. Dalam tingkah laku, perbuatan manusia selalu hati-hati agar mereka tidak menyimpang dari kebenaran. Manusia sadar bahwa ketidak benaran dalam
Universitas Sumatera Utara
bertindak,
berucap
dapat
mencemarkan
atau
menjatuhkan
namanya.
(http://mfauzan.info/2011/05/22) Ada tiga teori tentang kebenaran yaitu : 1. Teori Koherensi; suatu pernyataan dianggap benar bila pernyataan itu bersifat koheren atau konsisten dengan pernyataan – pernyataan sebelumnya yang dianggap benar. Misalnya setiap manusia pasti mati. Paul manusia. Paul pasti mati. 2. Teori Korespondensi’ teori yang menyatakan bahwa suatu pernyataan benar bila materi pengetahuan yang dikandung penyataan itu berkorespondesni (berhubungan dengan) obyek yang dituju oleh pernyataan tersebut. 3. Teori Pragmatis’ Kebenaran suatu pernyataan diukur dengan kriteria apakah pernyataan tersebut bersifat fungsional dalam kehidupan praktis. (http://gerryhost.wordpress.com/2011/05) Dasar kepercayaan adalah kebenaran, sumber kebenaran adalah manusia. Tingkat Kepercayaan itu dapat dibedakan atas : 1. Kepercayaan pada diri sendiri yaitu kepercayaan pada diri kita sendiri akan fakta yang ada dan yang mempengaruhi fakta pada diri kita sendiri. 2. Kepercayaan pada orang lain yaitu kepercayaan terhadap informasi yang dipengaruhi oleh orang lain atau bisa dikatakan kita sudah percaya dengan kebenaran tentang informasi yang ada.
Universitas Sumatera Utara
3. kepercayaan pada pemerintah yaitu kepercayaan terhadap informasi yang diberikan oleh pemerintah akan tentang suatu kebenaran informasi yang ada. 4. kepercayaan pada Tuhan yaitu kepercayaan yang hakiki yang bersifat mutlak. (http://mfauzan.info/2011/05/22)
Kepercayaan mesti diteliti untuk membedakan yang benar dengan yang dibuat-buat. Pemeriksaaan seksama akan menghindarkan kita mempercayai ilusi, mempercayai hal kosong tak berdasar. Sekedar percaya menunjukkan sikap ‘ignorance’ dan kemalasan intelektual. Kepercayaan dan pengetahuan memiliki derajat berbeda. Ada paling tidak 3 syarat agar kepercayaan bernilai sebagai pengetahuan.
Pertama, kepercayaan mesti didasarkan atas bukti. Tanpa bukti kepercayaan akan tetap jadi kepercayaan. Bukti akan menjadi konfirmasi bahwa kepercayaan itu bukan hasil karangan atau muncul dari awang-awang. Semakin kuat bukti, semakin layak kepercayaan itu menjadi pengetahuan.
Kedua, kepercayaan mesti konsisten. Agar menjadi pengetahuan, kepercayaan tak boleh berubah-ubah apalagi kontradiktif. Ketidakkonsistenan menunjukkan ada yang tidak beres pada bangunan kepercayaan. Apalagi jika kontradiksi itu begitu nyata dan saling meniadakan. Dalam kontradiksi, tak mungkin semua benar. Pun jika dipaksakan, kepercayaan akan kehilangan integritas dan tak bernilai.
