BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Struktur pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2011 hingga 2015 memang unik, tidak seperti negara-negara "tiger" ASIA. Indonesia telah tumbuh sebagai akibat dari impor non migas sebagai konsumsi. Ekspor non migas yang mengalami penurunan (cenderung turun) seperti Tabel 1.1. mengindikasikan kualitas pertumbuhan ekonomi yang rendah (Neraca Perdagangan Indonesia, 2015). Fenomena ini menjadi idea dasar dalam penelitian ini. Posisi bergaining power atas keunggulan bersaing sektor industri yang lemah menjadi pertanyaan mendasar penelitian ini. Tabel 1.1. Ekspor dan Import Indonesia (Juta US$) NO I
II
III
IV
Uraian
2011
2012
2013
2014
2015
TREND(%) 2011-2015
EXPORT - OIL & GAS - NON OIL & GAS
203.496,6
190.020,3
182.551,8
176.292,5
150.282,3
-6,59
41.477,0
36.977,3
32.633,0
30.331,9
18.552,0
-16,53
162.019,6
153.043,0
149.918,8
145.960,6
131.730,3
-4,51
IMPORT - OIL & GAS - NON OIL & GAS
177.435,6
191.689,5
186.628,7
178.178,8
142.694,8
-4,96
40.701,5
42.564,2
45.266,4
43.459,9
24.613,2
-9,38
136.734,0
149.125,3
141.362,3
134.718,9
118.081,6
-3,87
TOTAL - OIL & GAS - NON OIL & GAS
380.932,2
381.709,7
369.180,5
354.471,3
292.977,1
-5,81
82.178,6
79.541,4
77.899,4
73.791,8
43.165,2
-12,74
298.753,6
302.168,3
291.281,1
280.679,5
249.811,9
-4,22
BALANCE - OIL & GAS - NON OIL & GAS
26.061,1
-1.669,2
-4.076,9
-1.886,3
7.587,5
0,00
775,5
-5.586,9
-12.633,3
-13.128,0
-6.061,2
0,00
25.285,5
3.917,7
8.556,4
11.241,7
13.648,7
-1,77
Sumber: Neraca Perdagangan Indonesia, Kementrian Perdagangan, 2015.
1
Melihat kesenjangan fenomena tersebut, memang diperlukan lingkungan yang kompetitif yang dapat meningkatkan keunggulan dibanding dengan perusahaan lain bahkan dari negara lain. Para peneliti telah mempelajari sejumlah isu strategi perusahaan terhadap lingkungan yang mempengaruhi keunggulan bersaing yang pada akhirnya akan meningkatkan kinerja perusahaan, termasuk di dalam kegiatan program perusahaan yang terencana dan dijalankan dengan baik, akan mempengaruhi keunggulan bersaing yang berkelanjutan (Darnall dan Carmin, 2005). Pemindaian (scanning) lingkungan merupakan faktor kunci untuk keunggulan kompetitif yang berkelanjutan perusahaan dan hal ini menjadi semakin penting dalam teori dan praktik perusahaan (Analoui dan Azhdar, 2002). Perusahaan yang berbasis sumber daya sangat diharapkan mampu mengidentifikasi lingkungan keunggulan bersaingnya sehingga mampu menciptakan kinerja perusahaan yang berkelanjutan (Klassen dan Whybark, 1999). Guna mengakomodir kinerja perusahaan yang berkelanjutan tersebut diperlukan strategi keunggulan bersaing perusahaan. Teori strategi keunggulan bersaing menyiratkan teori strategi generik Porter, yaitu suatu usaha akan mampu menjadi pemenang dalam persaingan usaha bila memiliki keunggulan strategik (strategic advantage). Terdapat dua (2) hal pokok yakni diferensiasi (differentiation) dan kepemimpinan biaya (cost leadership) yang disinkronisasikan dengan kefokusan pada segmen tertentu, seperti pada gambar 1.1. Tujuan yang paling utama dalam strategi generik Porter adalah mendeskripsikan strategi
2
perusahaan yang tidak jelas dan atau selain itu (Porter, 1980). Secara umum strategi perusahaan yang berada pada "stuck in the middle" dipercaya tidak tahan dalam jangka waktu panjang (Marc, 1994). Stuck in the middle, adalah perusahaan yang tidak menggunakan satupun strategi generic Porter (Porter, 1980). S T R A T E G I C T A R G E T
KEUNGGULAN STRATEGI
Persepsi unik konsumen Diferensiasi
Perusahaan Besar
Biaya Terendah Cost leadership
Focus
Segmen Tertentu
Gambar 1.1: Strategi Generik Porter Sumber : Porter (1980:39) model strategi generik.
