BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Pembangunan di Indonesia memiliki tujuan untuk mensejahterakan
masyarakat, terutama masyarakat kecil dan masyarakat yang belum mampu memenuhi kebutuhannya sehari-hari dan meningkatkan perekonomian Indonesia. Salah satu pembangunan yang dilakukan di Indonesia adalah pembangunan di bidang ekonomi yang diarahkan pada terwujudnya perekonomian nasional yang mandiri dan handal berdasarkan demokrasi ekonomi untuk meningkatkan kemakmuran ekonomi secara merata. Sasaran pembangunan ekonomi di Indonesia adalah untuk mengembangkan sektor-sektor ekonomi serta terpenuhinya kebutuhan pokok rakyat Indonesia. Pertumbuhan sektor-sektor ekonomi di Indonesia sudah berkembang pesat pada awal masa Orde Baru, sektor pertanian menyumbang lebih dari setengah produksi
nasional
bruto,
sedangkan
sektor
industri
pengolahan
hanya
menyumbang tidak lebih dari 8%. Sejak 1991, sektor industri menggeser peran sektor pertanian, ekonomi di Indonesia mengalami proses transformasi menjadi ekonomi industri, dimana pada tahun 2008 sektor industri memberikan kontribusi 1376,4 Triliun Rupiah (27,8%) pada komponen pembentukan PDB (tabel 1.1). Proses yang dialami oleh negara maju terjadi pula di Indonesia. Industrialisasi adalah suatu kebijakan ekonomi Indonesia dan diyakini merupakan kunci sukses pertumbuhan ekonomi nasional (Pangestu et al, 1996). Keberhasilan sektor
1
Industri menjadi kontributor PDB terbesar sangat dipengaruhi oleh tiga hal yaitu : kebijakan dan strategi pemerintah, iklim pasar yang kondusif, dan respon pelaku industri (ADB,2004). Penelitian yang dilakukan Hollis Chenery (Kuncoro,2007) tentang transformasi struktur ekonomi menunjukan bahwa negara akan bergeser dari yang semula mengandalkan sektor pertanian menuju sektor industri. Seperti yang digambarkan pada tabel 1.1, bahwa sektor industri di Indonesia mulai menjadi sektor utama dalam pembentukan PDB. Tabel 1.1 Produk Domestik Bruto atas dasar harga berlaku menurut lapangan usaha, 2007- Semester 1-2011 (Triliun Rupiah)
Lapangan Usaha 1. Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan 2. Pertambangan dan Penggalian 3. Industri Pengolahan 4. Listrik, Gas, dan Air Bersih 5. Konstruksi 6. Perdagangan, Hotel, dan Restoran 7. Pengangkutan dan Komunikasi 8. Keuangan, Real Estat, dan Jasa Perusahaan 9. Jasa-jasa PDB PDB Tanpa Migas Sumber : BPS,2011
2007
2008
2009
2010
Smt 12011
541,9
716,7
857,2
985,1
549,4
440,6
541,3
591,9
716,4
418,0
1068,7 34,7
1376,4 40,9
1477,7 47,2
1594,3 50,0
858,0 27,4
305,0 592,3
419,7 691,5
555,2 744,1
661,0 881,1
357,6 487,4
264,3
312,2
352,4
417,5
230,9
305,2
368,1
404,0
465,8
259,3
398,2 3.950,9 3.534,4
481,8 4.948,7 4,427,6
574,1 5.603,9 5.139,0
654,7 6.422.9 5.924,0
361,0 3.549,5 3.250,4
2
Perkembangan ekonomi khususnya sektor industri merupakan salah satu kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalan arti tingkatan hidup yang lebih maju dan taraf hidup yang lebih baik, sehingga diusahakan jika semakin besar kegiatan ekonomi khususnya sektor industri maka semakin luas lapangan kerja produktif bagi masyarakat (Arsyad,1999:553). Perkembangan yang terjadi di sektor Industri sekarang ini, menjadikan sektor industri sebagai sektor yang sangat diminati dan bisa berkembang dengan pesat apalagi dengan di dukung oleh teknologi tepat guna yang juga terus mengalami perkembangan. Perkembangan sektor industri di Indonesia merupakan harapan pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, akan tetapi tidak dengan mengurangi kontribusi dari sektor-sektor ekonomi lainnya, peran
pemerintah
berharap semua sektor bisa berkembang secara seimbang dan terus mengalami perkembangan, peran pemerintah pusat dan pemerintah daerah sangat diperlukan untuk meningkatkan sektor industri, peran pemerintah diharapkan bisa meningkatkan kesejahteraan seluruh lapisan masyarakat. Pembangunan industri merupakan salah satu rangkaian dari pelaksanaan pembangunan di daerah Bali. Pemikiran untuk mengembangkan sektor Industri, khususnya Industri kecil di Bali dapat dipandang sebagai upaya yang sangat strategis dan rasional mengingat usaha ini amat beraneka ragam, dapat disesuaikan dengan potensi dan kondisi sumber daya alam serta sumber daya manusia yang tersedia. Sebagai pusat pengembangan pariwisata Indonesia tengah, pada kenyataannya Bali tidak memiliki bahan baku mineral yang potensial,
3
sehingga praktis produksi dan eksport daerah Bali seluruhnya dari ekspor non migas. Peranan aktivitas ekspor non migas daerah Bali dirasakan sangat penting terhadap
upaya
peningkatan
penerimaan
devisa.
