BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian Manusia melakukan kegiatan sehari-hari sebagai cara untuk memenuhi kebutuhannya dan kegiatan sehari-hari ini merupakan manifestasi karier seseorang. Sungkawaningsih (1998) mengemukakan bahwa salah satu syarat karier seseorang adalah tumbuhnya kepuasan atau kepuasan karier. Menurut Happock (Osipow, 1983; Sungkawaningsih, 1998) terdapat keterkaitan antara kebutuhan dengan kepuasan karier, yaitu kepuasan karier dapat diperoleh dari karier yang memenuhi kebutuhan. Jika hal ini terjadi pada diri seseorang, maka pada gilirannya ia akan mendapat kebahagiaan. Lebih tegas, Happock mengemukakan bahwa karier dapat mewujudkan kepuasan hidup, baik di masa sekarang atau di masa yang akan datang, melalui ungkapan “satisfaction can result from a job which meets our needs today, or from a job which promises to meet them in the future’” Keberhasilan sebagai manifestasi dari kepuasan karier belum tentu semua orang mendapatkannya. Hal ini dilatar belakangi oleh ketidaksesuaian karier seseorang dengan yang harapannya. Beberapa faktor yang menjadi penyebabnya adalah kemampuan, bakat, minat dan harapan-harapannya. Masalah yang nampak dalam kehidupan sehari-hari adalah ketidakmampuan remaja dalam merencanakan kariernya sehingga sering terdengar keluhan remaja seperti “Jadi apa saya nanti ?” dan ungkapan lainnya. Zakiah Darajat (Dhiu Margareta, 1992), menyatakan bahwa : Tidak jarang kita mendengar remaja mengeluh bahwa hari depannya suram, tidak jelas, dimana akan bekerja, profesi apakah yang cocok baginya, dan sebagainya. Akan tetapi dilain pihak ia tidak melihat jalan untuk menghadapinya, karena kenyataan hidup dalam masyarakat yang tidak
memberikan kepastian kepadanya. Hal ini erat hubungannya dengan macam dan jenis serta jenis dan sistem pendidikannya.
Super (Santrock, 2003: 484) menyatakan bahwa perkembangan karier siswa SMA berada pada fase kristalisasi berkembang sekitar usia 14-18 tahun, remaja membangun gambaran tetang kerja yang masih tercampur dengan konsep diri mereka secara umum yang telah ada. Hasil studi yang dilakukan oleh Budiamin (2003: 260) terhadap siswa SMU di Kabupaten Bandung menunjukkan bahwa sebanyak 90% siswa menyatakan bingung dalam memilih karier masa depan dan 70% siswa menyatakan rencana masa depan tergantung pada orang tua. Dari pernyaatan tersebut, nampak bahwa karier remaja tersebut tidak terencana, sedangkan perencanaan karier yang matang amat berpengaruh terhadap perwujudan karier mereka baik sekarang maupun dimasa depan. Karena pengambilan keputusan dan penentuan pilihan karier bukan kegiatan yang mudah, maka diperlukan perencanaan yang mendukung melalui upaya pengumpulan informasi, pertimbangan dan pengkajian berbagai alternatif, perumusan tujuan yang memperhitungkan situasi dan kondisi pribadi. Selain hal di atas, perlu dipahami juga faktor-faktor yang berkaitan dengan pengetahuan dan pemahaman terhadap kemungkinan hambatan yang akan dihadapi dalam merealisasikan pilihannya. Menurut Dhio Margareta (1992: 12) perencanaan karier diperlukan untuk : 1. Tujuan yang akan dicapai menjadi lebih jelas, 2. Aktivitas yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan itu juga akan menjadi jelas dan terarah, 3. Faktor-faktor yang terkait akan lebih mudah diidentifikasi, 4. Hambatan-hambatan yang mungkin akan dihadapi akan diantisipasi, 5. Prioritas kebutuhan dan masalah dapat ditentukan, dan 6. Penyediaan fasilitas yang dibutuhkan menjadi lebih terarah karena tujuan dan kegitannya jelas.