Strategi keunggulan bersaing yang menggunakan strategi diferensiasi dan kepemimpinan biaya (cost leadership) (kedua-duanya) secara dominan disebut strategi integrasi, merupakan strategi yang juga diadopsi dari strategi Porter. Strategi ini dapat meningkatkan kinerja peruahaan (Kim, Eonsoo, Nam dan Stimpert, 2004; Nandakumar, Ghobadian dan Regan, 2011). Porter (1980) menganggap strategi diferensiasi sebagai strategi keunggulan bersaing yang melibatkan penciptaan produk yang unik, teknologi, layanan, atau upaya pemasaran, pengaruh kerja sama antar perusahaan, pemasok, dan saluran kerjasama lainnya. Strategi Kepemimpinan biaya (cost leadership) sebagai strategi yang memiliki keunggulan dalam biaya yang rendah dalam memilah kegiatan proses atau kegiatan nilai rantai distribusi dan pemasaran. Sementara strategi generik ketiga disebut 'fokus'. Strategi ini hanyalah sebuah aplikasi khusus dari dua strategi generik utama
3
di segmen pasar yang sempit/khusus, sehingga menjadi satu kesatuan dalam dua strategi yang lain (Chan, 1990). Teori Porter sebagai grand theory dalam penelitian ini, karena pertama, teori ini telah digunakan sebagai referensi penelitian perusahaan selama 3 dekade. Kedua, harus diakui bahwa hasil penelitian beberapa peneliti masih beragam, ini menjadi gap research dalam penelitian ini, seperti pada Tabel 1.2. Tabel 1.2 Berbagai simpulan para Peneliti Tentang Strategi Generik Porter pada Kinerja Perusahaan Simpulan
Peneliti
Tidak ada Pengaruh
White (1986); Zajac dan Shortell (1989); Jennings dan Lumpkin, (1992); Kotha dan Vadlamani (1995); Richardson dan Dennis (2003); Zahay, et al., (2004); Powers, dan Hahn (2004); Valos dan David (2007); Allen, et al., (2007); Allen, et al., (2008); Pretorius (2008); Box dan Miller (2011);
Berpengaruh Lemah
Murray (1988); Peter dan Alex (1988); Merrilees (2001); Allen dan Marilyn (2002); Stretch (2003); Spanos,et al., (2004); Allen dan Helms (2006); Hopkins (2008); Heinz dan Guldenberg (2010); Mansour (2010); Hahn, dan Powers (2010); Nandakumar, et al., (2011); Parnell (2011).
Berpengaruh negatif
Kim, et al. (2004); Muafi (2010).
Berpengaruh positif
Liench, et al. (2000); Darrow, et al., (2001); Blankson dan Kalafatis, (2001); Kumar (2002); Parnell (2006); Jones (2006); Koo, et al., (2007); Ormanidhi dan Omer (2008); Solberg dan Durrieu (2008); Bordean et al., (2010);
4
Tabel 1.2 (lanjut) Berbagai simpulan para Peneliti Tentang Strategi Generik Porter pada Kinerja Perusahaan Simpulan Berpengaruh Kuat
Peneliti Aneel (1984); Dess dan Davis (1984); Miller (1988); Barbara dan Marilyn (1992); Lassar dan Kerr (1996); Kamalesh dan Ram (1997); Wagner dan Lester (1997); Mavondo (1999); Hlavacka,et al., (2001); Anthony, et al (2003); Akan, et al., (2006); Marlin, et al., (2007); Salavou (2010).
