Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2014
1
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Sesuai dengan amanat Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-undang 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah bahwa setiap daerah diwajibkan untuk menyusun dokumen perencanaan pembangunan daerah baik dokumen rencana tahunan RKPD maupun dokumen rencana jangka menengah lima tahunan (RPJMD) dan jangka panjang dua puluh tahunan (RPJPD). Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) merupakan penjabaran tahunan dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Batam periode Tahun 20112016, oleh karenanya tingkat keberhasilan dari rencana tahunan ini akan menentukan keberhasilan dari pemerintahan selama periode tahun 2011-2016. Rencana Kerja Pemerintah Daerah memuat rancangan kerangka ekonomi daerah, prioritas pembangunan daerah, rencana kerja pendanaannya, baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah daerah maupun yang dilakukan dengan bantuan dari pemerintah provinsi dan pemerintah pusat. Berkenaan dengan hal tersebut, maka RKPD Kota Batam Tahun 2014 menjadi pedoman dalam penyusunan Kebijakan Umum Anggaran (KUA) dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (PPAS) Tahun 2014, dalam rangka penyusunan RAPBD Kota Batam tahun 2014 yang penetapannya dilakukan secara bersama-sama dengan DPRD Kota Batam. Secara normatif penyusunan RKPD Kota Batam tahun 2014 mempunyai tiga fungsi utama yaitu : 1. Fungsi alokasi yaitu pembiayaan untuk kegiatan pembangunan yang tidak mungkin dilaksanakan oleh masyarakat / swasta karena bersifat pelayanan publik seperti penanganan prasarana dasar dan penyediaan infrastruktur; 2. Fungsi distribusi yaitu pembiayaan diarahkan untuk pemerataan, keadilan sosial dan mengurangi kesenjangan, yang antara lain meliputi penanganan masalah kemiskinan, pengembangan wilayah tertinggal dan lainnya. 3. Fungsi stabilisasi yaitu pembiayaan diarahkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, perluasan lapangan kerja dan peningkatan pendapatan masyarakat serta stabilitas keamanan dan ketertiban. RKPD Kota Batam Tahun 2014 disusun dengan skala prioritas pembangunan, dengan mempertimbangkan kemampuan keuangan daerah yang dijabarkan dalam program dan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2014
2
kegiatan. Sebagai dokumen perencanaan tahunan maka proses penyusunan RKPD Kota Batam tahun 2014 dilakukan dengan tahapan sebagai berikut : 1.
Persiapan penyusunan RKPD meliputi pembentukan Tim Penyusun RKPD, orientasi mengenai RKPD, menyusun agenda kerja, serta penyiapan data dan informasi pembangunan daerah;
2.
Penyusunan Rancangan Awal RKPD Kota Batam Tahun 2014
3.
Melakukan Musrenbang Kelurahan, Penyusunan Rancangan Renja SKPD, Musrenbang Kecamatan, Pembahasan Rancangan Renja SKPD pada saat pelaksanaan Forum SKPD.
4.
Pelaksanaan Musrenbang RKPD tingkat Kota Batam
5.
Perumusan Rancangan Akhir RKPD Kota Batam
6.
Penetapan Peraturan Walikota RKPD dan Penetapan Renja SKPD 1.1.
Dasar Hukum Penyusunan Landasan hukum yang digunakan dalam penyusunan Rencana Kerja Pembangunan
Daerah (RKPD) Kota Batam Tahun 2014 adalah : 1.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851);
2.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 1999 sebagaimana terakhir diubah dengan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Pelalawan, Kabupaten Rokan Hulu, Kabupaten Rokan Hilir, Kabupaten Siak, Kabupaten Karimun, Kabupaten Natuna, Kabupaten Kuantan Singingi dan Kota Batam (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 80, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3968);
3.
Undang-undang Nomor 25 Tahun 2002 tentang Pembentukan Provinsi Kepulauan Riau (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 111, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4237);
4.
Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);
5.
Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2014
3
6.
Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
7.
Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437); sebagaimana telah diubah dengan UU No 8 tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti UU No 3 tentang Perubahan UU No 32/2004 tentang Pemerintahan Daerah menjadi UU (LNRI 2005/108, TLNRI 4548)
8.
Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
9.
Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130);
10.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah (lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 119, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4139)
11.
Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4405 );
12.
Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2004 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4406);
13.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 48 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4502);
14.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 137 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4575);
15.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 140);
16.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2014
4
Indonesia Tahun 2005 Nomor 150 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4585); 17.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614);
18.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Propinsi dan Pemerintah Kabupaten Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);
19.
Peraturan Pemerintah Nomor 39 tahun 2007 tentang pengelolaan Keuangan Negara/Daerah;
20.
Peraturan Pemerintah Nomor 6 tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4815);
21.
Peraturan Pemerintah Nomor 7 tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan tugas pembantuan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4816);
22.
Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2008 tentang tahapan, tata cara penyusunan, pengendalian dan evaluasi pelaksanaan pembangunan
Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817); 23.
Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010-2014
24.
Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 2 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana
Pembangunan
Daerah
dan
Pelaksanaan
Musyawarah
Perencanaan
Pembangunan Daerah Kota Batam (Lembaran Daerah Kota Batam Tahun 2006 Nomor 2 Seri E Tambahan Lembaran Daerah Nomor 37). 25.
Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 7 Tahun 2006 tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kota Batam Tahun 2006 Nomor 7 Seri A);
26.
Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 16 Tahun 2007 tentang Ketertiban Umum (Lembaran Daerah Kota Batam Tahun 2007 Nomor 16, Tambahan Lembaran Daerah Kota Batam Nomor 55);
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2014
5
27.
Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 2 Tahun 2009 tentang Kerjasama Pemerintah Daerah dan Badan Usaha (Lembaran Daerah Kota Batam Tahun 2009 Nomor 2, Tambahan Lembaran Daerah Kota Batam Nomor 58 )
28.
Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 5 Tahun 2009 tentang Retribusi Penggunaan Tanah dan / atau Bangunan yang dikuasai Pemerintah Daerah untuk Pemasangan Reklame (Lembaran Daerah Kota Batam Tahun 2009 Nomor 5, Tambahan Lembaran Daerah Kota Batam Nomor 61);
29.
Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 8 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan di Kota Batam (Lembaran Daerah Kota Batam Tahun 2009 Nomor 8, Tambahan Lembaran Daerah Kota Batam Nomor 64);
30.
Peraturan Daerah Kota Batam Nomor
12 Tahun 2009
tentang Retribusi Izin Usaha di Kota Batam (Lembaran Daerah Kota Batam Tahun 2009 Nomor 12, Tambahan Lembaran Daerah Kota Batam Nomor 66 ); 31.
Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 1 Tahun 2010 tentang Urusan Pemerintah yang menjadi Kewenangan Pemerintah Daerah Kota Batam (Lembaran Daerah Kota Batam Tahun 2010 Nomor 1, Tambahan Lembaran Daerah Kota Batam Nomor 67 );
32.
Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 1 Tahun 2011 tentang Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (Lembaran Daerah Kota Batam Tahun 2011 Nomor 1, Tambahan Lembaran Daerah Kota Batam Nomor 71 );
33.
Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 4 Tahun 2011 tentang Retribusi IMB (Lembaran Daerah Kota Batam Tahun 2011 Nomor 4, Tambahan Lembaran Daerah Kota Batam Nomor 74 );
34.
Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 5 Tahun 2011 tentang Pajak Daerah Kota Batam (Lembaran Daerah Kota Batam Tahun 2011 Nomor 5, Tambahan Lembaran Daerah Kota Batam Nomor 75 );
35.
Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 6 Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Batam Tahun 20112016 (Lembaran Daerah Kota Batam Tahun 2011 Nomor 6, Tambahan Lembaran Daerah Kota Batam Nomor 76);
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2014
6
1.3.
Hubungan Antar Dokumen RKPD Kota Batam Tahun 2014 merupakan dokumen perencanaan teknis tahunan dan
merupakan penjabaran tahun ke-tiga dari RPJMD 2011-2016. Penyusunan dokumen RKPD dimaksudkan sebagai upaya untuk mewujudkan perencanaan pembangunan. Oleh karena itu, substansi penyusunan RKPD harus selaras dengan dokumen perencanaan lain. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Batam Tahun 20112016 merupakan penjabaran dari visi, misi dan program dari Kepala Daerah terpilih yang penyusunannya antara lain berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Batam Tahun 2005 – 2025, dan merupakan kelanjutan dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Batam Tahun 2006-2011. Secara diagram hubungan antara dokumen RKPD Kota Batam dengan dokumen Perencanaan lainnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2014
7
1.4.
Sistematika Dokumen RKPD Penyusunan RKPD Kota Batam Tahun 2014 ini secara hierarki berpedoman pada
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Perencanaan Pembangunan Daerah dengan sistematika sebagai berikut : Bab
I.
PENDAHULUAN
Pada bagian ini dijelaskan mengenai gambaran umum penyusunan rancangan awal RKPD agar substansi pada bab-bab berikutnya dapat dipahami dengan baik. 1.1.
Latar Belakang
Mengemukakan pengertian ringkas tentang RKPD, Proses penyusunan RKPD, Kedudukan RKPD tahun rencana dalam periode dokumen RPJMD, Keterkaitan antara dokumen RKPD dengan Dokumen RPJMD, Renstra SKPD, Renja SKPD serta tindak lanjutnya dengan proses penyusunan RAPBD 1.2.
Dasar Hukun Penyusunan
Memberikan uraian ringkas tentang dasar hukum yang digunakan dalam penyusunan RKPD, baik yang berskala nasional maupun lokal. 1.3.
Hubungan Antar Dokumen
Bagian ini menjelaskan hubungan RKPD dengan dokumen lain yang relevan seperti RPJPN, RPJPD Provinsi, RTRW nasional, RTRW Provinsi, RTRW Kota 1.4.
Sistematika Dokumen RKPD
Mengemukakan organisasi penyusunan dokumen RKPD terkait dengan pengaturan bab serta garis besar isi setiap bab didalamnya 1.5.
Maksud dan Tujuan
Memberikan uraian ringkas tentang tujuan penyusunan dokumen RKPD dan sasaran penyusunan dokumen RKPD BAB II. EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN Evaluasi pelaksanaan RKPD tahun lalu menguraikan tentang hasil evaluasi RKPD tahun lalu, selain itu juga memperhatikan dokumen RPJMD dan dokumen RKPD tahun berjalan sebagai bahan acuan. Capaian kinerja penyelenggaraan pemerintahan menguraikan tentang kondisi geografi demografi, pencapaian kinerja penyelenggaraan pemerintahan, dan permasalahan pembangunan.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2014
8
2.1. Gambaran Umum Kondisi Daerah Bagian ini menjelaskan dan menyajikan secara logis gambaran umum kondisi daerah yang meliputi aspek geografis, demografis beserta indikator kinerja Pemerintah Daerah; 2.1.1 Aspek Geografi dan Demografi Pada bagian ini dijelaskan kondisi umum geografis daerah, potensi pengembangan wilayah yang dilengkapi dengan table, grafik dan gambar; 2.1.2 Aspek Kesejahteraan Masyarakat Pada bagian ini dijelaskan kondisi umum kesejahteraan masyarakat sebagai bagian dari indikator kinerja pembangunan secara keseluruhan; 2.1.3 Aspek Pelayanan Umum Pada bagian ini dijelaskan kondisi umum aspek pelayanan umum sebagai bagian dari indikator kinerja pembangunan secara keseluruhan; 2.2 Permasalahan Pembangunan Daerah Pada bab ini menjelaskan isu-isu permasalahan Kota Batam yang berhubungan dengan prioritas pembangunan Kota Batam dan permasalahan lainnya yang berhubungan dengan layanan dasar dan tugas fungsi SKPD dilingkungan Pemerintah Kota Batam. 2.2.1 Permasalahan daerah yang berhubungan dengan prioritas dan sasaran pembangunan daerah. 2.2.2 Identifikasi
permasalahan
penyelenggaraan
urusan
pemerintahan
daerah. 2.3 Isu Isu dan Prioritas Pembangunan Nasional Pada bab ini menjabarkan apa yang menjadi isu permasalahan pembangunan nasional dan yang akan menjadi prioritas pembangunan pada tahun 2014. Materi pembahasan ini tercantum didalam dokumen perencanaan nasional yaitu RPJMN dan RKP 2014 2.3.1 Pencapaian Tujuan Pembangunan Millenium (MDGs) 2015 2.3.2 Isu Kesetaraan Gender 2.3.3 Program Pengentasan Kemiskinan BAB III. RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH Memuat penjelasan tentang kondisi ekonomi tahun lalu dan perkiraan tahun berjalan, yang antara lain mencakup indikator pertumbuhan ekonomi daerah, sumber-sumber pendapatan dan kebijakan pemerintah daerah yang diperlukan dalam pembangunan perekonomian daerah meliputi pendapatan daerah, belanja daerah dan pembiayaan daerah.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2014
9
3.1. Arah Kebijakan Ekonomi Daerah Mengemukakan tentang arahan nasional dibidang ekonomi yang bersumber dari dokumen RKP (Nasional), RKPD Provinsi dan juga kebijakan dibidang ekonomi yang tertuang dalam dokumen RPJMD Kota Batam. 3.1.1.
Kondisi Ekonomi Daerah Tahun 2013 dan Perkiraan Tahun 2014.
Memuat penjelasan tentang kondisi dan analisis data statistik perekonomian daerah, yang antara lain mencakup: Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), Tingkat Inflasi, Sumbangan Sektoral, Tingkat Investasi (termasuk PMA dan PMDN), Ekspor, dan Indikator Pembangunan Daerah Bidang Ekonomi yang tersedia di Daerah. 3.1.2.
Tantangan dan Prospek Perekonomian Daerah Tahun 2013 dan Tahun 2014.
Mengidentifikasi tantangan dan prospek perekonomian daerah, khususnya pada tahun berjalan (2013) dan tahun rencana (2014), antara lain dengan terlebih dahulu mengadakan analisis atas kondisi internal (kekuatan dan kelemahan) dan juga kondisi eksternal (peluang dan ancaman) terhadap pencapaian tujuantujuan pembangunan daerah, yang dikaitkan dengan hasil analisis subbab 2.1, subbab 2.2 dan subbab 3.1.1. 3.2. Arah Kebijakan Keuangan Daerah Berisikan uraian mengenai kebijakan yang akan ditempuh oleh Pemerintah Daerah berkaitan dengan pendapatan daerah, pembiayaan daerah dan belanja daerah, berdasarkan hasil analisis pada bab III. 3.2.1.
Proyeksi Keuangan Daerah dan Kerangka Pendanaan
Hasil analisis kondisi ekonomi daerah dan kajian terhadap tantangan dan prospek perekonomian daerah, selanjutnya dilakukan analisis dan proyeksi sumber-sumber pendapatan daerah dituangkan kedalam tabel Realisasi dan Proyeksi/Target Pendapatan Daerah, 3.2.2.
Arah Kebijakan Keuangan Daerah
Berisikan uraian mengenai kebijakan yang akan ditempuh oleh pemerintah daerah berkaitan dengan pendapatan daerah, pembiayaan daerah, dan belanja daerah, berdasarkan hasil analisis pada Bab III. 3.2.2.1. Arah Kebijakan Pendapatan Daerah Memuat penjelasan tentang analisis dan perkiraan sumber-sumber pendapatan daerah berdasarkan realisasi tahun-tahun sebelumnya, yang mencakup Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Perimbangan, dan lain-lain pendapatan yang sah.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2014
10
3.2.2.2 Arah Kebijakan Belanja Daerah Berisikan uraian mengenai kebijakan yang akan dilakukan oleh Pemerintah Daerah, minimal yang terkait langsung dengan pengelolaan Belanja (Belanja Langsung maupun Belanja Tidak Langsung) dalam APBD. 3.2.2.3. Arah Kebijakan Pembiayaan Daerah Berisikan uraian mengenai kebijakan penerimaan pembiayaan dan kebijakan pengeluaran pembiayaan daerah. Kebijakan penerimaan pembiayaan yang akan dilakukan terkait dengan kebijakan pemanfaatan sisa lebih perhitungan anggaran tahun sebelumnya (SILPA), pencairan dana cadangan, hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan, penerimaan pinjaman daerah, penerimaan kembali pemberian pinjaman, penerimaan piutang daerah sesuai dengan kondisi keuangan daerah. BAB IV. PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH Mengemukakan secara eksplisit perumusan prioritas dan sasaran pembangunan daerah berdasarkan hasil analisis terhadap hasil evaluasi pelaksanaan RKPD tahun lalu dan capaian kinerja yang direncanakan dalam RPJMD, identifikasi isu strategis dan masalah mendesak ditingkat daerah dan nasional, rancangan kerangka ekonomi daerah beserta kerangka pendanaan. 4.1. Tujuan dan Sasaran Pembangunan Menjelaskan tentang hubungan visi/misi dan tujuan/sasaran pembangunan 5 (lima) tahunan yang diambil dari dokumen RPJMD 4.2. Prioritas dan Pembangunan Suatu prioritas pembangunan daerah tahun (n) pada dasarnya adalah gambaran prioritas pembangunan tahun rencana yang diambil dan dikaitkan dengan program pembangunan daerah (RPJMD) tahun rencana. BAB V. RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH Mengemukakan secara eksplisit rencana program dan kegiatan prioritas daerah yang disusun berdasarkan evaluasi pembangunan tahunan, kedudukan tahun rencana (RKPD) dan capaian kinerja yang direncanakan dalam RPJMD. Rencana program dan kegiatan prioritas harus mewakili aspirasi dan kepentingan masyarakat. Diuraikan dari program dan kegiatan yang paling bermanfaat atau memiliki nilai kegunaan tinggi bagi masyarakat.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2014
11
BAB VI. PENUTUP Telah dijelaskan tahapan-tahapan sistematika penyajian rancangan awal pada babbab diatas, sehingga memberikan gambaran pemerintah dalam penyusunan RKPD beserta lampiran hasil (kertas kerja). 1.5.
