BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Rumah merupakan kebutuhan manusia yang tidak dapat dihindari. Kebutuhan rumah bahkan termasuk ke dalam kebutuhan primer selain makanan dan pakaian. Dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk, kebutuhan akan rumah menjadi hal yang penting agar masyarakat dapat hidup layak. Meskipun demikian, terkadang bertambahnya jumlah penduduk tidak diimbangi dengan bertambah luasnya lahan, baik itu lahan pertanian, permukiman, maupun lahan untuk mencari kerja. Semakin mendesaknya kebutuhan rumah untuk masyarakat, membuat perkembangan permukiman kumuh di berbagai lokasi perkotaan. Pembangunan perumahan dimaksudkan untuk mengatasi kondisi perumahan kumuh seperti itu (Prayitno, 2009). Menurut UU Nomor 4 Tahun 1992, perumahan adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana lingkungan. Permasalahan permukiman dan perumahan sering kali terjadi di wilayah yang sedang berkembang. Wilayah berkembang memiliki daya tarik tersendiri untuk investor perumahan. Kelurahan Bangunjiwo merupakan salah satu wilayah berkembang yang saat ini sedang dihadapkan dalam permasalahan perkembangan properti (khususnya perumahan) yang sangat tinggi karena lokasinya yang relatif dekat dengan pusat kota Yogyakarta. Selain itu adanya rencana pembangunan salah satu perguruan tinggi negeri di dekat Kelurahan Bangunjiwo menyebabkan semakin
banyak
investor
dan
pengembang
perumahan
yang
ingin
mengembangkan perumahan pada beberapa lokasi di Kelurahan Bangunjiwo. Berikut ini adalah daftar perumahan di Kelurahan Bangunjiwo. Apabila pembangunan perumahan yang terjadi tidak dapat dikontrol, dikhawatirkan alih fungsi lahan akan semakin meluas dan mengakibatkan
1
keterbatasan pada lahan-lahan tertentu. Untuk itu, evaluasi kesesuaian lahan dapat dilakukan untuk mengkaji tingkat kecocokan lahan dalam penggunaan lahan perumahan. Salah satu teknologi yang sering digunakan dalam evaluasi kesesuaian lahan diantaranya adalah Sistem Informasi Geografis (SIG) dan Penginderaan Jauh. Teknologi ini menunjang pemilihan lokasi perumahan ditinjau dari aspek-aspek penting yang menjadi pertimbangan dalam pembangunan kawasan perumahan. Berdasarkan kelebihan teknologi SIG dan tujuan evaluasi lahan inilah penulis mengambil tema penelitian “Aplikasi Sistem Informasi Geografis untuk Pemetaan Lokasi Kesesuaian Lahan Perumahan di Kelurahan Bangunjieo”. Penelitian ini diharapkan dapat menentukan lokasi-lokasi yang cocok sebagai lahan perumahan sehingga tingkat kegagalan pembangunan perumahan dan alih fungsi lahan yang tidak perlu di Kelurahan Bangunjiwo dapat diantisipasi.
1.2. Rumusan Masalah Hampir setiap negara memiliki permasalahan dalam penyediaan perumahan. Di Indonesia khususnya, rumah merupakan salah satu investasi yang penting bagi
kehidupan masyarakat. Masyarakat terkadang memilih rumah
dengan lokasi yang strategis serta mudah dijangkau. Lokasi perumahan yang ideal tentu saja ditunjang oleh berbagai faktor. Akses jalan yang mudah, fasilitas umum yang memadai, serta lokasi fisik yang baik merupakan beberapa faktor yang seharusnya ada dalam pemilihan lokasi perumahan. Akan tetapi, banyak lokasi perumahan yang terkadang tidak memperhatikan faktor-faktor tersebut. Dari beberapa uraian tersebut dapat disimpulkan beberapa permasalahan diantaranya : 1) Apa peran Sistem Informasi Geografis dalam evaluasi kesesuaian lahan perumahan di Kelurahan Bangunjiwo, Kasihan, Bantul? 2) Lokasi mana saja yang sesuai sebagai lahan perumahan di Kelurahan Bangunjiwo, Kasihan, Bantul ?
2
3) Bagaimana menampilkan hasil evaluasi lahan perumahan ke dalam sebuah peta ?