Beberapa peneliti juga sudah berusaha dan menjalankan penelitian guna memecahkan berbagai simpulan yang belum simpul tersebut dengan berbagai variabel moderasi, dengan harapan simpulan tersebut makin menguat. Adapun penelitian tersebut secara lengkap seperti pada Tabel 1.3. Berdasar pada Tabel 1.3. ternyata variabel moderasi yang diterapkan para peneliti masih menghasilkan simpulan yang berbeda pula. Ini menunjukkan bahwa belum fit-nya Strategi Generik Porter, sehingga diperlukan pencarian atas pemecahan tersebut dengan tepat. Ketepatan strategi dewasa ini dengan mengedepankan dukungan terhadap ramah lingkungan. Strategi produk yang mendukung ramah lingkungan sering disebut juga strategi hijau. Mengedepankan dukungan terhadap lingkungan, karena menurut hasil penelitian Boerdean, Anca, Borza, Nistor, dan Mitra (2010) menyatakan bahwa strategi hijau dapat meningkatkan kinerja perusahaan. Ditambahkan Pretorius (2008), agar strategi keunggulan bersaing menjadikan perusahaan dengan kinerja dengan pertumbuhan yang baik disarankan menerapkan produk hijau (Green
5
product). Di samping itu produk hijau mendukung komitmen protokol Kyoto tahun 1998 yang diperpanjang hingga tahun 2020. Sedemikian pentingnya produk ramah lingkungan atau produk hijau tersebut, maka peneliti mengusulkan variabel produk hijau sebagai variabel moderasi. Hal tersebut dikuatkan dengan hasil Research Project (RP), bahwa variabel diferensiasi dan variabel cost leadership tidak berhubungan dengan variabel terikat (dependent variable) yaitu variabel produk hijau, seperti pada Tabel 1.4 sehingga dapat dipastikan bahwa variabel produk hijau adalah variabel moderasi (Ghozali:199, 2009). Secara umum, variebel moderasi seperti pada tabel 1.3, masih dalam posisi yang belum konsisten, karena hasil penelitian yang belum merujuk pada penguatan starategi porter pada kinerja. Ukuran perusahaan dan pemasaran misalnya sebagai moderator memiliki simpulan yang berbeda, yakni berpengaruh kuat atau pun lemah, bahkan tidak memperkuat. Jika melihat area penelitian, peneltian tersebut tergantung pada kondisi suatu Negara. Jika Negara maju cenderung mempunyai pengaruh yang kuat dibanding Negara miskin dan berkembang. Penentuan Jenis Variabel Moderasi, jika uji korelasi ada hubungan, dan uji regresi mempunyai dampak terhadap Variabel dependentnya (t-hitung > t-tabel), maka disebut Moderasi Murni (pure moderated), jika uji regresi tidak mempunyai dampak terhadap Variabel dependent-nya (thitung < t-tabel), maka disebut Moderasi Kuasi (Quasy moderated).
6
Tabel 1.3 Beberapa Variabel Moderasi Yang Digunakan Untuk Mengurai Penyebab Belum Simpulnya Temuan Penelitian Tentang Pengaruh Strategi Generik Porter Pada Kinerja Perusahaan Variabel Moderasi
Simpulan
Peneliti
Volume output
Volume output memoderasi kuat pengaruh antara strategi generik Porter pada kinerja perusahaan.
Aneel (1984)
Kompetitor, Sertifikasi, Kesehatan komunitas dan Ketersediaan SDM
Kompetitor, sertifikasi, kesehatan komunitas dan ketersediaan SDM tidak memoderasi pengaruh strategi generik Porter pada kinerja perusahaan.
