BAB 1 PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah Semakin meningkatnya kebutuhan hidup manusia akan berdampak pada semakin
berkembangnya
ilmu
pengetahuan
dan
teknologi.
Dengan
semakin
majunya
perkembangan manusia maka bidang teknologi pun ikut berkembang dengan sangat pesat dengan harapan segala kebutuhan manusia dapat terpenuhi dengan baik. Terlepas dari
perkembangan
kebutuhan
manusia
dan
teknologi,
jika
kita
perhatikan
perkembangan yang terjadi tidak lepas dari peran kelistrikan. Dimana hampir semua peralatan yang digunakan manusia dan teknologi yang berkembang saat ini hampir dipastikan menggunakan listrik untuk mengoperasikannya. Pada masa sekarang ini, perkembangan dalam dunia industri juga terasa semakin meningkat dan bersaing menuju ke arah persaingan global. Persaingan dunia usaha yang semakin
ketat
menimbulkan
tantangan
bagi
perusahaan
untuk
menjalankan
perusahaannya secara berkelanjutan dan meminimasi gangguan yang terjadi selama menjalankan proses usahanya. Dalam hal ini juga mencakup pengawasan terhadap penyediaan sumber daya listrik yang memadai. Dengan meminimasi gangguan yang terjadi, dunia industri khususnya perusahaan manufaktur akan dapat memproduksi barang dengan kualitas yang tinggi dan harga yang bersaing, yang pada akhirnya akan meningkatkan keunggulan kompetitif perusahaan tersebut. PT. Dian Swastatika Sentosa merupakan sebuah perusahaan yang bergerak
2 dalam bidang penyediaan energi listrik dan uap dimana listrik dan uap yang dihasilkan akan disalurkan kepada pabrik kertas PT. Indah Kiat Pulp & Paper (IKPP) untuk proses produksi pembuatan kertas. Untuk menjalankan proses penyediaan sumber energi tersebut, perusahaan melakukan otomasi yang berarti segala tindakan untuk menggantikan proses kerja dengan bantuan tenaga manusia menjadi proses kerja dengan menggunakan berbagai macam mesin yang otomatis dan modern. Dengan adanya otomasi mesin maka pekerjaan operator akan lebih mudah karena beberapa objek kerja yang ada, telah diambil oleh ahli mesin tersebut. Akibatnya adalah beban kerja operator dalam mengendalikan operasional mesin menjadi semakin mudah. Otomasi mesin juga akan berdampak pada semakin meningkatnya kuantitas yang output yang diharapkan dalam waktu yang relatif singkat dibandingkan jika proses yang dilakukan secara manual. Di sisi lain, otomasi juga bisa menghasilkan kualitas output yang sesuai dengan standar yang telah ditentukan sebelumnya dan dapat meminimasi kelalaian manusia. PT. Dian Swastatika Sentosa memiliki banyak sekali mesin-mesin yang beroperasi selama 24 jam terus-menerus. Oleh karena itu perusahaan harus melakukan perawatan secara intensif agar mesin selalu dalam keadaan siap pakai. Yang menjadi permasalahan dalam perusahaan ini adalah perusahaan kurang melakukan perawatan dan pemeliharaan mesin dengan baik, sehingga mesin yang beroperasi selama 24 jam ini sering mengalami gangguan kerusakan yang pada akhirnya sangat berpengaruh terhadap proses penyediaan energi dimana hal ini seharusnya tidak boleh terjadi. Untuk menjamin agar mesin dapat beroperasi dengan baik dan optimal diperlukan suatu sistem perawatan yang baik dan terencana. Sistem perawatan yang kurang baik
3 akan menyebabkan mesin mudah rusak dan proses penyediaan energi akan terganggu bahkan terhenti. Oleh karena itu, perusahaan berupaya melakukan efisiensi maksimum sistem secara keseluruhan dan berorientasi pada upaya pemeliharaan peralatan secara produktif. Aktivitas pemeliharaan tersebut secara umum mencakup kegiatan pengecekan, pembersihan, pelumasan, pendeteksian atas penyimpangan, reparasi atas kerusakan-kerusakan, penggantian spare part, perancangan mesin dan sebagainya. Dengan adanya tindakan pemeliharaan (maintenance) yang tepat maka perusahaan diharapkan dapat mengurangi hambatan-hambatan dari sisi peralatan (tool) sehingga meningkatkan pemenuhan terhadap ketepatan waktu penyediaan energi terhadap konsumen dan penurunan biaya pemeliharaan.
1.2
Identifikasi dan Perumusan Masalah Mesin-mesin yang ada pada cogen plant Tangerang PT. Dian Swastatika Sentosa
selalu beroperasi selama 24 jam terus-menerus sehingga dapat mengakibatkan terjadinya penurunan kehandalan (reliability) dari mesin-mesin yang ada. Salah satu penyebab terjadinya penurunan kehandalan mesin adalah adanya komponen yang tidak dapat beroperasi dengan baik pada mesin tersebut sehingga mesin mengalami break down dan perlu dilakukannya perbaikan atau penggantian komponen. Cogen plant plant Tangerang PT. Dian Swastatika Sentosa ini sudah memiliki suatu jadwal yang teratur untuk melakukan kegiatan perawatan dan pemeliharaan mesin, namun peristiwa gangguan selama kegiatan produksi pabrik tetap saja sering terjadi. Perawatan mesin yang dilakukan oleh PT. Dian Swastatika Sentosa sudah dilakukan baik secara bulanan, 3 bulanan, dan tahunan secara rutin, namun kegiatan
4 perawatan yang ada dilakukan hanya berdasarkan manual dari mesin yang bersangkutan. Kurangnya pertimbangan atau perhitungan analisis dalam proses pemeliharaan ini dapat menyebabkan terjadinya kerusakan yang tiba-tiba. Data-data tentang kerusakan mesin yang sudah terjadi kadang tidak dijadikan sebagai masukan untuk mempertimbangkan pemeliharaan mesin yang berikutnya. Selain itu PT. Dian Swastatika Sentosa belum memiliki sistem informasi dalam bidang pemeliharaan mesin terutama dalam pengendalian penjadwalan pemeliharaan mesin. Oleh karena itu, akan diusulkan suatu sistem penjadwalan preventive maintenance untuk PT. Dian Swastatika Sentosa yang dapat membantu penjadwalan pemeliharaan mesin secara up to date sehingga mendukung kelancaran pelaksanaan proses produksi sesuai dengan target yang diharapkan. Dengan maintenance
adanya mesin
perancangan ini,
sistem
diharapkan
informasi
bagian
penjadwalan
maintenance
preventive
perusahaan
dapat
mengantisipasi kapan terjadinya kerusakan sehingga bagian maintenance mesin akan lebih siap dan dapat mengetahui waktu yang tepat untuk melakukan perawatan terhadap mesin-mesin yang ada. Dengan demikian apabila mesin berhenti total (breakdown) dapat diminimalisasi sehingga pemenuhan kebutuhan uap dan listrik tidak mengalami keterlambatan karena proses produksinya tidak mengalami hambatan. Selain itu, dengan adanya perancangan sistem informasi ini diharapkan adanya pencatatan data yang lebih sistematis dan terkomputerisasi sehingga pihak manajemen dapat memperoleh data maupun informasi yang lebih cepat, akurat dan lengkap.
