BAB I PENDAHULUAN
1.
LATAR BELAKANG Visi pembangunan nasional sebagaimana tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2004 – 2009 diarahkan pada 3 agenda nasional yaitu terciptanya Indonesia yang aman dan damai, terciptanya Indonesia yang adil dan demokratis, serta meningkatnya kesejahteraan rakyat. Untuk mendukung pencapaian visi dimaksud, sasaran pokok pembangunan nasional difokuskan pada beberapa prioritas antara lain : a. meningkatnya kualitas manusia yang tercermin dari terpenuhinya hak sosial rakyat melalui peningkatan akses masyarakat pada pendidikan dan kesehatan yang lebih berkualitas dan peningkatan perlindungan dan kesejahteraan sosial. b. Terjaminnya keadilan gender bagi peningkatan kualitas dan peran perempuan serta kesejahteraan dan perlindungan anak. c. Meningkatnya penyelenggaraan otonomi daerah dan kepemerintahan daerah melalui revitalisasi proses desentralisasi dan otonomi daerah. Pembangunan
didaerah
merupakan
bagian
integral
dari
pembangunan nasional secara keseluruhan sehingga pembangunan daerah sejalan dan sinergis dengan target – target pembangunan nasional. Untuk itu maka Pemerintah Kota Kupang melalui Perda No. 2 tahun 2008 tentang RPJMD
2007
–
2012
telah
menetapkan
kebijakan
Pembangunan
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak yang diarahkan pada terwujudnya kesetaraan dan keadilan gender di setiap bidang pembangunan melalui upaya penegakkan Hak Asasi Manusia bagi perempuan dan anak, peningkatan kualitas peran dan kemandirian organisasi perempuan. Pembangunan
kesehatan
diarahkan
untuk
meningkatkan
kesadaran, keamanan, dan kemampuan hidup bagi setiap orang yang Dokumen ASIA 2009 1
penyelenggaraannya berdasarkan peri kemanusiaan, pemberdayaan dan kemandirian, adil dan merata, serta mengutamakan manfaat dengan perhatian khusus pada kelompok rentan yaitu ibu, bayi, anak dan usia lanjut.Sedangkan
pembangunan
pendidikan
diarahkan
untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang mempunyai harkat, martabat, berakhlak mulia, dan menghargai keberagaman yang dilandasi oleh penghormatan pada hak-hak asasi manusia sehingga mempunyai daya saing. Pembangunan pemberdayaan perempuan dan anak diarahkan pada peningkatan kualitas hidup dan peran perempuan, kesejahteraan dan perlindungan anak di berbagai bidang pembangunan, penurunan jumlah
tindak
kekerasan,
eksploitasi
dan
diskriminasi
terhadap
perempuan dan anak. Secara umum permasalahan yang menyangkut ibu anak di kota Kupang adalah banyaknya kasus kekerasan dan eksploitasi terhadap perempuan dan anak yang tidak dilaporkan, dengan anggapan bahwa masalah tersebut adalah masalah domestik keluarga yang tidak perlu diketahui orang lain, data menunjukkan bahwa kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak hampir 50 % adalah korban kekerasan seksual, dimana 47 % korban adalah anak dibawah usia 18 tahun dan sekitar 74 % korban berpendidikan SD hingga SLTA. Jumlah anak jalanan dan anak terlantar sebanyak 900 orang dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 11,90 %. Angka kematian bayi, balita dan prevalensi gizi kurang pada balita masih tinggi. Berdasarkan data dalam Buku Kota Kupang Dalam Angka 2009, pada tahun 2008 tercatat untuk prevalensi gizi buruk sebesar 6,32 % atau 791 balita dari total balita yang diukur yakni sebanyak 12.522 balita. Cakupan imunisasi lengkap anak balita 85,07 %, sementara itu angka kematian bayi (AKB) berkisar pada 6,5 per 1000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Balita (AKABA) sebesar 3,1 per 1000 kelahiran hidup. Masih banyaknya pekerja anak sebesar 5,6 % dari jumlah anak umur 1014 tahun, dan sebagian besar bekerja lebih dari 35 jam/ minggu ( 73,1 ). Dokumen ASIA 2009 2
Permasalahan dibidang pendidikan antara lain rendahnya : angka partisipasi sekolah (APS) anak usia 7 – 12 tahun 96,40 %, 13 – 15 tahun 81,00 %, dan 16 – 18 tahun 51,00 % sedangkan pendidikan prasekolah 3 – 4 tahun 12,78 % dan 5 – 6 tahun 32,39 %. Permasalahan dibidang perumahan dan lingkungan antara lain rendahnya prosentase rumah tangga yang mengakses pada sumber air minum yakni menggunakan fasilitas air minum sendiri 49,45 %, fasilitas bersama 48,12 %, sedangkan 1,7 % menggunakan fasilitas air minum umum, dan sebanyak 0,73 % belum memiliki fasilitas air minum. Seiring dengan munculnya paradigma perencanaan program di tingkat internasional dengan pendekatan hak asasi, maka ASIA 2009 disamping dikembangkan dengan mengintegrasikan pendekatan siklus hidup juga dilakukan pendekatan hak. Pendekatan hak dalam ASIA membantu mempertajam penilaian situasi ibu dan anak tetapi juga penajaman pemahaman pada isu dan tantangan yang dihadapi oleh ibu dan anak, agar tergambar permasalahan yang sesungguhnya menjadi penyebab masalah, serta dampak dan kemungkinan penanganannya melalui sebuah rumusan kebijakan yang tepat. Penilaian situasi difokuskan pada upaya mengidentifikasi permasalahan sesungguhnya untuk kemudian dapat direspon dengan cepat melalui sebuah rencana yang jelas. Laporan perkembangan ASIA tahun 2008 menunjukkan bahwa Pemerintah Kota Kupang perlu memberi perhatian penuh terhadap permasalahan ibu dan anak, beberapa hal yang perlu mendapat perhatian antara lain : 1. Masih perlunya peningkatan status kesehatan dan gizi Bumil, Bulin, dan
Bufas
melalui
pemberdayaan
SDM
Peningkatan
Mutu
Pelayanan
tenaga kesehatan, sarana
dan
(
melalui prasarana
penunjang pelayanan kesehatan), pemberian PMT – pemulihan bagi Bumil, Bulin, Bufas, bayi dan balita, peningkatan cakupan pelayanan luar gedung melalui penyediaan dana operasional untuk kunjungan Dokumen ASIA 2009 3
rumah, sweeping dalam pelayanan ANC, pemberian tablet besi, imunisasi dll untuk mencapai target yang diinginkan. 2. Peningkatan KIE mengenai keluarga berencana, kesehatan reproduksi, pendidikan
seks
di
kalangan
remaja
dalam
menekan
angka
perkawinan dini baik melalui media cetak maupun media elektronik. 3. Peningkatan kualitas sanitasi dasar yang belum maksimal melalui program penyediaan dan pengawasan kualitas sarana sanitasi dasar ( air bersih, jamban keluarga, perumahan, sampah dan air limbah pencemaran). 4. Revitalisasi
sarana
dan
prasarana
pelayanan
kesehatan
dan
pendidikan serta meningkatkan program wajar terutama bagi wanita dan anak terlantar/anak jalanan. 5. Sosialisasi
peraturan
perundangan
yang
berkaitan
dengan
perlindungan wanita dan anak dari praktek-praktek kekerasan dan diskriminasi. 6. Peninjauan secara bertahap terhadap nilai-nilai budaya tentang pendidikan
anak
dan
perilaku
yang
bertentangan
dengan
kesejahteraan anak. 7. Peningkatan pemberdayaan masyarakat melalui intensifikasi peran dan fungsi lembaga swadaya masyarakat yang ada dalam setiap tahap pembangunan. 1.1
TUJUAN Tujuan penyusunan ASIA Kota Kupang adalah :
sebagai salah satu masukan untuk penyusunan dokumen perencanaan pembangunan daerah
membantu penguatan kapasitas pemerintah daerah dalam analisis daerah untuk kepentingan perencanaan pembangunan daerah.
