BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Indonesia
merupakan
daerah
yang
agraris,
dimana
mayoritas
masyarakatnya bermata pencaharian sebagai nelayan dan petani. Hal ini ditandai dengan banyaknya pulau-pulau yang tersebar di Indonesia. Namun, seiringnya perkembangan waktu, masyarakatnya sudah mulai bergeser menjadi sebagian masyarakat industri. Dikemukakan oleh Straubhaar dan LaRose (2004), Masyarakat Industri mengacu pada terjadinya Revolusi Industri, yang umumnya dikaitkan dengan penemuan mesin uap. (http://arbip.blogspot.com/2009/12 /pengenalan-tentang-masyarakat-industri.htm) Menurut Straubhaar dan LaRose (2004) masyarakat Industri dicirikan oleh beberapa hal: 1.
Meluasnya produksi massa barang-barang industri dengan menggunakan mesin, yang terpusat di kota-kota besar
2.
Migrasi massal dari pedesaan ke kota-kota (urbanisasi)
3.
Peralihan dari pekerjaan sektor pertanian kepada pekerjaan di sektor pabrik.
4.
Jumlah penduduk kota yang melek huruf seiring kebutuhan bidang pekerjaan yang lebih komplek
5.
Munculnya surat kabar untuk kaum urban sebagai sarana untuk mengiklankan produk-produk baru industri
1
6.
Penemuan teknologi baru seperti film, radio, dan televisi sebagai hiburan kaum urban. (http://arbip.blogspot.com/2009/12/pengenalan-tentangmasyarakat-industri.htm) Jika pembagian kerja bertambah kompleks, suatu tanda bahwa kapasitas
masyarakat semakin tinggi. Solidaritas didasarkan pada hubungan saling ketergantungan antara kelompok-kelompok masyarakat yang telah mengenal pengkhususan. Otonomi sejenis, juga menjadi ciri dari bagian/ kelompokkelompok masyarakat industri. Otonomi sejenis dapat diartikan dengan kepandaian/keahlian khusus yang dimiliki seseorang secara mandiri, sampai pada batas-batas tertentu. Contoh-contoh : tukang roti, tukang sepatu,tukang bubut, tukang las, ahli mesin, ahli listrik dan ahli dinamo, mereka dapat bekerja secara mandiri. Dengan timbulnya spesialisasi fungsional, makin berkurang pula ide-ide kolektif untuk diekspresikan dan dikerjakan bersama. Dengan demikian semakin kompleks pembagian kerja, semakin banyak timbul kepribadian individu. Sudah barang tentu masyarakat sebagai keseluruhan memerlukan derajat integrasi yang serasi. Akan tetapi hanya akan sampai pada batas tertentu, sesuai dengan bertambahnya individualisme. Dewasa ini di Indonesia banyak bermunculan perusahaan baru baik perusahaan besar maupun perusahaan kecil yang bergerak dalam berbagai jenis bidang usaha salah satunya adalah Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Paiton. PLTU Paiton adalah sebuah Perusahaan Modal Asing (PMA) yang menjadi operator PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap - Steam Power Plant),
2
selain itu PLTU Paiton mengoperasikan pembangkit tenaga listrik dan menyediakan energi listrik, adalah ikut andil dalam proses alih tehnologi pembangkit tenaga listrik tenaga uap yang relatif baru di Indonesia. Adanya sebuah industri, tentunya memberikan pengaruh yang sangat besar pada masyarakat yang tinggal tidak jauh dari lokasi sebuah industri itu berada, salah satunya adalah masyarakat desa bhinor yang lokasinya berdekatan langsung dengan PLTU Paiton. Pastinya ada dampak positif dan negatif yang terjadi sebagai imbas dari berdirinya PLTU Paiton tersebut. Sebelum didirikan saja industri tersebut pada tahun 1994 sudah banyak masyarakat yang melakukan protes, namun akhirnya masyarakat setuju dan ketika mulai didirikan PLTU Paiton sampai sekarang, banyak masyarakat yang merasa diuntungkan dengan adanya PLTU Paiton tersebut. Salah satunya adalah masuknya sebuah perubahan bagi masyarakat desa. Banyak