5 Berdasarkan masalah-masalah yang ada dan pentingnya perawatan mesin dalam proses produksi inilah yang melatar belakangi penulisan tugas akhir ini, sehingga perumusan masalah dalam skripsi ini adalah : 1.
Bagaimana melakukan pemeliharaan yang tepat terhadap komponen kritis yang ada dalam pabrik?
2.
Berapa interval pemeliharaan yang tepat dalam melakukan tindakan preventive maintenance?
3.
Apa saja kebutuhan informasi yang perlu untuk digunakan dalam perancangan sistem informasi penjadwalan preventive maintenance?
4.
Apa yang dapat diperoleh dengan mengimplementasi sistem informasi penjadwalan preventive maintenance dalam perusahaan?
1.3
Ruang Lingkup Agar penyelesaian masalah dapat lebih terarah pada tujuan penelitian sehingga
memberikan manfaat yang diharapkan, maka ruang lingkup penelitian akan dibatasi sebagai berikut : 1.
Penelitian dilakukan pada departemen maintenance pada cogen plant plant PT. Dian Swastatika Sentosa yang berlokasi di Serpong - Tangerang.
2.
Fokus pada pembahasan skripsi ini akan dilakukan pada mesin-mesin produksi terutama yang beroperasi selama 24 jam.
3.
Observasi dalam PT. Dian Swastatika Sentosa ini dilakukan pada bagian maintenance selama periode bulan Januari 2008 hingga July 2008.
6 4.
Kriteria mesin kritis ditentukan oleh besarnya jumlah breakdown dan waktu downtime yang disebabkan oleh waktu untuk memperbaiki berbagai kerusakan pada suatu mesin.
5.
Data waktu downtime hanya dihitung pada saat mesin berhenti karena rusak dan tidak termasuk pada waktu set-up atau pemeriksaan terjadwal.
6.
Pengembangan sistem informasi yang dilakukan berupa perancangan sistem informasi sampai pada tahap pemrograman dengan menggunakan database yang mendukung aktifitas sistem pemeliharaan yang diusulkan.
1.4
Tujuan dan Manfaat
1.4.1 Tujuan Adapun yang menjadi tujuan dari penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut: 1.
Mengusulkan suatu perbaikan kegiatan preventive maintenance yang dapat membantu perusahaan dalam melakukan perawatan dan pemeliharaan mesin dengan menentukan rata-rata selang waktu kerusakan, menganalisa dan mengevaluasi besarnya reliability (kehandalan) serta besarnya biaya maintenance pada komponen mesin kritis yang sering mengalami gangguan.
2.
Menghitung dan menentukan waktu interval pemeliharaan yang tepat untuk melakukan tindakan preventive maintenance.
3.
Menganalisis kebutuhan informasi untuk mendukung penerapan preventive maintenance yang dibutuhkan oleh departemen maintenance.
7 4.
Merancang sebuah sistem informasi yang mendukung kegiatan preventive maintenance untuk membantu proses pengambilan keputusan serta mengetahui kebutuhan komponen untuk persediaan preventive maintenance usulan.
1.4.2 Manfaat a. Manfaat yang diperoleh dari penulisan skripsi ini bagi perusahaan adalah: 1. Membantu
perusahaan
dalam
melaksanakan
penerapan
preventive
maintenance, sehingga perusahaan dapat menjaga mesin-mesin yang ada untuk selalu dalam keadaan yang handal dan siap pakai. 2. Mengetahui interval waktu yang tepat untuk melakukan pemeliharaan untuk setiap komponen mesin sesuai waktu yang dibutuhkan komponen itu sendiri berdasarkan target reliability perusahaan sehingga dapat meminimasi kerusakan mesin yang terjadi secara tiba-tiba. Dan meningkatkan kehandalan dari mesin-mesin yang ada sehingga kelancaran produksi tetap terjamin 3. Dapat meminimasi total biaya sehingga dapat meningkatkan kinerja dari mesin-mesin produksi dan memperlancar keseluruhan kegiatan proses produksi. 4. Mendapatkan kebutuhan informasi untuk mengembangkan sistem informasi yang dibutuhkan oleh departemen maintenance sesuai dengan penerapan preventive maintenace yang akan diterapkan pada perusahaan.
8 5. Perusahaan dapat memanfaatkan sistem informasi untuk memberikan kemudahan mengorganisasikan data kerusakan dan penjadwalan preventive maintenance sehingga perawatan mesin dapat dilakukan dengan rapi dan teratur. b. Manfaat yang diperoleh dari penulisan skripsi ini bagi penulis adalah: 1. Memahami pentingnya preventive maintenance dan menerapkan teori yang ada untuk mendukung penyelesaian terhadap masalah perawatan mesin itu sendiri serta mampu menerapkan ilmu yang ada pada kondisi nyata di lapangan. 2. Mengembangkan kemampuan analisa sistem serta melakukan penyusunan suatu sistem informasi yang terkait dengan preventive maintenance pada mesin dan seluruh biaya yang terkait dengan preventive maintenance. 3. Dapat menyelesaikan Studi Program Ganda Teknik Industri dan Sistem Informasi di jenjang pendidikan strata satu (S1) di Universitas Bina Nusantara.