Dokumen ASIA 2009 4
1.2
PROSES PENYUSUNAN ASIA Proses penyusunan ASIA 2009 dilakukan melalui pengumpulan data. Data dikumpulkan melalui
laporan hasil kegiatan dan
laporan lain sesuai dengan jenis data serta instansi terkait dan umumnya merupakan data sekunder baik data kuantitatif maupun data yang diperoleh sesuai dengan variabel dan indikator yang dipilih maupun data kualitatif terutama menyangkut faktor-faktor pengaruh yang berkaitan dengan dimensi sosio ekonomi kultural masyarakat Kota Kupang. 1.3
MANFAAT ASIA a. Dapat
digunakan
sebagai
masukan
untuk
penyusunan
dokumen perencanaan daerah. b. Dapat digunakan sebagai alat pengendalian perencanaan dan pelaksanaan program pembangunan SDM – Dini Daerah. c. Dapat digunakan sebagai sarana penyamaan persepsi dalam pengambilan keputusan dan menentukan prioritas program pembangunan SDM – Dini Daerah
Dokumen ASIA 2009 5
BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH
2.1
WILAYAH Kota Kupang merupakan Ibukota Provinsi Nusa Tenggara Timur, yang secara geografis, terletak diantara 123º 31' 35" – 123º 41' 00" Bujur Timur dan 10º07' 40" – 10º 17' 39" Lintang Selatan. Dengan luas wilyah 18.027 Ha, Kota Kupang memiliki batas – batas wilayah administrasi sebagai berikut : - Sebelah Utara
: Teluk Kupang
- Sebelah Selatan
: Kecamatan Nekamese dan Kecamatan Taebenu Kabupaten Kupang
- Sebelah Timur
: Kecamatan Kupang Tengah Kabupaten Kupang
- Sebelah Barat
: Kecamatan Kupang Barat Kabupaten Kupang
Secara topografi terdiri atas daerah pantai, dataran rendah dan perbukitan. Untuk daerah terendah terletak pada ketinggian 0 – 50 meter dari permukaan laut rata-rata , sedangkan daerah tertinggi terletak dibagian selatan dengan ketinggian antara 100 – 350 meter dari permukaan air laut. Daerah pantai merupakan kawasan dibagian Utara yang berbatasan langsung dengan teluk Kupang dengan kemiringan antara 0 % sampai 2 %, daerah dataran rendah merupakan kawasan dibagian pesisir, dengan kemiringan antara 2 – 15 %. Sesuai dengan letak geografis, dipengaruhi iklim daerah tropis yang dipengaruhi oleh angin muson dengan 2 musim, yaitu musim kemarau pada bulan April – November dan musim penghujan antara bulan Desember – Maret. Curah hujan tahunan rata-rata sebesar 1.589 mm, suhu udara berkisar antara 23ºC sampai dengan 34º C, dengan kelembaban udara tahunan rata-rata 77 %. Kota Kupang secara visual merupakan daerah dataran rendah sudah dimanfaatkan pula sebagai lahan kegiatan usaha seperti sawah tadah hujan, kebun musiman dan semak belukar. Pada bagian barat daya dan selatan terdapat perbukitan yang harus dilindungi dengan penghijauan ( reboisasi ) Dokumen ASIA 2009 6
yang berfungsi sebagai daerah tangkapan ( cacthmant area ) untuk menjaga potensi air tanah di kota Kupang. 2.2
PENDUDUK Kemajuan pembangunan disuatu daerah salah satunya dapat dilihat dari indikator kesejahteraan masyarakatnya. Kota Kupang sebagai ibukota Propinsi Nusa Tenggara Timur seperti juga ibu kota propinsi-propinsi lainnya di Indonesia menjadi barometer kemajuan pembangunan. Keberadaan berbagai macam fasilitas pemerintahan, pendidikan, hiburan, kesehatan dan lain sebagainya menjadi daya tarik bagi masyarakat lain di luar penduduk Kota Kupang untuk datang dan menetap disini. Hal ini tentu saja berpengaruh terhadap karakteristik penduduk Kota Kupang dan tentu saja berpengaruh juga pada nilai indikator kependudukannya. 2.2.1
Jumlah dan tingkat pertumbuhan penduduk Jumlah penduduk Kota Kupang selalu mengalami penambahan setiap tahunnya. Pada tahun 2008 hasil dari registrasi penduduk menunjukkan bahwa jumlah penduduk Kota Kupang sebanyak 286.306 orang yang tersebar di 4 (empat) kecamatan. Pada tabel berikut dapat dilihat perkembangan jumlah penduduk Kota Kupang sejak tahun 2003 hingga tahun 2008. Tabel 2.2.1 Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan tahun 2003 – 2008 Kecamatan
2003
2004
2005
2006
2007
2008
Alak
35.409
36.405
39.625
43.473
43.981
45.945
Maulafa
47.221
50.131
50.757
53.974
55.379
55.944
Oebobo
101.575
102.857
103.153
105.882
111.006
111.140
Kelapa Lima
66.965
68.269
71.515
71.737
71.669
73.277
Kota Kupang
251.170
257.662
265.050
275.066
282.035
286.306
Sumber : Buku Indikator Kesejahteraan Rakyat Kota Kupang 2008
Dokumen ASIA 2009 7
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa semenjak tahun 2003 hingga 2008, penduduk Kota Kupang lebih banyak tersebar di Kecamatan Oebobo dan yang paling sedikit terdapat di Kecamatan Alak. Pada tahun 2008, jumlah penduduk di Kecamatan Oebobo tercatat sebanyak 111.140 orang atau sebesar 38,82 persen dari penduduk Kota Kupang dan di Kecamatan Alak terdapat 45.945 orang atau sebesar 16,05 persen. Banyaknya fasilitas penunjang pembangunan seperti misalnya fasilitas pendidikan dari tingkat pra sekolah hingga pendidikan tinggi, pertokoan, kantor-kantor pemerintahan yang terdapat di Kecamatan Oebobo mempengaruhi keputusan penduduk untuk tinggal di kecamatan ini agar dekat dengan fasilitas-fasilitas tersebut. 2.2.2 Kepadatan dan persebaran penduduk Hasil registrasi penduduk 2008, penduduk Kota Kupang berjumlah 286.306 orang yang mendiami wilayah seluas 180.27 Km². Dengan demikian maka rata-rata kepadatan penduduk Kota Kupang sekitar 1.588 orang per Km² dengan laju pertumbuhan penduduk sebesar 1,51 persen. Angka kepadatan ini meningkat dibandingkan dengan tahun 2007 sebesar 1.565 orang per Km², atau naik sebesar 1,47 persen. Dengan kepadatan sebesar ini, sebenarnya Kota Kupang sudah mulai menghadapi masalah kependudukan. Hal ini bisa dilihat juga dari tanah kering yang tidak subur, tanah sawah yang tidak berpengairan sehingga kota Kupang juga menghadapi masalah kependudukan. Dilihat per kecamatan maka kepadatan yang relatif tinggi (diatas 1000 orang per Km²) terdapat di Kecamatan Oebobo dan Kelapa Lima yaitu sebesar 5.469 orang dan 4.017 orang per Km². Kecamatan – kecamatan lainnya agak rendah yaitu Kecamatan maulafa sebesar 1.021 dan Kecamatan Alak sebesar 529 orang per Km². Dokumen ASIA 2009 8
Tabel 2.2.2 Jumlah penduduk, luas wilayah, kepadatan dan laju pertumbuhan penduduk menurut kecamatan 2007 – 2008 Luas Kecamatan
Kepadatan
Laju pertumbuhan penduduk ( %)
Wilayah
Penduduk
penduduk
(Km²)
2008
(per Km) 2007
2008
2007
2008
Alak
86,91
45.945
506
529
1,17
4,47
Maulafa
54,80
55.944
1.011
1.021
2,60
1,02
Oebobo
20,32
111.140
5.463
5.469
4,84
0,12
Kelapa Lima
18,24
73.277
3.929
4.017
- 0,09
2,24
180,27
286.306
1.565
1.588
2,53
1,51
Kota Kupang
Sumber : Buku Indikator Ekonomi Kota Kupang 2008
2.2.3. Komposisi umur dan jenis kelamin Komposisi penduduk di Kota Kupang tahun 2008 terkonsentrasi pada kelompok umur 15 – 19 tahun yaitu sebesar 11,89 persen. Apabila dilihat menurut jenis kelamin, penduduk laki-laki maupun perempuan di Kota Kupang paling banyak pada kelompok umur yang sama yaitu pada kelompok umur 15 – 19 tahun yaitu laki-laki sebesar 11,69 persen dan perempuan sebesar 12,09 persen. Pada kelompok umur paling sedikit baik laki-laki maupun perempuan terjadi pada kelompok umur yang sama yaitu 70 – 74 tahun. Untuk laki-laki sebesar 0,59 persen dan untuk perempuan sebesar 0,99 persen.
Dokumen ASIA 2009 9
Tabel 2.2.3 Persentase penduduk kota Kupang menurut kelompok umur dan jenis kelamin tahun 2008 Kelompok Umur
Jenis kelamin Laki-laki (L)
Perempuan (P)
Jumlah (L+P)
0–4
10,87
10,28
10,58
5–9
10,86
9,63
10,26
10 – 14
9,97
9,22
9,60
15 – 19
11,69
12,09
11,89
20 – 24
10,60
11,67
11,13
25 – 29
10,59
10,28
10,44
30 – 34
7,53
8,10
7,81
35 – 39
6,33
7,22
6,77
40 – 44
5,60
5,50
5,55
45 – 49
6,60
5,07
5,85
50 – 54
3,27
3,95
3,61
55 – 59
2,17
1,82
1,99
60 – 64
1,34
1,69
1,51
65 – 69
1,17
1,39
1,28
70 – 74
0,59
0,99
0,79
75 +
0,82
1,08
0,95
100,00
100,00
100,00
Jumlah
Sumber : Buku Indikator Kesejahteraan Rakyat Kota Kupang tahun 2008
Rasio jenis kelamin (Sex Ratio) merupakan perbandingan antara jumlah penduduk laki-laki dengan jumlah penduduk perempuan. Pada tahun 2008 rasio jenis kelamin di Kota Kupang sebesar 103. Hal ini berarti bahwa terdapat 103 orang penduduk laki-laki dan 100 orang penduduk perempuan.
