BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan kebutuhan manusia yang paling penting. Tidak ada satupun makhluk hidup di dunia ini yang tidak membutuhkan air, namun kebutuhan makhluk hidup akan air tersebut berbeda–beda semakin tinggi taraf kehidupan maka semakin meningkat pula jumlah kebutuhan akan air. Menurut Departemen Kesehatan (1994), di Indonesia rata-rata keperluan air adalah 60 liter per kapita, meliputi 30 liter untuk keperluan mandi, 15 liter untuk keperluan minum dan sisanya untuk keperluan lainnya. Pada negara-negara yang sudah maju, ternyata jumlah tersebut sangat tinggi, seperti untuk kota Chicago dan Los Angeles (Amerika Serikat) masing-masing 800 dan 640 liter, kota Paris (Perancis) 480 liter, kota Tokyo (Jepang) 530 liter dan kota Uppsala (Swedia) 750 liter per kapita per hari. Ketersediaan air bersih semakin berkurang seiring dengan perkembangan pertumbuhan
penduduk.
Pertumbuhan
penduduk
yang
semakin
padat
menyebabkan rendahnya kemampuan tanah untuk menyerap air karena perubahan tata guna tanah yang tidak terkendali sebagai dampak kepadatan penduduk. Sejalan dengan kemajuan dan peningkatan taraf kehidupan, maka jumlah penyediaan air selalu meningkat untuk setiap saat. Akibatnya kegiatan untuk pengadaan sumber-sumber air baru, setiap saat terus dilakukan antara lain dengan mencari sumber-sumber air baru, baik berbentuk air tanah, air sungai, air danau, mengolah dan menawarkan air laut, mengolah dan menyehatkan kembali sumber air kotor yang telah tercemar seperti air sungai, air danau.
6
2
Perairan alami memang merupakan habitat atau tempat yang sangat parah terkena pencemaran. Sehingga rumus kimia air adalah H2O, merupakan rumus kimia air yang hanya berlaku untuk air bersih seperti akuades, akuademin dan sebagainya, sedang untuk air alami yang berada di dalam sungai, kolam, danau, laut dan sumber-sumber lainnya akan menjadi H2O ditambah dengan faktor yang bersifat biotik dan faktor yang bersifat abiotik (Suriawiria,1995). Faktor-faktor biotik yang terdapat dalam air terdiri dari :bakteria, fungi, mikroalgae, protozoa, virus serta sekumpulan hewan ataupun tumbuhan air lainnya yang tidak termasuk kelompok mikroba. Kehadiran mikroba di dalam air mungkin akan mendatangkan keuntungan tetapi juga akan mendatangkan kerugian. Pengadaan air bersih untuk kepentingan rumah tangga seperti untuk air minum, air mandi, dan sebagainya harus memenuhi persyaratan yang sudah ditentukan peraturan internasional WHO (World Health Organazation) dan APHA (American Public Health Assosiation) ataupun peraturan nasional dan setempat. Pada hal ini kualitas air bersih di Indonesia harus memenuhi persyaratan yang tertuang di dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI No.173/Men.Kes/Per/VIII/77 dimana setiap komponen yang diperkenankan berada di dalamnya harus sesuai. Menurut Primadani, Winda, dkk (2012), terdapat hubungan yang signifikan antara identifikasi bakteri E.Coli pada air bersih dengan kejadian diare diduga
akibat
infeksi.
Sumber
air
bersih
yang
mengandung
E.Coli
mengindikasikan bahwa air bersih tersebut telah tercemar oleh tinja manusia dan mengakibatkan kualitas air bersih tidak sesuai dengan kualitasnya sebagai air bersih (Radjak, 2013).