Maksud dan Tujuan Maksud penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kota Batam Tahun
2014 adalah untuk mewujudkan sinergitas perencanaan dan pelaksanaan pembangunan daerah antar wilayah antar bidang pembangunan dan antar Satuan Kerja Perangkat Daerah dalam rangka melaksanakan rencana pembangunan tahunan sebagai penjabaran tahun ke-empat dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Batam Tahun 20112016. Tujuan penyusunan dokumen RKPD Kota Batam Tahun 2014 adalah sebagai berikut : 1.
Sebagai pedoman bagi Pemerintah Kota Batam dalam penyusunan Kebijakan Umum Anggaran (KUA) dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (PPAS) Tahun 2014, RAPBD dan APBD Kota Batam tahun 2014.
2.
Menjamin keterkaitan dan konsistensi dokumen RPJMD Kota Batam Tahun 2011-2016 dengan dokumen perencanaan pembangunan tahunan, sekaligus juga sebagai pedoman dalam melihat dan memelihara konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasan pembangunan.
3.
Sebagai pedoman bagi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dijajaran Pemerintah Kota Batam dalam memanifestasikan kegiatan pembangunan di Kota Batam dalam menyusun Rencana Kerja Pembangunan (Renja) tahun 2014 dan dalam rangka menjabarkan visi dan misi Walikota Batam, sehingga tercipta sinkronisasi dan sinergitas pemahaman antar pelaku pembangunan, baik secara lintas ruang (spasial), maupun lintas kegiatan (sektoral).
4. Menyediakan informasi bagi pemenuhan laporan Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah yang perlu disampaikan Kepada Pemerintah Pusat.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2014
12
BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN Status dan kedudukan pencapaian kinerja pembangunan daerah berdasarkan indikatorindikator makro pembangunan daerah dan penyelenggaraan urusan wajib / pilihan pemerintahan daerah dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 2.1. Evaluasi Pelaksanaan RKPD Tahun 2012, RKPD 2013 dan Prediksi Tahun 2014
Tingkat Pencapaia n Terhadap Target RPJMD
Indikator*)
Target Tahun 2013
Target Tahun 2014
Kondisi Yang Dicapai Tahun 2012
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
1.
Pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Konstan (%)
7.65
7.80
7.20
96%
2. 3.
Laju inflasi Kota Batam PDRB ADH Berlaku (dalam trilyun Rp) PDRB ADH Konstan (dalam trilyun Rp) PDRB Per-Kapita ADH Berlaku (juta Rp) PDRB Per-Kapita ADH Konstan (juta Rp) Jumlah Penduduk (jiwa) Laju Pertumbuhan Penduduk (%) dari sensus tahun 2010 Angka Partisipasi Murni (APM) a. SD b. SMP c. SMU Angka Partisipasi Kasar (APK)
5.00
4.00
2,02
-
58.81
63.60
52.62
97%
35.01
37.86
30.13
93%
46.15
45.14
53.03
112%
27.47
26.87
30.36
108%
1.321.447
1.407.243
1.235.651
-
39.90
49.03
30.86
-
97.59 76.9 55.5
97.98 77.2 56.8
97.29 76.73 54.90
92.66 77.51 78.43
112.5 112.3 94.5 0.99
114.2 113.5 96.2 0.97
118.80 111.55 93.54 0.9901
93.95 104.25 116.93 99%
0.99
0.97
0.99
99%
10.78
10.79
10.78
120%
70.91
70.92
70.91
-
5.50
5.00
5.30
-
N o
4. 5. 6. 7. 8. 9.
10 .
11. 12 . 13 . 14 . 15 .
a. SD b. SMP c. SMU Angka melek huruf (%) Angka Buta huruf (%) Angka rata-rata lama sekolah Angka usia harapan hidup Tingkat Pengangguran Terbuka
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2014
13
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2014
14
2.1.1 Aspek Geografi dan Demografi 1.
Kondisi Geografis Daerah Kota Batam secara geografis mempunyai letak yang sangat strategis, yaitu berada di
jalur pelayaran dunia internasional dengan garis lintang dan bujur terletak antara 0° 25’ 29 ”1° 15' 00” Lintang Utara dan 103° 34'35” - 104° 26' 04” Bujur Timur dengan luas wilayah Kota Batam 426.563,28 Ha, terdiri dari luas wilayah darat 108.265 Ha dan luas wilayah perairan/laut 318.298.28. Wilayah Kota Batam meliputi lebih dari 400 (empat ratus) pulau, 329 (tiga ratus dua puluh sembilan) pulau diantaranya telah mempunyai nama, termasuk di dalamnya pulau-pulau terluar di wilayah perbatasan Negara yang berbatasan dengan: Sebelah Utara
: Singapura dan Malaysia
Sebelah Selatan
: Kabupaten Lingga
Sebelah Barat
: Kabupaten Karimun dan Laut Internasional
Sebelah Timur
: Kabupaten Bintan dan Kota Tanjung Pinang Gambar 1. Peta Wilayah Kota Batam
Sumber: Perda RTRW Kota Batam
Wilayah Kota Batam seperti daerah lainnya di Provinsi Kepulauan Riau, juga merupakan bagian dari paparan kontinental. Pulau-pulau yang tersebar di daerah ini merupakan sisa-sisa erosi atau penyusutan daratan protersier yang membentang dari Semenanjung Malaysia/Singapura di bagian utara sampai dengan pulau Moro dan Kundur serta Karimun di bagian selatan. Singapura dan Malaysia yang berada di sebelah utara Kota Batam, secara ekonomi makro memberikan pengaruh yang cukup signifikan dalam perekonomian Batam. Letak strategis Batam telah menjadi daya tarik bagi Singapura untuk merelokasikan aktivitas industri mereka ke Batam karena ketersediaan lahan yang cukup dan kemudahan investasi yang diberikan.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2014
15
Sebelah selatan Kota Batam berbatasan dengan wilayah Kabupaten Lingga dan sebelah barat dengan Kabupaten Karimun serta laut internasional, Kota Tanjung Pinang dan Kabupaten Bintan terletak di sebelah timur Kota Batam. Kedua daerah ini memiliki keterkaitan emosional dan kultural dengan Kota Batam. Kota Tanjung Pinang sekaligus merupakan ibukota Provinsi Kepulauan Riau sehingga menjadi pusat pemerintahan Provinsi. Kota ini juga memiliki potensi wisata yang cukup besar baik wisata bahari dan terutama wisata sejarah. a.
Topografi dan Kemiringan Lereng Wilayah Kota Batam relatif datar dengan variasi berbukit-bukit di tengah pulau, ketinggian antara 7 hingga 160 mdpl. Wilayah yang memiliki elevasi 0 hingga 7 mdpl terdapat di pantai utara dan pantai selatan Pulau Batam dan sebelah timur Pulau Rempang serta sebelah utara, timur dan selatan Pulau Galang. Sedangkan pulau-pulau kecil lainnya sebagian besar merupakan kawasan hutan mangrove. Wilayah yang memiliki ketinggian sampai 100 mdpl dengan topografi berbukit-bukit yang sangat sesuai untuk kawasan resapan air untuk cadangan air baku, umumnya berada di bagian tengah Pulau Batam, Rempang dan Galang serta Galang Baru. Wilayah Kota Batam yang memiliki kemiringan lereng 0 – 3% tersebar di pesisir pantai di Teluk Senimba, Teluk Jodoh, Teluk Tering dan Teluk Duriangkang. Wilayah yang memiliki kemiringan lereng 3 – 10% tersebar hampir diseluruh Pulau Batam mulai dari Perbukitan Dangas Pancur di Sekupang dan Tanjung Uncang ke sebelah timur, dari Teluk Jodoh sampai Duriangkang dan terus ke pesisir timur, sebagian besar dimanfaatkan untuk kegiatan perkotaan. Lereng antara 10 – 20% sebagian besar berada di daerah kaki bukit dengan relief relatif rendah tersebar dibagian tengah Pulau Batam dan pulau-pulau besar lainnya. Lereng 20 – 40% sebaran luasnya membentuk jalur sempit di punggung bukit sepanjang Bukit Dangas Pancur dan Bukit Senyum. Sementara itu wilayah dengan kelerengan di atas 40% berada di sepanjang Bukit Dangas Pancur. Beberapa puncak bukit di Pulau Batam antara lain Bukit Dangas Pancur 169m, Bukit Temiang 179 m, Bukit Senimba 140 m dan Bukit Tiban 110 m. Kota Batam memiliki 2 (dua) wilayah air tanah yaitu: (1)
Perbukitan lipatan yang terdapat hampir disebagian wilayah. Wilayah air tanah ini terdapat pada kawasan dengan batuan penyusun berupa batu pasir, batu lempung, fillit, dan kuarsit yang bersifat padu. Umumnya, air tanah tersimpan dalam aquafir berupa rekahan atau secah serta pada material rombakan hasil lapukan batuan padu tersebut dan terdapat pada kedudukan dangkal.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2014
16
(2)
Air tanah yang terdapat di daerah batuan beku. Jenis air tanah ini terdapat dibagian timur Pulau Batam yang tersusun oleh granit dan hasil erupsi lainnya. Daerah batuan beku di wilayah Kota Batam terdapat di Pulau Buluh, Pulau Bulan Lintang, Pulau Lengkana, Pulau Sekanak, Pulau Melawa, Pulau Dendang, dan Pulau Air Asam. Batuan penyusun ini terdapat pada daerah batuan beku berupa batu pasir dan batu lempung keras dan bersifat kedap air.
b.
Iklim dan Curah Hujan Kota Batam beriklim tropis dengan suhu minimum pada tahun 2013 antara 21,1 23,4 °C dan suhu maksimum berkisar antara 32,0 - 35,1°C. Suhu rata-rata sepanjang tahun 2011 adalah 26,1 hingga 31,6°C. Tekanan udara rata-rata tahun 2012 berkisar antara 1008,8 – 1010,3 mbs dengan tekanan minimum antara 101,2 – 1005,9 mbs dan tekanan maksimum antara 1012,2 – 1016,3 mbs. Kelembaban udara minimum berkisar antara 43-45% dan kelembaban maksimum berkisar antara 97-100%, dengan rata-rata kelembaban berkisar antara 79-86%. Kecepatan angin maksimum 6 knot hingga 32 knot atau kecepatan angin rata-rata sebesar 5 knot. Banyaknya hari hujan selama setahun di Kota Batam pada tahun 2012 adalah 208 hari atau hari hujan di Kota Batam rata-rata perbulan 17 hari dengan curah hujan rata-rata setahun 244 mm. Banyak curah hujan di Kota Batam tergolong tinggi.
2.
Gambaran Umum Demografis
a.
Penduduk Penduduk Kota Batam bersifat heterogen terdiri dari multi suku yang ada di Indonesia, dengan penduduk aslinya adalah suku Melayu. Penduduk Kota Batam hingga bulan Desember 2012 tercatat sebanyak 1.235.651 jiwa terdiri dari 638.404 jiwa atau 51,67% laki-laki dan 597.247 jiwa atau 48,33% perempuan. Pada tahun 2012 telah terjadi peningkatan pertambahan penduduk sebesar 8,62% yang disebabkan oleh faktor migrasi penduduk ke Kota Batam. Sedangkan seecara rinci sebaran penduduk sampai dengan Maret 2013 menurut jenis kelamin dan kecamatan dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2014
17
Tabel 2.2. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kecamatan s/d Maret Tahun 2013
No
Kecamatan
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.
Sekupang Batuaji Sungai Beduk Nongsa Batu Ampar Lubuk Baja Bengkong Sagulung Batam Kota Belakang Padang Galang Bulang
Jumlah Penduduk s/d Maret 2013 Laki-Laki Perempuan
Jumlah
78.426 69.748 60.732 35.863 54.178 58.611 66.352 101,754 91.611 12.898 9.267 6.247
72.142 64.901 66.645 31.097 47.534 56.460 62.535 89.391 86.695 12.438 8.319 5.806
645.687
603.963
Total 150.568 134.649 127.377 66.960 101.712 115.071 128.887 191.145 178.306 25.336 17.586 12.053
1.249.650
Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Batam
Sebaran penduduk Kota Batam terpadat sampai pada Maret tahun 2013 masih berada di wilayah Mainland yaitu Kecamatan Sagulung dan Batam Kota sedangkan untuk sebaran jumlah penduduk yang terendah berada pada wilayah hinterland yaitu Kecamatan Bulang dan Galang. Jika dilihat dari komposisi penduduk, ratio jenis kelamin (sex ratio) penduduk Kota Batam adalah 106,89 yang berarti setiap 107 orang penduduk laki-laki terdapat 100 orang penduduk perempuan. Dengan perkataan lain saat ini jumlah penduduk laki-laki sedikit lebih banyak dibanding penduduk perempuan. c.
Potensi Pengembangan Wilayah Rencana penggunaan lahan di Kota Batam dilihat dari rencana pola ruang Kota Batam, dapat dilihat pada table berikut ini: Tabel 2.3. Penggunaan Lahan berdasarkan Pola Ruang Kota Batam
No.
JENIS PENGGUNAAN
1
LINDUNG
LUAS m²
Ha
a. Buffer Jalan
109,000
10.90
b. Genangan
117,100
11.71
c. Hutan Bakau
20,740,000
2,074
d. Hutan Buru
21,660,000
2,166
e. Hutan Kota
119,577,700
11,957.77
f. Hutan Lindung
144,800,000
14,480
9,016,000
901.60
31,070,000
3,107
4,863,000
4,863.30
351,952,800
35,195.28
g. Hutan Wisata h. Waduk i. Sempadan Pantai TOTAL KAWASAN LINDUNG
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2014
18
2
BUDIDAYA a. Fasilitas Pelabuhan
22,460,000
2,246
b. Fasilitas Umum
23,300,000
2,330
c. Jasa
56,240,000
5,624
d. Kawasan Bandara
12,260,000
1,226
e. KKOP
1,554,000
155,4
f. Wisata
100,600,000
10,060
g. Perikanan
2,381,000
238.13
h. Industrian
129,300,000
12,930
i. Permukiman
182,900,000
18,290
j. Pertanian/Peternakan
138,400,000
13,840
667,500
66.75
60,634,700
6,063.47
730,697,200
73069.72
1,082,650,000
108,265
k. Pusat Pemerintahan l. Infrastruktur Jalan TOTAL KAWASAN BUDIDAYA TOTAL KESELURUHAN
Struktur Ruang Wilayah
-
Sistem pusat-pusat kegiatan pelayanan perkotaan di Kota Batam sebagai komponen pembentuk struktur ruang wilayah kota dikembangkan dengan Sistem Pusat Kota, Sub Pusat Kota dan Pusat Lingkungan, yang melayani tidak hanya internal Kota Batam dan kawasan perbatasan, namun juga lingkup regional, nasional, dan internasional, sesuai arahan RTRWN dan penetapan Batam sebagai Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas.
-
Sistem pusat-pusat pelayanan Kota di Kota Batam yang dilandaskan pada layanan langsung kebutuhan masyarakat dan layanan pendukung pengembangan kegiatankegiatan usaha produktif, berdasarkan hirarki dan skala pelayanannya dibedakan atas: -
Pusat Kota, yang merupakan pusat pelayanan hirarki ke 1 (satu) untuk pelayanan lokal seluruh kota, regional, nasional, dan internasional;
-
Sub Pusat Kota, yang merupakan pusat pelayanan hirarki ke 2 (dua) untuk pelayanan lokal setingkat wilayah kecamatan; dan
-
Pusat Lingkungan (Neighbourhood Services Center), yang merupakan pusat pelayanan hirarki ke 3 (tiga) untuk pelayanan lokal setingkat wilayah kelurahan atau setingkat satuan lingkungan permukiman (neighbourhood unit).
-
Dalam jangka waktu Tahun 2011 – 2031, Batam Center merupakan pusat kota dalam sistem pusat pelayanan kota, yang berperan sebagai pusat pelayanan pemerintahan, perdagangan, jasa dan industri. Sub pusat kota tersebar di beberapa wilayah kota termasuk di P. Rempang dan P. Galang, P. Belakang Padang dan P. Buluh dengan peran
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2014
19
masing-masing baik sebagai sub pusat pelayanan industri, perdagangan, jasa dan pariwisata. -
Pada Pusat Kota dialokasikan kegiatan-kegiatan pelayanan perkotaan untuk mendukung pengembangan fungsi-fungsi utama wilayah Kota Batam (pemerintahan, perdagangan dan jasa, industri, alih muat angkutan laut, pariwisata, dan lain-lain) serta kegiatankegiatan pelayanan tertentu terkait dengan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam yang didukung dengan infrastruktur yang memadai.
-
Untuk memperkuat orientasi dan pergerakan eksternal Kota Batam di era persaingan global, struktur ruang wilayah kota dimantapkan melalui peningkatan kualitas layanan dan pengembangan simpul-simpul (outlet) transportasi berupa bandara, pelabuhan laut, dan pelabuhan penyeberangan untuk menciptakan akses regional, nasional, dan internasional yang lebih berdaya guna, berhasil guna, dan berdaya saing.
