BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Merger dan Akuisisi lintas batas telah menjadi pilihan strategi yang makin popular untuk banyak perusahaan (Lodorfos dan Boateng 2006 dalam Budhwar et al, 2009:89), terutama bagi perusahaan-perusahaan multinasional yang ingin mencapai tujuan perusahaan maupun mempertahankan keunggulan kompetitif dalam industri. Beberapa alasan perusahaan memutuskan untuk melakukan merger dan akusisi adalah memberikan nilai tambah yang dikenal dengan istilah sinergi, baik dalam bentuk peningkatan pendapatan, pemangkasan biaya, serta pengurangan biaya modal secara keseluruhan. Alasan strategis lainnya yaitu untuk saling mengisi kekurangan strategis, memperluas akses ke pasar global dan memposisikan perusahaan untuk mengambil keuntungan dari tren-tren yang berkembang di pasar. Perubahan lingkungan bisnis internasional telah meningkatkan kompetisi global dan dapat memicu pada peningkatan aktivitas merger dan akusisi di seluruh dunia. Selama dua dekade terakhir merger dan akuisisi telah memainkan peran penting dalam ekonomi global. Tingkat aktivitas merger dan akuisisi dari tahun ke tahun mengalami peningkatan, baik di ruang lingkup negara tertentu maupun di seluruh dunia. Dari tahun 2000 hingga tahun 2007, telah terjadi pertumbuhan yang sangat menakjubkan dalam peningkatan nilai merger serta akusisi. Pertumbuhan nilai pada saat ini didukung dengan kondisi ekonomi dengan tingkat inflasi yang cukup rendah, pertumbuhan GDP secara global yang tinggi serta
1
kelangsungan produktifitas yang terus meningkat. Kompetisi global dan intensitisnya yang terus meningkat membuat perusahaan-perusahaan harus terus beradaptasi terhadap perubahan-perubahan tersebut diatas. Dalam konteks keilmuan, akuisisi tersebut dapat didekati oleh perspektif keuangan perusahaan (corporate finance) dan perspektif manajemen strategi (Moin, 2010:2). Dari sisi keuangan, akusisi sebagai bentuk keputusan investasi jangka panjang yang harus diinvestigasi dan dianalisis dari aspek kelayakan bisnisnya. Adapun perspektif manajemen strategi, akuisisi sebagai salah satu alternatif pertumbuhan melalui jalur eksternal untuk mencapai tujuan perusahaan. Dengan demikian akuisisi menjadi cara tercepat perusahaan untuk mengakses pasar atau produk baru tanpa perusahaan harus memulai dari awal. Namun, tidak semua merger dan akuisisi yang dilakukan perusahaan memberikan hasil yang diharapkan. Menurut Mark dan Mirvis (2001) mengemukakan bahwa 3 dari 4 merger dan akuisisi tidak mencapai tujuan stratejik maupun finansialnya. Demikian pula menurut Cartwright dan Cooper (1993) yang meengidentikasi kegagalan merger dan akuisisi tersebut hanya dikaitkan dengan faktor-faktor berikut: 1. Pengambilan keputusan yang belum tepat karena membeli perusahaan lain dengan harga yang terlalu tinggi 2. Adanya kesalahan dalam pengelolaan keuangan sehingga realisasi bertambahnya skala ekonomi dan rasio-rasio laba yang diharapkan tidak tercapai 3. Terjadi perubahan pasar yang mendadak
2
Merger dan akuisisi tidak sebatas mengambil alih aset perusahaan lain, tapi juga merupakan penggabungan dua perusahaan yang berbeda serta dua budaya yang berbeda (Nahavandi dan Malekzadeh, 1988). Perbedaan budaya dapat ditemukan baik pada tingkat nasional maupun perusahaan dapat mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan kinerja pasca akuisisi lintas batas (Quah dan Young, 2005; Morosini et all, 1998). Hoetzel (2005) menemukan bahwa kegagalan merger dan akuisisi berkaitan dengan perbedaan budaya dan lebih sering terjadi di dua fase, yaitu pra akuisisi dan pasca akuisisi. Dampak negatif yang ditimbulkan oleh merger dan akuisisi antara lain rasionalisasi untuk alasan efisiensi yang menyebabkan pemutusan hubungan kerja atau pengurangan karyawan serta penilaian negatif masyarakat. Di Indonesia, tren merger dan akuisisi terjadi sangat signifikan sejak krisis moneter
tahun
1998
sebagai
konsekuensi
divestasi
oleh
IMF
untuk
mengembalikan hutang Indonesia. Divestasi terbesar terjadi di dunia perbankan, telekomunikasi, pertambangan, dan agribisnis. Dengan perkembangan ekonomi yang semakin membaik dan investasi di Amerika dan Eropa, merger dan akuisisi terus berlanjut hingga menjadi salah satu strategi korporasi. Selain itu juga terjadi akuisisi lintas negara seperti BUMI diakuisisi oleh Vallar (Inggris), rencana SCTV merger dengan Indosiar, Carrefour (Perancis) diakuisisi oleh Para Group, Astra mengakuisisi bisnis minum air pam dan tol Jakarta-Merak, Temasek (Singapura) mengakuisisi saham Telkomsel, Qatar Telecom (Qatar) mengakuisisi saham Indosat, Axiata (Malaysia) mengakuisisi XL, dan masih banyak lagi.