Zajac dan Shortell (1989)
Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan tidak memoderasi pengaruh antara strategi generik Porter pada kinerja perusahaan.
Jennings dan Lumpkin (1992)
Ukuran perusahaan memoderasi lemah pengaruh antara strategi generik Porter pada kinerja Perusahaan.
Spanos, et al., (2004) Heinz dan Guldenberg (2010)
Ukuran perusahaan memoderasi kuat pengaruh antara strategi generik Porter pada Kinerja perusahaan
Hlavacka, et al., (2001)
Fokus prilaku dan kontrak memoderasi pengaruh yang kuat antara Strategi Generik Porter pada kinerja perusahaan.
Lassar dan Kerr (1996)
Fokus prilaku dan kontrak
7
Tabel 1.3 (Lanjut) Beberapa Variabel Moderasi Yang Digunakan Untuk Mengurai Penyebab Belum Simpulnya Temuan Penelitian Tentang Pengaruh Strategi Generik Porter Pada Kinerja Perusahaan Variabel Moderasi
Simpulan
Peneliti
usia perusahaan, pangsa pasar, dan orientasi pertumbuhan.
Usia perusahaan, pangsa pasar dan orientasi pertumbuhan memoderasi lemah antara pengaruh strategi kinerja Porter pada kinerja perusahaan
Heinz dan Guldenberg (2001)
Lokasi
Pengaruh antara strategi generic Porter dan kinerja perusahaan dimoderasi kuat oleh lokasi
Hlavacka, et al., (2001)
Status kepemilikaan
Pengaruh antara strategi generik Porter dan kinerja perusahaan Dimoderasi kuat terhadap status kepemilikan
Marlin, et al., (2007)
Pengaruh antara strategi generik Porter dan kinerja perusahaan dimoderasi lemah terhadap status kepemilikan.
Heinz dan Guldenberg (2010)
Pengaruh antara strategi generik Porter dan kinerja perusahaan dimoderasi positif terhadap pemasaran
Solberg dan Durrieu (2008)
Pengaruh antara strategi generik Porter dan kinerja perusahaan Dimoderasi lemah terhadap pemasaran.
Heinz dan Guldenberg (2010)
Pengaruh antara strategi generik Porter dan kinerja perusahaan dimoderasi kuat terhadap pemasaran.
Aneel (1984)
Pemasaran
8
Hasil Tabel 1.4 menunjukkan terdapat hubungan antara variabel prediktif dengan moderasi, ada pengaruh dampak produk hijau pada kinerja perusahaan, sehingga masuk pada jenis Quasy Moderated. Tabel 1.4 Penentuan Jenis Variabel Moderasi Coefficients
Model 1
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B (Constant) Produk Hijau
a
Std. Error
3.466
.278
.380
.058
Beta
t
.419
Sig.