1.5 Gambaran Umum Perusahaan 1.5.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan PT. Dian Swastatika Sentosa atau dikenal juga dengan singkatan DSS tergabung dalam badan hukum Indonesia sejak bulan Agustus 1996 dan mulai beroperasi pada awal tahun 1998 segera pada saat pengalihan sumber tenaga yang digunakan oleh PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (“IKPP”) dan PT. Pindo Deli Pulp & Paper (“PDPP”)
9 yang keduanya merupakan pabrik kertas yang membutuhkan pasokan sumber listrik dan uap air. Kantor pusat PT. Dian Swastatika Sentosa berlokasi di Wisma Indah Kiat, Jl. Raya Serpong Km 8, Tangerang, dimana pada lokasi tersebut juga terdapat salah satu dari empat cogen plant yang dimiliki PT. Dian Swastatika Sentosa, yaitu cogen plant Tangerang. Adapun ketiga aset sumber tenaga (cogen plant) lainnya yang dimiliki oleh PT. Dian Swastatika Sentosa yaitu di satu di Serang dan dua di daerah Karawang. Lokasi pabrik PT. Dian Swastatika Sentosa mengoperasikan mesin dan peralatan pembangkit tenaga listrik, seperti : •
Turbin gas
•
Turbin uap
•
Mesin diesel
•
Ketel dengan bahan bakar gas
•
Ketel dengan bahan bakar minyak
•
Ketel dengan bahan bakar batu bara.
Dengan total kapasitas keseluruhan mencapai 300 MW untuk tenaga listrik dan 1887 ton/hours untuk uap. Keseluruhan tenaga listrik dan uap yang dihasilkan digunakan untuk pengolahan bubur kertas. Untuk meningkatkan pendapatan dan efisiensi perusahaan, PT. Dian Swastatika Sentosa juga memperluas bidang usahanya pada perdagangan bubur kayu dan kertas sejak tahun 2004. Sehingga sekarang PT. Dian Swastatika Sentosa memiliki 2 jenis bisnis yaitu pada : •
Jasa penyediaan energi (Tenaga Listrik dan Uap)
•
Bisnis perdagangan bubur kayu untuk kertas.
10
Sumber : Departemen Maintenance PT Dian Swastatika Sentosa (2003) Gambar 1.1 Cogen Plant Tangerang PT. DSS
1.5.2 Kebijakan Perusahaan PT. Dian Swastatika Sentosa memiliki kebijakan mutu. Kebijakan mutu PT. Dian Swastatika Sentosa adalah “PT. Dian Swastatika Sentosa berusaha untuk memenuhi kepuasan pelanggan dengan menjamin ketersediaan dan kehandalan penyaluran listrik dan uap serta berkomitmen untuk melakukan perbaikan sumber daya secara berkesinambungan”. Hal ini sesuai dengan visi perusahaan yang senantiasa menjadi : “Sebuah perusahaan penyedia sumber daya listrik dan uap yang memberikan pelayanan yang terbaik, profesional dan terpercaya”. Di samping itu juga sejalan dengan misi perusahaan yaitu sebagai : “Sebuah perusahaan yang bergerak di bidang jasa sumber
11 daya yang menyediakan ketersediaan sumber daya listrik dan uap yang tepat waktu dan terjamin ketersediaannya”.
1.5.3 Struktur Organisasi Berikut ini adalah struktur organisasi PT. Dian Swastatika Sentosa secara keseluruhan sampai dengan Desember 2008 :
Sumber : Departemen Maintenance PT Dian Swastatika Sentosa (2003) Gambar 1.2 Struktur Organisasi Keseluruhan DSS
12 Berikut ini merupakan penjelasan tugas dan wewenang dari jabatan-jabatan yang terdapat dalam struktur organisasi di atas : ●
President Director Merupakan orang yang mengarahkan dan mengendalikan organisasi pada tingkat tertinggi. Adapun wewenang dan tanggung jawabnya antara lain : a. Menetapkan dasar-dasar dan kebijakan-kebijakan dalam bidang usaha perusahaan setiap tahun dalam bentuk Business Strategy. b. Menetapkan Quality, Health, Safety & Environment Policy. c. Melaksanakan sistem manajemen mutu, kesehatan, keselamatan dan lingkungan secara konsisten. d. Melakukan kontrol terhadap semua aktifitas manajerial.
●
Director of Production Merupakan jabatan yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk mengatur pelaksanaan sistem mutu dan mengawasi proses produksi bersama dengan Plant Manager, mengoperasikan dan memelihara hubungan baik dengan departemen lainnya pada masing-masing pabrik untuk mengkoordinasikan semua aktifitas baik pabrik di Serang, Tangerang, dan Karawang dalam hal proses produksi yang dilakukan pada masing-masing cogen plant yang ada di keempat wilayah tersebut.
●
Financial Controller Merupakan orang yang bertugas sebagai pengelola arus keuangan yang terjadi dalam perusahaan, agar semua pengeluaran dan pemasukan perusahaan selalu
13 terkendali dengan baik dan keuangan yang ada penggunaannya juga digunakan secara jelas dan optimal. Tugas dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut: -
Menentukan prosedur keuangan sesuai kebijakan perusahaan.
-
Mengatur keuangan dan menyediakan dana untuk anggaran pemasukan maupun pengeluaran.
-
Memeriksa laporan keuangan dari pencatatan staf accounting.
-
Bertanggung jawab terhadap pembayaran kepada supplier (tanggal jatuh tempo dan jadwal pembayaran).
●
Senior HR & GA Manager Merupakan orang yang berpengalaman dan sudah bekerja cukup lama dalam perusahaan. Mempunyai pengetahuan yang menyeluruh mengenai kegiatan administrasi dan pengelolaan personal yang ada dalam perusahaan.
●
Plant Manager Mempunyai wewenang dan tanggung jawab meliputi pengawasan, operasional dan mengambil kebijakan terkait pada kinerja dari pabrik yang dipimpinnya agar dapat berjalan lancer dan sesuai target yang telah ditetapkan. Tanggung jawab dari plant manager antara lain : -
Memastikan cogen plant agar berjalan dengan selamat, efisien, dan mengarah pada pelaksanaan terbaik atau prosedur standar operasi yang dibutuhkan.
-
Merencanakan, mengorganisasi dan memastikan operasi harian dan produksi memenuhi kebutuhan yang telah disepakati untuk pengolahan pabrik kertas atau pelanggan lainnya.
14 -
Mengorganisasi dan memastikan semua operasi yang dibutuhkan dan rekaman data produksi atau laporan sesuai dengan perintah dan tepat waktu.
-
Mengambil inisiatif untuk memahami dan mematuhi semua peraturan yang terkait dengan keselamatan, kebijakan dan kebutuhan rutin operasi & maintenance (O & M) pada cogen plant.
-
Untuk memimpin, menuntun dan mengawasi kinerja dari berbagai kepala seksi dan team, agar tetap sejalan dengan harapan dari manajemen.