Dokumen ASIA 2009 10
2.2.4 Ratio beban ketergantungan Ratio beban ketergantugan merupakan perbandingan antara penduduk usia tidak produktif terhadap penduduk usia produktif. Berdasarkan hasil Susenas 2008, ratio beban ketergantungan Kota Kupang sebesar 50,28 persen, hal ini menggambarkan bahwa setiap 100 orang usia produktif (15 - 64 tahun) akan menanggung beban ekonomi penduduk sebanyak 50 orang disamping dirinya sendiri. Tabel 2.2.4.1 Rasio beban ketergantungan menurut jenis kelamin Tahun 2004 – 2008 Jenis kelamin
2004
2005
2006
2007
2008
Laki-laki
48,29
48,61
54,36
48,33
52,16
Perempuan
49,33
47,33
47,14
46,68
48,34
Kota Kupang
48,81
47,98
50,67
47,49
50,28
Sumber : Sumber : Buku Indikator Ekonomi Kota Kupang 2008
Dari tabel diatas, dapat dilihat rasio ketergantungan penduduk kota Kupang dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2008. Pada tahun 2007 rasio beban ketergantungan sebesar 47,49 persen naik menjadi 50,28 persen. Jumlah penduduk yang bekerja menurut sektor berdasarkan hasil Sakermas 2007 tampak
didominasi oleh sektor jasa
kemasyarakatan sebanyak 32.356 orang ( 35,69 persen) disusul sektor perdagangan besar dan eceran sebanyak 27,187 orang ( 29,99 persen), sektor lainnya sebanyak 21.814 orang (24,06 persen), sektor pertanian sebanyak 5.119 orang ( 5,65 persen) serta sektor industri pengolahan sebanyak 4.189 orang (4,62 persen)
Dokumen ASIA 2009 11
Tabel 2.2.4.2 Penduduk yang bekerja menurut lapangan pekerjaan utama Tahun 2007 Lapangan Pekerjaan
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
Persentase
3.343
1.776
5.119
5,65
2.627
1.592
4.189
4,62
Perdagangan Besar, eceran
12.744
14.443
27.187
29,99
Jasa Kemasyarakatan
20.840
11.516
32.356
35,69
Lainnya
19.804
2.010
21.814
24,06
Jumlah
59.358
31.337
90.665
100,00
Utama Pertanian,kehutanan dan perburuan dan perikanan Industri pengolahan
Sumber : Buku Indikator Ekonomi Kota Kupang
Besarnya penyerapan tenaga kerja disektor jasa kemasyarakatan dan sektor perdagangan besar dan eceran menggambarkan bahwa daerah Kota Kupang sebagian besar penduduk mengandalkan hidupnya dari sektor perdagangan, angkutan, keuangan dan jasajasa. Sementara sektor pertanian dan sektor
industri pengolahan
sangat sedikit menyerap tenaga kerja di Kota Kupang, kondisi ini disebabkan oleh penciptaan lapangan kerja untuk sektor pertanian, perikanan dan sektor industri pengolahan masih sangat minim, sehingga sektor jasa kemasyarakatan dan perdagangan menjadi pilihan karena kegiatan ekonomi di Kota Kupang paling banyak bergerak disektor tersebut. Hal ini disebabkan karena Kota Kupang merupakan sentra perdagangan, angkutan dan jasa-jasa. 2.2.5. Penduduk miskin Dari hasil survey yang dilakukan oleh lembaga independen baik perguruan tinggi maupun Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) berkesimpulan bahwa kemiskinan di Kota Kupang tidak sematamata dipicu oleh adanya kenaikan harga barang konsumsi, namun lebih dipengaruhi oleh kelemahan struktural yang dimiliki oleh masing-masing keluarga seperti adanya sikap dan kebiasaan hidup Dokumen ASIA 2009 12
yang tidak produktif, rendahnya tingkat pendidikan dan derajat kesehatan, terbatasnya lapangan kerja, terbatasnya dukungan sistim dan kelembagaan sosial, ekonomi dan politik, dalam upaya memberdayakan masyarakat di Kota Kupang dalam arti luas. Gambaran tentang penduduk miskin di Kota Kupang tersaji dalam tabel dibawah ini : Tabel 2.2.5 Jumlah rumah tangga miskin di kota Kupang tahun 2008 No
Kecamatan
Jumlah
1
Alak
4.365
2
Maulafa
3.784
3
Oebobo
3.137
4
Kelapa Lima
3.850
Kota Kupang
15.076
Sumber : BPS Kota Kupang tahun 2008
2.3
SUMBER DAYA Sumber daya berupa sarana dan prasarana yang mendukung kepentingan ibu dan anak di Kota Kupang sebagai berikut : 2.3.1. Sarana Agama Banyaknya sarana tempat ibadah menurut kecamatan dapat dilihat dalam tabel berikut : Tabel 2.3.1 Banyaknya tempat ibadah menurut kecamatan Tahun 2008 Tempat ibadah
Alak
Maulafa
Kecamatan Oebobo Kelapa Lima 16 13 50 26 1 2
Mesjid 18 7 Gereja Kristen 40 43 Gereja 1 3 Katholik Pura 1 1 1 Vihara Klenteng Jumlah 60 54 68 Sumber : Buku Kota Kupang Dalam Angka tahun 2009
2 43
Kota Kupang 54 159 7 5 225
Dokumen ASIA 2009 13
Tabel 2.3.1.2 Pemeluk Agama menurut kecamatan Tahun 2008 Kecamatan Agama
Alak
Maulafa
Kelapa Lima 13986 20036 38622 514 119 73277
Oebobo
Islam 8.044 4.243 14671 Katholik 3.462 14960 28138 Kristen 34.298 35919 66394 Hindhu 134 711 1737 Budha 7 200 111 Lainnya Jumlah 45.945 55944 111140 Sumber : Buku Kota Kupang Dalam Angka tahun 2009
Kota Kupang 40944 66596 175233 3096 437 286306
2.3.2 Sarana Pendidikan Pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan masyarakat yang memiliki peran dalam peningkatan kualitas
hidup.
Semakin
tinggi
tingkat
pendidikan
suatu
masyarakat akan semakin baik pada kualitas sumber dayanya. Dalam pengertian sehari-hari pendidikan merupakan upaya sadar seseorang untuk meningkatkan pengetahuan,ketrampilan dan memperluas wawasan . Pada dasarnya pendidikan yang diupayakan merupakan tanggungjawab bersama antara pemerintah, masyarakat dan keluarga. Pemerataan kesempatan pendidikan diupayakan melalui penyediaan sarana dan prasarana belajar seperti gedung sekolah dan penambahan tenaga pengajar. Kualitas
pendidikan adalah
menghasilkan manusia terdidik yang bermutu dan handal sesuai dengan tuntutan jaman. Di kota Kupang sampai dengan tahun 2008 terdapat 98 buah Taman Kanak-kanak, 122 buah bangunan Sekolah Dasar, 41 Sekolah Menengah Pertama dan 24 Sekolah Menengah Umum dan 17 Sekolah Menengah Kejuruan. Dari sarana-sarana pendidikan tersebut paling banyak terdapat di kecamatan Oebobo dan yang paling sedikit terdapat di Kecamatan Alak. Dokumen ASIA 2009 14
Tabel 2.3.2.1 Banyaknya sarana pendidikan TK/RA menurut kecamatan Tahun 2008 NO KECAMATAN 1 2 3 4
STATUS JUMLAH NEGERI SWASTA TK Alak 0 15 15 Maulafa 0 25 25 Oebobo 1 33 34 Kelapa Lima 0 24 24 Jumlah 1 97 98 Sumber : Dinas Pendidikan Kota Kupang
LAKI-2 5 5 5 4 19
GURU PEREMP 37 71 144 97 349
JLH 42 76 149 101 368
MURID LAKI-2 PEREMP 241 227 352 500 604 641 660 620 1,857 1,988
JLH 468 1,032 1,325 1,280 4,105
Tabel 2.3.2.2 Banyaknya sarana pendidikan SD/MI menurut kecamatan Tahun 2008 NO KECAMATAN 1 2 3 4
STATUS JUMLAH NEGERI SWASTA SD Alak 14 7 21 Maulafa 15 7 22 Oebobo 24 16 40 Kelapa Lima 21 18 39 Jumlah 74 48 122 Sumber : Dinas Pendidikan Kota Kupang
GURU LAKI-2 PEREMP 70 140 82 268 119 427 111 364 382 1,199
JLH 210 350 546 475 1,581
MURID LAKI-2 PEREMP 3,201 3,236 3,353 3,390 6,097 6,164 5,944 6,010 18,595 18,800
JLH 6,437 6,743 12,261 11,954 37,395
Tabel 2.3.2.3 Banyaknya sarana pendidikan SMP/MTS menurut kecamatan Tahun 2008 NO KECAMATAN STATUS JUMLAH GURU MURID NEGERI SWASTA SMP LAKI-2 PEREMP JLH LAKI-2 PEREMP JLH 1 Alak 5 0 5 52 68 120 966 1,045 2,011 2 Maulafa 5 7 12 100 140 240 2,319 2,507 4,826 3 Oebobo 4 9 13 121 223 344 2,512 2,716 5,228 4 Kelapa Lima 6 5 11 122 219 341 2,705 2,925 5,630 Jumlah 20 21 41 395 650 1,045 8,502 9,193 17,695 Sumber : Dinas PendidikanKota Kupang
Dokumen ASIA 2009 15
Tabel 2.3.2.4 Banyaknya sarana pendidikan SMA/MA menurut kecamatan Tahun 2008 NO KECAMATAN
STATUS JUMLAH NEGERI SWASTA SMA 1 Alak 2 0 2 2 Maulafa 3 4 7 3 Oebobo 3 8 11 4 Kelapa Lima 3 1 4 Jumlah 11 13 24 Sumber : Dinas Pendidikan Kota Kupang
GURU LAKI-2 PEREMP JLH 36 30 68 46 62 115 188 187 386 99 86 189 369 365 758
LAKI-2 683 802 3,415 1,367 6,267
MURID PEREMP JLH 686 1,369 805 1,607 3,426 6,841 1,372 2,739 6,289 12,556
Tabel 2.3.2.5 Banyaknya sarana pendidikan SMK menurut kecamatan Tahun 2008 NO KECAMATAN STATUS JUMLAH GURU MURID NEGERI SWASTA SMK LAKI-2 PEREMP JLH LAKI-2 PEREMP 1Alak 0 0 0 0 0 0 2Maulafa 0 0 0 0 0 0 3Oebobo 3 7 10 136 99 235 1,286 1,467 4Kelapa Lima 3 4 7 142 105 247 1,386 1,583 Jumlah 6 11 17 278 204 482 2,672 3,050 Sumber : Dinas PendidikanKota Kupang
JLH 2,753 2,969 5,722
Dokumen ASIA 2009 16
Tabel 2.3.2.6 Banyaknya fakultas , jurusan dan mahasiswa pada perguruan tinggi di Kota Kupang tahun 2008 NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
UNIVERSITAS/ AKADEMI Univ. Negeri Nusa Cendana Univ.Katholik Widya Mandira Univ.Kristen Artha Wacana Universitas Muhammadyah
FAKULTAS 8 8 6 5
Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen Universitas PGRI Kupang Akademi Tekhnik Kupang STIE Oemathonis Kupang Akademi Pekerjaan Sosial Kpg Akademi Keuangan dan Perbankan Efata Kupang Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Asing Mentari Kupang STIBA Cakrawala Nusantara Kpg STIKOM Uyelindo Kupang Akademi Perawat Maranatha Kpg Politeknik Pertanian Negeri Kpg Politeknik Kesehatan Kupang Akademi Koperasi Indonesia Ratu Jelita Kupang Akademi Pariwisata Kupang Politeknik Negeri Kupang Sumber: Perguruan Tinggi/Akademi masing-masing
BANYAKNYA JURUSAN MAHASISWA 43 13,024 21 3,850 10 6,047 11 2,147
0 5 0 0 0 0
1 11 2 3 1 1
573 4,283 255 481 104 88
0
1
90
0 3 0 3 0 1
1 0 1 9 6 0
200 754 180 883 1,814 116
0 0
2 6
0 1,515
Sasaran pembangunan bidang pendidikan adalah terciptanya sumber daya manusia yang berkualitas, melalui peningkatan mutu pendidikan, perluasan dan pemerataan kesempatan memperolh pendidikan bagi semua masyarakat, tercapainyaefektifitas dan efisiensi penyelenggaraan pendidikan, serta tercukupinya sarana dan prasarana pendidikan. Salah satu indikator keberhasilan
pelaksanaan
pendidikan
dapat
dilihat
dari
partisipasi
masyarakat dalam pendidikan. Selama 2 tahun terakhir Angka Partisipasi Kasar APK) dan Angka Partisipasi Murni di Kota Kupang dapat dilihat pada tabel berikut : Dokumen ASIA 2009 17
Tabel 2.3.2.7 Angka Partisipasi Kasar dan Angka Partisipasi Murni Menurut Jenjang Pendidikan Tahun 2008 No
Jenjang Pendidikan
APK (%)
APM (%)
Tahun 2007 1
TK/RA
22,68
-
2
SD/SDLB/MI
129,19
91,94
3
SMP/MTS
107,52
82,22
4
SMA/MA/SMK
90,99
80,00
Tahun 2008 1
TK/RA
35,57
-
2
SD/SDLB/MI
126,91
92,70
3
SMP/MTS
114,62
82,22
4
SMA/MA/SMK
95,08
83,33
2.3.3 Sarana Kesehatan Keberhasilan
pembangunan
nasional
tidak
terlepas
keberhasilan pembangunan dibidang kesehatan.