perubahan yang dialami masyarakat Desa Binor akibat adanya PLTU Paiton, diantaranya dalam aspek ekonomi, dengan bekerja di PLTU, kehidupan masyarakat yang masuk kategori menengah ke bawah mulai mengalami peningkatan. Namun, yang paling menonjol adalah aspek budayanya, masyarakat Desa Binor yang berkarakteristik masyarakat yang selalu patuh dan menjunjung tinggi nilai dan norma yang ada didalam masyarakat, lamban laun mulai bergeser. Karaktristik masyarakat pedesaan sebagaimana di ungkapkan oleh Redfield (2004:49) yaitu memiliki ciri-ciri antara lain: jumlahnya kecil dengan tempat tinggal yang tepencil dan jauh dari keramaian kota, Relatif bersifat homogen dengan rasa persaudaraan yang kuat, memiliki sistem sosial yang teratur, rasa
3
persaudaraan yang begitu kuat serta taat pada ajaran-ajaran agama dan menurut pada pemuka masyarakat. Perubahan sosial masyarakat dalam nilai, sikap dan pola perilaku di sebabkan karena proses adaptasi terhadap tuntutan kondisi lingkungan yang ada, maksudnya dengan adanya PLTU Paiton pastinya secara langsung membawa pengaruh terhadap masyarakat di sekitar industri. Perubahan masyarakat tidak akan lepas dari perubahan budaya yang terjadi masyarakat tersebut. Pada dasarnya manusia mempunyai sifat dasar selalu serba kekurangan dan berusaha memenuhi kekurangan tersebut, sehingga masyarakat dengan manusia yang ada di dalamnya adalah makhluk yang dinamis, aktif, kreatif, inovatif dan agresif dan responsif terhadap perubahan. Adanya sifat masyarakat yang demikian mengakibatkan ketidaksesuaian di antara unsur-unsur yang berbeda dalam kehidupan sosial yang menyebabkan pola kehidupan baru. Anggota masyarakat berusaha memodifikasi struktur dan pola kebudayaan dalam masyarakat dalam rangka pemenuhan kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut disebut perubahan sosial. Menilik kepada sistem yang berlaku pada masyarakat, tidak semua anggota masyarakat sepaham pandangannya terhadap kebudayaanya sendiri sering kita jumpai terjadi gesekan-gesekan ketidaksesuaian dengan budaya yang sudah ada. Misalnya adanya pengurus tandingan, pembaharun agama dan sebagainya. Hal ini menyebabkan perubahan dalam masyarakat. Selain itu, industri juga mernberikan imbas bagi yang positif dan negatif bagi masyarakat desa. Awal mulanya PLTU sebelum dan pada saat didirikan sampai sekarangpun, masyarakat Desa Binor merespon positif karena dampaknya
4
positifnya lebih banyak dibandingkan dampak negatifnya. Dampak positifnya lebih cenderung ke arah ekonomi, contohnya saja dengan masuknya kapal-kapal besar pasokan batubara sebagai bahan utama untuk Pembangkit Listrik Tenaga Uap ( PLTU), tentu saja menguntungkan bagi masyarakat Desa Binor sendiri, khususnya para nelayan. Salah satu alasan mereka beralih menjadi ojek kapal adalah menjadi nelayan itu saat ini sulit mencari ikan dikarenakan timbulnya polusi dari PLTU yang menyebabkan ikan-ikan semakin
sedikit dan sulit
ditangkap, sehingga mereka memutuskan menjadi pengojek kapal dan sebagian juga dari mereka bekerja menjadi karyawan di PLTU. Munculnya sebuah industri tentu saja sangat mempengaruhi perubahan jenis pekerjaan masyarakat. Hal ini ditandai dengan beralihnya pekerjaan masyarakat yang bekerja di sektor Agraris beralih ke sektor industri. Durkheim mempergunakan variasi pembagian kerja sebagai dasar untuk mengklasifikasikan masyarakat, sesuai dengan taraf perkembangannya. Akan tetapi isinya lebih cenderung mempergunakan dua taraf klasifikasi, yaitu yang sederhana dan yang kompleks. Masyarakat-masyarakat yang berada di tengah kedua eksterm tadi diabaikannya
(Soerjono
Soekanto,
1982
:
190).