Menurut Super (Margareta, 1992) perkembangan karier diri merupakan salah satu aspek dari keseluruhan perkembangan, ditentukan oleh faktor-faktor fisik dan psikologisnya, dan kondisi-kondisi lingkungannya, termasuk di dalamnya tokoh-tokoh signifikan, orang tua dan orang dewasa lainnya yang mempunyai pengaruh yang cukup basar dalam membentuk konsep diri dan minat individu. Okiishi (1987) menyatakan bahwa guru-guru, teman sebaya, dan orang tua mempunyai pengaruh yang berarti bagi para remaja dalam perkembangan harapan dan perkembangan kariernya. Witherington, (Margaretha, 1992) mengemukakan bahwa banyak keinginan anak merupakan gambaran dari keinginan orang tuanya, karena
anak mudah untuk menerima
keyakinan orang tua tanpa kritik; baik yang berbentuk agama, filsafat hidup, nilai-nilai, sikap, tujuan dan aspirasi. Ada dua hal pokok yang mendasari pernyataan itu yaitu: 1) peran orang tua sebagai tokoh identifikasi bagi anak (significant other), atau tokoh yang paling dekat bagi anak, sehingga anak cenderung mengidentifikasikan dirinya dengan orang tua; 2) adanya tekanan dari orang tua (the great expectations syndrome), dimana orang tua sering mengharapkan agar anaknya mengikuti keinginan mereka dalam memilih kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan studi, pekerjaan atau teman hidup, yang dalam upaya mewujudkan sindrom tersebut orang tua sering tidak segan-segan memaksa anak mereka.. (Margaretha, 1992), Melalui pengembangan program bimbingan dan konseling bagi remaja dalam bimbingan karier, dapat membantu konselor dan remaja dalam memahami secara lebih baik pandangan remaja terhadap dunia kerja. Hambatan-hambatan yang mungkin muncul dapat diidentifikasi dengan cermat.
Berdasarkan uraian di atas perlu kiranya diadakan penelitian tentang program bimbingan dan konseling seperti apa yang dapat membantu remaja mengembangkan kemampuan merencanakan kariernya. B. Rumusan Masalah Perencanaan karier merupakan sebuah proses dari kesadaran-diri (penyadaran-diri), yang mencakup kesadaran akan kekuatan dan kelemahan diri, kesadaran akan pilihan-pilihan, dan kesadaran terhadap konsekuensi-konsekuensi dari pilihan karier yang ada. Perencanaan karier juga memiliki makna sebagai sebuah pengidentifikasian tujuan-tujuan karier dan penyusunan program seseorang yang berkaitan dengan pekerjaan, pendidikan, serta pengalaman-pengalaman dalam kerangka perkembangan yang akan memberikan arah, waktu, dan serangkaian langkahlangkah untuk mencapai sebuah tujuan karier yang spesifik. Dillard (1985: 2) mengemukakan bahwa perencanaan karier merujuk pada ”pemetaan langkah-langkah pencapaian tujuan-tujuan karier dengan sukses”. Sebelum individu melancarkan karier yang diidamkannya, individu perlu menilai (menaksir) dan memahami, minimalnya kebutuhan-kebutuhan serta minat-minat yang mungkin menjadi harapan, baik yang bersifat personal maupun sosial dalam berkarier. Selanjutnya, individu seyogianya membuat pemetaan rencana-rencana kecil dalam meraih tujuan-tujuan karier yang telah disusun, kemudian bekerja keras untuk mengimplementasikannya sesuai dengan tujuan-tujuan yang telah disusun itu. Super (Noerhasanah, 1999), menjelaskan variabel-variabel yang mempengaruhi kapasitas individu untuk mengembangkan kariernya yaitu konsep diri, kompetensi dan pemahaman mengenai dunia kerja melalui informasi karier. Ketiga variabel tadi dalam pembentukannya tidak terlepas dari pengaruh keluarga, sekolah dan sistem sosial.
Menurut pendekatan perkembangan karier Super, perkembangan karier individu merupakan salah satu aspek dari keseluruhan perkembangan karier dirinya, dan ditentukan oleh faktor-faktor fisik dan psikologisnya, serta kondisi lingkungan, termasuk di dalamnya tokohtokoh signifikan, orang tua dan orang dewasa lainnya yang mempunyai pengaruh yang cukup basar dalam membentuk konsep diri dan minat individu. (Dhio Margareta, 1992.) Berdasarkan latar belakang masalah, maka masalah penelitian ini dirumuskan sebagai berikut “Program bimbingan seperti apa yang mampu membantu mengembangkan perencanaan karier remaja ?” Secara operasional, rumusan masalah dijabarkan dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut : 1. Bagaimana gambaran kemampuan perencanaan karier remaja? 2. Program bimbingan seperti apa yang mampu membantu mengembangkan perencanaan karier remaja? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan dari pelaksanaan penelitian ini adalah : 1. Untuk mendapatkan gambaran tentang kemampuan perencanaan karier pada remaja. 2. Untuk
memperoleh
program
bimbingan
dan
konseling
yang
dapat
membantu
mengembangkan kemampuan perencanaan karier remaja. Secara lebih khusus penelitian diharapkan memberi manfaat sebagai berikut : 1. Bagi pengembangan ilmu bimbingan dan konseling, hasil penelitian ini dapat memperkaya temuan tentang bimbingan konseling khususnya bimbingan karier bagi remaja.dan sebagai pendekatan Bimbingan dan Konseling bagi remaja.
2. Bagi sekolah, manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai salah satu alat yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan perencanaan karier siswa serta sebagai bahan pertimbangan penyusunan program layanan bimbingan karier bagi siswa. 3. Bagi konselor, penelitian ini diharapkan dapat membantu konselor dalam proses bimbingan dan konseling karier terhadap siswa.