Pemerintah
membantu
memotivasi perkembangan Industri Kecil yang memproduksi berbagai barang kerajinan seperti kerajinan gambelan, bambu, kerajinan kayu, kerajinan funiture, kerajinan perak, serta hasil Industri TPT (tekstil dan produk tekstil). Industri kecil selama ini telah dapat menunjukkan hasil yang baik terbukti dengan adanya peningkatan produksi, produktivitas, serta adanya peluang pasar hasil komoditinya. Keberhasilan tersebut belum sepenuhnya dapat dinikmati oleh pengrajin yang disebabkan, oleh nilai tukar kerajinan yang terus menerus menurun, yang disebabkan oleh harga yang terus berfluktuasi. Pembangunan industri kecil kerajinan yang berkembang di Bali merupakan salah satu rangkaian dari pelaksanaan pembangunan dan pola dasar pembangunan dasar masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila. Untuk mengembangkan Industri kerajinan kecil di Provinsi Bali dapat dipandang sebagai sesuatu yang cukup strategis mengingat usaha ini sangat beraneka ragam dan sesuai dengan potensi daerah. Provinsi Bali merupakan daerah tujuan wisata yang tidak memungkinkan tumbuhnya Industri besar. Jadi Industri yang dibangun di Bali adalah industri yang ramah lingkungan seperti industi kecil kerajinan.
4
Tabel 1.2 Jumlah Sentral, Unit Usaha, Tenaga Kerja, Nilai investasi dan Nilai Produksi Industri Kecil dan Menengah Provinsi Bali Tahun 2010 Non Formal No
Kabupaten/ Kota
Unit Usaha
Tenaga Kerja
Nilai (Rp Juta) Investasi
Produksi
1 1 2 3 4 5 6 7 8 9
2 3 4 5 6 Jembrana 5.563 12.946 56.132.296 267.260.803 Tabanan 5.759 29.315 80.826.866 308.160.525 Badung 2.033 16.244 400.285.906 3.652.770.275 Denpasar 4.070 29.821 12.552.410 108.934.446 Gianyar 22.661 70.351 1.310.536.202 1.643.422.460 Klungkung 5.434 15.187 13.156.928 233.717.629 Bangli 12.468 26.541 14.071.864 91.667.174 Buleleng 3.266 9.465 9.442.014 84.008.286 Karangasem 13.702 28.405 37.043.730 263.149.286 Prov. Bali 74.938 238.255 1.934.048.263 6.663.090.984 Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali 2010 Tabel 1.2 menunjukkan Klungkung menduduki pringkat ke-6 pada sektor non formal, salah satunya karena di Kabupaten Klungkung banyak terdapat sentra industri, terutama industri kerajinan. Sektor industri diyakini sebagai sebuah sektor ekonomi yang memimpin sektor-sektor ekonomi yang lainnya dalam perekonomian suatu negara atau suatu daerah. Produk-produk sektor industri mempunyai nilai tukar yang lebih tinggi atau lebih menguntungkan serta dapat menciptakan nilai tambah yang tinggi dibandingkan dengan sektor-sektor ekonomi lainnya. Hal ini mungkin disebabkan karena sektor industri harus mempunyai variasi produk yang beragam bila dibandingkan dengan produk sektor lainnya. Di samping itu, sektor industri tidak tergantung pada keadaan alam, yaitu
5
musim maupun curah hujan. Sehingga pelaku bisnis lebih memilih berusaha di sektor industri karena memberikan keuntungan yang lebih bila dibandingkan dengan berusaha di sektor lainnya. Oleh karena mempunyai kelebihan-kelebihan tersebut, industrialisasi dianggap sebagai cara yang lebih baik untuk mengatasi permasalahan ekonomi suatu negara atau daerah. Salah satu Industri kecil yang terkenal di Bali adalah Industri Kerajinan Gambelan yang terdapat di Desa Tihingan. Gamelan adalah benda seni sebagai penghasil bunyi yang merupakan sarana seniman dalam