Berangkat dari keadaan di atas maka penulis ingin mengkaji lebih detai mengenai “PERUBAHAN JENIS PEKERJAAN PADA MASYARAKAT SEKITAR INDUSTRI PLTU (Studi Pada Masyarakat Desa Binor, Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo)
5
1.2 Rumusan Masalah Adapun rumusan masalahnya adalah : 1.
Apa bentuk perubahan jenis pekerjaan pada masyarakat sekitar industri PLTU Paiton?
2.
Apa dampak dari perubahan jenis pekerjaan pada masyarakat sekitar industri PLTU Paiton?
1.3 Tujuan Penelitian 1.
Untuk mengetahui bentuk perubahan
jenis
pekerjaan pada masyarakat
sekitar industri PLTU Paiton. 2.
Untuk mengetahui dampak perubahan jenis pekerjaan tersebut pada masyarakat sekitar industri PLTU Paiton
1.4 Manfaat Penelitian 1.
Secara Teoritis a.
Diharapkan
dapat
pengembangkan
memberikan
sumbangan
pemikiran
bagi
kajian sosiologi dalam hal kajian mengenai kajian
perubahan soasial dalam masyarakat. b.
Bermanfaat untuk menerapkan teori- teori Sosiologi yang telah diperoleh selama perkuliahan guna mengkaji permasalahan
2.
Secara Praktis a) Bagi masyarakat Dapat memberikan pemahaman dan pandangan kepada masyarakat tentang adanya perubahan jenis pekerjaan dan dampaknya akibat munculnya industri PLTU Paiton.
6
b) Bagi pemerintah Desa Untuk mendeskripsikan bentuk perubahan jenis pekerjan serta dampaknya yang muncul dengan adanya industri PLTU Paiton tersebut 1.5 Definisi konseptual Definisi konsep atau unsur dalam penelitian merupakan definisi dari apa yang perlu kita analisis dan memberikan pengertian yang lebih jelas dari istilah judul. Peneliti akan memberikan penjelasan definisi konseptual terhadap variabelvariabel pada pengertian sebagai berikut: a.
Perubahan Perubahan adalah segala bentuk perubahan pada lembagalembaga kemasyarakatan dalam suatu masyarakat yang mempengaruhi system social termasuk niali-nilai sikap dan pola-pola perilaku diantara kelmpok dalam masyarakat. ( Soeryono Soekamto,1982:305)
b. Jenis Pekerjaan Jenis Pekerjaan adalah berbagai macam kegiatan yang dilakukan seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Contohnya: petani, nelayan,
dokter,
polisi,
tentara,
hakim,
sopir,
pedagang
dsb.
(http://syadiashare.com/node/2011/03/23/jenis-pekerjaan) c. Industri Industri adalah kategori organisasi produktif yang menggunakan tipe teknologi yang sama. (Bisri Mustofa,2008:137)
7
1.6 Metode Penelitian Penelitian merupakan suatu kegiatan ilmiah yang dilakukan secara sistematis, mempunyai tujuan tertentu dengan menggunakan metode yang tepat, dimana data yang dikumpulkan harus ada relevansinya dengan masalah yang dihadapi. Metode adalah suatu cara yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan suatu pekerjaan. Metode penelitian mempunyai peran yang penting dalam pengumpulkan data, merumuskan masalah, analisis dan interprestasi data. Sedangkan metode penelitian dalam penulisan penelitian ini adalah meliputi :
1. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode deskriptif kualitatif yang menafsirkan serta menggambarkan keadaan sesuai dengan kenyataan yang sudah diperoleh. Menurut Sugiono “metode kualitatif digunakan untuk mendapatkan data yang mendalam, suatu data yang mengandung makna. Makna adalah data yang sebernanya, yang pasti merupakan suatu nilai dibalik data yang tampak. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang diarahkan untuk memberikan gejala-gejala, fakta-fakta atau kejadian-kejadian secara sistematis dan akurat, mengenai sifat-sifat populasi atau daerah tertentu ( Sugiyono.2007:3). Dalam menggunakan pendekatan tersebut diharapkan peneliti dapat mendiskripsikan kejadian dan kenyataan yang sebenar-benarnya tentang hal-hal yang diteliti . Untuk itu dengan menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif
8
data yang diperoleh dapat diuraikan lebih jelas sehingga pembaca dapat lebih jelas dan lebih mudah memahami hasil penelitian. Alasan peneliti dalam memilih jenis penelitian diskriptif kualitatif ini adalah untuk memberikan gambaran yang jelas tentang obyek penelitian berdasarkan kenyataan yang ada dilapangan
2. Lokasi Penelitian Lokasi yang diambil dalam penelitian ini adalah di Desa Binor, Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo. Alasan peneliti mengambil lokasi tersebut yaitu di lokasi tersebut terdapat industri Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Paiton yang tentunya akan ada banyak fenomena menarik yang perlu dikaji.