●
Engineering Manager Bertanggung
jawab
dan
mempunyai
wewenang
dalam
merencanakan,
mempersiapkan dan mengimplementasikan pelaksanaan teknologi baru dalam perusahaan untuk membantu dan meningkatkan kinerja dari operational mesinmesin yang ada dalam pabrik. ●
Human Resources & General Affairs Manager HR & GA Manager mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk melaksanakan tugas yang berkaitan dengan peraturan pemerintah dan undangundang, melaksanakan tugas kesekretariatan dan administrasi serta yang berkaitan dengan pengelolaan personal pada masing-masing pabrik.
●
Financial & Accounting Manager Mempunyai wewenang dan tanggung jawab dalam mengelola aspek financial dan keuangan perusahaan, agar semua pemasukan dan pengeluaran yang terjadi dapat dipergunakan dengan maksimal dan dapat dipertanggung jawabkan.
15 ●
Section Heads Merupakan kepala seksi dari masing-masing departemen seperti operasional, maintenance, dan administrasi & umum yang mengkoordinasi, mengawasi dan bertanggung jawab pada pekerjaan di seksi-seksi yang ada di masing-masing pabrik.
●
Engineering Assistants Membantu pelaksaan tugas dari Engineering Manager, terutama dalam kegiatan penelitian dan pengembangan penerapan pengetahuan sumber daya listrik untuk digunakan diperusahaan.
●
Human Resources & General Affairs Assistants Membantu pelaksaan tugas dari Human Resources & General Affairs Manager, terutama dalam kegiatan operasional dalam perusahaan sehari-hari.
●
Finance Assistants Membantu pelaksaan tugas dari manajer financial dan accounting, terutama dalam perhitungan dan pencatata histori mengenai pemasukan dan pengeluaran keuangan perusahaan.
●
Accounting Assistants Membantu pelaksaan tugas dari manajer financial dan accounting, terutama dalam pembuatan laporan dari transaksi akuntansi dalam perusahaan.
●
Engineers/Foreman Mempunyai ruang lingkup pekerjaan seperti mengawasi dan bertanggung jawab pada pelaksaaan pekerjaan preventif maintenance dan korektif.
16 ●
Technicians/Operator M empunyai wewenang dan tanggung jawab atas pemeliharaan, perbaikan dan peningkatan fasilitas peralataan produksi untuk menunjang kelancaran produksi dan melakukan pengawasan operasional pabrik untuk menjamin kualitas produksi.
S truktur Organisasi Cogen Plant Tangerang
Sumber : Departemen Maintenance PT Dian Swastatika Sentosa (2003) Gambar 1.3 Struktur Organisasi Cogen Plant Tangerang
Berikut ini merupakan penjelasan wewenang dan tanggung jawab dari karyawan yang secara langsung menangani masalah pemeliharaan mesin pada departemen maintenance :
17 ●
Maintenance Foreman Diesel Engine o
Merencanakan dan mengawasi kegiatan pemeliharaan preventif dan korektif terhadap mesin diesel dan mekanik gas turbin serta peralatan pendukungnya.
o
Memimpin serta menilai den operator mesin diesel dalam pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan preventif dan korektif.
o
Mengawasi implementasi instruksi kerja sesuai standar ISO 9001 - 2000.
o
Mengawasi implementasi K3 sesuai kebijakan perusahaan.
o
Menjaga keamanan, kebersihan dan kenyamanan Iingkungan kerja.
o
Mengawasi pemakaian bahan produksi dan penanganan limbah oli.
o
Mengajukan permohonan pembelian barang setelah memeriksa stok yang ada.
●
Maintenance Foreman Boiler o
Merencanakan dan rnengawasi kegiatan pemeliharaan preventif dan korektif terhadap HRSG, Aux Boiler, WHB dan sistem pengolahan air.
o
Memimpin serta menilai boiler technician dan operator aux boiler dalam pelaksanaan pekerjaan perawatan preventif dan korektif.
o
Mengawasi implementasi instruksi kerja sesuai stander ISO 9001 - 2000.
o
Mengawasi implementasi K3 sesuai kebijakan perusahaan.
o
Menjaga keamanan, kebersihan dan kenyamanan lingkungan kerja.
o
Mengawasi pemakaian bahan produksi dan penanganan limbah oli.
o
Mengajukan permohonan pembelian barang setelah memeriksa stok yang ada.
18 ●
Maintenance Foreman lnstrument & Electric o
Merencanakan dan mengawasi kegiatan pemeliharaan preventif dan korektif terhadap turbin gas, generator, kompresor gas, sistem kontrol dan sistem distribusi.
o
Merencanakan dan mengawasi pelaksanaan kalibrasi peralatan.
o
Memimpin serta menilai Instr & Elect technician, operator HRSG + GT dan operator control panel dalam pelaksaan pekerjaan perawatan preventif dan korektif.
●
o
Mengawasi implementasi instruksi kerja sesuai stander ISO 9001 - 2000.
o
Mengawasi implementasi K3 sesuai kebijakan perusahaan
o
Menjaga keamanan, kebersihan dan kenyamanan lingkungan kerja.
o
Mengawasi pemakaian spare part yang digunakan.
o
Mangajukan permohonan pembelian barang setelah memeriksa stok yang ada
Diesel Engine Technician o
Melaksanakan kegiatan pemeliharaan preventif diesel engine den peralatan pendukungnya sesuai ketentuan.
●
o
Melaksanakan kegiatan pemeliharaan korektif sesuai pengarahan pimpinan.
o
Melaksanakan implementasi instruksi kerja sesuai standar ISO 9001 - 2000.
Instrument & Electric Technician o
Melaksanakan kegiatan pemeliharaan preventif turbin gas, generator, peralatan listrik dan Instrument serta peralatan pendukungnya sesuai ketentuan.
o
Meleksanakan kegiatan pemeliharaan korektif sesuai pengarahan pimpinan.
19
●
o
Melaksanakan kegiatan kalibrasi peralatan.
o
Melaksanakan imptementasi instruksi kerja sesuai standar ISO 9001 2000.
Boiler Technician o Melaksanakan kegiatan pemantauan serta pengujian kualitas air boiler den sistem air pendingin. o Membantu kegiatan pemeliharaan preventif boiler, Diesel, turbin gas dan peralatan pendukungnya sesuai ketentuan. o Membantu kegiatan pemeliharaan korektif sesuai pengarahan pimpinan. o Melakukan tugas pengontrolan penerimaan bahan bakar bersama karyawan PT. IKPP. o Melaksanakan implementasi instruksi kerja sesuai standar ISO 9001 - 2000.