3
Akuisisi lintas batas menjadi salah satu strategi perusahaan untuk memperkuat posisi dalam pasar dan persaingan. Namun akuisisi lintas batas ini seringkali menimbulkan tantangan, salah satunya dalam hal perbedaan budaya. Perbedaan budaya dapat mempengaruhi cara negoisasi dan bagaimana tahap due diligence dilakukan, dan hal ini dapat berdampak pada tahap integrasi pasca akuisisi. Akuisisi sebagai proses yang terjadi dalam langkah-langkah berurutan dan saling bergantung, dimulai dengan memilih perusahaan, dilanjutkan dengan due diligence, negoisasi kesepakatan, dan integrasi pasca akuisisi. Pada saat proses akuisisi berlangsung, terdapat potensi yang dapat menyebabkan terjadinya konflik karena adanya penyesuaian kepemilikan baru seperti, PHK dan perubahan sistem penghargaan. Situasi ini kemungkinan akan diperburuk dalam akuisisi lintas-budaya, di mana tidak hanya budaya perusahaan yang dapat menciptakan hambatan, tetapi juga perbedaan budaya dan bahasa nasional. Dengan demikian kesulitan dalam memahami dan berurusan dengan budaya baru, pihak yang terlibat juga harus berusaha untuk berkomunikasi. Di Indonesia, sektor pertambangan khususnya industri minyak dan gas bumi terus berkembang. Hal tersebut karena potensi sumber daya minyak dan gas bumi Indonesia cukup besar belum dieksplorasi secara optimal terutama untuk didaerah-daerah terpencil, laut dalam, sumur-sumur tua dan kawasan Indonesia timur. Hal ini ternyata menarik perhatian perusahaan asing untuk berinvestasi di Indonesia, termasuk industri pendukung industri minyak dan gas. Salah satu perusahaan asing yang tertarik untuk berekspansi bisnis di Indonesia adalah Perusahaan ABC. Perusahaan ABC merupakan perusahaan manufaktur penyedia
4
barang dan jasa untuk industri pertambangan khususnya minyak dan gas bumi yang sangat terkemuka di dunia. Perusahaan ABC berpusat di Luxemburg dan memiliki banyak anak perusahaan di seluruh dunia. Perusahaan DEF merupakan perusahaan lokal sebagai produsen pipa untuk perusahaan minyak dan gas untuk perusahaan lokal maupun internasional. Perusahaan DEF tersebut merupakan anak Perusahaan XYZ sebagai salah satu perusahaan yang memiliki fasilitas Upsetting dan Heat Treatment sehingga sangat dikenal oleh perusahaan K3S di Indonesia. Pada awal tahun 2009, Perusahaan ABC salah satu perusahaan multinasional memutuskan untuk mengakuisisi Perusahaan DEF dari group Perusahaan XYZ. Sebelumnya Perusahaan ABC merupakan perusahaan yang memasok bahan baku pipa Perusahaan DEF. Perusahaan ABC sebagai perusahaan multinasional memiliki banyak cabang di berbagai negara terbagi menjadi empat strategi business unit (SBU) diantaranya manufacturing centers, research and development centers, services centers, dan commercial offices.
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan proses akuisisi lintas negara yang dilakukan oleh Perusahaan ABC terhadap Perusahaan DEF, maka peneliti menganggap hal tersebut menjadi topik yang menarik untuk dikaji. Mengingat bahwa tidak semua proses akuisisi yang terjadi tidak selalu berhasil, terutama akusisi lintas negara. Ketertarikan sebagai topik strategi untuk mempelajari proses keberhasilan akuisisi Perusahaan ABC terhadap Perusahaan DEF sebagai evaluasi strategi perusahaan
5
yang telah dilakukan. Adapun yang menjadi rumusan masalah penelitian berdasarkan latar belakang adalah sebagai berikut : 1 Bagaimana proses akuisisi lintas negara yang dilakukan oleh Perusahaan ABC terhadap Perusahaan DEF? 2 Faktor-faktor apa saja yang mendukung keberhasilan dalam Akuisisi Perusahaan DEF oleh Perusahaan ABC? 3 Perubahan apa saja yang terjadi di Perusahaan DEF setelah terjadi akusisi oleh Perusahaan ABC ?
1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah : 1 Menganalisis proses akusisi yang dilakukan oleh Perusahaan ABC kepada Perusahaan DEF 2 Menganalisis faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam strategi akuisisi Perusahaan DEF 3 Mengidentifikasi perubahan dalam Perusahaan DEF setelah terjadi proses akuisisi
1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut : a.
Bagi Akademisi
6
Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai proses keberhasilan dan dampak dari suatu proses akuisisi perusahaan dilihat dari sisi strategi b.
Bagi Praktisi Hasil penelitian
ini
sekiranya
dapat
menjadi suatu
gambaran
pertimbangan dalam menentukan langkah dalam pengambilan keputusan di masa mendatang, terutama yang berkaitan dengan strategi akuisisi.
1.5 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian akan dibatasi terkait dengan proses akuisisi yang dilakukan oleh Perusahaan ABC terhadap Perusahaan DEF yang menjadi salah satu strategic business unit/SBU. Namun dalam penelitian ini juga dianalisis perubahan yang terjadi pada Perusahaan DEF yang berkaitan dengan proses pasca akuisisi sebagai resiko terbesar dalam menentukan keberhasilan atau kegagalan akuisisi. Adapun perubahan pasca akuisisi yang diamati mulai perubahan kinerja, sumber daya manusia, serta budaya perusahaan.
7
1.6 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini diuraikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian, dan sistematika penulisan laporan penelitian. BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini diuraikan tentang teori-teori yang terkait dan menunjang dalam penulisan penelitian ini yang akan digunakan sebagai dasar dalam analisis. BAB III METODE PENELITIAN Bab ini menjelaskan desain penelitian yang dilakukan hingga metode pengumpulan dan analisis data BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Membahas dan menjelaskan hasil tentang pelaksanaan penelitian, hasil penelitian, analisis dan pembahasan BAB V SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN IMPLIKASI Berisi simpulan, keterbatasan dan implikasi hasil penelitian
8