dari
Keberhasilan
pembangunan pada aspek kesehatan ini salah satunya dapat dilihat dari jumlah sarana dan prasarana kesehatan yang ada di suatu wilayah. Tabel. 2.3.3.1 Jumlah rumah sakit menurut kecamatan dan statusnya Tahun 2008
STATUS NO KECAMATAN PEMERINTAH SWASTA 1 Alak 0 0 2 Maulafa 0 0 3 Oebobo 1 0 4 KelapaLima 0 1 JUMLAH 1 1 Sumber: Dinas KesehatanKotaKupang
TNI/POLRI 1 0 2 0 3
JUMLAH 1 0 3 1 5
Dokumen ASIA 2009 18
Tabel 2.3.3.2 Banyaknya fasilitas pelayanan kesehatan menurut kecamatan dan jenisnya Tahun 2008
NO 1 2 3 4
KECAMATAN
PUSKESMAS
PUSTU
Alak 2 Maulafa 2 Oebobo 3 Kelapa Lima 3 JUMLAH 10 Sumber : Dinas Kesehatan Kota Kupang
10 6 8 7 31
BALAI POSYANDU PENGOBATAN 2 59 3 59 8 73 5 62 18 253
Tabel 2.3.3.3 Banyaknya apotik, toko obat berijin dan optikal menurut kecamatan Tahun 2008 NO 1 2 3 4
KECAMATAN
APOTIK
TOKO OBAT BERIJIN Alak 1 0 Maulafa 3 1 Oebobo 32 16 Kelapa Lima 13 16 JUMLAH 49 33 Sumber : Dinas Kesehatan Kota Kupang
OPTIKAL 0 0 5 3 8
Tabel 2.3.3.4 Banyaknya dokter praktek, bidan praktek, klinik KB, menurut kecamatan Tahun 2008 NO 1 2 3 4
KECAMATAN
DOKTER PRAKTEK
Alak 2 Maulafa 12 Oebobo 110 Kelapa Lima 47 Kota Kupang 171 Sumber : Dinas Kesehatan Kota Kupang
BIDAN PRAKTEK
KLINIK KB
6 16 34 13 69
0 0 0 0 0
Dokumen ASIA 2009 19
Tabel 2.3.3.5 Banyaknya pelayan kesehatan di puskesmas dan Dinas Kesehatan Kota Kupang menurut jenisnya Tahun 2008 NO
PUSKESMAS
DOKTER
PERAWAT
BIDAN
1 2 3 4 5 6 7
Alak 3 23 Sikumana 2 14 Oebobo 1 16 Bakunase 1 10 Pasirpanjang 2 25 Kupang Kota 2 8 Dinas Kesehatan 5 16 Kota Kupang 8 Penfui 1 5 9 Naioni 2 6 10 Oesapa 1 6 11 Oepoi 1 12 Jumlah 21 141 Sumber : Buku Profil Kesehatan Kota Kupang tahun 2009
PARAMEDIS NON PERAWATAN 24 20 9 18 15 6 4
9 16 19 18 18 14 39
8 5 15 12 136
6 9 8 12 168
Kesehatan dan gizi merupakan salah satu aspek penting untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Program pokok yang dituangkan dalam pembangunan bidang kesehatan selalu dikaitkan dengan program perbaikan gizi. Oleh karena itu dalam mengukur tingkat keberhasilan program kesehatan dan gizi perlu dipilih indikator-indikator kesehatan dan gizi yang sensitif, spesifik dan datanya mudah didapat. Dalam penyajian berikut dapat dilihat penduduk Kota Kupang yang memiliki keluhan kesehatan per jenis kelamin. Tabel 2.3.3.6 Persentase penduduk menurut jenis kelamin dan ada/tidaknya Mendapat keluhan Ada keluhan Jenis kelamin
Tidak
Ya
Jumlah
%
%
%
Laki-laki
60,88
39,12
100,00
Perempuan
58,90
41,10
100,00
Laki-laki +
59,91
40,09
100,00
Perempuan Sumber : Buku Indikator Kesra Kota Kupang tahun 2008
Dokumen ASIA 2009 20
Dari penduduk yang mengalami keluhan penyakit tersebut, dominan mereka mengeluhkan jenis penyakit pilek yaitu sebesar 66,19 persen. Begitu pula jika dilihat berdasarkan jenis kelamin. Tabel 2.3.3.7 Persentase penduduk menurut jenis kelamin dan jenis keluhan kesehatan Jenis kelamin Laki-laki
Perempuan
Jenis keluhan
Laki-laki + Perempuan
%
%
%
Panas
31,87
29,29
30,57
Batuk
64,07
61,80
62,92
Pilek
68,23
64,18
66,19
Asma
3,38
4,17
3,78
Diare
2,09
3,60
2,85
Sakit Kepala berulang
6,61
12,23
9,44
Sakit gigi
7,14
7,05
7,09
Lainnya
21,13
25,57
22,87
Sumber : Buku Indikator Kesra Kota Kupang 2008
Untuk segera sembuh dari penyakit yang sedang diderita, penduduk mencoba beberapa jenis pengobatan. Jumlah penduduk kota Kupang yang berobat jalan sebesar 38,45 persen. Jumlah penduduk laki-laki yang berobat jalan sebesar 35,20 persen dan jumlah penduduk perempuan yang berobat jalan sebesar 41,66 persen. Dari penduduk yang mengalami keluhan kesehatan dan berobat jalan tersebut, terbanyak mereka berobat jalan ke puskesmas/pustu yaitu sebesar 53,20 persen.
Dokumen ASIA 2009 21
Tabel 2.3.3.8 Persentase penduduk yang berobat jalan menurut jenis kelamin Dan tempat/cara berobat Jenis kelamin Laki-laki
Perempuan
Tempat berobat
Laki-laki + Perempuan
%
%
RS Pemerintah
%
14,76
15,88
15,36
4,07
2,34
3,14
Praktek Dokter
21,64
21,90
21,78
Puskesmas/Pustu
51,95
54,29
53,20
Praktek tenaga Kesehatan
1,58
1,28
1,42
Praktek Batra
2,21
3,22
2,75
Dukun Bersalin
0,00
0,00
0,00
Lainnya
3,79
1,10
2,35
100,00
100,00
100,00
RS Swasta
Jumlah
Sumber: Buku Indikator Kesra Kota Kupang 2008
Jumlah penduduk Kota Kupang yang memiliki jaminan kesehatan untuk rawat inap pada tahun 2008 sebanyak 57,16 persen. Dari jumlah tersebut paling banyak penduduk memiliki jenis jaminan kesehatan berupa JPK/PNS/Veteran/Pensiunan sebesar 27,61 persen. Selanjutnya adalah MM/Kartu Miskin sebesar 22,28 persen. Tabel 2.3.3.9 Persentase penduduk menurut jenis kelamin dan Ketersediaan jaminan kesehatan untuk rawat inap Jenis jaminan kesehatan
Laki-laki
% JPK/PNS/Veteran/Pensiunan 26,54 Jamsostek 2,42 Kesehatan Swasta 0,76 Tunjangan/Pengganti biaya 2,26 MM/Kartu Miskin 22,04 Dana sehat 0,00 Lainnya 2,39 Jumlah 56,41 Sumber : Buku Indikator Kesra Kota Kupang 2008
Jenis kelamin Perempuan % 28,71 1,95 0,70 2,03 22,52 0,00 2,01 57,92
Laki-laki + Perempuan % 27,61 2,19 0,73 2,15 22,28 0,00 2,20 57,16
Dokumen ASIA 2009 22
Tabel 2.3.3.10 Cakupan jaminan pemeliharaan kesehatan pra bayar menurut kecamatan Tahun 2008
NOKECAMATANPUSKESMAS JUMLAH JUMLAH PESERTA JAMINAN KESEHATAN PRA BAYAR PENDUDUK ASKES JAMKESMAS JAMKESDALAINNYA JUMLAH % 1 Alak Alak 36,072 2,756 21,781 2,058 26,595 73,73 Naioni 7,909 69 5,317 10,763 16,149 204,19 2 Kelapa Lima Pasir panjang 28,730 10,165 8,489 23,849 42,503 147,94 Kupang kota 9,916 10,189 2,916 13,105 132,16 Oesapa 33,023 3,606 11,637 15,243 46,16 3 Oebobo Oebobo 37,313 16,550 10,644 3,746 30,940 82,92 4 Maulafa Sikumana 6,522 8,743 20,198 35,957 64,898 995,06 Penfui 48,857 3,406 2,779 6,185 12,66 JUMLAH 208,342 55,484 83,761 76,373 215,618 96,99 PERSENTASI 23,46 38,25 35,29 96,99 Sumber : Buku Profil Kesehatan Kota Kupang tahun 2009
2.4
ANGGARAN Anggaran yang bersumber dari APBD II Kota Kupang tahun 2009 yang diarahkan bagi pemenuhan kebutuhan hak ibu dan anak sebesar Rp. 38.737.198.775,00 atau sebesar 18,054 % dari total APBD 2009. Anggaran tersebut diluar anggaran belanja tidak langsung/ gaji dan merupakan
rekapitulasi
anggaran
belanja
langsung
dari
program/kegiatan SKPD yang terkait dengan pemenuhan kebutuhan hak ibu dan anak. 2.5
KEBIJAKAN DAN PERATURAN Kebijakan
dan
Peraturan
Daerah
yang
memayungi
pemenuhan
kebutuhan hak ibu dan anak sebagai berikut :
Surat Keputusan Walikota Kupang Nomor 202/KEP/HK/2008 tangal 31 Desember 2008 tentang Pembentukan Gugus Tugas Kota Layak anak
Peraturan Daerah Nomor 9 tahun 2006 tentang Retribusi Pergantian Biaya Cetak KTP dan Akta-akta Catatan Sipil Dokumen ASIA 2009 23
BAB III
SITUASI IBU DAN ANAK Secara umum berbagai permasalahan yang menyangkut ibu dan anak di Kota Kupang dapat digambarkan dengan beberapa indikator antara lain : 3.1
KESEHATAN DAN GIZI Permasalahan kesehatan anak yang dihadapi
Indonesia pada