Ketiga, kepercayaan tak boleh bertentangan dengan kepercayaan sebelumnya yang telah tervalidasi. Jika ada kepercayaan baru, dan kepercayaan itu berhubungan
Universitas Sumatera Utara
dengan pengetahuan yang telah tervalidasi, maka keduanya tak boleh saling bertentangan. Jika terjadi pertentangan, kepercayaan baru mesti dipertanyakan. Pengecualian bisa diterima jika kepercayaan baru ini disokong bukti kuat. Bukti baru bisa saja muncul sejalan berkembangnya pemahaman. Untuk mencapai derajat pengetahuan kepercayaan mesti didasarkan atas bukti, namun bukti tidak mesti tersedia 100%. Jika bukti hanya tersedia setengahnya, kepercayaan tetap bisa diterima menjadi pengetahuan akan tetapi dengan validitas yang lebih rendah. Sedikit bukti akan
lebih
baik
dibanding
tak
ada
bukti
sama
sekali.(http://syafrilhernald.com/2010/03/a)
Pengetahuan juga tak mesti statis. Seiring perkembangan, yang dulu dianggap sebagai pengetahuan dengan validitas mencukupi, sekarang bisa saja harus direvisi atau digantikan dengan pengetahuan baru. Tidak mengapa, justru seperti itu seharusnya. Prinsip utama terletak pada prosedur pengujian dalam kapasitas kemampuan yang ada sekarang. Manusia senantiasa dinamis. Manusia modern mampu memahami sekaligus memecahkan pertanyaan yang menjadi misteri pada masa sebelumnya. Demikian pula manusia masa depan sewajarnya akan memiliki pemahaman lebih baik dibanding masa sekarang. Sebagian pengetahuan klasik bisa saja tetap valid, akan tetapi sebagian yang lain perlu ditinggalkan. Itu dicapai dengan pengujian menerus. Tak ada yang tetap selain perubahan itu sendiri. Karena dengan itu kita memastikan apa yang kita ketahui tak statis. ( http://www.wikipedia.org)
Universitas Sumatera Utara
1.7. Kerangka Konsep Kerangka konsep merupakan hasil pemikiran rasional yang bersifat kritis dalm memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang akan dicapai dan sebagai bahan yang akan menuntun dalam merumuskan penelitian ( Nawawi,1995:40). Berdasarkan kerangka teori yang telah dipaparkan sebelumnya, maka ada beberapa konsep yang harus dioperasionalkan dengan mengubahnya menjadi variabel agar dapat diteliti secara empiris. Adapun variable yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Variable Bebas (X) Variable bebas adalah segala gejala, factor, atau unsur yang menentukan atau mempengaruhi munculnya varibel kedua yang disebutdengan variable terikat (Nawawi,1995:57) variable bebas dalam
penelitian ini adalah Pemberitaan
Mengenai Crop Circle di koran Kompas dan Waspada yang terdiri dari Credibility (keterpercayaan), Context (pertalian), Content (isi), Clarity (kejelasan), Continuity and consistency (kesinambungan dan konsistensi), Capability of Audience (kemampuan pihak penerima), Channels of Distribution (saluran penerimaan berita) 2. Variable Terikat (Y) Variable terikat adalah sejumlah gejala atau factor maupan unsur yang ada atau muncul yang ditentukan oleh adanya variable bebas (Nawawi,1995:57)variable terikat dalam penelitian ini adalah Kepercayaan Pada Mahasiswa FISIP USU yang
Universitas Sumatera Utara
terdiri dari Attention (Perhatian), Interest (Minat), Desire (Keinginan), Decision (Keputusan) 3. Karakteristik Responden Karakteristik responden adalah nilai – nilai yang dimiliki oleh seorang yang membedakannya
dengan
orang
lain,
seperti:
jenis
kelamin,
stambuk,
jurusan/departemen
1.8. Model Teoritis Variabel – variabel yang telah dikelompokkan dalam kerangka konsep dibentuk dalam suatu model teoritis sebagai berikut :
Pemberitaan Mengenai Crop Circle Di Koran Kompas dan Waspada 1. Credibility (keterpercayaan) 2. Context (pertalian) 3. Content (isi) 4. Clarity (kejelasan) 5. Continuity and consistency (kesinambungan dan konsistensi) 6. Capability of Audience (kemampuan pihak penerima) 7. Channels of Distribution (saluran penerimaan berita)