1.5.4 Pabrik Cogen plant Tangerang Pabrik Cogen plant Tangerang adalah satu fasilitas yang sudah ada dan ditempatkan pada bagian selatan dari pabrik kertas Tangerang (IKPP), dekat kota dari Serpong sekitar 20 km sebelah barat Jakarta, Jawa Barat, Indonesia. Pabrik kertas IKPP membutuhkan uap dan listrik untuk proses produksinya. Untuk kebutuhan uap diperoleh dari fasilitas cogen plant plant PT. Dian Swastatika Sentosa, sedangkan untuk daya listriknya dipenuhi dari cogen plant plant PT. Dian Swastatika Sentosa atau dari PLN (Perusahaan Listrik Negara). Fasilitas yang ada pada cogen plant plant meliputi : •
5 Diesel Engines Terdiri dari 4 mesin diesel merk yanmar (no. mesin 1-4) dan 1 mesin diesel merk wartsila (no. mesin 5). Kelima mesin diesel ini bertugas untuk menyalurkan daya
20 listrik dan lebih bersifat sebagai cadangan atau stand-by. Atau dengan kata lain mesin diesel ini hanya digunakan ketika fungsi dari gas turbin mengalami gangguan. •
5 Auxiliary Boilers Terdiri dari 4 ketel gas dan 1 ketel diesel. 3 ketel gas bermerk chen-chen, 1 ketel gas bermerk omnical, dan 1 ketel diesel bermerk emo. Jika mesin diesel berfungsi sebagai back-up penghasil listrik, maka ketel auxiliary ini berfungsi sebagai back-up atau stand-by penghasil uap yang biasa dilakukan oleh Heat Recovery Steam Generators (HRSG).
•
2 Gas Turbin dengan 2 Heat Recovery Steam Generators (HRSG) Mesin ini merupakan mesin yang utama dan berjalan 24 jam secara terus menerus. Gas turbin terdiri dari gas turbin A dam gas turbin B. Untuk HRSG juga terdiri dari HRSG A dam HRSG B. Fungsi gas turbin adalah sebagai penghasil listrik untuk PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (“IKPP”), sedangkan fungsi dari HRSG adalah sebagai pemasok uap untuk produksi kertas PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (“IKPP”).
•
1 Coal Fired Boiler (CFB) Selain gas turbin dan HRSG yang beroperasi selama 24 jam, CFB juga beroperasi selama 24 jam. Fungsi dari CFB ini adalah untuk mendukung kerja dari HRSG dalam menyediakan uap untuk proses produksi PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (“IKPP”).
21 Fasilitas cogen plant dirancang dengan proses penguapan dan kelistrikan yang memadai dan menghindarkan pemborosan alat-alat perlengkapan agar dapat menyediakan pabrik kertas IKPP dengan tingkat ketersediaan sumber energi dan uap yang tinggi dan kehandalan yang dapat diandalkan. Bangunan fasilitas cogen plant yang lebih tua memiliki 5 diesel engines, 6 small heat recovery boilers and 5 auxiliary boilers. Fasilitas cogen plant yang baru ditempatkan pada bangunan yang terpisah terdiri dari 2 gas turbin dan 2 HRSG, dengan satu ruang pengendali di dalamnya, satu tingkat diatas ruang peralatan operasi. Di bagian bawah bangunan ruang pengendali adalah ruang MCC, yang merupakan Boiler Control Systems dan Burner Management Systems. Terdapat juga sebuah ruang baterai, untuk menyediakan sumber tenaga yang tidak boleh terganggu untuk ruang control. Ruang baterai ini ditempatkan dekat dengan ruang MCC ini. Daya listrik dari PLN terpisah dengan fasilitas cogen plant ini. Trafo PLN 20/3.3 kV ditempatkan pada satu lahan terbuka di luar ruang PLN. Semua kendali tegangan tinggi, meliputi panel kendali generator diesel dan kendali untuk generator turbin pembakaran terdapat pada ruang panel ini. Kebutuhan daya listrik pabrik kertas kira-kira 9 MW. Daya ini dicukupi oleh generasi normal dari dua turbin generator pembakaran (Combustion Turbine Generators) yang menghasilkan daya sebesar 7 MW, dan kebutuhan daya sisanya sebesar 2 MW dibeli dari PLN. Jika ada penurunan generasi daya yang dihasilkan oleh turbin generator pembakaran, maka diesel engine yang akan digunakan sebagai penambah daya dan mencukupi kekurangan listrik yang dibutuhkan. Sedangkan untuk kebutuhan uap yang dibutuhkan pabrik kertas adalah sekitar 40 ton/hour. Jumlah ini dicukupi oleh generasi normal dari generator uap pemulih panas
22 (Heat Recovery Steam Generators) ditambah satu ketel pembakaran batubara (Coal Fired Boilers). Hasil sisa seperti air mentah, air daur ulang, limbah cair daur ulang, air pendingin dan minyak solar fasilitas penerimaan dan penyimpanan dimanfaatkan untuk mendukung operasi dari pabrik kertas IKPP dan fasilitas cogen plant plant.
1.5.4.1 Proses Produksi
Gambar 1.4 Proses Produksi Cogen Plant Tangerang
Pada cogen plant Tangerang mempunyai 2 fungsi produksi, yaitu menghasilkan power dan uap air untuk pabrik kertas IKPP. Proses berawal dari penyaluran gas alam dari Perusahaan Gas Negara (PGN) yang menyalurkan gas NH3 yang merupakan bahan bakar dari Gas Turbin. Kombinasi dari bahan bakar gas dan udara dapat menghasilkan
23 putaran pada Gas Turbin. Namun bahan bakar gas dari PGN tekanannya belum cukup ideal untuk memutar turbin, sehingga harus dikompresikan dahulu di GFC (Gas Fuel Compressor) sehingga pressurenya diatas 19 bar. Sedangkan untuk udara didapat dari air intake dengan pressure 30 mmWG. Putaran Gas Turbin tersebut dapat dimanfaatkan untuk menggerakkan generator yang akan menghasilkan power. Selain menghasilkan power, Gas Turbin juga menghasilkan gas buang panas yang dapat dimanfaatkan oleh HRSG untuk memanaskan air yang disalurkan dari tangki air. Air mentah yang masuk ke HRSG dan gas buang panas hasil pembuangan dari gas turbin yang juga disalurkan ke HRSG pada akhirnya menciptakan proses pemanasan air mentah karena adanya panas dari gas buang. Hasilnya akan menghasilkan uap yang akan digunakan untuk proses produksi kertas dari IKPP.