umumnya meliputi antara lain : kematian bayi dan balita, kekurangan gizi (status gizi buruk kelompok balita), bayi berat lahir rendah (BBLR), tinggi badan anak baru masuk sekolah dasar (TBABS), pemberian imunisasi campak pada kelompok usia balita, pemberian imunisasi lengkap kelompok usia 12-13 bulan, pemberian ASI pada kelompok usia 0-23 bulan, pemberian ASI Eksklusif pada kelompok usia 0-6 bulan, pemberian vitamin A pada kelompok balita, gangguan akibat kekurangan yodium (konsumsi garam yodium di rumah tangga), bayi yang terinveksi HIV/AIDs, persentase anak balita yang terkena malaria, persentase anak balita yang terkena demam berdarah , dan persentase anak yang terinveksi TBC, gizi lebih (obesitas) pada kelompok anak dan balita, serta permasalahan kesehatan anak lainnya. Apabila terganggu kesehatan anak, maka akan mengganggu pertumbuhan fisik dan mentalnya, akibatnya anak akan mudah terkena inveksi, gangguan pertumbuhan mental dan kecerdasannya. Angka kematian bayi, balita dan prevalensi gizi kurang pada balita di Kota Kupang masih relatif tinggi. Berdasarkan data dalam Buku Kota Kupang Dalam Angka 2009, pada tahun 2008 tercatat untuk prevalensi gizi buruk sebesar 6,32 % atau 791 balita dari total balita yang diukur yakni sebanyak 12.522 balita. Status gizi balita Kota Kupang pada tahun 2008 seperti tersaji pada tabel di bawah ini :
Dokumen ASIA 2009 24
Tabel 1.1 Status gizi balita menurut kecamatan Tahun 2008
Kecamatan
Balita
Yang diukur
Persentase anak menurut status gizi (%)
Buruk
Kurang
Baik
Lebih
Alak
2.780
5,53
28,03
66,44
-
Maulafa
3.082
6,64
25,58
67,78
-
Oebobo
3.879
6,15
12,24
81,61
-
Kelapa Lima
2.781
6,58
20,28
73,14
-
Kota Kupang
12.522
6,32
19,80
73,36
-
Sumber : Buku Kota Kupang dalam Angka 2009
Cakupan imunisasi lengkap anak balita 85,07 %, sementara itu angka kematian bayi (AKB) berkisar pada 6,5 per 1000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Balita (AKABA) sebesar 3,1 per 1000 kelahiran hidup. Dari datadata ini, jika dibandingkan dengan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2007 untuk prevalensi gizi buruk dan gizi kurang secara Nasional untuk balita sekitar 18,4%, cakupan imunisasi lengkap anak balita 58,6%, angka kematian bayi (AKB) berkisar pada 34 per 1.000 kelahiran hidup, dan angka kematian balita sebesar 44 per 1.000 kelahiran hidup. Dari hasil Survey Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) pada tahun 2007 untuk pemberian imunisasi campak secara nasional untuk kelompok umur 12-23 bulan sebesar 84,67%. Dengan demikian maka dapat disimpulkan sementara bahwa situasi kesehatan ibu dan anak di Kota Kupang berada diatas rata-rata Nasional. Cakupan imunisasi Bayi tahun 2008 di Kota Kupang tersaji dalam tabel 1.2 :
Dokumen ASIA 2009 25
Tabel 1.2 Cakupan Imunisasi Bayi Menurut Puskesmas se Kota Kupang Tahun 2008 NO
PUSKESMAS
1
Alak
2
JUMLAH
BCG
DPT1 + HB1
DP3 + HB3
POLIO 4
CAMPAK
HEPATITIS
TT
B3
1020
907
1171
996
894
968
312
216
Naioni
225
127
190
192
176
185
65
67
3
Pasir panjang
757
617
607
544
508
510
344
66
4
Kupang kota
254
174
255
237
250
231
103
63
5
Oesapa
869
635
902
810
823
795
341
-
6
Oebobo
906
940
938
921
712
755
444
556
7
Bakunase
1007
700
972
945
942
744
239
184
8
Oepoi
807
520
509
458
424
466
243
-
9
Sikumana
1096
1031
1047
840
808
852
385
400
10
Penfui
Kota Kupang (Jlh)
386
280
297
243
218
449
120
7327
5931
6888
6,186
5,755
5,955
2,596
1,552
Sumber : Buku Profil Kesehatan Kota Kupang 2008
Perhatian yang lebih memang seharusnya kita curahkan kepada bayi dan balita sebab merupakan penerus yang akan melanjutkan pembangunan di kemudian hari dalam proses pembangunan. Faktor yang berpengaruh terhadap belum baiknya keadaan kesehatan ibu menyusui dan bayi (0-12 bulan) di Kota Kupang antara lain : a. Kurangnya kualitas pelayanan kesehatan b. Status gizi bayi yang kurang baik c. Kondisi lingkungan dan sarana sanitasi dasar ( air bersih, jamban keluarga, pembuangan sampah dan air limbah, perumahan, dsb) yang belum memadai d. Ekonomi keluarga yang tidak memadai e. Pola perawatan bayi oleh ibu dan keluarga yang tidak sehat f. Kondisi sosial budaya yang tidak mendukung g. Perilaku ibu dan keluarga yang tidak bersih dan sehat h. Peningkatan pengetahuan pada masyarakat melalui penyuluhan secara terus menerus baik perorangan maupun kelompok Faktor – faktor yang berpengaruh terhadap perlakuan bayi yang belum baik tersebut diatas antara lain : a. Kurangnya pengetahuan dan pemahaman ibu terhadap tumbuh kembang anak Dokumen ASIA 2009 26
b. Tingkat pendidikan ibu dan keluarga yang rendah c. Ekonomi keluarga yang tidak mendukung d. Pola perawatan bayi oleh ibu dan keluarga yang tidak tepat dan tidak benar e. Tidak berfungsinya lembaga sosial kemasyarakatan yang ada dalam upaya menggerakkan ibu dan bayinya untuk memperoleh pelayanan kesehatan f. Kepercayaan dan anggapan yang salah dari masyarakat terhadap pemberian ASI kepada bayi g. Kurangnya komunikasi, informasi dan edukasi terhadap ibu, suami, orangtua, dan anggota keluarga lainnya dalam upaya peningkatan pengembangan anak Berdasarkan masalah tersebut diatas, maka intervensi program yang perlu dilakukan antara lain meliputi : a. Peningkatan pengetahuan ibu dan keluarga tentang pemeliharaan
kesehatan
dan
pembinaan
pentingnya
pertumbuhan
dan
pengembangan anak dan pola perilaku hidup sehat, melalui bina keluarga balita b. Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan ibu menyusui dan bayi (0-12 bulan) c.
Peningkatan kualitas kesehatan lingkungan dan sarana sanitasi dasar
d. Revitalisasi posyandu melalui penggerakkan peran serta masyarakat melalui kader-kader terlatih/ yang pernah dilatih e. Peningkatan ketrampilan petugas kesehatan dalam upaya tumbuh kembang anak serta tata laksana penyakit yang banyak di derita pada bayi f. Peningkatan status gizi bayi melalui pemberian PMT – pemulihan bagi bayi dengan status gizi kurang dan buruk g. Peningkatan peran serta lintas sektor terkait melalui peningkatan peran dan fungsi lintas sektor dalam pemeliharaan kesehatan ibu dan pembinaan tumbuh kembang anak Dokumen ASIA 2009 27
h. Monitoring dan evaluasi secara terpadu Permasalahan dibidang kesehatan ibu ditunjukkan dengan tingginya angka kematian ibu (AKI), tingginya angka kematian ibu hamil (bumil), tingginya persentase wanita yang terinveksi HIV/AIDS, tingginya persentase bumil dengan status gizi buruk dengan pendekatan pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA), rendahnya usia harapan hidup, rendahnya prosentase penolong kelahiran oleh tenaga kesehatan yang terlatih, rendahnya bumil yang melakukan pemeriksaan kehamilan dengan pola K4, rendahnya pasangan usia subur (15-48 tahun) yang menggunakan KB, dan rendahnya persentase remaja wanita yang mendapatkan penjelasan tentang kesehatan reproduksi (kespro). Cakupan kunjungan K1 dan K4 tahun 2008 seperti tersaji pada tabel 1.3 : Tabel 1.3 Cakupan kunjungan K1 dan K4 Ibu Hamil per Puskesmas se Kota Kupang Tahun 2008 IBU HAMIL NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
KECAMATAN Alak Kelapa Lima
Oebobo
Maulafa Kota Kupang (Jlh)
PUSKESMAS Alak Naioni Pasir panjang Kupang kota Oesapa Oebobo Bakunase Oepoi Sikumana Penfui
JUMLAH 1,102 245 817 276 938 978 1,088 872 1,182 417 7,915
K1 910 180 899 250 900 1,060 1,254 934 1,025 409 7,821
% 83 73 110 91 96 108 115 107 87 98 99
K4 369 115 430 174 272 666 855 704 497 267 4,340
% 33,49 46,94 52,63 63,04 29,00 68,10 78,58 80,73 42,05 64,03 54,95
Dari tabel tersebut di atas dapat dilihat kualitas pelayanan kesehatan kepada ibu hamil di Kota Kupang, dimana cakupan ibu hamil yang telah melakukan kunjungan pertama ke fasilitas pelayanan kesehatan
untuk
mendapatkan pelayanan antenatal (K1) sebesar 99% atau 7.821 dari total bumil sebanyak 7.915 Sedangkan ibu hamil yang telah mendapatkan pelayanan sesuai dengan standar serta paling sedikit 4 kali kunjungan (K4), dengan distribusi sekali pada trimester pertama, sekali pada trimester kedua, dan dua kali pada trimester ketiga sebesar 54,95% atau 4.340 dari total ibu hamil sebanyak 7.915.