-
Arahan RTRWN untuk pengembangan Pelabuhan Internasional Batam sesuai kondisi realistik setempat diterjemahkan sebagai sebuah sistem pelabuhan bebas berskala pelayanan nasional dan internasional dengan dermaga outlet di Pelabuhan Batu Ampar dan Pelabuhan Kabil, yang telah ditetapkan untuk ditingkatkan hirarkinya menjadi “pelabuhan internasional hub” (hub international port).
-
Dalam jangka menengah arus pergerakan penumpang dan barang nasional serta internasional masih akan dilayani oleh pelabuhan nasional dan internasional yang ada di P. Batam, namun untuk selanjutnya akan dikembangkan pelabuhan baru pada lokasi yang strategis di P. Rempang dan/atau Galang.
-
Untuk menciptakan aksessibilitas yang tinggi antar Pusat Kota dan dengan Sub Pusat Kota, dan ke/dari simpul-simpul (outlet) utama transportasi (Kawasan Primer), serta ke/dari Kawasan-kawasan Sekunder (Kawasan Industri, Kawasan Pusat Pemerintahan, Kawasan Perdagangan dan Jasa, dan lain-lain) dikembangkan jalan tol, jalan lintas atas (flyover), simpang susun (interchange), jalan lintas bawah (underpass), dan jaringan transportasi massal (MRT/LRT) yang dapat berada di atas dan/atau di bawah permukaan tanah/air.
-
Untuk menunjang berbagai kegiatan penghidupan dan kehidupan kota, selain sistem jaringan transportasi juga ditingkatkan pengembangan sistem jaringan prasarana dan sarana yang lain yaitu: jaringan energi, jaringan telekomunikasi, jaringan sumber daya air, dan penyehatan lingkungan permukiman.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2014
20
Pola Ruang Wilayah -
Pola ruang wilayah Kota Batam dikembangkan secara serasi, selaras dan terpadu dengan struktur ruang wilayah kota, mencakup kawasan-kawasan lindung dan kawasan-kawasan budidaya untuk mendukung kegiatan sosial-ekonomi dan kelestarian lingkungan hidup di wilayah darat dan laut;
-
Mengembangkan ragam Ruang Terbuka Hijau Kota (hutan lindung, hutan kota, jalur hijau, taman median jalan, tamankota, taman lingkungan, bumi perkemahan dll) dalam rangka mewujudkan tutupan hijau minimal 30 % dari luas wilayah darat kota, untuk meningkatkan fungsi lindung wilayah kota, peresapan air, pengaturan iklim mikro, dan estetika kota;
-
Mengembangkan kawasan-kawasan budidaya sesuai kondisi, potensi, serta karakteristik sumber daya alam dan lahan berdasarkan kriteria lokasi kegiatan dan standar teknik pemanfaatan ruang menurut ketentuan perundang-undangan;
-
Mengalokasikan pemanfaatan ruang untuk pengembangan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam di Pusat-pusat Pelayanan Primer sesuai prioritas sektoral PP Nomor 5 Tahun 2011, tahap pertama pada kawasan-kawasan pemanfaatan yang tersedia di P. Batam, selanjutnya ke pulau-pulau yang lain dari delapan pulau yang telah ditetapkan;
-
Menciptakan keseimbangan perkembangan dan pemerataan pembangunan antara delapan pulau yang ditetapkan sebagai Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas dengan pulau-pulau sekitar melalui pengembangan Kawasan Strategis, Kawasan Khusus, dan Kawasan-kawasan Prioritas atau melalui pendekatan Kawasan Ekonomi Khusus Indonesia (KEKI);
-
Memanfaatkan secara optimal areal lahan yang diserahkan pengembang kepada Pemerintah Kota untuk peningkatan fasilitas pelayanan umum dan bangunan pemerintah, secara serasi dan selaras dengan pengembangan pusat-pusat kegiatan pelayanan perkotaan dan ruang terbuka hijau kota;
-
Mengintensifkan pemanfatan ruang pada kawasan-kawasan budidaya yang memiliki nilai ekonomi tinggi di P. Batam, P. Rempang dan pulau-pulau yang lain dengan mengarahkan pembangunan secara vertikal;
-
Mengendalikan kegiatan reklamasi di kawasan-kawasan pengembangan pantai untuk mengurangi tekanan dan tingkat kerusakan kawasan bukit dan perbukitan di P. Batam, dan melakukan subtitusi bahan timbun dengan pasir darat dan/atau pasir laut; dan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2014
21
-
Mengembangkan pemanfaatan ruang di wilayah laut secara terpadu dengan wilayah darat dan pesisir untuk meningkatkan keserasian, keselarasan, dan untuk menghindarkan dampak negatif tak diinginkan terhadap lingkungan laut.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2014
22
-
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2014
23
Gamba2.2. Konsep Rencana Struktur Ruang dan Pola Ruang Wilayah
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2014
24
d. Wilayah Rawan Bencana Kota Batam beriklim tropis dengan suhu maksimum berkisar antara 33,2 - 35,1°C dan kecepatan angin maksimum 6 knot hingga 32 knot disamping itu curah hujan di Kota Batam tergolong cukup tinggi dengan karateristik wilayah yang berlembah dan berbukit serta memiliki besarnya luasan wilayah laut serta wilayah pantai, dimana hal ini tentu saja berpengaruh terhadap kejadian rawan bencana di Kota Batam. Kondisi rawan bencana yang sering terjadi di Kota Batam adalah bencana kebakaran, banjir, tanah lonsor, angin puting beliung, bencana gelombang pasang, abrasi pantai dan rawan terhadap pencemaran tumpahan minyak kotor yang terbawa air laut sehingga membawa kerugian khususnya terhadap masyarakat pesisir yang berprofesi sebagai nelayan. Namun kejadian rawan bencana di Kota Batam masih dikatagorikan ke dalam bencana lokal dan dapat cepat ditanggulangi dan jarang sampai menimbulkan korban jiwa. Penanggulangan pasca bencana biasanya dilakukan langsung melalui pendirian posko darurat penanggulangan bencana, penyelenggaraan dapur umum, pemberian bantuan pangan, tenda dan bahan bangunan untuk para korban di bawah koordinasi dinas sosial dengan melibatkan pihak terkait antara lain badan pengusahaan kawasan, pihak keamanan, kecamatan, kelurahan serta elemen masyarakat. Langkah-langkah penanggulangan bencana dalam RPJMD Kota Batam diakomodir melalui kegiatan penanggulangan dan penanganan bencana Pemerintah Kota Batam yang dituangkan dalam program pengendalian banjir dan pengamanan tebing/pantai serta program penanggulangan bencana serta jaminan sosial. Kawasan rawan bencana Kota Batam terdiri dari:
Kawasan Rawan Banjir, yaitu kawasan yang diidentifikasi sering dan berpotensi tinggi mengalami bencana banjir yang disebabkan oleh alam maupun kegiatan manusia secara tidak langsung, yaitu pada dataran di bagian hilir dan muara sungai, serta pada kawasankawasan cekungan di sepanjang bantaran sungai;
Kawasan Rawan Longsor, yaitu kawasan yang diidentifikasi sering dan berpotensi tinggi mengalami bencana tanah longsor yang disebabkan oleh alam maupun kegiatan manusia secara tidak langsung, yaitu pada kawasan-kawasan bukit dan perbukitan dengan struktur geologi dan lapisan tanah yang rentan;
Kawasan Rawan Abrasi, yaitu kawasan yang diidentifikasi sering dan berpotensi tinggi mengalami bencana abrasi yang disebabkan oleh alam maupun kegiatan manusia secara tidak langsung, yaitu pada kawasan-kawasan pesisir berombak besar dengan struktur geologi pantai cenderung curam dan rentan, terutama pada kawasan-kawasan pesisir yang menghadap secara langsung ke Selat Malaka dan Laut Cina Selatan; dan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2014
25
Kawasan Rawan Gerakan Tanah yaitu kawasan pada jalur-jalur sesar geologi yang berpotensi mengalami bencana gerakan dan atau gempa bumi, yaitu di Pulau Rempang, Pulau Galang, dan Pulau Galang Baru, di Kecamatan Galang, yang bagi perlindungannya diberlakukan sempadan sesar selebar 100 meter (seratus meter) di kiri-kanan garis sesar.
Kawasan Rawan Gelombang Pasang yaitu kawasan yang berada pesisir pantai yang terutama yang menghadap langsung ke Selat Malaka dan Laut Cina Selatan pada musimmusim tertentu rawan gelombang pasang.
2.1.2 a.
Aspek Kesejahteraan Masyarakat Pola Konsumsi Masyarakat Kesejahteraan masyarakat dapat dilihat dari pola pengeluaran konsumsi masyarakat. Pengeluaran konsumsi digolongkan menjadi dua jenis, yaitu konsumsi makanan dan bukan makanan. Awalnya pengeluaran untuk memenuhi kebutuhan makanan menjadi prioritas utama dalam kehidupan keluarga, dengan meningkatnya pendapatan secara perlahan pengeluaran non makanan akan menggeser pengeluaran untuk makanan. Perubahan ini dapat diartikan sebagai peningkatan kesejahteraan. Dari tabel. 4 dapat dilihat, walaupun sangat lambat, terjadi pergeseran porsi pola konsumsi masyarakat dari makanan ke non makanan. Tabel 2.4. Rata-Rata Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga per Bulan di Kota Batam Tahun 2008-2012 Tahun
Makanan
Non Makanan
Jumlah
(1)
Rp (2)
% (3)
Rp (4)
% (5)
Rp (6)
2008 2009
1.570.284 1.951.441
41,83 39,90
2.183.585 2.939.234
58,17 60,10
3.753.869 4.890.674
2010 2011
2.125.598 2.303.282
37,81 38,51
3.494.883 3.677.029
62,18 61,49
5.620.481 5.980.311
2.547.615
37,90
4.174.844
62,10
6.722.459
2012* Sumber : Susenas, BPS Kota Batam * Angka Sementara
Pada tahun 2012, proporsi pengeluaran untuk makanan sebesar 37,90 persen dan non makanan sebesar 62,10 persen, dimana hal ini berarti proporsi pengeluaran untuk makanan di Kota Batam jauh lebih baik dari rata-rata nasional dan pada tahun 2013 dipekirakan juga mengalami hal yang sama yaitu adanya kenaikan konsumsi masyarakat untuk pengeluaran makanan dan pengeluaran non makanan.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2014
26
Tabel 2.5.
Sumbangan Kelompok Pengeluaran Terhadap Inflasi Kota Batam Tahun 2009 – Triwulan I Tahun 2013
KELOMPOK PENGELUARAN
2009
2010
2011
2012
2013
1,88
7,40
3,76
0,23
1,21
0,27
12,08
5,20
-0,88
2,35
1,21
11,75
3,08
0,64
2,01
tembakau
0,20
4,49
2,88
0,58
1,62
Perumahan, air, listrik, gas dan bahan
0,62
11,37
3,21
1,19
(1,49)
bakar
0,15
2,87
3,81
0,58
1,38
4.
Sandang
0,04
7,35
9,95
0,17
0,09
5.
Kesehatan
0,61
0,83
1,92
0,45
(0,22)
6.
Pendidikan, rekreasi dan olahraga
7.
Transportasi,
Umum 1.
Bahan makanan
2.
Makanan
3.
jadi,
minuman
komunikasi
rokok
dan
dan
jasa
keuangan Sumber : BPS Kota Batam
b.
Pendidikan Salah satu hal dasar dan menjadi faktor penting yang menunjang kemajuan di bidang pendidikan adalah tersedianya sarana ataupun fasilitas pendidikan, karena akses terhadap fasilitas tersebut memberikan pengaruh tersendiri terhadap tingkat partisipasi sekolah di suatu daerah. Sampai tahun 2012 jumlah bangunan sekolah di Kota Batam sebanyak 837 unit yang terdiri dari 310 unit gedung TK, 317 unit gedung SD/MI, 124 unit gedung SLTP/Mts dan 86 buah gedung SMA/MA/SMK, secara lebih rinci dapat di lihat pada tabel 6. Tabel 2.6. Banyaknya Fasilitas Pendidikan Menurut Jenis Sekolah di Kota Batam Tahun 2012
Jenis Sekolah
Jumlah
(1)
(2)
TK
310
SD
291
MI
26
SLTP
106
MTs
18
SMA
39
MA
12
SMK
35
Total Fasilitas
837
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2014
27
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2014
28
2.1.3
Aspek Pelayanan Umum
a. Standar Pelayanan Minimal Pemerintah Kota Batam Ketentuan Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang harus dipenuhi oleh Pemerintah Daerah Kabupaten dan Kota dalam penyediaan pelayanan publik merupakan hal yang baru dalam sejarah pelaksanaan otonomi daerah di Indonesia. SPM pada dasarnya merupakan implementasi dari urusan wajib sebagaimana diamanatkan pada pasal 11 ayat (4) UU Nomor 32 Tahun 2004 yang menyatakan “Penyelenggaraan urusan pemerintahan yang bersifat wajib yang berpedoman pada Standar Pelayanan Minimal dilaksanakan secara bertahap dan ditetapkan oleh pemerintah”. Dalam undang-undang tersebut terdapat 33 bidang kewenangan pemerintahan yang diserahkan kepada daerah yang terdiri dari 25 bidang urusan wajib dan 8 bidang urusan pilihan yang selanjutnya dijabarkan lagi dalam PP Nomor 65 Tahun 2005 dan Permendagri Nomot 6 Tahun 2007. Format Standar Pelayanan Minimal (SPM) memuat tiga materi pokok, yaitu rincian urusan, jenis pelayanan dan indikator pencapaian atau penyelesaian dari aktifitas pelayanan yang dilakukan. Indikator SPM menunjukan derajat pelayanan publik yang semestinya dicapai. Indikator untuk berbagai bidang pelayanan tidak dapat diseragamkan karena jenis pelayanan yang dilakukan tidak sama. Sampai dengan tahun 2011 Pemerintah Kota Batam telah menyusun Standar Pelayanan Minimal di 19 bidang urusan wajib dan 2 urusan pilihan, dan dalam rangka mendukung pencapaian grand design reformasi birokrasi 2010-2025 yang dituangkan dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 81 Tahun 2010 serta Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 20 Tahun 2010 tentang Road Map Reformasi Birokrasi 2010-2014. Pemerintah Kota Batam terus berbenah dengan melakukan penataan organisasi, penataan tata laksana manajemen SDM aparatur, penguatan pengawasan, penguatan akuntabilitas kinerja dan budaya kerja serta terus melakukan peningkatan kualitas pelayanan publik, dimana pada tahun 2011 Pemerintah Kota Batam telah menyusun Standar Operasional Prosedur (SOP) administratif serta analisis jabatan dan beban kerja yang dapat disampaikan sebagai berikut : - Standar Operasional Prosedur SOP merupakan salah satu bentuk upaya untuk menciptakan standar pelayanan dan pelaksanaan kegiatan oleh SKPD untuk mencapai efisiensi dan efektifitas serta transparansi kinerja. SOP selain sebagai pedoman atau acuan untuk melaksanakan tugas pekerjaan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi SKPD juga bisa dipakai sebagai alat penilaian kinerja SKPD berdasarkan indikator-indikator teknis, administratif dan prosedural sesuai dengan tata kerja, prosedur kerja dan sistem kerja pada SKPD
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2014
29
bersangkutan sehingga penyelenggaraan pemerintahan menjadi akuntabel. Melalui penyusunan SOP ini diperoleh beberapa manfaat, antara lain, yaitu:
Membentuk system kerja dan aliran kerja yang teratur, sistematis dan
dapat dipertanggungjawabkan;
Adanya gambaran bagaimana tujuan pekerjaan dilaksanakan sesuai
dengan kebijakan dan peraturan yang berlaku;
Menjelaskan bagaimana proses pelaksanaan kegiatan berlangsung;
Sebagai saran tata urutan dari pelaksanaan dan pengadministrasian
pekerjaan harian sebagaimana metode yang ditetapkan;
Menjamin konsisten dan proses kerja yang sistematik dan menetapkan
hubungan timbal balik antar satuan kerja. Pada tahun anggaran 2011 Pemerintah Kota Batam telah menyusun sebanyak 75 macam SOP administratif terkait dengan pelayanan yang dilakukan oleh 28 (dua puluh delapan) SKPD dilingkungan Pemerintah Kota Batam. Terkait pencapaian grand design reformasi birokrasi 2010-2025 khususnya pada struktur organisasi Pemerintah Kota Batam, pada tahun 2011 juga telah dilakukan penyusunan analisis jabatan dan beban kerja yang meliputi 225 analisis jabatan struktural dari 1.119 kompetensi jabatan struktural yang ada di struktur jabatan organisasi Pemerintah Kota Batam. Dalam analisis jabatan ini diuraikan tentang berbagai klasifikasi jabatan dan kebutuhan personil dengan memberikan analisis tentang persyaratan-persyaratan dalam menduduki suatu jabatan, yang meliputi : jenjang eselon, klasifikasi minimal golongan pangkat dan ruang, klasifikasi pendidikan yang dibutuhkan, serta persyaratan diklat teknis dan fungsional untuk menduduki suatu jabatan struktural. Penyusunan SOP maupun ANJAB yang telah dilakukan tersebut pada tahun anggaran 2012 masih terus disempurnakan. b.
Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) Dalam rangka akuntabilitas pelayanan publik, pemerintah pusat melalui Menteri Negara PAN sejak tahun 2003 telah mengeluarkan Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik melalui Surat Keputusan Menteri Pendayaan Aparatur Negara Nomor 63 Tahun 2003, pedoman umum ini kemudian diikuti oleh dua SK Men PAN pada tahun 2004 melalui SK Nomor 25 dan 26 tentang Pedoman Umum Pengelolaan Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) dan Transparansi Penyelenggaraan Pelayanan Publik. IKM diperoleh berdasarkan pendapat masyarakat yang dikumpulkan melalui survei kepuasan masyarakat terhadap unit pelayanan publik. Dengan adanya Penyusunan IKM ini diharapkan akan mampu memberikan gambaran mengenai kualitas pelayanan publik di instansi pemerintah kepada masyarakat. Guna merespon tuntutan masyarakat terhadap
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2014
30
pelayanan publik tersebut. Pemerintah Kota Batam pada tahun 2010 telah melakukan survei kepuasan masyarakat terhadap pelayanan 13 puskesmas se Kota Batam. Sedangkan pada tahun 2011 objek survei kepuasan masyarakat telah ditingkatkan menjadi 20 Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan 38 kelurahan. Hasil survei tingkat kepuasaan masyarakat tahun 2011 ditampilkan pada tabel berikut : Tabel 2.7. Hasil Survei Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) Kota Batam Terhadap Pelayanan SKPD dan Beberapa Kelurahan yang Dilakukan Pada Tahun 2011 No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49
Nama SKPD / Unit Pelayanan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil RSUD Embung Fatimah Sungai Panas Baloi Permai Tanjung Sengkuang Bonatania Kabil Sungai Lekop Sekupang Batuaji Bulang Sambau Kecamatan Batu Ampar Kecamatan Nongsa Kecamatan Sekupang Kecamatan Batuaji Kecamatan Sagulung Kecamatan Sungai Beduk Kecamatan Belakang Padang Kecamatan Bulang Kelurahan Tanjung Sengkuang Kelurahan Lubuk Baja Kota Kelurahan Tanjung Uma Kelurahan Sukajadi Kelurahan Batu Besar Kelurahan Sambau Kelurahan Kabil Kelurahan Ngenang Kelurahan Sungai Harapan Kelurahan Tangjung pinggir Kelurahan Riau Kelurahan Patam Lestari Kelurahan Tiban Baru Kelurahan Tiban Indah Kelurahan Tiban Lama Kelurahan Bukit Tempayan Kelurahan Tembesi Kelurahan Sagulung Kota Kelurahan Sei Binti Kelurahan Sei Lekop Kelurahan Sei Langkai Kelurahan Sei Pelunggut Kelurahan Mukakuning Kelurahan Duriangkang Kelurahan Mangsang Kelurahan Tanjung Piayu Kelurahan Sekanak Raya Kelurahan Tanjung Sari
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2014
Nilai 75,38 79,35 73,75 80,36 80,47 76,73 66,85 80,48 77 74,03 78,23 79,98 79,17 79,24 84,25 76,95 82,66 81,15 78,01 83,98 68,54 74,83 81,58 79,73 75,62 84,76 78,10 77,71 71,30 73,93 80,21 74,14 80,67 83,85 85,08 76,22 76,44 81,41 82,39 82,46 85,16 80,36 80,92 74,50 74,50 77,82 81,15 77,44 75,84
31
50 51 52 53 54 55 56 57 58
Kelurahan Pemping Kelurahan Pecong Kelurahan Pulau Buluh Kelurahan Temoyong Kelurahan Batu Legong Kelurahan Pantai Gelam Kelurahan Setokok Kelurahan Bulang Lintang Kelurahan Air Raja
82,08 78,06 68,59 68,24 68,75 68,34 68,56 68,72 76,02
Sumber : Buku Laporan Hasil Survei IKM Kota Batam Tahun 2011
Berdasarkan hasil survei Indeks Kepuasan Masyarakat tahun 2011, objek survei yang dilakukan pada tahun sebelumnya telah menunjukkan adanya perbaikan dan peningkatan kinerja pelayanan pada 13 puskesmas di Kota Batam, dimana penilaian masyarakat terhadap pelayanan puskesmas memperoleh nilai skor yang lebih meningkat.
2.1.4. Aspek Daya Saing Daerah Perekonomian suatu daerah dikatakan mengalami pertumbuhan bila terdapat peningkatan nilai tambah dari hasil produksi barang dan jasa pada periode tertentu. Dengan kata lain pertumbuhan ekonomi daerah tercermin melalui pertumbuhan angka PDRB. Potensi Unggulan Daerah
Potensi unggulan daerah Kota Batam pada dasarnya dapat dilihat dari komposisi sektor ekonomi yang merupakan bagian nilai yang disumbangkan suatu sektor terhadap total PDRB, yaitu nilai suatu sektor (PDRB suatu sektor) dibandingkan dengan nilai keseluruhan sektor (total PDRB). Komposisi sektor merupakan gambaran awal untuk memahami sektor-sektor manakah yang berpotensi menjadi sektor unggulan dalam memberikan kontribusi terbesar terhadap PDRB suatu daerah. Empat sektor potensi unggulan dari sektor ekonomi yang dominan menyumbangkan andil ke dalam PDRB Kota Batam adalah sektor industri pengolahan, sektor perdagangan hotel dan restoran, sektor keuangan persewaan dan jasa perusahaan serta sektor bangunan. Secara rinci potensi unggulan daerah Kota Batam menurut sektor ekonomi tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 2.8. Distribusi Potensi unggulan pada PDRB Kota Batam Tahun 2010 – 2012 Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 (%)
No. 1 2 3 4 5
Lapangan Usaha Pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan Pertambangan dan penggalian Industri pengolahan Listrik, gas dan air bersih Bangunan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2014
2010* 1,13 0,12 58,80 0,77 2,72
2011** 2012*** 1,14 0,11 57,85 0,79 2,84
1,15 0,11 56,90 0,80 2,96
32
6 7 8 9
Perdagangan, hotel dan restoran Pengangkutan dan komunikasi Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan Jasa-jasa
26,54 2,71 5,74 1,47
27,54 2,70 5,58 1,45
28,54 2,71 5,58 1,45
Sumber : BPS Kota Batam * Angka Perbaikan ** Angka Sementara ***Angka Sangat Sementara
Dari tabel di atas terlihat bahwa distribusi potensi unggulan PDRB Kota Batam tahun 2012, sektor industri pengolahan masih menjadi sektor unggulan pertama Kota Batam dengan prediksi kontribusi sebesar 56,90%. Sektor unggulan kedua yaitu sektor perdagangan hotel dan restoran diprediksikan mengalami peningkatan dari 27,5% menjadi 28,54%. Sektor unggulan ketiga yang memberikan kontribusi besar dalam PDRB Kota Batam adalah sektor jasa keuangan persewaan dan jasa perusahaan yaitu sebesar 5,58% dan sektor ke empat adalah bangunan dengan kontribusi 2,96%. Pertumbuhan Ekonomi
Perkembangan laju pertumbuhan ekonomi Kota Batam dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 2.9. Laju Pertumbuhan Ekonomi Kota Batam, Menurut Lapangan Usaha Tahun 2009-2012 ( berdasarkan tahun dasar 2000 )
Sektor
2009
2010*
2011**
2012***
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
1. Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan 2. Pertambangan dan Pengalian 3. Industri 4. Listrik, Gas dan Air Bersih 5. Bangunan 6. Perdagangan 7. Angkutan 8. Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 9. Jasa-jasa Kota Batam
2,93 1,21 3,73 1,71 22,46 7,05 2,63 2,85 5,63 4,86
3,26 1,31 7,40 4,81 11,55 9,01 6,00 5,30 5,08 7,77
7,01 1,03 5,55 10,24 10,37 11,19 7,74 6,17 3,77 7,20
6,68 1,01 5,31 13,47 12,83 12,48 7,62 5,87 2,87 7,50
Sumber : BPS Kota Batam Ket : * Angka Perbaikan ** Angka Sementara ***Angka Sangat Sementara
Pada tahun 2011 pertumbuhan ekonomi Kota Batam sebesar 7,20% dan pada tahun 2012 pertumbuhan ekonomi Kota Batam mengalami peningkatan menjadi 7,50% meskipun perkembangan realisasi nilai ekspor Kota Batam pada tahun 2012 mengalami
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2014
33
penurunan dengan nilai ekspor Kota Batam pada periode tersebut sebesar US$ 10,72 juta dengan pertumbuhan ekspor sebesar -7,16 persen. Begitu juga dengan nilai impor Kota Batam hanya sebesar US$ 9,28 juta dengan pertumbuhan impor sebesar -3,31 persen. Namun neraca perdagangan masih mengalami surplus sebesar US$ 1,44 juta. Meningkatnya pertumbuhan ekonomi Kota Batam juga tidak terlepas dari arus investasi yang terus masuk ke Kota Batam sehingga berbagai proyek baru maupun perluasan masih terus dilaksanakan di Kota Batam. Dari sisi inflasi dapat disampaikan bahwa perkembangan inflasi Kota Batam pada bulan Januari s/d April 2013 sebesar 1,39% mengalami peningkatan dibandingkan dengan inflasi yang terjadi pada periode Januari s/d April 2012 dengan besar inflasi 0,24%. Tingginya inflasi yang terjadi pada periode Januari s/d April 2013 disebabkan terjadinya penurunan yang signifikan dari kelompok pengeluaran bahan makanan, makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau serta kelompok pengeluaran untuk sandang.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2014
34
Gambar 2.10. Grafik Inflasi Kota Batam Tahun 2006-2012
c. Fasilitas Infrastruktur
Panjang Jalan dan Kondisi Jalan
Pembangunan
Infrastruktur
jalan
sebagian
besar
sudah
mampu
membuka
keterisolasian wilayah dan meningkatkan arus lalu lintas orang dan barang sehingga berdampak pada pertumbuhan perekonomian kota. Perkembangan panjang dan kondisi jalan di Kota Batam dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 2.11 Perkembangan Sarana Jalan di Kota Batam Tahun 2007 s/d 2012
Tahun Year
Aspal Asphalted
Kerikil Grave
Tanah Earth
Tidak Dirinci Unspecified
Jumlah Total
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
2007 2008 2009 2010
883,92 883,92 910,00 922,93
73,00 73,00 74,00 73,00
130,86 130,86 103,78 92,75
-
1.087,78 1.087,78 1.087,78 1.088,68
2011 2012
931,23 947,13
73,00 73,00
84,85 68,95
-
1.089,08 1.183,13
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kota Batam
Fasilitas Air Bersih. Sejak bulan November 1995 pengadaan dan pengusahaan air bersih di Pulau Batam dikelola oleh pihak swasta. Kebijakan ini memudahkan pendanaan swasta dalam membiayai sejumlah pekerjaan perbaikan dan pengembangan sistem distribusi Sumber air bersih yang memasok kebutuhan air di Pulau Batam berasal dari air baku yang terdapat pada beberapa WTP yang tersebar di Kota Batam, antara lain yaitu WTP Sei Baloi, WTP Sei. Ladi, WTP Sei. Harapan, WTP Sei Nongsa, WTP. Muka Kuning, WTP Tanjung Piayu dan WTP Duriangkang, dengan kapasitas desain WTP sebesar
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2014
35
4.440 liter/detik dimana banyaknya air yang distribusikan pada tahun 2012 adalah :
Rumah Tempat Tinggal dan Instansi Pemerintah
72,97%
Industri
8,82%
Badan sosial, Rumah Peribadatan dan Rumah Sakit
2,68%
Niaga (Hotel, Taurism)
15,02%
Pelabuhan / Bandara
0,54%
Lokasi Waduk di Kota Batam seperti terlihat pada gambar dibawah ini. Gambar. 3 Peta Lokasi Waduk di Pulau Batam
Nongsa Sei Baloi Sei Harapan
Sei Ladi
Muka Kuning
Duriangkang
Dengan kapasitas produksi sebesar 2.623,37 lt/det. Gambaran kapasitas waduk di Kota Batam dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Nama Waduk
(1)
1. Sei Harapan
Tabel 2.12. Kapasitas Air Bersih di Kota Batam Kapasitas Volume Kapasitas/Produksi Desain WTP ( m 3) (Lt/Dtk) (Lt/Dtk) (2) (3) (4) 3.600.000
210
214,59
2.
Sei Baloi
270.000
30
28,82
3.
Sei Nongsa
720.000
60
61,34
4.
Sei Ladi
9.490.000
270
285,60
5.
Muka Kuning
12.270.000
310
225,02
6.
Duriangkang
78.180.000
3000
1.808,00
7.
Rencana Waduk Tembesi
41.876.080
540
-
8.
Waduk Rempang
5.166.400
-
-
9.
Waduk Sei Gong
-
20
-
109.696.400
4.440
2. 623,37
Jumlah Sumber : BP Kawasan Batam
Perkembangan Kota Batam yang pesat mengakibatkan kebutuhan air yang semakin meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk di Kota Batam, perkembangan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2014
36
usaha dan industri yang mengharuskan untuk mencari alternatif sumber air baku. Mengingat sumber air baku di Kota Batam berasal dari air permukaan / tadah hujan, maka perlu pengamanan lahan di lokasi Catchment Area.
Tenaga Kelistrikan Penyediaan ketenagalistrikan di Kota Batam dikelola oleh PT. PLN Batam untuk wilayah Pulau Batam. Sedangkan untuk wilayah pulau-pulau lainnya seperti di Belakang Padang, Pulau Terong, Pulau Pecung, Pulau Buluh, Pulau Kasu, Pulau Karas, Pulau Sembulang dan Pulau Abang penyediaan ketenagakelistrikan dikelola PT. PLN. Cabang Tanjung Pinang. Jumlah tenaga listrik yang dibangkitkan dan daya terpasang di Kota Batam melalui PT. PLN Batam dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel. 2.13 Banyaknya Mesin, kekuatan dan tenaga yang dibangkitkan PT. PLN Batam Tahun 2012
78
Jumlah Mesin (unit) Daya Terpasang (kW)
441.132
Tenaga Yang Dibangkitkan (kW)
346.150 3.313.796
Pemakaian Sendiri (kWh) kWh Terjual
1.644.224.231
Susut (kWh)
102.988.431
Pemakaian BBM (liter)
22.337.180
Pemakaian Gas (MMBTU)
14.139.892
Pemakaian Bahan Pelumas (liter)
169.706
Sumber : PLN Batam
Jumlah pelanggan listrik PLN wilayah khusus Batam sampai dengan tahun 2012 sebanyak 237.354 pelanggan dengan daya tersambung 1.006.546 KVA dengan komposisi pelanggan untuk rumah tangga sebesar 81,88% pelanggan jenis usaha sebesar 11,74%, jenis pelanggan umum 6,25% dan pelanggan industri 0,13%. Suplay tenaga listrik di Kota Batam tahun 2012 dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
Surply Tenaga Listrik Kota Batam Tahun 2012 1. Pembangkit sendiri 69,8 MW 2. Pembangkit Sewa Genset 74,3 MW Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2014 3. Pembelian Listrik
37
Perhubungan Laut
Untuk menunjang lalu lintas orang dan barang serta bongkar muat barang tersedia beberapa penumpang dan pelabuhan kargo untuk sandar kapal dengan kapasitas sampai dengan 150.000 DWT yang terdapat di Pelabuhan Kabil, sedangkan untuk kapasitas kontainer saat ini sebesar 90.000 TEUs di Pelabuhan Batu Ampar yang rencananya akan terus dikembangkan secara bertahap sampai dengan 4.000.000 TEUs. Sedangkan untuk kapasitas sandar kapal saat ini sebesar 35.000 DWT. Berikut kondisi dan lokasi pelabuhan yang ada di Kota Batam dapat dilihat pada gambar berikut ini:
Gambar. 4 Peta Lokasi Pelabuhan Kota Batam
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2014
38
Untuk menunjang lalu lintas orang saat ini di Kota Batam memiliki beberapa pelabuhan penumpang baik domestik maupun pelabuhan internasional, antara lain Pelabuhan Ferry Sekupang, Pelabuhan Internasional Ferry Batam Center, Pelabuhan Ferry Internasional Nongsa Pura, Teluk Senimba dan Harbour Bay.