12.449
.000
6.592
.000
a. Dependent Variable: Kinerja Perusahaan Pearson Correlation Diferensiasi
.308
Kepemimpinan Biaya
.361
Kinerja Perusahaan Sig. (2 tailed)
.419
Sumber: Research Project, 2012 Berdasarkan pembahasan, dan sepanjang peneliti ketahui belum ada yang menggunakan variabel produk hijau untuk mengatasi inkonsklusifitas ini sebagai variabel moderasi pengaruh strategi Porter pada kinerja perusahaan, seperti pada Tabel 1.3. 1.2. Rumusan Masalah Pertumbuhan ekonomi yang hanya didukung oleh investasi asing pada sektor konsumsi yang besar, mengindikasikan kualitas pertumbuhan ekonomi yang rendah, karena berbanding terbalik dengan sektor produksi. Kesenjangan fenomena (gap fenomenon) ini terjadi diakibatkan keunggulan bersaing sektor manufaktur yang rendah. Guna mengatasi
9
keunggulan bersaing yang rendah tersebut diperlukan strategi. Strategi generik Porter merupakan strategi yang mendominasi strategi perusahaan di seluruh dunia selama 3 dekade. Strategi ini dianggap ampuh dalam menghadapi situasi ekonomi yang tidak pasti. Namun dari hasil review penelitian serupa menunjukkan hasil yang beragam (gap research) seperti pada Tabel 1.1. Hasil yang beragam tersebut juga telah banyak dipecahkan oleh peneliti lain dengan berbagai penguatan indikator berupa variabel moderasi. Namun itu pun masih menghasilkan kesimpulan yang beragam. Berdasar
permasalahan
atas
kesenjangan
fenomena
(gap
fenomenon) dan kesenjangan penelitian (gap research) tersebut, peneliti mencoba memecahkan permasalahan itu. Produk hijau merupakan variabel yang diangkat dalam penelitian ini untuk menguatkan variabel prediktif strategi Porter pada kinerja perusahaan. Penguatan variabel prediktif ini agar strategi generik Porter menjadikan perusahaan dengan kinerja dengan pertumbuhan yang lebih baik, dengan menerapkan produk hijau (green product) seperti disarankan Pretorius (2008). Di samping itu produk hijau mendukung komitmen protokol kyoto tahun 1998 yang diperpanjang hingga tahun 2020. Produk haruslah ramah terhadap lingkungan, begitu pula komitmen perusahaan terhadap lingkungan mutlak diperlukan. Riset dan Pengembangan, serta lintasfungsional yang terintegrasi secara signifikan akan mempengaruhi secara positif terhadap kinerja perusahaan (Yi dan Yen, 2010). Intisari permasalahan yang akan diajukan dalam penelitian ini adalah:
10
1.2.1. Apakah terdapat pengaruh Strategi Generik Porter (Diferensiasi dan Kepemimpinan Biaya) pada kinerja perusahaan? 1.2.2. Apakah produk hijau memoderasi pengaruh Strategi Generik Porter pada kinerja perusahaan? 1.3. Motivasi penelitian Motivasi dalam penelitian ini adalah untuk memperkuat produk hijau yang saat ini didengung-dengungkan oleh pemerintah, para penyelamat lingkungan, dan masyarakat yang sadar lingkungan. Meningkatnya keunggulan bersaing hijau dalam strategi generik Porter diharapkan mampu meningkatkan kinerja perusahaan. Motivasi penelitian ini secara detail dilakukan atas dasar : 1.3.1.
Belum simpulnya temuan penelitian tentang pengaruh Strategi Generik Porter pada kinerja perusahaan, karenanya penelitian ini dilakukan perbaikan dan peningkatan konsepsi strategi yang ditengarai menjadi penyebab belum simpulnya penelitian pengaruh setiap karakteristik strategi generik Porter pada kinerja perusahaan.
1.3.2.
Penelitian tentang strategi generik Porter pada kinerja perusahaan dengan pelbagai variabel moderasi masih menunjukkan temuan yang beragam, dan bahkan bertentangan, seperti pada variabel ukuran perusahaan (Jennings dan Lumpkin, 1992; Spanos, et al., 2004; Heinz dan Guldenberg, 2010; dan Hlavacka, et al., 2001), status kepemilikan (Marlin, et al.,2007; Heinz dan Guldenberg, 2010), pemasaran (Aneel, 1984; Solberg dan Durrieu, 2008; Heinz dan Guldenberg, 2010).
11
1.3.3.
Sepanjang peneliti ketahui, belum adanya penelitian yang menguji variabel produk hijau sebagai pemoderasi pengaruh strategik generik Porter pada kinerja perusahaan. Moderator variabel produk hijau ini makin diperlukan pada masa depan. Mengurangi efek rumah kaca yang berimbas pada global warming.