Dokumen ASIA 2009 28
Proporsi wanita umur 15-49 tahun berstatus menikah yang sedang menggunakan/memakai alat KB pada tahun 2008 seperti terlihat pada tabel 1.4 di bawah ini. Tabel 1.4 Jumlah pemakaian kontrasepsi peserta baru menurut jenis kontrasepsi Per kecamatan se Kota Kupang tahun 2008 NO KECAMATAN 1 Alak 2 Maulafa 3 Oebobo 4 Kelapa Lima Kota Kupang (Jlh)
IUD 59 54 5,383 10,659 16,155
MOP 9 2,826 4,041 6,876
MIX KONTRASEPSI MOW IMPL SUNTIK 176 3,647 18 3,446 1,965 13,682 3,039 26,370 5,198 47,145
JUMLAH PIL 1,576 1,591 4,775 7,595 15,537
KDM 42 198 749 580 1,569
5,509 5,307 29,380 52,284 92,480
Terlihat data tersaji pada tabel tersebut diatas faktor-faktor yang berpengaruh terhadap status kesehatan ibu hamil, ibu bersalin dan ibu nifas tersebut antara lain: 1. Masih rendahnya tingkat kesadaran ibu dan keluarganya untuk memeriksakan kehamilannya dengan rutin terutama untuk masyarakat yang berpendidikan rendah dan berpenghasilan rendah. 2. Rendahnya tingkat pendidikan ibu dan keluarga 3. Cakupan pelayanan kesehatan ibu hamil yang belum menyeluruh 4. Peran serta masyarakat yang masih rendah dalam penggerakkan sasaran baik yang dilakukan oleh suami, kader maupun tokoh-tokoh masyarakat lainnya akibat kesenjangan gender dan kekerasan terhadap perempuan sehingga berdampak pada kurangnya perlindungan terhadap perempuan (ibu hamil) yang justru harus bekerja keras pada masa kehamilannya, dan kurangnya pemahaman tentang kesehatan adalah hak setiap individu. 5. Tidak berfungsinya kelompok-kelompok kerja operasional yang sudah dibentuk baik di tingkat kelurahan, kecamatan maupun tingkat kota terhadap pergerakkan sasaran 6. Tingkat sosial ekonomi yang masih rendah, dan yang ditunjang dengan adanya krisis ekonomi yang belum berakhir sampai dengan saat ini 7. Tidak terbentuknya tabulin dan ambulance desa ditingkat kelurahan guna membantu 3 terlambat Dokumen ASIA 2009 29
8. Masih kuatnya tradisi upaya pertolongan persalinan oleh tenaga non kesehatan yang berdampak pada terlambatnya pengambilan keputusan untuk melakukan rujukan. Atas dasar masalah dan faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya masalah tersebut diatas maka intervensi yang perlu dilakukan untuk meningkatkan status kesehatan ibu hamil, ibu bersalin dan ibu nifas di Kota Kupang antara lain meliputi : 1. Peningkatan pelayanan kesehatan (sarana, prasarana dan operasional pelayanan baik di dalam gedung dan diluar gedung) 2. Peningkatan status gizi dan penanggulangan masalah gizi ibu hamil/ibu nifas melalui perluasan jangkauan PMT bumil KEK dan penanggulangan GAKY 3. Penyediaan, pendistribusian dan pemberian tablet besi (Fe) secara rutin 4. Peningkatan
upaya
penanggulangan
penyakit
menular
temasuk
HIV/AIDS baik kepada ibu-ibu maupun remaja putri pra nikah 5. Peningkatan SDM tenaga kesehatan baik melalui pendidikan formal maupun non formal (pelatihan-pelatihan,OTJ, kursus, dll) 6. Pemberdayaan keluarga dan masyarakat melalui upaya peningkatan peran aktif kader, dukun terlatih dan tokoh masyarakat lainnya. 7. Peningkatan kesadaran gender dan perlindungan terhadap kaum perempuan dalam keluarga 8. Monitoring dan evaluasi secara terpadu, terarah dan berkesinambungan. Dari hasil perhitungan BPS Kota Kupang , usia harapan hidup penduduk Kota Kupang pada tahun 2007 mencapai 71,48 dan tahun 2008 mencapai 71,93. Angka kematian ibu (AKI) tahun 2008 sebesar 2,07/1.000 kelahiran hidup atau 14 dari 5.732 kelahiran. Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih di Kota Kupang mengalami fluktuasi, dimana pada tahun 2004 sebesar 79,66%, meningkat pada tahun 2005 sebesar 83%, namun menurun menjadi 64,77% pada tahun 2006. Sedangkan pada tahun 2007-2008 mencapai 84,87% (Profil Kesehatan Kota Kupang tahun 2008). Hal ini menunjukan bahwa kesadaran masyarakat Dokumen ASIA 2009 30
untuk memanfaatkan tenaga kesehatan sudah semakin baik. Data pertolongan persalinan oleh Nakes dan Non Nakes pada tahun 2008 seperti tersaji pada tabel 1.5 di bawah ini. Tabel 1. 5 Pertolongan persalinan oleh Nakes dan Non Nakes per Puskesmas se Kota Kupang Tahun 2008 JUMLAH
PERTOLONGAN PERSALINAN
PERSALINAN
OLEH NAKES 2007
NO
PUSKESMAS 1
Alak
2007
2008 794
763
JLH
OLEH NON NAKES 2008
%
JLH
2007 %
JLH
2008 %
JLH
580
73.05
584
76.54
214
26.95
%
179
23.46
2
Naioni
244
129
115
47.13
100
77.52
129
52.87
29
22.48
3
Pasir panjang
1,828
839
1,218
66.63
720
85.82
610
33.37
119
14.18
4
Kupang kota
251
196
194
77.29
193
98.47
57
22.71
3
1.53
5
Oesapa
-
766
-
0.00
482
62.92
-
0.00
284
37.08
6
Oebobo
1,623
976
1,489
91.74
838
85.86
134
8.26
138
14.14
7
Bakunase
1,100
1,106
1,027
93.36
1,046
94.58
73
6.64
0
-
8
Oepoi
-
-
0.00
622
88.48
-
0.00
81
11.52
9
Sikumana
1,270
10
Penfui
-
Kota Kupang (Jlh)
7,110
703 1,030 311 6,819
888
69.92
930
90.29
382
30.08
100
9.71
-
0.00
272
87.46
-
0.00
39
12.54
5,511
77.51
5,787
84.87
1,599
22.49
972
14.25
Dari tabel tersebut diatas terlihat bahwa cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan mengalami peningkatan dari tahun 2007-2008, dari 77,51% pada tahun 2007 meningkat menjadi 84,87% pada tahun 2008. Dari hasil pendataan Dinas Kesehatan Kota Kupang tahun 2008 kasus HIV/AIDS sampai dengan keadaan Desember 2008 tercatat 132 kasus dan terbanyak pada kelompok usia produktif yakni 25-34 tahun. Hasil evaluasi kasus HIV/AIDS berdasarkan golongan umur menunjukan bahwa penderita bukan hanya berasal dari golongan usia produktif tetapi mulai memasuki usia non produktif (bayi/balita dan anak-anak). Tingkat kejadian (inciden rate) penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) berdasarkan analisa data tahun 2007 ditemukan 469 kasus dengan 7 kematian dan mulai musim penularan periode Nopember 2007 sampai dengan Januari 2008 ditemukan 78 kasus dengan 2 kematian. Kasus terbanyak di Kecamatan Oebobo, diikuti Kecamatan Kelapa Lima. Kasus Diare pada tahun 2008 tercatat sebayak 8.933 kasus dengan rawat jalan dan kematian akibat diare sebanyak 2 orang. Kasus malaria di Kota Kupang dengan indikator Annual Paracite Incidens (API) pada tahun 2007 sebesar 2,46 per 1000 penduduk dan tahun 2008 Dokumen ASIA 2009 31
mengalami penurunan sebesar 2,44 per 1000 penduduk. Sedangkan Annual Malaria Incidence (AMI) mengalami penurunan dari 95,45 per 1000 penduduk pada tahun 2005 menjadi 27,97 per 1000 penduduk pada tahun 2008. Tren angka penemuan kasus/case detection rate (CDR) tubercolosis pada tahun 2008 adalah 65%. Berbagai permasalahan kesehatan dan gizi tersebut diatas pada dasarnya terkait dengan isu-isu utama sebagai berikut: (1). Akses dan kualitas pelayanan kesehatan kurang memadai karena kendala jarak, biaya dan kondisi fasilitas pelayanan kesehatan; (2).rendahnya tingkat keberlanjutan pelayanan kesehatan (continuum of care) pada ibu dan anak, khususnya pada penduduk miskin; (3). Terjadinya double burden of diseases, disatu pihak penyakit menular masih merupakan masalah, di lain pihak penyakit tidak menular menunjukan kecenderungan meningkat; (4) terjadinya fluktuasi harga obat yang tinggi karena masih tingginya ketergantungan pada bahan baku obat dari luar negeri dan rendahnya tingkat pemanfaatan obat generik berlogo; (5) terjadinya kekurangan jumlah, jenis, mutu tenaga kesehatan dan penyebarannya yang kurang merata; (6) jaminan pelayanan kesehatan bagi penduduk miskin belum sepenuhnya dapat meningkatkan status kesehatan penduduk miskin dan skema asuransi kesehatan nasional seperti diinginkan Sistim Jaminan Sosial Nasional belum terlaksana dan (7) promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat dalam bidang kesehatan belum digarap dengan optimal. 3.2.