Perhubungan Udara Sarana dan fasilitas perhubungan udara di Kota Batam selama ini dilakukan pada Bandara Hang Nadim Batam yang melayani kegiatan penerbangan dan bongkar muat. Kondisi kapasitas Bandara Hang Nadim Batam dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel. 2.14 Kapasitas Bandara Hang Nadim
DESKRIPSI
UNIT
KONDISI SAAT INI
RENCANA PENGEMBANGAN AKHIR
LANDASAN PACU APRON TERMINAL JENIS PESAWAT KAPASITAS TERMINAL KAPASITAS KARGO KAPASITAS PENYIMPANAN BAHAN BAKAR
Meter M² M² Type Penumpang per Ton
4025 X 45 110,541
4025 X 45 170,000
Kilo liter
35,122 (2 Lantai 4 Gar Barata) 88,000 (12 Pasang Gar Barata) B 747 B 747 3,300,000 8,300,000 16,230 700,000 52,000
52,000
Sumber : BP Kawasan Batam
Telekomunikasi dan Informasi
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2014
39
Perkembangan dunia selular beberapa tahun belakangan ini berkembang sangat pesat hal ini ditandai dengan terus meningkatnya penggunaan telepon selular di hampir seluruh pelosok dunia. Pesatnya perkembangan dunia selular juga terjadi di Kota Batam. Meningkatnya penggunaan telepon seluler di Kota Batam bisa dilihat dari banyaknya operator seluler yang beroperasi di Kota Batam dan berjamurnya menara telekomunikasi yang terus bertambah jumlahnya. Provider yang beroperasi di Kota Batam pada tahun 2012 sebanyak 20 provider, dan terdapat 19 penyedia menara dengan jumlah menara telekomunikasi sebanyak 437 menara. Maraknya keberadaan menara-menara telekomonikasi tersebut disamping memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi konsumennya disisi lain juga menimbulkan dampak terhadap nilai estetika dan keindahan Kota Batam. Guna meminimalisir keadaan tersebut maka berdasarkan PP Nomor 38 Tahun 2007 Pemerintah Kota Batam bersama dengan pihak-pihak terkait lainnya telah mengupayakan adanya penataan terhadap keberadaan menara-menara telekomunikasi tersebut. Dengan melalui proses yang panjang maka pada tanggal 10 Juli 2009 Dewan Perwakilan Daerah Kota Batam telah mengesahkan Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 4 Tahun 2009 tentang Menara Telekomunikasi di Kota Batam. Fasilitas Infrastruktur Telekomunikasi dan Informasi di Kota Batam dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 2.15.Fasilitas dan Infrastuktur Telekomunikasi
NO
URAIAN
Satuan
A
PSTN dan ISDN Switch Sentral Telepon Otomat Kapasitas Total Sentral
18 Lokasi 111,768 SST
B
CDMA Switch Kapasitas Sentral Jumlah BTS
35.000 CDMA 19 BTS
C
Kapasitas Jaringan Jaringan Kabel Tembaga Lebar Pita Serat Optik Lokal Batam Ke kota lain melalui Pekanbaru Sambungan bawah laut TIS Lebar Pita Radio Gelombang Mikro Dijital Lokal Batam - Ke kota lain melalui Pekanbaru - Ke Singapura Lebar Pita Satelit Dijital
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2014
98.690 Satuan Sambungan 377,5 Gbps 15 Gbps 12,5 Gbps 350 Gbps 904 Mbps 34 Mbps 560 Mbps 310 Mbps 52 Mbps
40
TELKOMNET INSTAN D
Penyedia Layanan Internet
INDOSATNET IDOLANET CENTRIN
Sumber : BP Kawasan Batam
Sebaran Infrastruktur Telekomunikasi dan Informasi di Kota Batam dapat dilihat pada gambar dibawah ini. Gambar 7 Infrastruktur Informasi di Kota Batam (Layanan
Telekomunikasi)
Sumber : BP Kawasan Batam
Perbankan Dalam menunjang aktifitas berbagai usaha, bisnis maupun perdagangan, di Kota Batam
saat ini telah beroperasi sebanyak 60 bank yang terdiri dari 31 buah bank umum dan 29 buah bank perkreditan rakyat dengan jumlah kantor sebanyak 188 buah yang terdiri dari 145 kantor bank umum dan 43 kantor BPR. Rincian jumlah bank umum dan BPR yang ada di Kota Batam dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel. 2.16 Jumlah Bank dan Kantor Bank di Kota Batam Tahun 2012
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2014
41
Jenis Bank
Bank
Kantor Bank
1
2
3
Bank Umum -
Bank Persero
4
65
-
Bank Devisa
22
67
-
Bank Non Bank
1
3
-
Bank Pembangunan Daerah
2
8
-
Bank Asing dan Campuran
2
2
Bank Perkreditan Rakyat -
Konvensianal
27
40
-
Syariah
2 60
3 188
Jumlah Sumber: Bank Indonesia Batam
Investasi Berdasarkan data dari BP Kawasan Batam realisasi investasi Asing (PMA) yang dihitung berdasarkan persetujuan Izin Usaha Tetap (IUT/IUI) yang diterbitkan selama periode Januari-September 2012 sebanyak 51 proyek, terdiri dari 43 proyek baru dan 8 proyek perluasan usaha dengan total nilai investasi sebesar US$ 93.61 juta. Adapun investasi proyek baru yang masuk ke Kota Batam pada tahun 2012 sebanyak 72 industri baru dan 16 industri perluasan dengan total nilai investasi US$ 551 juta. Sedangkan data rencana investasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) untuk periode Januari s/d September 2012 berjumlah 164 proyek dengan nilai investasi Rp 547 Milyar. Untuk perkembangan realisasi izin usaha PMDN di Kota Batam selama Januari-September 2012 dengan nilai investasi sebesar Rp 105 milyar. Beberapa peluang investasi yang masih terbuka dari berbagai sektor kegiatan dalam upaya mengembangkan ekonomi Kota Batam antara lain sektor industri yang meliputi : -
industri kerajinan, industri bahan bangunan, industri pengolahan
makanan dan industri pengolahan hasil perikanan dan pertanian. -
Aneka Industri meliputi : konveksi, kimia, logam, pengolahan
hasil pertanian, elektronika dan pengolahan kayu, -
Industri berat meliputi industri baja, industri permesinan dan alat
pengeboran minyak. Sektor Pertanian, meliputi : -
perikanan, peternakan (Fatening) dan hortikultura, seperti yang telah
dirintis di Pulau Nguan dimana Pulau Nguan akan dimanfaatkan sebagai lokasi
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2014
42
pertanian dan perikanan. Hal ini telah dirintis salah satunya dengan kerjasama dengan BPPT melalui pembibitan ikan kerapu yang telah berhasil menikmati panen pertama yang dihadiri oleh Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) serta Bapak Walikota Batam beberapa waktu yang lalu. -
Komoditas yang memerlukan teknologi tinggi dan padat modal dapat
dilaksanakan oleh pemodal yang berskala besar dan orientasi pasarnya untuk ekspor. -
Komoditas dengan teknologi tidak terlalu tinggi, padat karya dan modal
dapat dilaksanakan oleh investor yang berskala usaha menengah dengan orientasi utamanya memenuhi kebutuhan lokal. -
Komoditas dengan teknologi tepat guna, yang tidak memerlukan modal
yang terlalu tinggi. Usaha ini diutamakan untuk memenuhi pasar lokal. Sektor Perdagangan, meliputi : -
Berpeluang
pada
kegiatan
ekspor
dan
perdagangan
retail
menengah/besar. -
Potensi investasi di bidang prasarana dan sarana pasar & pergudangan
(Cold Storage). Sektor Pariwisata, antara lain : -
Perjalanan wisata terpadu dalam bentuk paket-paket wisata yang mampu
memberikan suguhan objek wisata, atraksi wisata dan akomodasi. -
Entertaiment bisnis yang mengelola pelaksanaan workshop, seminar dan
event-event kegiatan berskala internasional. -
Pengembangan kawasan wisata terpadu.
-
Pengembangan wisata budaya, sejarah dan bahari.
Sektor Transportasi dan Teknologi, meliputi : -
Pengadaan sarana transportasi darat
-
Potensi di bidang transportasi udara
(Batam Airline) -
Investasi di bidang perhubungan laut (RO-
RO) -
Potensi untuk pengembangan teknologi di
bidang informasi Information Technology (IT) Sektor lainnya antara lain sebagai berikut :
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2014
43
-
Pengelolaan
kebersihan
termasuk
pengelolaan sampah -
Pegelolaan limbah industri
-
Pengelolaan air bersih
-
Pembangunan pusat perkemahan terpadu
dan ketenagalistrikan. 2.2
Permasalahan Pembangunan Daerah Dalam pelaksanaan Pembangunan daerah di Kota Batam mengacu kepada isu strategis
dan permasalahan mendesak yang perlu ditangani dan diatasi dalam mewujudkan sasaran dan target yang direncanakan. Adapun yang menjadi permasalahan ataupun isu strategis yang dihadapi di Kota Batam dan keterkaitannya dengan isu strategis dan permasalahan tingkat propinsi dan nasional. 2.2.1
Permasalahan Daerah yang Berhubungan Dengan Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah
a.
Pendidikan
Capaian pembangunan di bidang pendidikan menunjukan hasil yang cukup baik akan tetapi jika dilihat dari data capaian indikator di bidang pendidikan, diperoleh permasalahan Masih rendahnya Kualitas dan Akses Jangkauan Pendidikan serta terdapatnya kesenjangan antara Kabupaten/Kota. Kondisi pendidikan di Kota Batam masih relatif rendah, dapat dilihat dari angka partisipasi sekolah (APS) di tingkat pendidikan SLTA hanya sekitar 54.90 persen. Hal ini dapat dilihat dari angka rata-rata lama bersekolah yang berarti penduduk Kota Batam rata-rata hanya tamat SMP. Disamping hal tersebut, rendahnya APS di tingkat pendidikan SLTA juga disebabkan angka kelulusan SMP yang masih rendah. Walaupun angka indikator di tingkat pendidikan sudah cukup baik, tetapi capaian di tiap Kabupaten/Kota belum merata (masih terdapat kesenjangan). Hal tersebut antara lain disebabkan masih kurangnya untuk beberapa jenis guru, khususnya guru eksakta dan penyebaran tenaga guru juga belum merata. Secara keseluruhan tenaga guru jumlahnya sudah cukup memadai dengan rasio yang tergolong baik. Demikian juga dengan prasarana dan sarana belajar baik kuantitas dan kualitasnya masih perlu ditingkatkan, terutama untuk daerah pesisir dan Hinterland
b.
Kesehatan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2014
44
Dalam bidang kesehatan, permasalahan dirasakan adalah Masih rendahnya Akses terhadap Pelayanan Kesehatan antar Wilayah yang diindikasikan dengan kurangnya tenaga medis dan prasarana/sarana kesehatan terutama di Desa dan Kecamatan. Jumlah tenaga medis seperti Dokter, Perawat dan Bidan masih terbatas, demikian juga dengan peralatan dan obat-obatan. Untuk itu maka jangkauan pelayanan kesehatan harus diperluas dan kualitas pelayanannya ditingkatkan. Disamping itu angka kematian bayi dan ibu melahirkan terutama di daerah yang terisolir dan kawasan kumuh (slum) di perkotaan masih cukup tinggi walaupun secara keseluruhan Kota Batam berada dibawah rata-rata nasional. Selain itu, jaminan pembiayaan kesehatan dan kurangnya pemanfaatan teknologi di bidang kesehatan masih kurang. Penyakit infeksi menular seperti demam berdarah dengue (DBD), HIV/AIDS, tuberculosis dan malaria masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang menonjol. Saat ini Pemerintah Daerah Kota Batam telah memiliki Rumah Sakit Umum Daerah yang telah ditingkatkan menjadi kategori rumah sakit rujukan tipe B, dimana kedepannya tetap akan terus ditingkatkan dengan tambahan sarana dan prasarana operasional RSUD serta tambahan SDM untuk pengelolaannya. c.
Bidang Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan Ekonomi di Kota Batam sampai dengan tahun 2012 menunjukkan hasil yang bagus. Hal ini dapat dilihat dari pencapaian perekonomian Kota Batam yang selalu diatas Pertumbuhan Perekonomian Nasional. Melihat dari potensi perekonomian yang ada di Kota Batam, dapat dikatakan bahwa pencapaian pertumbuhan ekonomi tersebut belum optimal. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal, antara lain: 1.
Belum Dikelolanya Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Secara
Maksimal Wilayah Kota Batam 74,62 persen merupakan perairan / lautan, dan memiliki sumber daya kelautan dan perikanan yang tidak ternilai harganya. Potensi ekonomi keluatan meliputi perikanan tangkap, budidaya, pengolahan perikanan, budidaya rumput laut. Potensi energi kelautan seperti gelombang, pasang surut, angin dan energi panas laut (ocean thermal), namun sayangnya belum dikelola secara maksimal. Belum maksimalnya pengelolaan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan ini dapat dilihat dari kecilnya kontribusi dari sub sektor perikanan di dalam PDRB Kota Batam yang hanya menyumbangkan sebesar Rp 241 milyar atau 0,446 persen rata-rata selama lima tahun terakhir ini. Rendahnya kontribusi sub sektor perikanan mungkin dikarenakan di Kota
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2014
45
Batam terdapat suatu musim dimana nelayan sulit menangkap ikan karena ombak yang kuat atau oleh masyarakat setempat sering disebut musim utara. Kondisi ini tentu saja menjadi tantangan dalam meningkatkan hasil penangkapan ikan. Dengan luasnya wilayah perairan Kota Batam diharapkan ke depan sub sektor perikanan bisa menjadi salah satu sektor unggulan di Kota Batam. Adanya upaya untuk meningkatkan pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan belum sepenuhnya memperhatikan pengelolaan kelautan dan perikanan yang berkesinambungan, dimana bukan hanya sektor hulu (penangkapan dan permanenan) saja yang perlu ditingkatkan tetapi juga harus memperhatikan dan memikirkan sektor hilirnya (pengolahan dan pemasaran) sehingga menjadi suatu kesatuan yang efektif dalam memaksimalkan potensi di bidang kelautan dan perikanan. 2.
Belum Optimalnya Pelaksanaan Industri Pengolahan yang Berbasis
Pengembangan Ekonomi Lokal Sektor Industri Pengolahan merupakan sektor yang memberikan kontribusi PDRB paling besar di Kota Batam khususnya dari sub sektor industri besar dan industri sedang. Masih menariknya Kota Batam sebagai daerah tujuan investasi tidak terlepas dari letak Kota Batam yang strategis, dan kebijakan pemerintah pusat dengan menetapkan Kota Batam sebagai Daerah Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas (PBPB). Namun penetapan tersebut perlu cepat harus ditunjang dengan regulasi perangkat hukum yang mengaturnya sehingga tidak ada keraguan-keraguan investor dalam berinvestasi di Kota Batam. Disamping itu pengembangan Industri di Kota Batam belum memaksimalkan
sektor
industri
pengolahan
yang
berorientasi
kepada
pengembangan ekonomi lokal. Dengan telah ditetapkan Batam, Bintan dan Karimun sebagai Kawasan Ekonomi Khusus maka Kabupaten/Kota yang berada disekitarnya
diharapkan
mampu
menangkap
peluang
pengembangan
perekonomian dengan lebih mengoptimalkan industri pengolahan yang memberdayakan masysarakat. Selain itu, promosi merupakan hal yang perlu dalam pengembangan perekonomian lokal di Kota Batam 3.
Masih Kurang Maksimalnya Pemberdayaan Masyarakat sebagai
Pelaku dan Penggerak Ekonomi dan Peningkatan Usaha Kecil dan Menengah
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2014
46
Tidak dapat dipungkiri bahwa masyarakat merupakan pelaku ekonomi. Pemberdayaan masyarakat sebagai pelaku ekonomi secara tidak langsung juga memajukan ekonomi di suatu daerah. Pelaksanaan Pemberdayaan masyarakat di Kota Batam belum sepenuhnya berhasil hal ini disebabkan pelaksanaan pemberdayaan yang berorientasi ke arah individu atau keluarga dirasakan kurang efektif. Peran usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dan peningkatan pemberdayaan “kelompok masyarakat’ di berbagai sektor ekonomi masih perlu ditingkatkan dengan pelatihan dan bimbingan agar terjadinya kemandirian dan peningkatan perekonomian masyarakat. 4.
Masih Tingginya Angka Pengangguran dan Angka Kemiskinan Jumlah
pengangguran
di
Kota
Batam
cenderung
mengalami
peningkatan, pada tahun 2012 persentase Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Kota Batam sebesar 5,30 persen. Besarnya tingkat penggangguran di Kota Batam lebih disebabkan oleh faktor migrasi dari luar daerah Kota Batam yang belum memiliki skill yang dibutuhkan pasar Batam, dimana saat ini di sektor industry Kota Batam lebih banyak didominasi oleh steel work industry dan shipyard yang tentunya lebih membutuhkan SDM yang menguasai skill dibidang mechanic baja, pipa dan perkapalan dan lain sebagainya. Dengan terjadinya modernisasi dan perkembangan teknologi, di Kota Batam untuk kedepan diperlukan tenaga kerja yang mempunyai skill dan pendidikan yang memadai pada suatu bidang tertentu. Kendala ketenagakerjaan di Kota Batam antara lain masih tingginya angka pengangguran terbuka akibat rendahnya serapan lapangan kerja bagi lulusan sekolah dan kurikulum pendidikan yang belum terintegrasi dan selaras dengan kebutuhan lapangan kerja serta belum optimalnya Balai Latihan Kerja bagi penyiapan calon tenaga kerja siap pakai. Hal ini perlu menjadi perhatian untuk kedepannya, dengan peningkatan sumberdaya manusia (SDM) tenaga kerja diharapkan agar penyerapan kebutuhan akan tenaga kerja di Kota Batam dapat diperoleh dari penduduk usia bekerja yang ada di Kota Batam sendiri. Jumlah penduduk miskin di Kota Batam berdasarkan survey PPLS 2011 adalah sebanyak 40.493 Rumah Tangga Sasaran atau 169.540 jiwa atau sama dengan 17,08 persen dari total jumlah penduduk Kota Batam hasil sensus sosial ekonomi nasional (susenas) BPS Kota Batam. Persentase penduduk miskin Kota Batam cukup tinggi jika dibandingkan dengan angka kemiskinan nasional yaitu 12,49 persen. Besarnya jumlah penduduk miskin di Kota Batam perlu menjadi perhatian khusus dari Pemerintah Kota Batam dengan tetap
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2014
47
meneruskan pelaksanaan program pengentasan kemiskinan daerah, disamping terus mengantisipasi arus urbanisasi pendatang yang masuk ke Kota Batam yang tidak memiliki keahlian dan berpendidikan karena akan berpotensi untuk menambah angka kemiskinan terutama di kawasan perkotaan apabila tidak bisa masuk ke bursa kerja yang tersedia serta menekan angka kelahiran dan meningkatkan kembali program keluarga berencana. d.