1.3. Tujuan Penelitian 1) Mengetahui peran Sistem Informasi Geografis dalam evaluasi kesesuaian lahan perumahan di Kelurahan Bangunjiwo, Kasihan, Bantul. 2) Mengetahui wilayah yang sesuai sebagai lahan perumahan di Kelurahan Bangunjiwo, Kasihan, Bantul. 3) Menampilkan hasil pemetaan lokasi kesesuaian lahan perumahan ke dalam sebuah peta.
1.4. Kegunaan Penelitian Dalam penelitian kali ini diharapkan dapat memberikan manfaat seperti berikut: 1) Sebagai bahan pertimbangan pemerintah Kabupaten Bantul dalam mengatur Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) khususnya dalam rekomendasi lahan perumahan. 2) Memberikan gambaran yang jelas mengenai lokasi-lokasi yang sesuai untuk dijadikan lokasi perumahan di Kelurahan Bangunjiwo.
1.5. Penelitian Sebelumnya Lukisar (2006) melakukan sebuah penelitian dengan judul “Pemanfaatan Citra Ikonos dan SIG dalam menentukan prioritas letak perumahan di Kecamatan Kedungkandang, Malang”. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kemampuan citra Ikonos dalam identifikasi parameter fisik lahan yang digunakan untuk kesesuaian lahan bagi pembangunan perumahan, menilai kesesuaian lahan untuk perumahan berdasarkan parameter kesesuaian lahan dengan SIG, dan menentukan
3
prioritas lokasi pembangunan perumahan berdasarkan kesesuaian lahan dan kesesuaian akses. Faktor-faktor yang digunakan lebih kepada aspek fisik seperti pertimbangan topografi, akses jalan, serta penggunaan lahan. Hasil dari penelitian ini berupa peta prioritas perumahan daerah Magelang. Peta prioritas lahan menggambarkan daerah-daerah yang memiliki prioritas paling baik apabila digunakan sebagai lahan perumahan. Aurelia (2009) melakukan penelitian dengan judul “Identifikasi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengembang dalam Pemilihan Lokasi Perumahan di Kota Semarang Atas”. Tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi pengembang dalam menentukan lokasi perumahan di Kota Semarang bagian atas. Faktor-faktor tersebut ditinjau dari kondisi fisik, ekonomi, dan segmen pasar. Selain itu penelitian ini juga bertujuan untuk menganalisis perbandingan antara peraturan dan kebijakan pemerintah mengenai penentuan lokasi perumahan dengan prioritas faktor-faktor yang mempengaruhi pengembang dalam pemilihan lokasi perumahan. Hasil penelitian ini adalah rekomendasi lokasi pemilihan perumahan berdasarkan kondisi fisik, ekonomi, dan segmen pasar. Gunawan (2013) melakukan penelitian dengan judul “Penggunaan Citra Satelit Quickbird untuk Prioritas Lokasi Perumahan di Kecamatan Banguntapan Kabupaten Bantul”. Tujuan penelitian ini untuk mengkaji kemampuan citra Quickbird untuk menyadap parameter fisik dan aksesibilitas dalam penentuan perumahan di Kecamatan Banguntapan, mengkaji kesesuaian lahan untuk perumahan berdasarkan parameter fisik dan aksesibilitas, menyusun rekomendasi prioritas lokasi perumahan. Hasil akhir dari penelitian ini adalah peta prioritas lahan perumahan berdasarkan parameter fisik lahan. Indriana (2013) melakukan penelitian dengan judul “Penentuan Lokasi Perumahan berdasarkan Interpretasi Citra Ikonos dan SIG di Kecamatan Jetis, Kabupaten Bantul. Tujuan penelitian ini adalah mengkaji kemampuan Ikonos dalam menyadap parameter fisik lahan, menentukan lokasi strategis untuk pengembangan perumahan. Hasil akhir penelitian ini berupa peta prioritas lokasi perumahan di Kecamatan Jetis, Kabupaten Bantul. Peta prioritas ini menyajikan informasi lokasi perumahan yang paling baik di Kecamatan Jetis.