PERLINDUNGAN ANAK Menurut UU Perlindungan Anak Pasal 1 ayat 2, perlindungan anak adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi anak dan hakhaknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi. Selanjutnya, pasal 59 menyatakan bahwa pemerintah dan lembaga negara lainnya berkewajiban dan bertanggungjawab untuk memberikan perlindungan khusus kepada anak dalam situasi darurat, anak yang Dokumen ASIA 2009 32
berhadapan dengan hukum, anak dari kelompok minoritas dan terisolasi, anak yang tereksploitasi secara ekonomi dan/atau secara seksual, anak yang diperdagangkan, anak yang menjadi korban penyalahgunaan narkotika, alkohol, psikotropika, dan zat adiktif lainnya (napza), anak korban penculikan, penjualan dan perdagangan, anak korban kekerasan baik fisik dan/atau mental, anak yang menyandang cacat dan anak korban perlakuan salah dan penelantaran. Permasalahan pada kelompok perlindungan anak meliputi tingginya angka perdagangan anak, tingginya persentase pekerja anak, tingginya persentase kekerasan terhadap anak, tingginya persentase eksploitasi seksual komersial terhadap anak, rendahnya kepemilikan akte kelahiran, rendahnya angka pengasuhan anak oleh orangtua kandung, tingginya angka persentase anak yang berstatus yatim piatu, dan tingginya persentase anak yang terlantar. Permasalahan ini disebabkan oleh beberapa hal sebagai berikut : (a) masih terdapatnya peraturan perUndang-Undangan dan kebijakan yang bertentangan dengan hak-hak anak dan tidak ramah anak; (b) belum terbentuknya kelembagaan perlindungan anak yang kuat dan lemahnya mekanisme pengawasan dan pendataan; (c) masih rendahnya perlindungan terhadap anak dari berbagai tindak kekerasan, termasuk perdagangan anak, eksploitasi dan dan diskriminasi serta (d) terbatasnya akses terhadap layanan pemenuhan hak tumbuh kembang anak, terutama layanan pengembangan anak sejak usia dini dan sangat kurangnya akses anak terhadap area bermain. Selain itu, perbedaan kultur budaya dan beban kemiskinan, berpotensi meningkatkan kekerasan. Perkembangan mental anak balita dengan kondisi ekonomi yang seperti sekarang ini banyak orangtua balita tidak memperhatikan tumbuh kembang anak bayi dan balitanya. Taman-taman posyandu ada yang aktif dan ada pula yang tidak aktif
karena alasan orangtua yang bekerja
sehingga tidak bisa membawa anaknya ke posyandu. Ini menunjukkan
Dokumen ASIA 2009 33
tingkat partisipasi masyarakat terutama orangtua balita yang masih rendah. Rendahnya status gizi pada balita dan anak prasekolah tersebut diatas disebabkan oleh faktor-faktor : a. Kurangnya pengetahuan ibu tentang gizi dan tumbuh kembang anak b. Kondisi ekonomi keluarga yang tidak menunjang sehingga istri sebagian besar bekerja untuk mencari nafkah, sehingga kurang perhatian terhadap pemeliharaan anaknya c. Kurangnya peran serta masyarakat (ibu, keluarga, dan tokoh masyarakat
lainnya)
dalam
meningkatkan
status
gizi
dan
pemeliharan tumbuh kembang anak d. Belum merata dan aktifnya sarana dan prasarana pembinaan untuk perkembangan anak, beberapa kecamatan dan kelurahan belum ada sarana taman posyandu yang merupakan taman bermain bagi anak e. Belum berfungsinya secara optimal pokjanal/pokjatap posyandu yang telah terbentuk f. Sulitnya
upaya peningkatan status gizi melalui pemberian
makanan tambahan karena ketersediaan pangan yang tidak cukup di tingkat keluarga, sehingga teasa mubazir pemberian makanan tambahan yang sifatnya sementara g. Pentingnya pemberdayaan ekonomi keluarga dan pelatihanpelatihan ketrampilan ditingkat keluarga guna meningkatkan ekonomi
keluarga,
sehingga
keluarga
mampu
mencukupi
kehidupannya yang layak Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap keadaan kesehatan yang belum memadai pada anak balita di kota Kupang antara lain : a. Rendahnya daya tahan tubuh anak akibat dari status gizi yang kurang baik
Dokumen ASIA 2009 34
b. Kurangnya pengetahuan ibu dan keluarga tentang pola perawatan anak yang baik dan menu makanan bergizi c.
Kondisi
sanitasi
lingkungan
terutama
perumahan,
jamban
keluarga dan air bersih yang belum memadai d. Rendahnya tingkat sosial ekonomi keluarga e. Kurangnya peran serta masyarakat dalam upaya penanggulangan penyakit infeksi f. Kurangnya pemahaman dan penerapan pola perilaku hidup bersih dan sehat pada keluarga dan masyarakat Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap rendahnya potensi dan
kesempatan
anak
balita
untuk
mendapatkan
pembinaan
pertumbuhan dan perkembangan secara optimal tersebut antara lain: a. Rendahnya pengetahuan dan kesadaran ibu dan keluarga tentang dan perkembangan anak b. Tingginya angka prevalensi gizi kurang dan gizi buruk pada anak Balita c. Rendahnya partisipasi masyarakat d. Kurangnya
sarana
dan
prasarana
pembinaan
terhadap
pertumbuhan dan perkembangan anak di kota Kupang Berdasarkan masalah tersebut diatas maka intervensi program yang perlu dilakukan antara lain : Peningkatan pengetahuan ibu, suami dan keluarga tentang pentingnya pemeliharaan pertumbuhan dan perkembangan anak dan pola perilaku hidup sehat Revitalisasi posyandu melalui pengaktifan kader yang telah di latih dalam upaya perluasan jangkauan peningkatan pertumbuhan dan perkembangan anak. Peningkatan peran serta masyarakat melalui pemberdayaan kader, tokoh masyarakat dan kelompok sosial kemasyarakatan yang ada
Dokumen ASIA 2009 35
Peningkatan peran serta lintas sektor terkait melalui peningkatan peran serta dan fungsi lintas sektor dalam pembinaan tumbuh kembang anak Perluasan jangkauan PMT khususnya bagi balita yang menderita KEP Pembentukan taman bermain bagi balita dan anak prasekolah Pemberdayaan
ekonomi
keluarga
dan
pelatihan-pelatihan
ketrampilan bagi keluarga guna memenuhi kebutuhan hidupyang layak. Monitoring dan evaluasi secara terpadu Penyediaan Alat Permainan Edukatif (APE) yang cukup. Guna
menanggulangi
masalah
gizi
anak
sekolah
dan
meningkatkan kualitas sumber daya manusia salah satu program yang dilakukan dengan penanggulangan Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY).Gangguan dari GAKY kalau kita biarkan terdapat gejalagejala yang ditimbulkan antara lain menurunnya kecerdasan, pembesaran kelenjar tiroid, idiot, juling, dll. Berbagai upaya yang dilakukan antara lain melalui sosialisasi tentang manfaat mengkonsumsi garam yodium, yang dilaksanakan dalam bentuk tatap muka, penyampaian materi, diskusi, pengetesan kadar yodium dalam garam, promosi produk baik melalui sekolah maupun masyarakat. Adapun program dan sasaran penanggulangan GAKY yang telah dilaksanakan terutama bagi anak sekolah adalah : a. Sosialisasi manfaat garam beryodium pada guru-guru b. Mobilisasi sosial manfaat garam beryodium bekerjasama dengan sekolah c. Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan pada guru di sekolahsekolah Dari pemantauan yang dilakukan diketahui bahwa tingkat kesejahteraan anak usia sekolah (7 – 15 ) tahun di Kota Kupang masih Dokumen ASIA 2009 36
belum memadai, walaupun sarana dan prasarana pendidikan, kesehatan, dan prasarana sosial lainnya sudah cukup tersedia dengan baik. Adapun faktor-faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya keadaan tesebut diatas antara lain : a) Kurangnya advokasi kepada Pemerintah Kota Kupang tentang pentingnya intervensi anak usia dini sekolah. b) Kurangnya pengetahuan orang tua dalam hal ini peran ibu untuk menyediakan konsumsi gizi yang cukup bagi anak- anak usia sekolah dengan menu gizi yang seimbang . c) Kondisi ekonomi keuangan keluarga yang tidak memadai d) Kurangnya pemahaman dan penerapan perilaku hidup bersih dan sehat baik di sekolah maupun di rumah. e) Kondisi sosial budaya yang belum menunjang dimana anak sudah harus bekerja. f) Sarana sanitasi dasar dan sanitasi lingkungan sekolah yang belum memadai g) Tingginya angka gizi kurang pada anak usia sekolah yang dapat menurunkan daya tahan tubuh anak. Faktor utama yang berpengaruh terhadap akses pendidikan tersebut antara lain : a. Ekonomi keluarga yang sangat tidak mendukung. b. Status gizi anak yang masih kurang Masih tingginya angka kesakitan pada anak. c. Adanya tenaga kerja anak yang murah d. Partisipasi
masyarakat
dalam
upaya
meningkatkan
mutu
pendidikan masih rendah. Intervensi Yang perlu dilakukan : Peningkatan
pemahaman
kebijakan
antara
legeslative
dan
eksekutiftentang pendidikan dasar untuk semua .