Infrastruktur Masalah
infrastruktur
yang
dihadapi
adalah
masih
kurangnya
iInfrastruktur dasar yang ada di Kota Batam dan masih belum selesainya pusat pemerintahan Kota Batam. Permasalahan infrastruktur ini perlu ditanggulangi untuk mengatasi kesenjangan pembangunan antar wilayah Kabupaten/Kota dalam hal ketersediaan infrastruktur darat berupa jalan dan jembatan, infrastruktur laut berupa pelabuhan, dermaga dan kapal angkutan serta infrastruktur udara berupa penambahan dan peningkatan sarana bandara. Penyediaan infrastruktur tersebut secara bertahap diharapkan dapat mendorong pemanfaatan sumber daya alam yang ada di masing-masing pulau dan tumbuhnya pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru di Kota Batam. Sedangkan masalah mendesak terkait dengan penyediaan infrastruktur yang dihadapi adalah belum selesainya perumahan rakyat, penyediaan air bersih dan listrik serta pembukaan akses terhadap daerah terisolir. e.
Lingkungan Hidup Pembangunan
ekonomi
yang
dilakukan
sejak
beberapa
tahun
belakangan ini secara tidak disadari telah menyebabkan permasalahan kurang terjaganya kualitas lingkungan hidup. Tingginya kebutuhan akan perumahan yang diikuti dengan kebutuhan lahan menyebabkan terjadinya kerusakan ekosistem kawasan hutan dibeberapa titik lokasi hutan, lahan mangrove, pesisir pantai dan laut serta meluasnya lahan kritis dan perubahan iklim yang sebagian besar diakibatkan oleh kesalahan perilaku manusia dalam mengelola sumber daya alam terutama pada tahapan proses yang menggunakan pola cut and fill . Tingginya laju degradasi hutan dan meluasnya lahan kritis telah berdampak terhadap lingkungan, hal ini dapat dilihat dari menurunnya kuantitas dan kualitas air, bencana kekeringan yang cukup lama melanda Kota Batam akhirakhir ini.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2014
48
f.
Pulau – pulau Terdepan Kota Batam mempunyai 4 pulau terdepan yang berbatasan langsung
dengan Negara Tetangga yaitu pulau Batu Berhenti, pulau Putri, pulau Pelampung dan pulau Nipah serta dengan adanya rencana penambahan 2 (dua) pulau terluar lagi yaitu pulau Karang Helen Mars dan Karang Banteng. Kurangnya pemanfaatan pulau-pulau terdepan menjadi isu strategis pada tahun 2013 sehingga wacana pembentukan satuan kerja perangkat daerah (SKPD) yang khusus mengurusi masalah perbatasan sangat mendesak untuk didirikan. Pemanfaatan pulau-pulau terdepan di Kota Batam hendaknya menjadi perhatian mengingat banyak dari pulau terdepan yang mempunyai potensi untuk dikembangkan. Disamping itu, hampir semua pulau terdepan hingga saat ini kebanyakan hanya menjadi pulau untuk pengawasan dalam hal perbatasan dan praktek ilegal fishing, dengan demikian masih banyak potensi Kelautan dan Perikanan Kepulauan yang belum dimanfaatkan. g.
Kinerja Pemerintahan Pemerintah Kota Batam mempunyai komitmen untuk mewujudkan tata
kepemerintahan yang baik, bersih dan berwibawa (Good Governance and Clean Government) dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya. Isu strategis yang muncul terkait hal ini adalah perlunya
Meningkatkan kinerja
Pemerintahan yang Bersih dan Berwibawa sehingga kelemahan penyediaan data perlu diatasi agar lebih optimal dalam proses perencanaan dan evaluasi dalam pelaksanaan pemerintahan. Percepatan perwujudan Good Governance dan Clean Government masih dilakukan melalui peningkatan pelayanan publik dan peningkatan kualitas aparatur di jajaran Pemerintah Kota Batam melalui pendidikan dan pelatihan secara berkala. Pembinaan-pembinaan yang dilakukan tersebut diharapkan akan mampu menciptakan aparatur yang akuntabel dan profesional. Selain itu, msih terbatasnya sarana dan prasarana bangunan pemerintah termasuk gedung kantor yang representatif bagi penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan publik juga perlu mendapat perhatian serius di tahun 2012. 2.3 Isu Isu dan Prioritas Pembangunan Nasional dan Provinsi Isu-isu strategis dan prioritas nasional memiliki pengaruh yang cukup fundamental dalam menentukan arah pembangunan di daerah selain isu isu strategis yang bersifat lokal. Hal ini disebabkan arahan dan indikasi target capaian nasional merupakan juga target yang akan dicapai oleh seluruh pemerintah daerah. Selain itu, arah kebijakan dan prioritas nasional juga
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2014
49
akan menentukan besar dan jumlah program pemerintah pusat yang akan dilaksanakan baik secara langsung maupun melalui pemerintah daerah. Dalam Rancangan Tata Ruang (RTR) Pulau Sumatera, pusat-pusat pertumbuhan yang diklasifikasikan kedalam Pusat Kegiatan Nasional (PKN) dimana Kota Batam diarahkan untuk mengembangkan kegiatan industry pengolahan untuk mendorong perkembangan komoditaskomoditas unggulan seperti perikanan dan pariwisata. Sementara peranan PKN Batam sebagai pusat industry pengolahan untuk tujuan ekspor tetap dipertahankan. 2.3.1
Pencapaian Tujuan Pembangunan Millenium (MDGs) 2015 Hitung mundur tenggat waktu pencapaian Tujuan Pembangunan Millenium (MDGs)
tahun 2015 kian mendekat, namun dari 8 (delapan) sasaran / target yang ingin dicapai masih terdapat beberapa hal yang masih belum tercapai namun masih memungkinkan untuk dicapai serta beberapa sasaran masih ada yang dalam kriteria mengkhawatirkan atau sulit untuk dipenuhi. Esensi utama dari tujuan pembangunan millennium sebagaimana yang dicanangkan dalam deklarasi MDGs di United Nation Summit pada bulan September tahun 2000 di New York pada dasarnya berfokus pada penanganan aspek kemanusiaan dalam rangka memerangi kemiskinan dan peningkatan kualitas SDM serta menjaga kelestarian lingkungan hidup. Delapan target yang dikenal sebagai MDGs (millennium development goals) dapat dijabarkan sebagai penghapusan kemiskinan dan kelaparan, pendidikan, kesetaraan jender, penurunan angka kematian bayi, kesehatan ibu, penanggulangan HIV/AIDS, malaria dan penyakit-penyakit lain, lingkungan berkelanjutan, serta kerja sama pembangunan global. Indonesia saat ini menghadapi 4 (empat) masalah pokok kependudukan yang terkait erat dengan tujuan MDGs yaitu: tingkat kelahiran yang tinggi, distribusi penduduk yang tidak merata, pengangguran dan kemiskinan, serta urbanisasi desa-kota. Meskipun pernah mengalami era keberhasilan dalam program kependudukan lewat Keluarga Berencana (KB) dan slogan ‘dua anak cukup’ guna mencapai ‘zero growth population’ namun saat ini tingkat demografi Indonesia sangat memprihatinkan. Badan Pusat Statistik memberikan data prediksi tahun 2015 jumlah penduduk Indonesia akan mencapai 254,5 juta-255,8 juta jiwa.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2014
50
Struktur kependudukan didominasi oleh usia muda yang berimplikasi pada meningkatnya kebutuhan terhadap fasilitas pendukung pertumbuhan dari sisi kebutuhan pangan hingga sarana kesehatan dan pendidikan. Angka ketergantungan penduduk menjadi tinggi yang menjadi beban oleh kelompok usia produktif sebagai pencari nafkah. Ini akan mengakibatkan keluarga dengan penghasilan yang pas-pasan akan sangat mudah jatuh ke dalam kelompok keluarga miskin begitu ada faktor pengganggu keuangan seperti pendidikan dan kesehatan. Sebaliknya, kemiskinan akan membuat penduduk usia muda tidak sehat dan tidak mendapat pendidikan tinggi sehingga akhirnya tidak dapat bersaing mendapatkan pekerjaan. Untuk itulah pentingnya tujuan MDGs ini dituangkan dalam penyusunan dokumen Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) tahun 2005-2025, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014, Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahunan, dan dokumen Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Sehingga demikian juga diharapkan kepada seluruh pemerintah daerah baik provinsi maupun kota/kabupaten untuk juga menuangkan tujuan MDGs ke dalam indikator dokumen dokumen perencanaan pembangunan daerah sehingga tujuan tersebut dapat tercapai. Hingga tahun 2011 tujuan MDGs yang telah berhasil dicapai Indonesia adalah tujuan MDG I, yaitu Indonesia berhasil membuat proporsi penduduk dengan pendapatan kurang dari US$ 1,00 per kapita per hari. Tujuan MDG III yaitu rasio APM perempuan terhadap laki-laki SMA/MA/Paket C dan rasio angka melek huruf perempuan terhadap laki-laki umur 15-24 tahun juga telah berhasil dilampaui berdasarkan data dari Bappenas tahun 2012. 2.3.2
Isu Kesetaraan Gender Pada tahun 2007, tingkat pencapaian kesetaraan dan keadilan gender (IKKG) di
Indonesia dalam lima aspek pembangunan yang diukur adalah sebesar 79,3%. Nilai ini memberikan indikasi adanya 20,7% kerugian/kegagalan pencapaian pembangunan manusia akibat dari adanya ketidaksetaraan gender terkait dengan kualitas hidup dan perlindungan terhadap kekerasan di Indonesia (Publikasi Bappenas, 2012). Sementara itu data IKKG Indonesia tahun 2010, sebesar 79,6% memperlihatkan tidak adanya peningkatan yang signifikan dalam kesetaraan dan keadilan gender. Seperti yang telah diketahui bersama bahwa Pengarusutamaan Gender (PUG) adalah merupakan salah satu prioritas nasional dalam RPJMN 2010-2014, selain itu juga tiga isu/kebijakan nasional terkait penegarusutamaan gender yaitu peningkatan kualitas hidup dan peran perempuan dalam pembangunan, perlindungan perempuan terhadap berbagai tindak kekerasan dan peningkatan kapasitas kelembagaan PUG dan pemberdayaan perempuan.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2014
51
IKKG ini meliputi 5 (lima) aspek, yaitu aspek kesehatan reproduksi, aspek pencapaian pendidikan, aspek partisipasi ekonomi, aspek keterwakilan di jabatan publik dan kelima aspek perlindungan dari tindak kekerasan. Lalu lima aspek tersebut dijabarkan lebih lanjut menjadi 12 (dua belas) indicator IKKG meliputi indicator proporsi pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih dan angka kelahiran remaja (AKR) usia 15-19 tahun untuk aspek pertama. Lalu aspek kedua, ada indicator proporsi penduduk usia 25 tahun dengan pendidikan minimal tamat SLTP dan rata rata lama bersekolah penduduk usia 25 tahun ke atas. Sedangkan aspek ketiga, indikatornya tingkat partisipasi angkatan kerja, proporsi status kerja sebagai pekerja dibayar dan tingkat upah atau gaji bersih. Aspek keempat meliputi, presentase keterwakilan di dalam lembaga legislative, persentase keterwakilan di dalam lembaga eksekutif, serta keterwakilan di dalam lembaga yudikatif. Indikator rasio antara jumlah kasus kekerasan yang dialami perempuan atau lakulaki di luar rumah atau di tempat kerja dan rasio jumlah kekerasan yang dialami perempuan atau laki-laki di dalam rumah tangga atau domestic merupakan turunan aspek yang terakhi atau kelima. Namun yang lebih penting dari itu adalah bagaimana mengupayakan kesadaran bahwa kesetaraan jender adalah kunci untuk mencapai kesejahteraan (kesehatan, pendidikan, dan eknomi), keadilan, dan kemajuan dalam demokrasi. 2.3.3
Program Pengentasan Kemiskinan ”Setiap
kemiskinan
memiliki
penyebab
masing-masing
sehingga
penyelesaiannya harus satu persatu, tidak ada resep umum” (Jeffrey D SachsThe End of Poverty). Kemiskinan merupakan permasalahan multidimensi sehingga dalam penyelesaiaannya memerlukan penanganan lintas bidang dengan dukungan dari berbagai pihak mulai dari kementerian/lembaga di pusat maupun dinas teknis di tingkat daerah, sampai pada perguruan tinggi, lembaga swadaya masyarakat, swasta dan masyarakatnya sendiri. Penurunan kemiskinan yang ditandai dengan meningkatnya kesejahteraan masyarakat miskin dapat dicapai jika terjadi peningkatan dan perluasan terhadap akses pemenuhan kebutuhan dasar, peningkatan keberdayaan masyarakat untuk dapat berperan aktif dalam proses pembangunan serta peningkatan ekonomi masyarakat melalui pemberdayaan usaha mereka. Tahun 2010, tingkat kemiskinan nasional telah dapat diturunkan menjadi 13,33 persen dari 14,15 persen pada tahun 2009. Lalu semakin rendah pada tahun 2011 dengan 12,49 persen dan sampai dengan September 2012 angka kemiskinan sebesar 11,66 persen (sumber: Review RPJMN 2010-2015) mendekati target yang dicanangkan dalam RPJMN 2010-2015 yaitu 10, 511,5 persen pada tahun 2012. Diperlukan sinergitas antara pusat dan daerah dalam menyusun
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2014
52
kebijakan dan program penanggulangan kemiskinan, serta didukung dengan strategi dan kebijakan ekonomi makro yang kondusif, sehingga dapat menciptakan kestabilan ekonomi yang dibutuhkan dalam menurunkan angka kemiskinan. Sedangkan angka kemiskinan Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2010 menurut data BPS adalah sebesar 8,05 persen, jauh lebih baik dari angka kemiskinan nasional. Namun hal ini tetap mendapat perhatian khusus bagi Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau beserta pemerintah kabupaten/kota dan menjadi salah satu prioritas daerah yang ingin dicapai dan dituangkan dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) serta Rencana Kerja Pemerintah Daerah setiap tahunnya. Pengentasan Kemiskinan menjadi program unggulan Gubernur dan Wakil Gubernur Kepulauan Riau yang dijabarkan dalam Visi dan Misi di dalam RPJMD Provinsi Kepri Tahun 2010-2015. Dengan bekerja sama dengan pemerintah kabupaten/kota se Provinsi Kepulauan Riau melalui Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (TKPKD) dengan dipimpin oleh Wakil Gubernur dengan pola sharing dana 2 : 1. Program Pengentasan Kemiskinan ini mencakup beberapa kriteria pembiayaan yang terangkum dalam 3 (tiga) program/kegiatan kemiskinan yaitu: Program Pemenuhan Hak-Hak Dasar Penduduk Miskin, Program Rumah Layak Huni, dan Program Pembinaan Unit Usaha Penduduk Miskin/Desa Tertinggal.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2014
53
BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH BESERTA KERANGKA PENDANAAN 3.1.
Kondisi Ekonomi Daerah Tahun 2011 dan Perkiraan Tahun 2012 Kondisi perekonomian secara nasional pada tahun 2013 diperkirakan akan meningkat
seiring dengan prediksi pertumbuhan ekonomi nasional pada tahun 2013 yang diperkirakan meningkat diatas 6%. Hal ini berimbas pada alokasi transfer dana ke daerah yang juga diprediksi akan meningkat dibandingkan pada tahun 2012 yang sebesar 40,1 triliun rupiah. Kondisi ekonomi daerah Kota Batam dilihat berdasarkan perkembangan indikator ekonomi antara lain seperti Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), PDRB per Kapita, Pendapatan Regional per Kapita, konstribusi sektoral, laju pertumbuhan ekonomi dan inflasi. Tabel 3.1. Perkembangan Indikator Makro Ekonomi Kota Batam
N o (1 ) 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Realisasi Indikator Makro Ekonomi
(2) PDRB Atas Dasar Harga Konstan (Trilyun Rp) Tingkat Pertumbuhan Ekonomi/PDRB Harga Konstan tahun tertentu Tingkat inflasi Jumlah Penduduk Miskin (KK) Tingkat Pengangguran (%) Disparitas Pendapatan Regional yang dilihat dari perbedaan : - Besaran IPM (Indeks Pembangunan Manusia)
Proyeksi
Tahun 2012
Tahun 2013
Tahun 2014
(3)
(4)
(5)
30.13
35.01
37.86
7.20
7,65
7.80
2.02 40.493 5.30
5.00 40.493 5,5
4.00 40.493 5.00
78,3
78,5
78,8
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa PDRB Kota Batam berdasarkan harga konstan tahun 2012 dan 2013 mengalami peningkatan, namun pertumbuhannya ditahun 2012 diperkirakan akan mengalami perlambatan yang lalu meningkat pada tahun 2013 dengan laju pertumbuhan sebesar 7,65 persen. Demikian juga dengan inflasi Kota Batam, dimana pada tahun 2012 besar inflasi Kota Batam sebesar 2,02 persen dan diperkirakan pada tahun 2013 inflasi Kota Batam sebesar 5,00 persen. Selanjutnya jumlah penduduk miskin Kota Batam pada tahun 2012 sebesar 40,493 rumah tangga sasaran (RTS). Meningkatnya jumlah penduduk
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2014
54
miskin Kota Batam pada tahun 2012 disebabkan adanya penambahan variabel kemiskinan semula hanya 3 kategori, yaitu : penduduk hampir miskin, miskin dan sangat miskin namun pada PPLS 2011 variabelnya menjadi 4 kategori, yaitu: menengah beresiko miskin, hampir miskin, Miskin dan sangat miskin sehingga terjadi penambahan jumlah penduduk miskin di Kota Batam. 3.2.