4
No
Penulis
1
Bambang Lukisar (2006)
2
Ratna Aurelia (2009)
3
Judul
Lokasi Kajian
Pemanfaatan Citra Ikonos dan SIG dalam menentukan prioritas letak perumahan di Kecamatan kedungkandang, Malang Identifikasi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengembang dalam Pemilihan Lokasi Perumahan di Kota Semarang Atas
Kecamatan Kedungkandang, Malang
Resta Gunawan (2013)
Penggunaan Citra Satelit Quickbird untuk Prioritas Lokasi Perumahan di Kecamatan Banguntapan Kabupaten, Bantul
Kecamatan Banguntapan, Kabupaten Bantul
4
Henny Indriana (2013)
Kecamatan Jetis, Kabupaten Bantul
5
Denas Pangesti (2015)
Penentuan Lokasi Perumahan Berdasarkan Interpretasi Citra Ikonos dan SIG di Kecamatan Jetis, Kabupaten Bantul Aplikasi Sistem Informasi Geografis untuk Pemetaan Lokasi Kesesuaian Lahan Perumahan Di Kelurahan Bangunjiwo, Kasihan, Bantul
Kota Semarang bagian atas
Desa Bangunjiwo, Kasihan, Bantul
Tujuan Mengetahui kemampuan citra Ikonos untuk identifikasi parameter fisik lahan sebagai bahan penilaian kesesuaian lahan perumahan Mengetahui faktor yang mempengaruhi pemilihan lokasi perumahan berdasarkan aspek fisik, ekonomi, dan segmen pasar Mengkaji kemampuan citra Quickbird untuk menyadap parameter fisik dan aksesibilitas sebagai parameter kajian kesesuaian lahan untuk perumahan Mengkaji kemampuan citra Ikonos dalam menyadap parameter fisik lahan untuk menentukan lokasi strategis pengembangan perumahan Melakukan evaluasi lahan untuk menentukan lokasi prioritas lahan perumahan di Kelurahan Bangunjiwo, Kasihan, Bantul
Hasil Peta prioritas perumahan daerah Magelang Rekomendasi lokasi perumahan berdasarkan aspek fisik, ekonomi, dan segmen pasar Peta prioritas lahan perumahan berdasarkan parameter fisik Peta prioritas lokasi strategis pengembangan perumahan Peta kesesuaian lahan perumahan Kelurahan Bangunjiwo
Tabel 1.1. Perbandingan dengan Penelitian Sebelumnya
5
1.6. Batasan Istilah
Drainase adalah jaringan pembuangan air yang berfungsi mengeringkan bagian-bagian wilayah administrasi kota dan daerah urban dari genangan air, baik dari hujan lokal maupun luapan sungai yang melintas di dalam kota (SK Menteri PU 239 Tahun 1987).
Evaluasi kesesuaian lahan merupakan proses penilaian potensi suatu lahan untuk penggunaan-penggunaan tertentu (Hardjowigeno & Widiatmaka, 2007).
Evaluasi kesesuaian lahan untuk perumahan adalah proses penilaian potensi suatu lahan untuk dijadikan perumahan berdasarkan kriteria tertentu.
Interpretasi citra adalah perbuatan mengkaji foto udara atau citra dengan maksud untuk mengidentifikasi objek dan menilai arti pentingnya objek tersebut (Somantri, 2009).
Jalan adalah suatu prasarana perhubungan darat dalam bentuk apapun meliputi
segala
bagian
jalan
termasuk
bangunan
pelengkap
dan
perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu-lintas (UU Nomor 13 Tahun 1980).
Lereng merupakan suatu kondisi dimana terdapat dua permukaan tanah dengan ketinggian yang berbeda (Sunggono, 1984 dalam Hartanto, 2013).
Perumahan adalah kumpulan rumah sebagai bagian dari permukiman, baik perkotaan maupun perdesaan, yang dilengkapi dengan prasarana, sarana, dan utilitas umum sebagai hasil upaya pemenuhan rumah yang layak huni (UU Nomor 1 Tahun 2011).
Potensi kembang kerut tanah merupakan kualitas tanah yang ditentukan berdasarkan perubahan volume tanah karena perubahan kadar air dalam tanah (Sarworini, 2011).
Penginderaan jauh adalah ilmu untuk menarik kesimpulan (informasi) tentang sebuah obyek dari pengukuran pada jarak tertentu baik di permukaan bumi maupun di angkasa, tanpa melakukan kontak fisik secara langsung dengan objek yang diteliti (Joseph, 2005).
6
Penggunaan lahan adalah segala bentuk campur tangan manusia baik secara permanen maupun siklik terhadap suatu kelompok sumberdaya alam dan sumberdaya buatan, yang secara keseluruhan disebut lahan dengan tujuan untuk mencukupi kebutuhan baik material maupun spiritual, ataupun kebutuhan kedua-duanya (Malingreau, 1982 dalam Indriana,2013).
Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah suatu cara untuk menyajikan koleksi, penyimpanan, pencarian, analisis dan menampilkan konten informasi spasial peta ke dalam sebuah sistem komputer (Sahu, 2008).
7