Dokumen ASIA 2009 37
Pemahaman Pendidikan keagamaan sejak dini dan norma – norma perilaku yang positif. Penjabaran kebijakan gerakan wajib belajar pendidikan dasar melalui program pembebasan uang sekolah atau beasiswa bagi anak dari keluarga miskin dan anak terlantar. Penuntasan wajib belajar pendidikan dasar melalui program pembebasan uang sekolah atau beasiswa bagi anak dari keluarga miskin dan anak terlantar. Peningkatan
kesehatan
anak
sekolah
melalui
intensifikasi
pelaksanaan kegiatan upaya kesehatan sekolah (UKS). Peningkatan kualitas program pemberian makan tambahan bagi anak sekolah (PMT-AS) terutama dalam intake makanan untuk pemenuhan kebutuhan Konsumsi Gizi yang Dianjurkan ( 300 Kkal/ hari ). Peningkatan upaya perlindungan hukum bagi setiap anak terhadap kerawanan – kerawanan sosial. Perlindungan anak mencakup hidup, tumbuh, berkembang, dan keterlibatan anak dalam proses pembangunan, serta perlindungan khusus. Perlindungan khusus bagi anak memerlukan porsi perhatian yang sangat besar, terutama pada isu-isu lintas sektor. Kendati telah ditetapkan regulasi untuk melindungi anak (UU Nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak), permasalahan masih tetap ada. Kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di Kota Kupang, hampir 50 % adalah korban kekerasan seksual, dimana 47 % korban adalah anak dibawah usia 18 tahun dan sekitar 74 % korban berpendidikan SD hingga SLTA. Jumlah anak jalanan dan anak terlantar sebanyak 900 orang dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 11,90 %.
Dokumen ASIA 2009 38
3.3
PENDIDIKAN Permasalahan dibidang pendidikan antara lain rendahnya angka partisipasi pendidikan anak usia dini (PAUD), rendahnya angka partisipasi murni (APM) pada jenjang sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah (SD/MI), sekolah menengah pertama/madrasah tsanawiyah (SMP/MTs), sekolah menengah atas/madrasah aliyah (SMA/MA) dan Perguruan tinggi (PT), persentase tingkat pendidikan yang ditamatkan, tingginya persentase penduduk yang tidak bersekolah pada kelompok usia wajib belajar (7 – 15 tahun), tingginya angka putus sekolah di setiap jenjang pendidikan, tingginya angka yang tidak melanjutkan ke jenjang diatasnya, lamanya waktu bersekolah, rendahnya angka melek huruf usia 15 – 24 tahun, rendahnya persentase penduduk usia 5 tahun ke atas yang dapat berbahasa Indonesia, rasio kecukupan antara murid dan guru, rasio tingginya jumlah murid dan kelas, dan rendahnya persentase pendidikan kesetaraan dari anak putus sekolah. Angka Partisipasi Sekolah di Kota Kupang pada tahun 2008 untuk SD/MI 92,70%, SMP/MTS 82,22% dan SMA/MA/SMK 83,33%. Angka angka ini menunjukan bahwa di Kota Kupang masih terdapat 7,30% anak usia SD yang tidak atau belum bersekolah, dan 17,78% anak usia SMP, 16,70% anak usia SMA yang tidak
bersekolah lagi dengan berbagai
alasan. Keadaan ini secara Nasional karena adanya kesenjangan ditingkat pendidikan dasar antara penduduk (miskin-kaya), serta masih adanya kabupaten/kota
yang memiliki APM jenjang SMP/MTs/sederajat
kurang dari 75 persen, dan masih relatif rendahnya APM pendidikan menengah (64,20 persen) yang disebabkan oleh keterbatasan daya tampung,
dan
adanya
permasalahan
ekonomi
sehingga
lulusan
pendidikan dasar tidak melanjutkan sekolah, relevansi pendidikan menengah khususnya pendidikan kejuruan, belum mantapnya sistim pembiayaan pendidikan, penyediaan layanan pendidikan kesetaraan masih belum sepenuhnya mampu menampung anak putus sekolah. Selain itu kualitas pendidikan belum sepenuhnya sesuai harapan, persebaran Dokumen ASIA 2009 39
guru yang tidak merata, masih rendahnya proporsi guru yang memenuhi kualifikasi akademik D4/S1. Dari pemantauan yang dilakukan diketahui bahwa tingkat kesejahteraan anak usia sekolah (7 – 15 ) tahun di Kota Kupang masih belum memadai, walaupun sarana dan prasarana pendidikan, kesehatan, dan prasarana sosial lainnya sudah cukup tersedia dengan baik. Adapun faktor-faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya keadaan tesebut diatas antara lain : Kurangnya advokasi kepada Pemerintah Kota Kupang tentang pentingnya intervensi anak usia dini sekolah. Kurangnya pengetahuan orang tua dalam hal ini peran ibu untuk menyediakan konsumsi gizi yang cukup bagi anak- anak usia sekolah dengan menu gizi yang seimbang . Kondisi ekonomi keuangan keluarga yang tidak memadai Kurangnya pemahaman dan penerapan perilaku hidup bersih dan sehat baik di sekolah maupun di rumah. Kondisi sosial budaya yang belum menunjang dimana anak sudah harus bekerja. Sarana sanitasi dasar dan sanitasi lingkungan sekolah yang belum memadai Tingginya angka gizi kurang pada anak usia sekolah yang dapat menurunkan daya tahan tubuh anak. Faktor utama yang berpengaruh terhadap akses pendidikan tersebut antara lain : a. Ekonomi keluarga yang sangat tidak mendukung. b. Status gizi anak yang masih kurang Masih tingginya angka kesakitan pada anak. c. Adanya tenaga kerja anak yang murah d. Partisipasi masyarakat dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan masih rendah.
Dokumen ASIA 2009 40
Intervensi Yang perlu dilakukan : Peningkatan
pemahaman
kebijakan
antara
legeslative
dan
eksekutiftentang pendidikan dasar untuk semua . Pemahaman Pendidikan keagamaan sejak dini dan norma – norma perilaku yang positif. Penjabaran kebijakan gerakan wajib belajar pendidikan dasar melalui program pembebasan uang sekolah atau beasiswa bagi anak dari keluarga miskin dan anak terlantar. Penuntasan
wajib
belajar
pendidikan
dasar
melalui
program
pembebasan uang sekolah atau beasiswa bagi anak dari keluarga miskin dan anak terlantar. Peningkatan kesehatan anak sekolah melalui intensifikasi pelaksanaan kegiatan upaya kesehatan sekolah (UKS). Peningkatan kualitas program pemberian makan tambahan bagi anak sekolah (PMT-AS) terutama dalam intake makanan untuk pemenuhan kebutuhan Konsumsi Gizi yang Dianjurkan ( 300 Kkal/ hari ). Peningkatan upaya perlindungan hukum bagi setiap anak terhadap kerawanan – kerawanan sosial. 3.4
PERUMAHAN DAN LINGKUNGAN Permasalahan dibidang perumahan dan lingkungan antara lain rendahya persentase pemilikan rumah milik sendiri, persentase pemilikan rumah dengan sertifikat, rendahnya pemilikan fasilitas sanitasi yang layak, rendahnya persentase rumahtangga yang mengakses pada sumber air bersih, rendahnya persentase rumahtangga yang menggunakan fasilitas
listrik
PLN,
tingginya
persentase
rumahtangga
yang
menggunakan lantai tanah, tingginya persentase rumahtangga yang menggunakan bahan bakar untuk memasak dengan kayu bakar, dan rendahnya
persentase
rumahtangga
yang
mempunyai
tempat
pembuangan sampah yang layak. Namun demikian, air minum dan sanitasi dasar menghadapi beragam tantangan antara lain : penurunan Dokumen ASIA 2009 41
kualitas dan kuantitas sumber air baku, tingkat kepadatan penduduk di perkotaan berdampak pada sempitnya lahan sehingga buangan tinja di tangki septik mudah mencemari sumur yang menjadi sumber air untuk minum, pengetahuan tentang pola hidup sehat masyarakat yang masih rendah. Pola konsumsi air minum masyarakat Kota Kupang dilihat dari sisi penggunaan sumber air minum, nampak bahwa dari total rumah tangga sebanyak 61.728 KK, mayoritas masyarakat Kota Kupang menggunakan air minum yang bersumber dari ledeng atau perpipaan yaitu sebanyak 34,52% atau sebanyak 21.307 KK, yang menggunakan air minum dari sumber lainnya sebesar 19,71%, sumur gali yang dilindungi sebesar 19,21%, sumur yang tidak dilindungi sebesar 10,09%, air kemasan 6,99%, dari mata air terlindungi 6,36%, dari mata air yang tidak terlindungi 1,80% dan sisanya yang memperoleh air minum dari pompa yaitu sebesar 1,33%. Data data ini memperlihatkan bahwa akses masyarakat Kota Kupang terhadap air minum relatif baik.
Dokumen ASIA 2009 42
BAB IV PENUTUP Pembangunan anak dan perempuan di Kota Kupang saat ini, dibeberapa hal telah mengalami kemajuan. Namun demikian masih ada beberapa kendala yang dihadapi. Salah satu kelemahan adalah dalam perencanaan pembangunan masih kurang dukungan data dan informasi. Seringkali dihadapkan pada data yang lemah validitasnya, tidak terjaga data seriesnya, tidak mampu memotret realitas sesungguhnya (tidak reliable), serta jauh dari kebutuhan perencanaan. Dengan demikian perencanaan akan menjadi kurang efektif, menjadi bias dan tidak menuju ke arah yang diharapkan. Namun juga tidak kalah pentingnya adalah bagaimana menggunakan data tersebut. Data yang tersedia tidak akan berarti banyak bila tidak mampu membacanya dalam konteks perencanaan. Oleh karena itu dengan tersusunnya Buku Analisis Situasi Ibu dan Anak (ASIA) Kota Kupang tahun 2009 diharapkan seluruh pemangku kepentigan dapat menjalankan aksi berupa intervensi program yang direkomendasikan, sebab Buku ASIA ini akan dijadikan pijakan dalam menyusun rencana kegiatan. Analisis Situasi Ibu dan Anak ini akan dilakukan dalam periode 5 tahunan untuk keperluan penyusunan RPJMD dan setiap tahun dilakukan pemutakhiran data untuk keperluan penyusunan RKPD, Rencana Strategis SKPD dan Rencana Kerja SKPD
Dokumen ASIA 2009 43