1.4. Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan penelitian ini, tujuan yang hendak diselesaikan adalah: 1.4.1. Menjelaskan secara empiris pengaruh Strategi Generik Porter (Diferensiasi dan Kepemimpinan Biaya) pada kinerja perusahaan. 1.4.2. Menjelaskan secara empiris apakah produk hijau memoderasi pengaruh Strategi Generik Porter pada kinerja perusahaan. 1.5. Perbandingan Penelitian (Novelty and state of the art) Penelitian pendahuluan dengan review terhadap tema penelitian yang serupa memberikan sumbangsih walaupun dengan hasil yang berbeda (unique) dan original terhadap masukan dan pengembangan ilmu manajemen strategi. Begitu pula dengan penelitian ini (Tabel 1.5) memberikan
sumbangsih
keaslian
dan
posisi
penelitian
pada
pengembangan ilmu manajemen strategi. Adapun sumbangsih atas keaslian penelitian ini adalah : 1.5.1.
Produk hijau sebagai variabel moderasi, selama ini belum ada yang menggunakan sebagai variabel moderasi pada penelitian strategi generik Porter pada Kinerja Perusahaan.
12
1.5.2.
Penggunaan teori Porter, yang diinteraksikan dengan variabel produk hijau sebagai variabel pemoderasi untuk memperkuat / memperlemah pengaruh Strategi Generik Porter pada kinerja perusahaan.
1.6. Kontribusi penelitian Kontribusi dalam penelitian ini terdiri atas kontribusi teoretis dan kontribusi manajerial sebagai berikut : 1.6.1. Kontribusi Teoretis 1.6.1.1. Kontribusi yang hendak disampaikan dalam penelitian ini diharapkan pemoderasi strategik produk hijau mampu memberikan nilai tambah keunggulan bersaing Strategi Generik Porter pada kinerja perusahaan. 1.6.1.2. Produk hijau diharapkan memberikan konrtibusi pada teori strategi generik porter dengan kondisi di Indonesia, khususnya Propinsi Jawa tengah, dan Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. 1.6.2. Kontribusi Manajerial 1.6.2.1. Kajian ini (produk hijau) diharapkan memberikan khasanah yang lebih kuat agar keunggulan bersaing bisa memiliki kelanjutan dalam jangka panjang dalam suatu perusahaan. Di samping itu, produk hijau mendukung komitmen protokol kyoto (1998) yang diperpanjang hingga tahun 2020.
13
1.6.2.2. Penghargaan atas daya beli masyarakat dan penghargaan bidang
perlindungan
dan
pelestarian
lingkungan
mempunyai pengaruh terhadap peningkatan kinerja perusahaan,
hal
ini
sesuai
dengan
Klassen
dan
McLaughlin (1996). 1.6.2.3. Penelitian ini diharapkan juga mendukung terhadap kesadaran konsumen yang lebih tinggi terhadap isu lingkungan, banyak perusahaan telah mengadopsi strategi "hijau" secara terbuka (Ginsberg dan Bloom, 2004; Polonsky dan Rosenberger, 2001) kalau pun tidak menggunakan teori Strategi Generik Porter secara langsung.
14
Tabel 1.5 Perbandingan Penelitian (Novelty and state of the art) Pengaruh Strategi Generik Porter Pada Kinerja Perusahaan No. Peneliti
Sampel Perusahaan Oligopoli
Variabel Terikat Cost leadership, diferensiasi
Variabel Bebas Utilitas
Analisis
1.
Aneel, (1984)
Game Theory
2.
Dess dan 22 Cost Pertumbuhan Analisis Davis perusahaan leadership, pejualan dan Faktor, (1984) diferensiasi ROA Regresi dan fokus.
15
Variabel Moderasi
Hasil penelitian
Volume output dan pemasaran
Terdapat hubungan kuat antara diferensiasi dan cost leadership pada kinerja perusahaan, dan (1) diferensiasi mendorong posisi biaya yang makin rendah (2) diferensiasi pada persaingan menuju persaingan yang kuat harus memiliki pangsa pasar yang tinggi pada biaya yang rendah. Volume output memoderasi kuat pengaruh antara strategi generik Porter pada kinerja perusahaan.