menuangkan ide-ide kreatifnya dalam menghasilkan suatu karya seni musik tradisi/karawitan. Karya tersebut memiliki unsur keindahan yang dapat dirasakan baik oleh seniman pencipta, pelaku, serta dinikmati oleh masyarakat penikmat seni. Gamelan tidak saja dikenal oleh seniman, namun gamelan sudah sangat populer dalam tatanan budaya masyarakat. A.A. Made Djelantik(1999). Keahlian untuk membuat gambelan yang dimiliki oleh masyarakat di Desa Tihingan lahir secara turun temurun dari nenek moyang/leluhurnya, dalam mengolah kerajinan logam berupa kerajinan perunggu dan diperkirakan sudah diwarisi mulai pada abad ke 14-16 Masehi. Perkiraan ini diperkuatkan dengan penemuan benda arkeologi yang berupa: dua buah tungku peleburan, pembakaran logam, butiran perunggu, sisa arang, tarak perunggu, kereweng atau musa, dan serpihan-serpihan logam yang didapat dari galian tanah dengan kedalaman sekitar sepuluh meter di bawah tanah di Jaba Pura Dalem Silaparang Desa Tihingan. Benda-benda arkeologi ini sebagai bukti kuat bahwa masyarakat Desa Tihingan
6
sejak dulu telah memiliki teknik-teknik penggarapan logam ( khususnya perunggu dan krawang ). Keterampilan tersebut melahirkan pengaruh dan perkembangan kerajinan perunggu di Desa Tihingan yang hingga sekarang masih sangat terkenal sebagai satu daerah pusat kerajinan gambelan Bali seperti: gamelan Gong Gede, Gong Kebyar, Semarandhana, Baleganjur, Angklung, Semar Pegulingan, dan jenis gambelan lainnya yang memakai bahan perunggu atau krawang. A.A Gd Bagus dan I Gst Md Suarbawa(2004). Berikut tabel 1.3 di bawah ini dapat dilihat produk unggulan di Kabupaten Klungkung pada tahun 2010. Tabel 1.3 Produk Unggulan di Kabupaten Klungkung Tahun 2010 No
Bidang Usaha
Unit Usaha
Alamat/Daerah
1
Gambelan
54
Tihingan
2
Perak (Bokor)
56
Gelgel
3
Kuningan (Bola Mimpi)
37
Budaga
4
Kupas/Pelepah Pisang
47
Satra
5
Lukisan Tradisional(Kamasan)
240
Kamasan
6
Tenun Cagcag (Cepuk)
150
Gelgel
7
Payung Adat
25
Paksebali
8
Batok Kelapa
40
Banjarangkan
Sumber : Dinas Perindustrian & Perdagangan Kabupaten Klungkung Tahun 2010
Secara umum, permasalahan yang dihadapi oleh pengusaha industri kecil adalah minimnya modal kerja atau modal investasi, kesulitan pemenuhan bahan baku dalam jangka panjang, keterbatasan teknologi, informasi mengenai pasar dan prospek,
serta
kesulitan
dalam
memasarkan
produk
yang
dihasilkan
(Tambunan,2002). Permasalahan ini juga dihadapi oleh sebagian besar industri
7
Gambelan di Desa Tihingan. Selain terdapat permasalahan yang bersifat internal yang bersumber dari dalam perusahaan iu sendiri yang disebabkan rendahnya tingkat pendidikan, kesulitan mendapatkan akses memasuki pasar, karena keterbatasan pengetahuan mengenai jaringan pemasaran yang ada, keterbatasan modal kerja, karena sulitnya akses ke lembaga keuangan yang ada, terdapat pula masalah eksternal meliputi rendahnya responsivitas terhadap iklim usaha yang semakin kondusif dan persaingan yang semakin ketat. Untuk lebih terarahnya penelitian, maka kajian hanya dilakukan terhadap produksi yang diduga dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti tenaga kerja dan modal. Dari hasil kajian ini di harapkan dapat diketahui faktor produksi mana yang paling dominan mempengaruhi produksi pengerajin Gambelan di Desa Tihingan Kecamatan Banjarangkan Kabupaten Klungkung. Menurut