1.5.4.2 Sarana Fasilitas Cogen plant Air - air mentah untuk fasilitas cogen plant berasal dari Sungai Cisadane yang mengalir berdekatan ke lokasi pabrik kertas IKPP. Satu stasiun pemompa pada sungai, terdiri dari tiga pompa turbin vertikal dan satu pompa sentrifugal horisontal, stasiun ini mampu untuk memindahkan air di kira-kira 6,500 m3 /hari. Air disaring dan dimurnikan sebelum disimpan dalam dua tangki penyimpan air pabrik kertas IKPP. Air dari pabrik kertas IKPP diringankan sebelum ini dipergunakan sebagai sumber pengisian awal pada deaerator. Fasilitas cogen plant mempergunakan kurang dari 5.7 persen dari total kebutuhan air lokasi. Proses air mentah adalah tanggung jawab dari pabrik kertas IKPP. Daya listrik – fasilitas cogen plant Tangerang secara elektris terkoneksi ke sistem PLN 20 kV untuk membangkitkan awal penggunaan fasilitas combustion turbine
24 generators (CTGs), untuk menyediakan kebutuhan listrik pabrik kertas IKPP ketika fasilitas generator cogen plant sedang tidak dapat digunakan dan untuk menyediakan kebutuhan listrik lokasi kantor. Daya yang disediakan oleh PLN sudah dikenal sangat berbahaya karena tingginya variasi tegangan listrik, dan gangguan frekuensi yang tidak dapat ditoleransi oleh alat-alat perlengkapan pabrik kertas. Oleh karena dampak yang dihasilkan dengan menggunakan daya PLN ini, maka pabrik kertas IKPP lebih cenderung untuk menggunakan fasilitas cogen plant untuk menyediakan daya pada alatalat perlengkapan kritis dan memanfaatkan PLN untuk memberi daya untuk kebutuhan yang tidak kritis. Uap – fasilitas uap cogen plant Tangerang didasari pada 166oC dan 7 bar. Uap dihasilkan oleh enam ketel uap, tiga ketel pemulih panas kecil dan dua generator uap air pemulih panas yang diarahkan langsung pada kepala uap. Uap air kemudian terdistribusi melalui empat saluran pipa baris ke pabrik kertas IKPP. Bahan bakar – bahan bakar primer dari turbin pembakaran berasal dari gas alam yang disediakan oleh PGN (Perusahaan Gas Negara). Ketel uap yang sudah ada juga mampu untuk menembak gas alam untuk proses menghasilkan uap air. Satu ketel menggunakan batu bara sebagai bahan bakar. Mesin diesel yang sudah ada dan ketel uap mampu digunakan untuk pembakaran dengan menggunakan minyak solar industri yang tersimpan pada empat tangki baja penyimpanan minyak. Minyak diantarkan oleh truk dari Pertamina ke tangki penyimpanan.
25 Empat tangki minyak diharapkan digunakan untuk menyokong unit generator diesel yang sudah ada, ketel uap, dan sebagai bahan bakar sekunder untuk generator turbin pembakaran (CTGs).
1.5.4.3 Alat Perlengkapan Mekanik •
Auxiliary Boiler dan Diesel Engines Ada lima auxiliary boiler berbahan bakar gas dan minyak yang dipasang dari 1978 dan 1995. Empat ketel menghasilkan 10 ton/hour dari uap per ketel dan satu ketel yang diwajibkan untuk menghasilkan 14 ton/hour. Fasilitas yang ada juga mempunyai 5 diesel engines yang dipasang dari 1978 dan 1991. Empat dari diesel engines diberi level pada 2,000 kW untuk masing-masing mesin, dan satu diberi level pada 3,500 kW.
•
Combustion Turbine Generators dan Heat Recovery Steam Generators CTGs (Combustion Turbine Generators) dan HRSGs (Heat Recovery Steam Generators) adalah produk yang diadakan dari European Gas Turbine yang menjadi bagian dari kelompok ABB Alstom. Untuk menghasilkan daya sebesar 8.4 MW dan menghasilkan sekitar 40 ton/hour proses penguapan pada kondisi 7 bar dan 166o C. Alat-alat perlengkapan ditempatkan di dalam satu bangunan baja dan meliputi dua unit turbin pembakaran gas dengan generator listrik, kotak roda gigi, melepaskan gas jenuh melalui katup diversi, saluran pipa pembakar, generator uap air pemulih panas.
26 Saringan udara dengan kemampuan pembersih otomatis yang berada pada atap bangunan terhubungkan oleh saluran yang menuju turbin pembakaran. Satu kipas udara pembakar yang terpisah dilengkapi dengan masing-masing unit HRSG untuk penggunaan ketika saluran pipa pembakar sedang dioperasikan tanpa CTG. Dua pemampat gas dengan satu akumulator dipasang pada satu area yang tertutup berdampingan dengan bangunan CTG. Kedua pemampat gas biasanya digunakan untuk menambah permukaan tekanan gas alam sebelum gas alam tersebut dimasukkan ke turbin pembakaran. Masing-masing generator pemulih panas dilengkapi dengan dua ketel berkapasitas penuh penghantar pompa air. Satu unit deaerating dan tangki penyimpan ditempatkan di atas empat ketel penghantar pompa air. Turbin pembakaran gas dibeli dengan kemampuan untuk membakar gas alam atau minyak solar. Jaminan kinerja diberikan untuk tiga mode pengoperasian yang terpisah untuk memungkinkan CTG dan HRSG beroperasi secara fleksibel. Mode ini adalah: o Operasi gas turbin dan saluran pipa pembakar (TEG + supp) menghasilkan 20 ton/hour. o Operasi gas turbin sendiri (TEG) yang menghasilkan 10 ton/hour. o Operasi saluran pipa pembakar sendiri (supp) yang menghasilkan 20 ton/hour.
27 •
Sistem Air Pendingin. Fasilitas cogen plant memanfaatkan satu sel menara pendingin dan satu empat unit sel menara pendingin untuk menyediakan air pendingin untuk alatalat perlengkapan fasilitas. Sel menara tunggal sudah beroperasi selama sembilan tahun dan dibuat oleh Liang Hoo Industries untuk generator diesel 3,500 kW. Empat menara sel sudah sudah berusia enam tahun dan dibuat oleh Liang Chi Industries digunakan oleh CTGs dan empat generator diesel 2,000 kW. Masing-masing sel diperlengkapi dengan satu pompa air tunggal untuk pengedaran air penyejuk ke alat-alat perlengkapan.