Tantangan dan Prospek Perekonomian Daerah Tahun 2013 dan Tahun 2014. Tantangan dan prospek perekonomian daerah yang dihadapi Kota Batam pada tahun 2013 dan tahun 2014 adalah sebagai berikut : 1.
Konsistensi pelaksanaan Peraturan Pemerintah RI Nomor 5 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 46 tahun 2007 tentang Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam. Pelaksanaan peraturan ini akan sangat berpengaruh terhadap percepatan kinerja perekonomian di Kota Batam. Apabila pelaksanaannya benar-benar konsisten dan memberikan kepastian hukum dalam berinvestasi di Kota Batam, maka kondisi ini akan memberikan prospek perekonomian yang positif untuk pembangunan di Kota Batam. Namun sebaliknya apabila ini tidak dilakukan sebagaimana yang diharapkan akan mempengaruhi prospek perekonomian di Kota Batam karena tidak direspon oleh kalangan dunia usaha sehingga hal ini menyebabkan Kota Batam tidak mempunyai daya saing dalam investasi yang dimiliki kawasan sejenis seperti Johor, Vietnam, dan Filipina.
2.
Masih belum dapat direalisasikan pengelolaan kawasan Rempang, Galang dan Galang Baru meskipun diprediksi memberikan prospek perekonomian yang sangat menguntungkan dalam kegiatan ekonomi di Kota Batam karena pada kawasan ini berdasarkan RTRW Kota Batam merupakan kawasan Pariwisata, Industri, Jasa dan Perumahan dimana dalam pelaksanaannya akan dikembangkan dengan konsep kawasan modern dan berskala internasional.
3.
Ketersediaan infrastruktur jalan, pelabuhan dan energi merupakan fasilitas sarana vital dalam menciptakan daya saing kawasan Batam sebagai kawasan investasi. Tantangan yang dihadapi saat ini oleh Kota Batam adalah masih terbatasnya sarana pelabuhan kargo dan ketersediaan sumber energi gas, kondisi ini sangat berpengaruh terhadap kegiatan perekonomian di Kota Batam.
4.
Potensi tenaga kerja yang cukup tersedia juga merupakan tantangan dan prospek perekonomian
di
Kota
Batam.
Namun
potensi
ini
jika
tidak
dijaga
keharmonisannya akan menjadi bumerang dalam kegiatan investasi. 5.
Tantangan dan prospek lain yang mempengaruhi kinerja ekonomi Kota Batam adalah ketersediaan dana pembangunan. Hal ini sangat diperlukan sebagai stimulus
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2014
55
pertumbuhan ekonomi dan penanggulangan kesejahteraan sosial melalui antara lain penyiapan fasilitas sarana dan prasarana infrastruktur dan penciptaan suasana kondusif di Kota Batam. Selain daripada itu ketersediaan dana ini juga sangat penting untuk mendukung peningkatan kualitas sumberdaya manusia dalam meningkatkan pelayanan publik untuk kegiatan perekonomian Kota Batam. 6.
Hal lain yang dapat mempengaruhi kegiatan perekonomian di Kota Batam adalah pengaruh globalisasi dibidang moneter, pangan dan energi sebagai contoh yang pernah kita alami dalam bidang moneter pada tahun 1997 dan dibidang pangan dan energi pada tahun 2007 dan terjadinya krisis ekonomi global tahun 2008. Tabel 3.2. Analisis Kondisi Lingkungan Internal dan Eksternal Kota Batam Kondisi Internal Daerah
Kekuatan
Kondisi Eksternal Daerah
Kelemahan
Peluang
Letak geografis wilayah Batam yang sangat strategi
Sulitnya aksesibilitas dalam penyelenggaraan pembangunan
Lahan yang masih cukup luas di P. Rempang, Galang.
Tidak meratanya sebaran penduduk
Adanya dukungan infrastruktur dan utilitas perkotaan
Tingginya miskin
Adanya Potensi-potensi ekonomi dalam peningkatan kegiatan investasi dan PAD
Sumberdaya alam yang tidak memadai
Adanya peraturan daerah dalam pelaksanaan pembangunan Kota Batam
Tingkat penguasaan teknologi masih rendah
Kualitas tenaga masih rendah
3.3.
penduduk
kerja
Ancaman
Adanya PP Nomor 5 Tahun 2011 tentang Perubahan AtasPeraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2007 tentang Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan BebasBatam Minat sektor swasta yang tinggi untuk menamkan investasi cukup tinggi. Adanya kerjasama ekonomi subregional di kawasan Asean
Globalisasi dibidang moneter, pangan dan energi
Terbatasnya bahan material di Kota Batam
Adanya kesenjangan pembangunan antara Mainland dan Hinterland
Adanya permintaan pasar internasional yang terus meningkat , khususnya untuk sektor industri
Infiltrasi budaya asing melalui berbagai media
Pergantian perubahan iklim yang dapat menimbulkan bencana alam seperti curah hujan yang tinggi
Kebijakan pemerintah memberikan bantuan BLSM kepada masyarakat
Adanya keputusan pemerintah untuk mengurangi subsidi BBM yang mengakibatkan naiknya harga jual BBM
Arah Kebijakan Ekonomi Daerah. Arah kebijakan ekonomi daerah untuk menjaga stabilitas prospek perekonomian di
Kota Batam pada tahun 2014 masih tetap sesuai dengan tahun sebelumnya yaitu sebagai berikut: 1. Penyediaan dan pemantapan infrastruktur yang layak untuk mendukung aktivitas usaha para pelaku bisnis/eksportir terutama pelabuhan, jalan, listrik dan telekomunikasi.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2014
56
2. Meningkatkan aksesibilitas publik terhadap sarana sosial ekonomi dengan meningkatkan pelayanan pada masyarakat. 3. Penyederhanaan mekanisme birokrasi terutama dalam hal perizinan bagi dunia usaha dengan dibentuknya Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) dibawah koordinasi Badan Penanaman Modal Kota Batam. 4. Realisasi implementasi kebijakan MoU antara Pemko dan BP Batam di bidang air, pertanahan dan telekomunikasi. 5. Konsisten pelaksanaan Peraturan Pemerintah RI Nomor 5 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 46 tahun 2007 tentang Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam. 6. Melestarikan sumberdaya alam, lingkungan dan sumber daya kelautan yang berkelanjutan meliputi pengendalian dan rehabilitasi kerusakan, mengedepankan Pengurangan Resiko Bencana (PRB) dalam antisipasi penanggulangan bencana, penanggulangan pencemaran, pemulihan dan pendayagunaan ekosistem; 7. Meningkatkan partisipasi sektor swasta dalam pembangunan daerah khususnya dalam bidang infrastruktur dan sarana prasarana daerah. 8. Membangun sistem perlindungan sosial bagi masyarakat miskin secara keseluruhan 9. Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM), dan Koperasi 10. Melakukan pembinaan dan perlindungan konsumen, pengembangan perdagangan, pemantapan sistem distribusi dan pertambangan serta energi 11. Meningkatkan perluasan kesempatan kerja dan memberikan perlindungan bagi tenaga kerja untuk peningkatan kesejahteraan tenaga kerja 12. Pengembangan ekonomi masyarakat daerah hinterland melalui intensifikasi dan diversifikasi usaha pertanian dan perikanan 13. Meningkatkan pelestarian nilai-nilai seni budaya melayu dan budaya daerah lainnya dan pengembangan obyek kepariwisataan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2014
57
BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH 4.1
Tujuan dan Sasaran Pembangunan Dengan tetap mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Kota Batam tahun 2011-2016, Pemerintah Kota Batam mempunyai Visi “Terwujudnya Kota Batam sebagai Bandar Dunia Madani yang Modern serta Menjadi Andalan Pusat Pertumbuhan Perekonomian Nasional”. Guna mewujudkan Visi Kota Batam di atas yang telah dicanangkan sejak tahun 2011, kemudian ditetapkan Misi beserta tujuan dan sasaran pembangunan untuk 5 (lima) tahunan. Tujuan dan sasaran pembangunan pada setiap Misi yang akan dijalankan akan memberikan arahan bagi pelaksanaan setiap urusan Pemerintah Daerah. Penjabaran pelaksanaan pada masing-masing Misi beserta tujuan dan sasaran pembangunan adalah sebagai berikut: Tabel 4.1. Penjabaran Visi/Misi beserta Tujuan dan Sasaran Pembangunan Kota Batam tahun 2011 – 2016
Visi/Misi
Tujuan
Sasaran
“Terwujudnya Kota Batam sebagai Bandar Dunia Madani yang Modern serta Menjadi Andalan Pusat Pertumbuhan Perekonomian Nasional”. 1.
Mensukseskan
misi
1. Menjalin kerjasama program
untuk
dengan Pengelola Kawasan dan
bersama
yang
saling
mengembangkan Kota Batam
pemangku
memberikan
manfaat
untuk
sebagai
pembangunan lainnya dalam
pemerintah Bandar
berskala
Modern
internasional
dilengkapi
dengan fasilitas
pusat perdagangan, kawasan industri
besar,
1. Tercapai kesepakatan program
kepentintan
merealisasi
tahun 2012-2016
upaya
2. Memfasilitasi standar perijinan
pengembangan bandar modern
pada kawasan-kawasan binaan
berskala internasional
Pengelola Kawasan
menengah
kecil, koperasi, usaha rumah tangga, industri pariwisata, pusat
perbelanjaan
kuliner,
dan
pengelolaan
sumberdaya kelautan melalui kerjasama dengan Pengelola Kawasan kepentingan
dan
pemangku pembangunan
lainnya. 2. Memfasilitasi pengembangan kawasan industri
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2014
1.
Meningkat dan berkembangnya kawasan
58
Visi/Misi
Tujuan
Sasaran industri baru berskala internasional dengan kelengkapan sarana dan
3. Memfasilitasi tumbuhkembang
prasarana industry 1. Mempersiapkan lahan kawasan
pusat perdagangan modern dan
untuk pembangunan pusat
internasional
perniagaan dan transaksi 2. Meningkat dan berkembangnya jasa dan perdagangan secara optimal dengan putaran transaksi rata-rata bulanan tertentu 3. Meningkatkan keterkaitan aktivitas antara distribusi dan
4. Meningkatkan fasilitasi
logistik 1. Menambah dan atau
pengelolaan sumberdaya
mengembangkan Tempat
Kelautan
Pelelangan Ikan (TPI) dan mendorong jumlah pasar ikan non pemerintah berstandar baik. 2. Menumbuhkan koperasi nelayan dan budidaya kelautan dengan keikutsertaan anggota 3. Fasilitasi pembangunan pasar dan pusat transaksi perikanan laut internasional dengan pola
5. Mengembangkan zona
swasta 1. Mendorong berdirinya pusat
pariwisata alam, pusat belanja
kuliner rakyat nasional maupun
dan kuliner
kuliner mancanegara dengan pola zoning ekslusif 2. Mendorong berdirinya pusat retail kerajinan, fashion modern dan tradisional, elektronik skala internasional 3. Memfalitasi berdirinya 1 pusat batik ASEAN yang telah dicanangkan pemerintah dalam
6. Menumbuhkembangkan UKM dan koperasi yang profesional
ASEAN summit 2011 1. Mendorong berdirinya fasilitas dan akses untuk usaha kecil non pemerintah untuk pedagang 2. Mendorong berkembangnya jumlah koperasi berbagi jenis
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2014
59
Visi/Misi
Tujuan
Sasaran usaha 3. Meminimalisir / meniadakan pedagang kaki lima dengan menyediakan kawasan usaha dagang kecil di kawasan yang mendukung 4. Memfasilitasi dan mempermudah upaya masyarakat untuk mengakses KUR pada industri dan pedagang mikro, kecil dan
2.
Mengembangkan
1. Mewujudkan penataan ruang
menengah. 1. Terwujud perencanaan,
yang dinamis antisipatif
sistem pendukung strategis
pemanfaatan dan pengendalian
penataan ruang terpadu
penataan ruang secara terpadu,
meliputi komponen fasilitas
baik di wilayah darat maupun
sarana dan prasarana sistem
wilayah laut
transportasi darat laut dan udara yang memadai, sistem telekomunikasi dan teknologi informasi (ICT) modern dan prima, ekosistem hutan kota, penataan lingkungan kota yang bersih, sehat, aman, nyaman dan lestari. 2. Mengembangkan sistem
1. Terwujudnya tatakelola
manajemen pertanahan di Kota
pertanahan dan land banking
Batam yang terpadu
yang optimal
3. Meningkatkan fasilitas sarana
1. Meningkatnya kualitas dan
dan prasarana transportasi darat
kuantitas infrastruktur dasar,
laut dan udara
serta utilitas di wilayah perkotaan dan hinterland 2. Meningkatnya sistem transportasi dan perhubungan
2.
3.
Meningkatkan sistem
secara optimal 1. Meningkatnya Teknologi
teknologi komunikasi dan
Informasi yang adaptif,
informasi (ICT) yang terpadu
aplikatif dan terpadu dalam
Mengembangkan
ekosistem
1.
pembangunan Meningkatnya
pengelolaan
hutan kota yang lestari dan
sumberdaya kehutanan yang
meningkatkan
ramah
kenyamanan
bermukim dan berbisnis
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2014
lingkungan
dan
berkelanjutan
60
Visi/Misi
Tujuan 4.
Sasaran
Menyelenggarakan
1.
(membangun,
lingkungan
mengoperasionalkan merawat)
sistem
Terwujudnya
dan
bersih,
sarana
prasarana utilitas kota yang
penataan
perkotaan
hijau,
yang
indah
dan
nyaman 2.Penyelenggaraan
prima
sistem
pengelolaan dan pengolahan persampahan 3. Terbangun dan terkelola sistem pengolahan
sampah
dan
reduksi sampah sesuai beban kota 4.
Penyelenggaraan pengelolaan
sistem
limbah
cair
permukiman dan industri 5.
Penyelenggaraan
sistem
drainase yang baik 6. Pusat kota terbebaskan dari genangan 7. Penyelenggaraan ruang terbuka hijau dan hutan tertata seluas 30% 8.
Penyelenggaraan penyediaan memenuhi
sistem
air
minum
80%
cakupan
layanan 9, Fasilitasi pihak pengelolaan sumber 3. Meningkatkan pelayanan prima dalam
hal
kesehatan,
pendidikan,
perumahan
yang
1. Meningkatkan hunian yang
energi
listrik
dan
alternatif lain 1. Meningkatnya hunian yang
layak dan terjangkau terutama
layak dan terjangkau, terutama
bagi masyarakat berpenghasilan
bagi MBR
layak dan terjangkau, sosial
rendah (MBR) yang disertai
budaya, fasilitasi keimanan dan
dengan peningkatan kualitas
memfasilitasi pekerja dengan
ketaqwaan, kepemudaan dan
lingkungan hunian
perumahan untuk buruh
olahraga agar kualitas hidup manusia
dan
kecerdasan
seluruh
lapisan
masyarakat
meningkat
2. Mendorong industri
industri. 3. Menurunkan luasan daerah kumuh
serta
4. Mendorong penyediaan rumah
meminimalisasi kemiskinan
bagi PNS dan pemberi layanan 2. Meningkatkan jumlah sarana pelayanan kesehatan dan kualitas pelayanan medis
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2014
di daerah terpencil 1. Menambah kapasitas dan layanan puskesmas 2. Meningkatkan layanan rumah
61
Visi/Misi
Tujuan pemerintah maupun swasta
Sasaran sakit pemerintah 3. Mendorong berdirinya rumah sakit non pemerintah 4. Menambah jumlah dokter 5. Peningkatan sediaan obat 6. Meningkatnya kualitas hidup melalui pengendalian jumlah
3. Menambah jumlah sarana dan
penduduk 1. Menambah jumlah SD
guru pendidikan formal dasar
2. Menambah Jumlah SMP
dan menengah pemerintah
3. Menambah jumlah SMA
maupun swasta
4. Meningkatkan kualitas pendidikan dasar dan menengah 5. Mendorong tumbuhnya pedidikan ketrampilan non formal 6. Menambah tenaga pengajar tingkat dasar dan menengah 7. Mendorong tumbuh kembangnya perpustakaan
4. Mendorong berdirinya
keliling dan taman baca 1. Beroperasinya pendidikan tinggi
pendidikan tinggi non
yang memiliki keterkaitan kuat
pemerintah berakreditasi baik
dengan
dunia
meningktan
usaha
dan
profesionalitas
5. Menambah pelayanan sarana
SDM 1. Membangun atau mendorong
olahraga dan kepemudaan
berdirinya pusat olahraga
pemerintah maupun swasta 1. Meningkatkan nilai seni dan
bertaraf nasional 1. Berkembangnya nilai-nilai seni
harmonis dan berbudi pekerti
budaya melayu dan daerah
budaya melayu dan daerah
atas dasar nilai multi etnis,
lainnya yang multi kultur dan
lainnya
multi kultur dan melestarikan
etnis di Kota Batam
4. Menumbuhsuburkan kehidupan
2. Batam menjadi kota
nilai-nilai seni budaya melayu,
internasional yang multi kultur
kearifan lokal, dan memelihara
dan multi etnik
kelestarian lingkungan hidup
3. Memfasilitasi acara tahunan budaya multi kultur dan multi etnik di Kota Batam yang dapat menarik minat wisatawan 4. Memberikan ruang publik bagi kegiatan masyarakat untuk 2. Mewujudkan kerukunan dan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2014
mengaktualisasikan dirinya 1. Meningkatnya keharmonisan
62
Visi/Misi
Tujuan
Sasaran
ketertiban hidup antar
kerukunan hidup antar
kelompok dan antar etnis dalam
kelompok dan agama dalam
masyarakat
masyarakat 2. Meningkatnya ketertiban hidup
3. Meningkatkan kualitas kehidupan dan perlindungan 5. Mewujudkan pelaksanaan pemerintahan yang baik, bersih
perempuan dan anak 1. Penerapan keterbukaan informasi publik
dan berwibawa
masyarakat 1. Meningkatnya kualitas hidup dan perlindungan terhadap perempuan dan anak 1. Membangun kerjasama dengan stasiun radio dan TV untuk pengelolaan kota 2. Bekerjasama dengan media cetak lokal untuk keluhan pelayanan publik (rubrik walikota menjawab) 3. Mengoptimalisasi penggunaan
2. Penerapan program reformasi birokrasi
WEB Pemerintah Kota Batam 1. Sosialisasi pada seluruh lapisan aparat tentang reformasi birokrasi 2. Membangun sistem reformasi birokrasi 3. Mendorong implementasi
3. Menstandarkan prosedur
pelayanan prima’ Kota Batam 1. Meningkatkan kinerja
perijinan dan peningkatan
Pelayanan Perijinan Terpadu
pelayanan
Satu Pintu 2. Meniadakan beberapa biaya perijinan pelayanan publik (perijinan usaha, surat tanda
4. Meningkatkan kualitas dan
kenal lahir dan lain sebagainya) 1. Meningkatnya partisipasi
efektifitas perencanaan,
masyarakat dalam
pengawasan dan pengendalian
penyelenggaraan pembangunan
pelaksanaan pembangunan
2. Meningkatnya efektifitas perencanaan, pengawasan dan pengendalian pelaksanaan
5. Meningkatkan penataan
pembangunan 1. Mengikutsertakan aparatur
kelembagaan dan peningkatan
untuk mengikuti pendidikan
kinerja aparatur
dan pelatihan yang relevan dan sesuai dengan kebutuhannya 2. Menyusun tata kerja dan tata laksana peningkatan kinerja
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2014
63
Visi/Misi
Tujuan 6. Mewujudkan pengelolaan
Sasaran aparatur 1. Meningkatnya efektifitas dan
keuangan dan kekayaan daerah
efisiensi pengelolaan keuangan
yang akuntabel.