Kepercayaan Pada Mahasiswa FISIP USU 1. Attention (Perhatian) 2. Interest (Minat) 3. Desire (Keinginan) 4. Decision (Keputusan Karakteristik responden 1. Stambuk 2. Jenis kelamin 3. Jurusan/Departemen
Gambar 1. Kerangka Konsep
Universitas Sumatera Utara
1.9. Operasional Variabel
Berdasarkan kerangka teori dan konsep diatas, maka dibuat variabel operasional yang berfungsi untuk kesesuaian dalam penelitian, yaitu
Tabel 1. Variabel Operasional
VARIABEL TEORITIS
VARIABLE OPERASIONAL 1. Credibility (keterpercayaan)
1. Variabel Bebas (X)
Pemberitaan
Mengenai
Crop
Circle di Media Koran Kompas
2. Context (pertalian) 3. Content (isi)
dan Waspada 4. Clarity (kejelasan) 5. Continuity and consistency (kesinambungan dan konsistensi) 6. Capability of Audience (kemampuan pihak penerima) 7. Channels of Distribution (saluran penerimaan berita)
Universitas Sumatera Utara
2. Variable terikat (Y)
1. Attention (Perhatian)
Kepercayaan Pada Mahasiswa
2. Interest (Minat)
FISIP USU
3. Desire (Keinginan) 4. Decision (Keputusan)
Karakteristik responden
1. Stambuk 2. Jenis kelamin 3. Jurusan/Departemen
1.10. Defenisi operasional
Untuk menyampaikan persepsi terhadap indicator penlitian. Maka dibuat defenisi operasional sebagai berikut : A. Variabel Bebas (Pemberitaan Mengenai Crop Circle di Media Koran Kompas dan Waspada) •
Credibility (keterpercayaan) Maksudnya antara komunikator dan komunikan terdapat rasa saling percaya.
•
Context (pertalian) Maksudnya komunikasi dapat terjadi kalau sikon setempat tidak ada gangguan antara komunikator dengan komunikan serta sarana / media komunikasi saling berkaitan.
Universitas Sumatera Utara
•
Content (isi) Artinya komunikator dapat menyampaikan pesan kepada komunikan dalam hal ini komunikan dapat memahami maksud komunikator sehingga komunikator merasa puas.
•
Clarity (kejelasan) Adalah komunikator harus menyampaikan pesan / berita secara jelas istilahnya pun harus jelas sehingga tercapainya tujuan.
•
Continuity and consistency (kesinambungan dan konsistensi) Artinya komunikasi
berlangsung
terus
dan
pesan/berita
tidak
saling
bertentangan (tidak berubah-ubah/tetap) •
Capability of Audience (kemampuan pihak penerima) Maksudnya komunikator harus memperhatikan kemampuan komunikan (pihak penerima) dalam menerima pesan, agar tidak terjadi kesalah fahaman.
•
Channels of Distribution (saluran penerimaan berita) Artinya komunikasi harus menggunakan media / alat komunikasi yang sudah biasa digunakan oleh umum, misalnya media cetak (surat kabar, majalah) media elektronik (telepon, televisi)
B. Variable Terikat (Kepercayaan Pada Mahasiswa FISIP USU) •
Attention (Perhatian), yaitu tahapan perhatian terhadap berita tersebut.
•
Interest (Minat), yaitu tahapan minat baca atau minat untuk mengetahui tentang berita tersebut.
Universitas Sumatera Utara
•
Desire (Keinginan), yaitu tahapan keinginan untuk membaca, melihat, berita tersebut.
•
Decision (Keputusan),yaitu tahapan keputusan untuk menerima informasi tersebut media massa tersebut.
C. Variable Antara (karakteristik Responden) •
Jenis kelamin : dilihat dari jenis kelamin pria atau wanita
•
Stambuk
•
Jurusan Departemen
1.11. Uji Hipotesis
Hipotesis adalah pernyataan yang bersifat dugaan sementara mengenai hubungan antara dua variable atau lebih. Menurut Champion, hipotesis merupakan peneghubung antar teori dan dunia empiris(Rakhmat,2004:14)
Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah
Ho : tidak ada Pengaruh Pemberitaan Mengenai Crop Circle Di Koran Kompas dan Waspada Terhadap Kepercayaan Pada Mahasiswa FISIP USU
Ha : ada Pengaruh Pemberitaan Mengenai Crop Circle Di Koran Kompas dan Waspada Terhadap Kepercayaan Pada Mahasiswa FISIP USU
Universitas Sumatera Utara