Simanjuntak (1990:69) tenaga kerja yang digunakan berupa orang yang mampu bekerja untuk memberikan jasa atau usaha dan mampu melakukan kegiatan yang mempunyai nilai ekonomis yaitu kegiatan yang menghasilkan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan. Faktor lain yang mampu mempengaruhi produksi kerajinan gambelan adalah modal kerja. Modal kerja yang digunakan oleh pegawai adalah berupa harta yang dimiliki perusahaan yang dipergunakan untuk menjalankan usaha atau membiayai operasional perusahaan tanpa pengorbanan aktiva yang lain dengan tujuan memperoleh laba yang optimal.
8
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah : 1. Apakah tenaga kerja dan modal berpengaruh secara simultan terhadap produksi industri Gambelan di Desa Tihingan? 2. Bagaimanakah pengaruh tenaga kerja dan modal secara parsial terhadap produksi industri Gambelan di Desa Tihingan? 3. Diantara tenaga kerja dan modal yang mana paling dominan berpengaruh terhadap produksi industri Gambelan? 1.2
Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan penelitian Berdasarkan pokok permasalahan, maka yang menjadi tujuan dalam
penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui pengaruh tenaga kerja dan modal secara simultan terhadap produksi industri Gambelan di Desa Tihingan. 2. Untuk mengetahui pengaruh tenaga kerja dan modal secara parsial terhadap produksi industri Gambelan di Desa Tihingan. 3. Untuk mengetahui variabel bebas manakah yang berpengaruh dominan terhadap produksi industri Gambelan 2.
Kegunaan Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian, maka penelitian ini diharapkan dapat
memberikan manfaat atau kegunaan sebagai berikut:
9
1) Secara teoritis Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman mahasiswa terhadap pengaplikasian teori yang telah diperoleh selama menempuh pendidikan di perguruan tinggi, khususnya teori produksi. 2) Secara praktis penelitian ini dapat bermanfaat, memberikan informasi yang riil tentang kondisi pengusaha Gambelan, sehingga menemukan faktor-faktor yang melandasi besar kecilnya jumlah produksi yang dihasilkan serta tingkat efisiensi penggunan faktor produksi. Dengan mengetahui berbagai faktor tersebut diharapkan pengusaha dapat mengambil kebijakan untuk meningkatkan produksinya.
1.3
Sistematika Penulisan Sistematika penulisan skripsi ini dibagi menjadi lima bab, yang
keseluruhan bab memiliki hubungan yang saling berkaitan. Gambaran umum mengenai isi masing-masing bab adalah sebagai berikut: Bab I Pendahuluan Bab ini menguraikan latar belakang masalah, tujuan dan kegunaan laporan, metode penulisan, serta sistematika penyajian. BAB II Kajian Pustaka Merupakan Bab tinjauan teoritis menguraikan teori-teori dan materi yang relevan yang mendukung permasalahan, yang mendasar dan mendukung masalah pokok, dan hipotesis.
10
Bab III Metodelogi Penelitian Bab ini menguraikan mengenai objek penelitian, jenis data, responden penelitian, metode penentuan sampel, metode penelitian serta teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini. BAB IV Pembahasan Menguraikan tentang gambaran umum tempat daerah penelitian, dan pembahasan hasil penelitian. Bab V Simpulan dan Saran Menurut simpulan-simpulan mencakup hasil pembahasan yang telah diulas dalam bab sebelumnya, serta saran-saran yang diajukan berdasarkan simpulan.
11