daerah 2. Memiliki sistem pemerkiraan pendapatan daerah yang handal 3. Meningkatnya pengelolaan
7. Menciptakan Iklim investasi
kekayaan daerah 1. Memberikan informasi yang
yang kondusif
handal dan terbarukan bagi investasi di Kota Batam 2. Memberikan kepastian dukungan berinvestasi
Berdasarkan pencapaian prioritas dan sasaran pembangunan, hasil evaluasi pelaksanaan pembangunan tahun 2013 serta perumusan permasalahan dan tantangan pada tahun 2014 yang merupakan tahun ketiga pelaksanaan RPJMD, maka ditetapkan isu strategis : 1.
Penyediaan pelayanan infrastruktur kota yang prima
2.
Peningkatan kualitas dan pencegahan degradasi lingkungan hidup kota
3.
Pengendalian perusakan dan pencemaran lingkungan hidup
4.
Peningkatan kemitraan atau kerjasama dengan Pengelola Kawasan Batam
5.
Peningkatan aksesibilitas antar wilayah di Kota Batam
6.
Peningkatan kegiatan ekonomi rakyat dan meningkatkan keterkaitannya dengan aktivitas industri yang berkembang.
7.
Optimalisasi manajemen pemerintahan kota
8.
Pengendalian laju pertumbuhan penduduk.
9.
Meminimalisir ekses negatif dari pelaksanaan pembangunan. Isu strategis tersebut secara fungsional saling berhubungan satu dengan yang lainnya,
sehingga upaya penanganan satu isu strategis dapat mendukung atau berdampak positif bagi upaya penanganan isu strategis lainnya 4.2. Prioritas dan Pembangunan Prioritas pembangunan Kota Batam untuk tahun 2014 merupakan tindak lanjut tahun sebelumnya serta dalam rangka mendukung program pembangunan yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) tahun 2011-2016. Prioritas dan sasaran pembangunan Kota Batam Tahun 2014 dalam rangka pelaksanaan urusan wajib dan urusan pilihan yang menjadi kewenangan Pemerintah Kota Batam adalah sebagai berikut :
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2014
64
1. Peningkatan sarana dan prasarana infrastruktur jalan, drainase, utilitas perkotaan, kebersihan kota dan pengendalian banjir. 2. Peningkatan Kualitas SDM melalui peningkatan infrastruktur pendidikan dan kesehatan, peningkatan kualitas mutu pendidikan dan pelayanan kesehatan, serta peningkatan kualitas kepemudaan, peranan wanita, keluarga berencana dan ketenagakerjaan. 3. Peningkatan sarana dan prasarana transportasi dan fasilitas sarana perhubungan lainnya. 4. Pembangunan dan pengembangan infrastruktur Kawasan Hinterland dan pengembangan kawasan perbatasan. 5. Peningkatan pemberdayaan perekonomian masyarakat melalui optimalisasi bantuan modal, pemanfaatan pasar pemerintah, dan meningkatkan kemudahan akses masyarakat ke lembaga keuangan. 6. Peningkatan pengembangan kepariwisataan, fasilitas investasi dan promosi dalam rangka meningkatkan perekonomian dan daya saing Kota Batam. 7. Pembinaan, pengendalian dan penertiban penyandang masalah kesejahteraan sosial serta perlindungan sosial. 8. Peningkatan Kapasitas Daerah dan optimalisasi Teknologi Informasi dalam rangka rangka meningkatkan
pelayanan
kepada
masyarakat
dan
mewujudkan
penyelenggaraan
pemerintahan yang baik. 9. Peningkatan ketentraman dan ketertiban umum serta penegakkan supremasi hukum
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2014
65
4.3. Program Prioritas dan Kegiatan Pembangunan Daerah Untuk mewujudkan visi, misi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Batam Tahun 2011 – 2016 disusun prioritas program dan kegiatan Pembangunan Daerah Kota Batam Tahun 2014. Secara rinci prioritas program dan kegiatan pokok yang akan dilakukan pada tahun 2013 melalui sumber dana APBD Kota Batam dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 4.2 Prioritas Program dan Kegiatan Pembangunan Daerah Kota Batam Tahun 2014 NO 1
PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH Peningkatan sarana dan prasarana infrastruktur dan utilitas perkotaan
SASARAN PEMBANGU NAN Tersedianya sarana dan prasarana infrastruktur dan utilitas perkotaan Pengurangan genangan air di pusat kota
NAMA PROGRAM Program Peningkatan dan
SKPD PENANGGUNG JAWAB Dinas Tata Kota & Dinas Kebersihan dan Pertamanan
Pengelolaan Utilitas Perkotaan Dinas Pekerjaan Umum
Program Pengendalian Banjir
dan
Perbaikan Jaringan Pengairan Dinas Tata Kota
Program Pembangunan, Pemeliharaan dan Pengembangan Infrastruktur Sarana
dan
Prasarana Perumahan
dan
Permukiman Dinas Pekerjaan Umum
Program Peningkatan Sarana
dan
Prasarana Kebinamargaan Penyelenggara an sistem penyediaan air minum memenuhi 80% cakupan layanan
Dinas Pekerjaan Umum
Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan
Air
Minum
Air
dan
Limbah
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2014
66
Terwujud perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian penataan ruang secara terpadu, baik di wilayah darat maupun wilayah laut Meningkatnya kualitas udara dan pengelolaan limbah dan material bahan berbahaya dan beracun
2
Peningkatan Kualitas SDM melalui peningkatan infrastruktur pendidikan dan kesehatan, serta peningkatam kualitas mutu pendidikan dan kesehatan serta peningkatan kualitas kepemudaan, peranan wanita, keluarga berencana dan ketenagakerjaan
Terwujudnya tatakelola pertanahan dan land banking yang optimal Meningkatnya SDM yang bermuatan imtaq, pemerataan pendidikan, Indeks Pembangunan Manusia dan kualitas kepemudaan serta keterampilan tenaga kerja Meningkatkan daya tampung SD, SMP dan SMA
Meningkatkan kualitas pendidikan dasar dan menengah
Dinas Tata Kota dan Bappeda
Program Perencanaan dan Pengendalian Tata Ruang
Bapedalda dan Kantor Pemadam Kebakaran
Program Peningkatan Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Program Peningkatan Penataan Lingkungan dan Konservasi Sumber Daya Alam Program Penataan Tata Guna Tanah
Dinas Kebersihan dan Pertamanan, Bapedalda, Dinas KP2K dan Kantor Pemadam Kebakaran
Badan Pertanahan Daerah
Dinas Pendidikan
Program Pendidikan Anak Usia
Dini,
Formal
Non dan
Pembinaan Kesiswaan
Program Peningkatan Ketersediaan dan Keterjangkauan Pelayanan Pendidikan Dasar dan Menengah
Dinas Pendidikan dan Dinas Tata Kota
Dinas Pendidikan
Program Peningkatan Mutu
dan
Manajemen Pelayanan
Pelayanan kesehatan gratis yang selektif dengan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2014
Pendidikan Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat serta
Dinas Kesehatan
67
pembatasan khusus
Standarisasi Pelayanan Kesehatan Upaya Kesehatan dan
Perbaikan
Gizi
Masyarakat
Dinas Kesehatan
serta Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Pembangunan,
Dinas Kesehatan
Peningkatan Puskesmas
dan
Jaringannya (Pustu, Polindes dan Posyandu) Pemerataan penempatan SDM Kesehatan
Dinas Kesehatan dan RSUD Embung Fatimah
Program Pengadaaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana
dan
Prasarana Kesehatan RSUD
dan
Embung
Fatimah Peningkatan sediaan obat dan alat kesehatan
Program Pengadaan Obat,
Dinas Kesehatan dan RSUD Embung Fatimah
Pengawasan Obat Makanan
dan serta
Perbekalan Meningkatnya kualitas hidup dan perlindungan terhadap perempuan dan anak Meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap pencegahan bahaya narkoba Terciptanya hubungan industrial dan fasilitasi pekerja yang baik
Kesehatan Program Peningkatan Kualitas Hidup Perempuan dan Anak serta Pengarasutamaa n Gender Program Peningkatan Kesejahteraan Keluarga dan Penanggulangan Narkoba, PMS serta HIV/AIDS Program
Badan Pemberdayaan Perempuan dan PPA
Dinas Kesehatan dan Badan Pemberdayaan Perempuan dan PPA
Dinas Tenaga Kerja
Peningkatan, Pembinaan, Pengawasan dan Perlindungan Ketenagakerjaan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2014
68
Tersedianya lapangan kerja baru
Dinas Tenaga Kerja
Program Peningkatan Kualitas, Produktivitas Tenaga Kerja dan Kesempatan Kerja
Meningkatnya pelayanan bidang kepemudaan dan keolahragaan
3
Peningkatan sarana dan prasarana transportasi dan fasilitas sarana perhubungan lainnya
Meningkatnya sistem transportasi dan perhubungan secara optimal
Kantor Pemuda dan Olahraga
Program Peningkatan, Pembinaan
dan
Pelayanan Kepemudaan dan Olahraga Program Pembangunan, Peningkatan, Pemeliharaan/Re habilitasi Sarana Prasarana Transportasi Program
Dinas Perhubungan
Dinas Perhubungan
Peningkatan Pelayanan Angkutan 4
5
Pembangunan dan pengembangan infrastruktur wilayah Hinterland dan pengembangan kawasan perbatasan
Peningkatan pemberdayaan perekonomian masyarakat melalui optimalisasi bantuan modal, pemanfaatan pasar pemerintah dan meningkatkan
Meningkatnya kualitas dan kuantitas infrastruktur dasar, serta utilitas di wilayah perkotaan dan hinterland Meningkatnya kualitas dan akses sarana prasarana & tingkat layanan transportasi/per hubungan bagi masyarakat secara optimal termasuk dengan hinterland Meningkatnya kuantitas dan kualitas UKM
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2014
Masyarakat Program Pembangunan Jalan dan Jembatan/Pelant ar
Dinas Pekerjaan Umum
Pembangunan, Peningkatan, Pemeliharaan/reh abilitasi Sarana dan Prasarana Transportasi
Dinas Perhubungan
Peningkatan,
Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Pasar, Koperasi Dan Usaha Kecil Menengah Kota Batam
pembinaan dan pengembangan usaha kecil menengah dan koperasi
69
kemudahan akses masyarakat ke lembaga keuangan
6
7
Peningkatan pengembangan kepariwisataan, fasilitas investasi dan promosi dalam rangka meningkatkan perekonomian dan daya saing Kota Batam
Pembinaan, pengendalian dan penertiban penyandang masalah kesejahteraan sosial serta perlindungan sosial
Mendorong berdirinya pusat kuliner rakyat nasional maupun kuliner mancanegara dengan pola zoning ekslusif dengan tersedianya bahan-bahan pertanian lokal Pengembanga n zona pariwisata alam Percepatan penanggulanga n kemiskinan daerah
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2014
Peningkatan, Pembinaan, Pengembangan dan Pengawasan Industri
Dinas Perindag & ESDM
Program Perlindungan Konsumen dan Pembinaan Pedagang Kaki Lima dan Asongan Peningkatan dan Pengembangan Perdagangan Dalam Negeri dan Ekspor Program Peningkatan Ketahanan Pangan Peningkatan, Pengawasan dan Pembinaan Bidang Pertanian
Dinas Perindag & ESDM dan Dinas PMPK-UKM
Pengembangan, Pengendalian dan Pemberdayaan Bidang Kelautan dan Perikanan Pengembangan Dunia Pariwisata
Dinas KP2K
Pengembangan, Peningkatan dan Pembinaan Kebudayaan Program Penanggulangan Kemiskinan dan Penanganan Masalah – masalah Sosial
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
Peningkatan Kualitas Hidup Perempuan dan Anak serta Pengarasutamaa n Gender
Badan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Peningkatan Kesejahteraan Keluarga dan Penanggulangan Narkoba, PMS
Badan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Dinas Pendidikan dan Dinas Kesehatan
Dinas Perindag & ESDM dan Dinas PMPK-UKM
Dinas KP2K
Dinas KP2K
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
Dinas Sosial dan Permakaman dan Sekretariat Daerah
70
serta HIV/AIDS
8
Peningkatan Kapasitas Daerah dan optimalisasi Teknologi Informasi dalam rangka meningkatkan pelayanan masyarakat dan mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan yang baik
Sosialisasi pada seluruh lapisan aparat tentang reformasi birokrasi
Meningkatnya efektivitas dan efisiensi pengelolaan keuangan daerah Mendorong implementasi ‘pelayanan prima’ Kota Batam
Membangun sistem reformasi birokrasi
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2014
Peningkatan, Pembinaan, Pengawasan dan Perlindungan Ketenagakerjaan Program Peningkata gn Kualitas, Produktivitas Tenaga Kerja dan Kesempatan Kerja Pengembangan Partisipasi dan Budaya Politik
Dinas Tenaga Kerja
Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
Seluruh SKPD Pemerintah Kota Batam
Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah Program Pembangunan Peningkatan Fasilitas/ Sarana dan Prasarana Perkantoran Pengembangan Komunikasi, Informasi dan Media Masa Peningkatan Layanan Informasi serta Pengelolaan Pos, Telekomunikasi dan Penyiaran Pengendalian dan Pengawasan Penduduk serta Penataan Administrasi Kependudukan
Seluruh SKPD Pemerintah Kota Batam
Dinas Tenaga Kerja
Badan Kesbangpol-Linmas dan Sekretariat Daerah
Seluruh SKPD Pemerintah Kota Batam
Badan Kominfo dan Sekretariat Daerah Badan Kominfo dan Di
Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
71
9
Peningkatan Ketentraman dan ketertiban umum serta penegakan supremasi hukum
Meningkatnya ketertiban hidup masyarakat
Meningkatkan penciptaan ketertiban umum kehidupan masyarakat secara berkesinambun gan dengan dukungan dan keikutsertaan masyarakat luas
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2014
Program Perencanaan, Pemanfaatan dan Pengendalian Tata Ruang Program Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Penataan Kelembagaan dan Ketatalaksanaan Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur Peningkatan, Pembinaan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah Peningkatan Kualitas Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan Kepala Daerah Peningkatan Kapasitas Lembaga Perwakilan Daerah Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan Masyarakat
Dinas Tata Kota dan Bappeda
Program pengembangan wawasan kebangsaan
Badan Kesbangpol-Linmas dan Sekretariat Daerah
Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan Masyarakat serta penanggulangan bencana alam
Badan Kesbangpol, Dinas Sosial dan Satpol PP
Seluruh SKPD Pemerintah Kota Batam
Sekretariat Daerah
Badan Kepegawaian dan Diklat
Dispenda dan Sekretariat Daerah
Inspektorat
Sekretariat Dewan
Badan Kesbangpol dan Satpol PP
72
BAB V. RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH Dalam RKPD yang disampaikan ini akan memuat beberapa informasi seperti Prioritas Pembangunan Daerah, indikator hasil program penanggung jawab program dan kegiatan. Serta rincian pembiayaan baik dari anggaran APBD Kota, APBD Provinsi, maupun APBN. Program dan kegiatan dapat dilihat dalam matrik usulan program kegiatan sebagai berikut:
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2014
73