•
Sistem Pengolahan Air. Sistem perlakuan air alat-alat perlengkapan ditempatkan secara terpisah dari fasilitas cogen plant plant. Air mentah dipompa ke Pabrik kertas IKPP dari Sungai Cisadane. Air disaring dan dimurnikan sebelum disimpan pada dua tangki penyimpan air Pabrik kertas IKPP. Tangki penyimpanan sebesar 300 m3 untuk lini produksi dan tangki penyimpanan sebesar 250 m3 untuk lini bukan produksi dan fasilitas cogen plant. Proses air mentah berjalan dari sungai hingga tangki penyimpan merupakan tanggung jawab pabrik kertas IKPP. Air dari tangki penyimpanan sebesar 300 m3 dilewatkan melalui saringan pasir dan satu pelembut dan disimpan pada 50 m3 sebelum digunakan di ketel. Air penghantar yang digunakan di ketel dicampur dengan 75% kondensasi dan dikembalikan pada tangki kondensasi (60 m3 ).
28 Sistem pengolahan air fasilitas cogen plant dirancang untuk menyediakan air pada mutu yang bisa diterima untuk penggunaan pada ketel dan HRSGs.
1.5.4.4 Alat Perlengkapan Listrik •
Generasi Listrik Fasilitas cogen plant sebenarnya dibagi ke dalam dua area. Area lebih tua yang pertama dibangun pada 1978, dan alat-alat perlengkapan yang ada digunakan sebagai alat pendukung yang siap dipakai setiap saat. Area yang baru dibangun pada 1996 dan alat-alat perlengkapan yang ada digunakan sebagai pelaksana tugas utama. Ketel yang paling baru (Coal Fired Boiler) dibangun pada tahun 2004-2005. Area lebih tua mempunyai 5 diesel engines (dengan keluaran 2, 2, 2, 2, 3.5 MW) yang sedang menghasilkan daya untuk mencukupi kebutuhan listrik pabrik selama 21 tahun. Satu interkoneksi dengan PLN didirikan untuk menyediakan kekuatan tambahan ke Pabrik kertas IKPP, melalui dua trafo 20 kV/3.3 kV. Daya listrik dari PLN mempunyai variasi tegangan listrik yang terkadang menyebabkan masalah pada beberapa operasi permesinan pada pabrik kertas. Alhasil, daya elektrik dari PLN digunakan dengan sangat selektif pada pabrik kertas IKPP. Pada fasilitas cogen plant, daya yang dihasilkan diberikan pada satu sistem busbar 3.3 kV untuk distribusikan ke berbagai pusat beban yang bervariasi. Ini adalah sistem bus tunggal dengan seluruh kabinet penghubung dan panel kontrol generator terhubung bersama.
29 Fasilitas baru area mempunyai dua turbin generator gas pada 4.2 MW masing-masing dan menghasilkan daya pada 3.3 kV untuk memberikan secara langsung ke sistem busbar 3.3 kV. •
Sistem Pendistribusian Daya Sistem distribusi fasilitas cogen plant plant adalah berlandaskan rancangan busbar 3.3 kV. Daya yang dihasilkan oleh lima generator diesel dan dua generator turbin pembakaran dihantarkan melalui tujuh kontak pemutus ruang hampa ke sistem busbar. Daya yang ada kemudian didistribusikan melalui sembilan penghantar ke berbagai beban. Sistem elektrik dihubungkan dengan PLN melalui dua trafo 20 kV/ 3.3 kV untuk menyediakan kekuatan tambahan jika dibutuhkan.
1.5.4.5 Alat Perlengkapan Penguapan •
Generasi Uap Area lebih tua memiliki 5 ketel uap (dengan keluaran 10, 10, 10, 10, 14 ton/hour) dan tiga ketel pemulih panas kecil (dengan total keluaran 3 ton/hour) yang sedang menghasilkan uap air pada kondisi 7 bar dan 166 oC untuk mencukupi kebutuhan uap air pabrik selama 21 tahun. Area fasilitas yang lebih baru memiliki dua generator uap air pemulih panas pada level 20 ton/hour untuk masing-masing generator pada kondisi 7 bar dan 166o C untuk menghantarkan secara langsung pada kepala uap.
30 Area fasilitas yang paling baru terdiri dari satu ketel batubara pada 20 ton/hour untuk masing-masing ketel pada kondisi 9 bar dan 190o C yang menyediakan melalui saluran pipa 600 meter untuk kepala uap dan didistribusikan pada pabrik kertas IKPP. •
Sistem Distribusi Uap Sistem distribusi uap fasilitas cogen plant plant dipatok pada 7 bar. Uap air yang dihasilkan berasal dari lima ketel uap, tiga ketel pemulih panas kecil dan dua generator pemulih panas dan satu ketel batubara dihantarkan secara langsung pada kepala uap. Uap air kemudian terdistribusi melalui empat saluran ke pabrik kertas IKPP.
1.5.5 Lingkungan Hidup Untuk memenuhi tanggung jawab lingkungan, pabrik kertas IKPP telah didirikan pada suatu program implementasi yang sistematik yang mengacu pada sertifikasi ISO 14000 dan sertifikasi tersebut juga telah diraih pada bulan Agustus 1996. Program ini secara khusus ditetapkan untuk memenuhi kesadaran lingkungan sekitar pabrik cogen plant di Tangerang dan secara konstan terus dimonitor setiap 3 bulanan untuk memantau kebisingan, dan setiap 6 bulanan untuk memantau emisi. Program ini mengacu pada peraturan pemerintah Indonesia berkaitan dengan potensi polusi dan konsekuensi dari polusi itu sendiri. Contoh dari kualitas air pada 4 lokasi dalam pabrik kertas IKPP pada bulan Febuary 2000 dan juga batas toleransi yang diijinkan :
31 Tabel 1.1 Kualitas Air di 4 Lokasi Pabrik Sumber : Departemen Maintenance PT Dian Swastatika Sentosa (2003)
Parameter
Allowable
Garden
Wisma
WWT
River
NOx
ug,Nm3
600
14.6
18.6
3.52
11.6
SO2
ug,Nm3
600
9.75
4.5
4.5
4.5
Partikulate ug,Nm3
200
56
103
159
120
Fasilitas cogen plant pada IKPP Tangerang, selain menyediakan energi dengan reliabilitas dan ketersediaan yang tinggi juga mengacu memberikan perhatian terhadap lingkungan.