Tidak ada
Terdapat hubungan yang kuat antara diferensiasi, low cost dan fokus
Tabel 1.5 (lanjut) Perbandingan Penelitian (Novelty and state of the art) Pengaruh Strategi Generik Porter Pada Kinerja Perusahaan No.
Peneliti
Sampel
3.
White, (1986)
4.
Miller (1988)
5.
Zajac dan Shortell (1989)
69 perusahaan dari 12 kelompok perusahaan yang tersedia di PIMS 89 perusahaan di profinsi quebec, Kanada 476 rumah sakit
Variabel Terikat
Variabel Bebas
Cost ROI dan leadership, Pertumbuhan diferensiasi pejualan
Cost leadership
Analisis
Variabel Moderasi
Distribusi Frekuensi Frekuensi pelaporan
ROI dan Net Korelasi Income dan regresi MMR
Cost Profitabilitas Chy leadership, squared diferensiasi.
16
Pengendalian formal
Kompetitor, Sertifikasi, Kesehatan komunitas dan ketersediaan sumber daya
Hasil penelitian Tidak ada hubungan antara strategi generik porter pada kinerja peruahaan. Frekuensi pelaporan tidak memoderasi pengaruh antara strategi generik Porter pada kinerja perusahaan. Pengendalian formal berpengaruh kuat antara strategi generik Porter pada kinerja perusahaan. Tidak ada hubungan antara strategi generik Porter pada kinerja perusahaan. Kompetitor, sertifikasi, kesehatan dan ketersediaan SDM tidak memoderasi pengaruh strategi generik Porter pada kinerja perusahaan
Tabel 1.5 (lanjut) Perbandingan Penelitian (Novelty and state of the art) Pengaruh Strategi Generik Porter Pada Kinerja Perusahaan Variabel Terikat
Variabel Bebas
No.
Peneliti
Sampel
6.
Jennings dan Lumpkin (1992)
56 The Texas Savings and Loan (S&L) industry.
7.
Lassar 81 Cost dan Kerr perusahaan leadership, (1996) manufaktur diferensiasi dan fokus
Kinerja intensitas distribusi (skala 1-5)
8.
Liench, et al ., (2000)
NPM, SEM ROA, ROE, (lisrel) Posisi kompetisi.
344 responden CEO perusahaan logistik
Cost leadership, diferensiasi dan fokus
Cost leadership, diferensiasi dan fokus
ROA
Analisis Manova / Mancova
Duncan Multiple range test dan Anova
17
Variabel Moderasi Ukuran perusahaan
Fokus perilaku dan kontrak.
Tidak ada
Hasil penelitian Kinerja dan aktifitas telaah lingkungan tidak berpengaruh pada strategi generik Porter. Ukuran perusahaan tidak memoderasi pengaruh antara strategi generik Porter pada kinerja perusahaan Ada pengaruh yang kuat antara strategi generik Porter pada kinerja intensitas jejaring distribusi. Fokus prilaku dan kontrak memoderasi kuat hubungN antara Strategi Generik Porter pada intensitas kinerja distribusi perusahaan. Terdapat hubungan yang positif antara kapabilitas logistik, strategi generik Porter pada kinerja perusahaan.