3.
Subyek Penelitian Subjek penelitian ini adalah warga masyarakat di Desa Binor, Kecamatan
Paiton, Kabupaten Probolinggo yang berjumlah 2227 orang. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling adalah tehnik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Petimbangan tertentu itu misalnya orang tertentu yang dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan, ataupun dia mungkin sebagai penguasa sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi obyek / situs sosial yang di teliti (Sugiyono, 2007:215). Populasi adalah himpunan semua yang ingin diteliti dan biasanya universal, biasanya populasi itu berupa individu, lembaga, kelompok, dokumen atau konsep. Adapun yang menjadi populasi adalah masayarakat Desa Binor
9
Kecamatan Paiton Kabupaten Probolinggo. Sampel adalah sebagian dari populasi yang dipilih sebagai obyek yang diteliti. Dalam penelitian ini tehnik sampling yang digunakan peneliti adalah purposive sampling yaitu pengambilan sampel dengan
cara
ditentukan
menurut
pendapat
peneliti
sendiri
dengan
mempertimbangkan karakteristik dan sifat sampel itu. Berdasarkan hal tersebut di atas maka dalam penelitian ini yang menjadi subyek penelitian adalah : 1.
Tokoh masyarakat yaitu Kepala Desa, Sesepuh desa, Tokoh Agama, Tokoh Pemuda.
2.
Masyarakat di Desa Binor yang beralih pekerjaan dari petani dan nelayan menjadi karyawan dan pengojek kapal.
4.
Teknik Pengumpulan data Teknik pengumpulan data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut: a. Metode Observasi ( Pengamatan) Metode observasi yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah metode observasi tidak berstruktur yaitu observasi yang tidak dipersiapkan secara sistematis tentang apa yang akan diobservasi. Hal ini dilakukan karena peneliti tidak tahu secara pasti tentang apa yang akan diamati, sehingga dalam observasi tersebut peneliti dapat memperoleh data mengenai gambaran tentang adanya perubahan jenis pekerjaan yang terjadi di Desa Binor Kecamatan Paiton Kabupaten Probolinggo.
10
b. Metode wawancara atau interview Metode wawancara yang digunakan adalah wawancara terpimpin (guided interview) yaitu wawancara yang dilakukan oleh pewawancara dengan membawa sederetan pertanyaan lengkap dan terperinci ,Wawancara dilaksanakan
di tempat informan tinggal di
Desa Binor, Kecamatan
Paiton, Kabupaten Probolinggo. Wawancara ini dimulai oleh peneliti dengan mendatangai rumah bapak kepala desa, kemudian dilanjutkan dengan mendatangi rumah para nelayan dan petani yang menjadi pengojek kapal dan karyawan di Desa Binor, Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo. c. Dokumentasi Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengambil alih, mencatat data, gambar-gambar, peta dan sebagainya. Metode ini digunakan untuk : menambah kelengkapan data, mengetahui kita yang terbatas, mengetahui keaslian data. Alasan menggunakan teknik dokumentasi adalah sebagai pelengkap data yang tidak di dapat dari teknik-teknik sebelumnya seperti data monografi desa, data-data berupa daftar nama para nelayan yang menjadi pengojek kapal di Desa Binor, foto-foto tempat tinggal para nelayan serta kegiatan para nelayan waktu berkerja menjadi pengojek kapal.
11
5.