3
Desinfektan dalam proses penjernihan air bersih biasa digunakan cairan kaporit, namun pada penelitian ini NaCl ditambahkan untuk membantu proses elektrolisis sebagai elektrolit yang akan menghasilkan gas klorin pada proses elektrolisis. Secara alami, klorin terdapat dalam bentuk ion klorida dengan jumlah relatif jauh lebih besar dibandingkan ion-ion halogen di perairan alami. Klorin dalam bentuk garam seperti Natrium Klorida merupakan bentuk yang paling aman jika untuk digunkan dalam proses desinfeksi, sedangkan dalam bentuk gas, klorin dapat diperoleh dengan mengekstraksi larutan garam NaCl dengan cara elektrolisis ini. Larutan Natrium Klorida merupakan larutan dengan elektrolit yang kuat yang dalam proses ionisasinya, elektrolit kuat menghasilkan banyak ion maka α = 1 (terurai seluruhnya). Penggunaan elektroda karbon karena karbon mempunyai efektivitas yang lebih baik dalam upaya mengurangi kandungan ion-ion logam, stabil, tidak bereaksi dengan larutan yang di elektrolisis, selain itu mudah didapat dan murah. Elektroda karbon termasuk juga dalam elektroda inert dimana elektroda ini tidak ikut bereaksi, baik sebagai katoda maupun anoda, sehingga dalam sel elektrolisis yang mengalami reaksi redoks adalah elektrolit sebagai zatterlarut dan atau air sebagai pelarut. Berdasarkan latar belakang tersebut penelitian ini bertujuan untuk membantu proses desinfeksi bakteri total dalam air dengan metode elektrokimia menggunakan elektroda karbon dengan penambahan NaCl.
4
1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, penelitian ini dirumuskan menjadi: 1. Bagaimana pengaruh penambahan NaCl pada proses desinfeksi bakteri dalam air dengan metode elektrokimia menggunakan elektroda karbon ? 2. Bagaimana pengaruh waktu elektrolisis pada proses desinfeksi bakteri dalam air dengan metode elektrokimia menggunakan elektroda karbon ? 3. Bagaimana pengaruh tegangan elektrolisis pada proses desinfeksi bakteri dalam air dengan metode elektrokimia menggunakan elektroda karbon ? 4. Bagaimana parameter kimiawi air minum jumlah kadar klorida yang terdapat pada sampel air yang dilakukan proses desinfeksi bakteri dalam air dengan metode elektrokimia menggunakan elektroda karbon ? 5. Bagaimana hasil samping desinfektan gas klorin pada sampel air yang dilakukan proses desinfeksi bakteri dalam air dengan metode elektrokimia menggunakan elektroda karbon ? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui pengaruh penambahan NaCl pada proses desinfeksi bakteri dalam air dengan metode elektrokimia menggunakan elektroda karbon. 2. Untuk mengetahui pengaruh waktu elektrolisis pada proses desinfeksi bakteri dalam air dengan metode elektrokimia menggunakan elektroda karbon. 3. Untuk mengetahui pengaruh tegangan elektrolisis pada proses desinfeksi bakteri dalam air dengan metode elektrokimia menggunakan elektroda karbon.
5
4. Untuk mengetahui parameter kimiawi air minum jumlah kadar klorida yang terdapat pada sampel air yang dilakukan proses desinfeksi bakteri dalam air dengan metode elektrokimia menggunakan elektroda karbon. 5. Untuk mengetahui hasil samping desinfektan gas klorin pada sampel air yang dilakukan proses desinfeksi bakteri dalam air dengan metode elektrokimia menggunakan elektroda karbon. 1.4 Manfaat Penelitian Dari penelitian ini, manfaat yang dapat diambil adalah: 1. Mengetahui pengaruh penambahan NaCl pada proses desinfeksi bakteri dalam air dengan metode elektrokimia menggunakan elektroda karbon. 2. Mengetahui pengaruh waktu elektrolisis pada proses desinfeksi bakteri dalam air dengan metode elektrokimia menggunakan elektroda karbon. 3. Mengetahui pengaruh tegangan elektrolisis pada proses desinfeksi bakteri dalam air dengan metode elektrokimia menggunakan elektroda karbon. 4. Mengetahui parameter kimiawi air minum jumlah kadar klorida yang terdapat pada sampel air yang dilakukan proses desinfeksi bakteri dalam air dengan metode elektrokimia menggunakan elektroda karbon. 5. Mengetahui hasil samping desinfektan gas klorin pada sampel air yang dilakukan proses desinfeksi bakteri dalam air dengan metode elektrokimia menggunakan elektroda karbon. 6. Mengetahui kualitas mikroorganisme air sampel apakah sudah berdasarkan persyaratan baku mutu air minum atau belum.