1.5.6 Sistem Informasi yang Sedang Berjalan Aktifitas preventive maintenance yang sedang berjalan sekarang diterapkan dengan melakukan pemeriksaan rutin yang dilakukan berdasarkan pada operating hour dari masing-masing mesin yang ada, cara perbaikan maupun penanganan gangguan didasarkan pada pengalaman staff dan kondisi operasional mesin. Metode perawatan seperti ini kurang memperhatikan kondisi aktual dari umur mesin yang terus bertambah dan akan terus menurun kehandalannya. Sehingga, sering kali preventive maintenance yang dilakukan kurang sesuai dengan kebutuhan dari mesin. Departemen maintenance pada saat ini hanya menggunakan alat bantu sistem informasi berupa software microsoft excel yang digunakan untuk membuat jadwal pemeliharaan, pembuatan work order, dan alokasi operator untuk work order, laporan regular check atas gangguan yang terjadi secara tiba-tiba sampai dengan pendokumentasian kejadian-kejadian yang terkait dengan proses perbaikan yang dilakukan oleh staff maintenance.
22 (Heat Recovery Steam Generators) ditambah satu ketel pembakaran batubara (Coal Fired Boilers). Hasil sisa seperti air mentah, air daur ulang, limbah cair daur ulang, air pendingin dan minyak solar fasilitas penerimaan dan penyimpanan dimanfaatkan untuk mendukung operasi dari pabrik kertas IKPP dan fasilitas cogen plant plant.
1.5.4.1 Proses Produksi
Gambar 1.4 Proses Produksi Cogen Plant Tangerang
Pada cogen plant Tangerang mempunyai 2 fungsi produksi, yaitu menghasilkan power dan uap air untuk pabrik kertas IKPP. Proses berawal dari penyaluran gas alam dari Perusahaan Gas Negara (PGN) yang menyalurkan gas NH3 yang merupakan bahan bakar dari Gas Turbin. Kombinasi dari bahan bakar gas dan udara dapat menghasilkan
33 Kegiatan perawatan dimulai ketika maintenance section head membuat jadwal perawatan reguler berdasarkan jam operasi dari masing-masing mesin yang ada di pabrik. Kemudian berdasarkan dengan jadwal yang telah dibuat untuk masing-masing mesin tersebut maka akan dilakukan perawatan dan perbaikan sesuai dengan urutan waktu yang ada pada jadwal. Jika perawatan mesin telah selesai maka akan dibuat laporan reguler check (RC) untuk diperiksa oleh operational section head. Jika mesin telah beroperasi kembali, maka laporan RC akan di-approved dan segera diserahkan kepada maintenance section head untuk segera menutup kegiatan perawatan dan memasukkan kedalam arsip historikal mesin. Jika terjadi suatu kejadian dimana operator mendapatkan kondisi mesin yang sedang diawasi sedang berada dalam kondisi abnormal atau timbul gangguan. Maka operator akan segera melaporkan masalah yang terjadi kepada shift leader yang segera membuat work order untuk ditindak lanjuti dengan mengadakan kegiatan perbaikan atas laporan yang telah diajukan operator. Shift leader akan mengkomunikasikan gangguan yang terjadi kepada maintenance foreman pada masing-masing bagian mesin untuk kemudian maintenance foreman tersebut akan menugaskan technicians untuk memperbaiki mesin yang sedang mengalami masalah. Setelah mesin tersebut selesai diperbaiki maka maintenance foreman dan techinicians akan mendistribusikan laporan work order yang akan diserahkan pada operational section head untuk selanjutnya diperiksa dan dipastikan bahwa mesin yang mengalami gangguan telah selesai diperbaiki. Jika mesin sudah bisa beroperasi kembali, maka maintenance section head yang akan menutup laporan work order untuk kemudian kasus kerusakan yang terjadi disimpan kedalam suatu arsip historikal mesin.
34 1.5.7 Analisis Masalah dan Kebutuhan Informasi Setelah dilakukan pengamatan pada PT. Dian Swastatika Sentosa dapat diketahui beberapa kelemahan pada sistem yang sedang berjalan di perusahaan, kelemahan – kelemahan sistem yang ada antara lain : •
Untuk membuat suatu jadwal pemeliharaan departemen maintenance akan merujuk pada manual book dengan berdasarkan pada operating hour masingmasing mesin. Pemeliharaan seperti ini kurang memperhatikan kondisi dari masing-masing komponen mesin yang terus menurun tingkat kehandalannya, sehingga akan menyebabkan seringnya terjadi gangguan mesin secara tibatiba yang akan mengganggu jadwal produksi yang sedang berjalan.
•
Informasi yang terkait dengan kegiatan pemeliharaan mesin secara berkala kurang terpelihara karena laporan-laporan manual yang tidak terdokumentasi dengan baik.
•
Kurangnya dokumentasi pemeliharaan yang telah dilakukan membuat dasar waktu pemeliharaan dalam pembuatan jadwal menjadi kurang sesuai dengan kebutuhan mesin saat ini.
•
Pemeliharaan mesin yang dilakukan hanya berdasarkan dengan pengalaman technicians, sehingga jika technicians tersebut tidak masuk, maka akan membuat maintenance foreman dan technicians lainnya kebingungan dalam melakukan pemeliharaan mesin yang seharusnya dilakukan.
•
Karena seringnya dilakukan perbaikan atau pemeliharaan secara tiba-tiba menyebabkan informasi penyediaan komponen cadangan menjadi tidak akurat.
35 Dengan terus terjadinya gangguan mesin yang terjadi secara tiba-tiba ini, maka kelancaran proses produksi yang sudah direncanakan akan terganggu dan menimbulkan kerugian baik bersifat materi maupun kepuasan dari pelanggan karena keterlambatan pasokan sumber daya. Oleh karena itu dibutuhkan suatu sistem informasi yang dapat menampung dan mengatur penjadwalan dengan metode yang tepat yang dapat diterapkan untuk perusahaan. Sistem informasi yang dibangun harus dapat memberikan parameter-paramater waktu yang kuat sebagai dasar pembuatan jadwal secara terus menerus dan akurat, sehingga jika terdapat kerusakan yang terjadi sebelum waktu pemeliharaan, hal ini dijadikan informasi untuk melakukan pemeliharaan berikutnya. Untuk mengatasi permasalahan yang berhubungan dengan penyediaan komponen dan cara perawatan, dalam sistem informasi penjadwalan yang dirancang harus dapat memberikan informasi mengenai jumlah persediaan komponen mesin yang ada sehingga jangan sampai terjadi kehabisan stok komponen dan memberikan informasi mengenai cara pemeliharaan yang tepat berdasarkan data perbaikan yang telah dilakukan pada masa sebelumnya.