Tabel 1.5 (Lanjut) Perbandingan Penelitian (Novelty and state of the art) Pengaruh Strategi Generik Porter Pada Kinerja Perusahaan No. Peneliti
Sampel
9. Hlavacka, 81 rumah et al., sakit (2001)
Variabel Terikat
Variabel Bebas
Analisis
Cost leadership , diferensiasi dan fokus
pelayanan Mancova konsumen, pengendalian pengeluaran operasional, pertumbuhan pendapatan dan pengembangan jasa baru. 10. Allen 221 Cost Total Regresi dan perusahaan leadership, penerimaan Marilyn diferensiasi total (2002) dan fokus pendapatan bersih dan total aset 11 Anthon, 255 Cost leader- Variabel SEM et al., perusahaan ship, Laten (2003) diferensiasi dan fokus
18
Variabel Moderasi
Hasil penelitian
Ukuran perusahaan dan lokasi
Terdapat hubungan yang kuat antara kinerja rumah sakit yang menggunakan strategi generik Porter dibandingkan pada stuck in the midle. Ukuran perusahaan dan lokasi memoderasi kuat pengaruh antara strategi generik Porter pada kinerja perusahaan.
Tidak ada
Terdapat hubungan yang lemah antara diferensiasi, cost leadership, fokus diferensiasi dan fokus cost leadership pada kinerja perusahaan. Terdapat hubungan antara diferensiasi, cost leadership dan fokus.
Tidak ada
Tabel 1.5 (Lanjut) Perbandingan Penelitian (Novelty and state of the art) Pengaruh Strategi Generik Porter Pada Kinerja Perusahaan No. 12.
Peneliti Spanos, et al ., (2004)
Sampel 1921 observasi dari standard industrial clafication greek.
Variabel Terikat
Variabel Bebas
Cost Profitabilitas leadership, diferensiasi
13. Allen dan Marilyn (2006)
226 Cost perusahaan leadership, diferensiasi dan fokus
14. Marlin, et al ., (2007)
173 responden CEO Rumah sakit
Cost leadership, diferensiasi
Analisis Regresi MMR
Total peneri- Korelasi maan, total asset, pendapatan bersih, partumbuhan pangsa pasar. Operating ANOVA margin, laba per hari per pasien.
19
Variabel Moderasi Ukuran perusahaan
Tidak ada
Status kepemilikan
Hasil penelitian Typologi Porter memiliki perbedaan baik alamiah maupun hibrid. Strategi generik Porter memiliki hubungan yang lemah terhadap kinerja perusahaan. Ukuran perusahaan memoderasi lemah antara strategi generik Porter pada kinerja perusahaan. Praktek strategi generik Porter berhubungan lemah pada kinerja perusahaan.
Strategi generik Porter berpengaruh kuat pada kinerja perusahaan, dan dimoderasi kuat status Kepemilikan.
Tabel 1.5 (Lanjut) Perbandingan Penelitian (Novelty and state of the art) Pengaruh Strategi Generik Porter Pada Kinerja Perusahaan No.
Peneliti
Sampel
Variabel Terikat
Variabel Bebas
Analisis
Variabel Moderasi
15. Solberg dan Durrieu (2008)
213 (11%) UKM di Inggris
Cost ROI leadership, diferensiasi dan fokus
EQS model
Pemasaran langsung dan tidak langsung
16. Nandaku mar, et al., (2011)
124 responden tingkat CEO
Cost leadership, diferensiasi dan fokus
ANOVA
Tidak ada
Kinerja bersaing relatif, ROA dan ROS.
17. Penelitian 206 Cost Pertumbuhan MMR ini, Asep perusahaan leadership, penjualan, laba, (2016) manufaktur diferensiasi segmen pasar, dan jasa posisi bersaing perusahaan, current Ratio, ROA, ROE, ROS.
20
Produk Hijau
Hasil penelitian Strategi generik Porter, langsung atau tidak mempunyai pengaruh positif strategi marketing pada kinerja perusahaan. Pengaruh strategi generik porter dan kinerja perusahaan dimoderasi positif pada pemasaran. Kombinasi strategi akan menciptakan efesiensi. Cost leadership dan diferensiasi tidak berpengaruh kuat pada kinerja perusahaan. Diferensiasi dan kepemimpinan biaya berpengaruh kuat pada kinerja perusahaan. Produk hijau memperlemah strategi diferensiasi dan kepemimpinan biaya pada kinerja perusahaan.
21