Teknik Analisa Data Analisis data merupakan langkah terakhir sebelum menarik kesimpulan,
untuk itu teknik analisis sangat diperlukan dalam penelitian untuk memperoleh gambaran yang jelas dari data yang diperoleh. Dalam penelitian ini ynag digunakan metode penelitian kualitatif dengan analisis deskriptif karena data yang dikumpulkan bersifat monografi dimana data yang ada tidak dapat disususn ke dalam suatu struktur klasifikasi. Setelah data dianalisis dengan metode deskriptif kualitatif selanjutnya dibahas permasalahan tersebut hingga ada pada suatu kesimpulan. Dalam penelitian ini menggunakan analisis kualitatif model tersebut interaktif yang dikemukakan oleh Miles dan Hubermen melalui empat tahap yakni: 1. Pengumpulan Data kegiatan yang dilakukan untuk mengumpulkan data yang diperoleh dari subyek penelitian yang ada relevansinya dengan perumusan masalah dan tujuan penelitian. Untuk mengumpulkan data peneliti melakukan observasi secara terbuka, wawancara dengan subyek penelitian, serta melakukan dokumentasi. Dalam mengumpulkan data peneliti akan melakukan wawancara dan observasi. Peneliti akan melakukan wawancara mengenai bagaimana bentuk dan dampak dari perubahan jenis pekerjaan dalam masyarakat. 2. Reduksi Data Diartikan
sebagai
proses
pemilihan,
pemusatan
perhatian
pada
penyerdehanaan, pengabstrakkan, dan transformasi data yang muncul dari
12
catatan-catatan di lapangan. Reduksi data dilakukan secara terus menerus selama pernelitian dilakukan. Penelitian mengedit data dengan cara memilih bagian data yang mana untuk dikode, dipakai, dan diringkas, serta dimasukkan dalam kategori dan sebagainya. Setelah memperoleh data kemudian peneliti mereduksi data-data yang telah diperoleh. Pada tahap ini pemilihan data sesuai dengan penelitian tentang perubahan jenis pekerjaan pada masyarakat sekitar industri PLTU Paiton. 3. Penyajian Data Sekumpulan data yang diorganisir sehingga dapat memberikan deskripsi menuju penarikan kesimpulan. Penyajian data harus mempunyai relevansi yang kuat dengan perumusan masalah secara keseluruhan dan disajikan secara sistematis. Dalam penyajian data peneliti akan menyajikan semua data-data yang diperoleh untuk menjawab dalam rumusan masalah dan tentuanya ada kesesuaian antara rumusan masalah dan penyajian data yang diperoleh oleh peneliti. 4. Penarikan Kesimpulan Proses penarikan kesimpulan merupakan bagian penting dari kegiatan penelitian, karena merupakan kesimpulan dari penelitian. Proses penarikan kesimpulan ini dimaksud untuk menganalisis, mencari makna dari datadata yang tersedia, sehingga dapat ditemukan pola hubungan atau proposisi-proposisi, yang berkaitan dengan rumusan masalah dari penelitian ini. Pada tahap ini bentuk narasi hasil wawancara dan observasi
13
yang berkaitan dengan proses perubahan jenis pekerjaan pada masyarakat sekitar industri dan dipadukan dengan teori-teori yang berkaitan dengan hasil tersebut. Gambar 1 Model Analisa Interaktif dari Miles dan Huberman : Pengumpulan Data
Penyajian Data
Reduksi Data Kesimpulan
Sumber: (Miles dan Huberman,1992:15-20)
Dari bagan di atas dapat digambarkan bahwa dalam penelitian ini pertama, peneliti melakukan kegiatan pengumpulan data dari objek penelitian yang ada relevansinya dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian. Kedua, data yang ditemukan di lapangan kemudian direduksi yaitu proses mengedit data yang akan digunakan dalam penelitian ini. Ketiga, penyajian data yang ada disajikan sehingga dapat memberikan deskripsi yang jelas. Penyajian data harus mempunyai relevansi yang kuat dengan rumusan masalah secara keseluruhan dan disajikan dengan cara sistematis. Keempat, penarikan kesimpulan dimana peneliti melakukan analisa, mencari makna dari data yang ada sehingga dapat ditemukan tema dan pola hubungan dalam penelitian.
14