BAB I PENDAHULUAN 1.1.
Latar Belakang Telekomunikasi data mobile saat ini sangat diminati oleh masyarakat
karena mereka dapat dengan mudah mengakses data dimana saja dan kapan saja. Untuk mengimbangi kebutuhan akan akses data yang capat dan berkualitas bagus maka diperlukan teknologi baru yang lebih handal agar efisiensi penggunaan frekuensi dapat dipertahankan. Salah satu elemen penting dari sistem wireless pada perangkat komunikasi adalah antena. Yang berfungsi sebagai penguat daya pada perangkat penyesuaian antara sistem pemancar dan penerima. Pada sistem pemancar, antena digunakan untuk meradiasikan gelombang radio ke udara, dan sebaliknya untuk menangkap radiasi gelombang radio dari udara antena diterapkan pada sistem penerima. Teknologi generasi ke-4 (4G) yang menawarkan efisiensi dan akses data berkecepatan tinggi adalah teknologi Long Term Evolution (LTE). Long Term Evolution (LTE) merupakan salah satu teknologi jaringan telekomunikasi generasi keempat (4G). Pemerintah belum akan mengeluarkan kebijakan penggelaran teknologi LTE apabila operator telekomunikasi atau operator seluler di Indonesia belum siap untuk menerapkannya. Bagi industri Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) kesiapan operator seluler memberikan pengaruh produk TIK yang akan dihasilkan. Industri TIK akan berusaha membuat produk yang menunjang teknologi LTE apabila operator seluler sudah siap menerapkan teknologi tersebut dan pemerintah sudah mengeluarkan kebijakan penggelaran LTE. Penggelaran LTE sangat diinginkan masyarakat karena teknologi LTE memberikan kualitas pengiriman data yang handal dan cepat melebihi kualitas yang ditawarkan teknologi 3G (WCDMA dan CDMA- 2000). Dengan demikian
1
semakin banyak peluang bagi masyarakat untuk mengakses data sehingga kebutuhan informasi dapat terpenuhi. Dari sisi teknologi, LTE hadir dengan teknologi terkini, baik dari sisi transmisi, antena maupun jaringan inti berbasis IP.
Untuk transmisi, LTE
menggunakan teknologi OFDMA (Orthogonal Frequency Division Multiple Access) untuk downlink. Sedangkan untuk uplink, LTE menggunakan SC-FDMA (Single Carrier Frequency Division Multiple Access), teknologi yang dipercaya lebih efisien dalam hal penggunaan energi. Sementara untuk antena, LTE menggunakan konsep MIMO (Multiple Input Multiple Output) yang memungkinkan antena untuk melewatkan data berukuran besar setelah sebelumnya dipecah dan dikirim secara terpisah. Dengan LTE, memungkinkan para user maupun subscribers menikmati beragam media (multimedia), seperti musik, internet, film, sampai game dalam satu peralatan yang saling terhubung menjadi satu. Tapi, seperti halnya WiMAX, LTE juga masih menunggu regulasi yang jelas. Terutama dalam hal penggunaan frekuensi. Meskipun, 3GPP menjanjikan bahwa LTE bisa dioperasikan dihampir seluruh frekuensi yang distandarisasi 3GPP, mulai dari 2.5/2.6 GHz, 2.3 GHz, 2.1 GHz, 1900 MHz, 1800 MHz, 1700/2100 MHz, 1500 MHz, 900 MHz, 850 MHz, 700 MHz, hingga 450 MHz. LTE dirancang untuk mendukung carrier bandwidth yang fleksibel dari 1.4 MHz up to 20 MHz, dibanyak band spectrum dan untuk penyebaran FDD (frequency division duplexing) dan TDD (time division duplexing).
2
1.2.
Tujuan Tujuan dalam pembuatan penelitian tugas akhir ini adalah untuk membuat
perancangan sebuah antena mikrostrip, yang dapat bekerja pada frekuensi wideband sebagai antena penerima dan mampu mendukung sistem komunikasi 4G LTE pada frekuensi 2,3 Ghz.
1.3
Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam tugas akhir ini adalah : 1. Merancang sebuah antena mikrostrip yang sesuai pada frekuensi untuk aplikasi LTE. 2. Membuat rancangan antena mikrostrip berbentuk persegi. 3. Sifat material substrat PCB menggunakan Duroid 4. Penentuan rancangan antena dilakukan melalui metode simulasi. 5. Nilai-nilai parameter antena yang menjadi target sebuah rancangan.
1.4
Batasan Masalah Batasan masalah dalam laporan tugas akhir ini adalah : 1.
Tidak membahas arsitektur LTE secara menyeluruh, hanya fokus pada perancangan AMP Persegi untuk frekuensi resonansi 2,3 Ghz pada LTE dengan metode simulasi.
2. Model rancangan antena dibentuk dengan media substrat RT Duroid 5880, memiliki spesifikasi ketebalan atau thickness (h) 1,57 mm, konstanta dielektrik ( r ) 2,2, loss tangent ( tan ) 0,002, ukuran substrat 80x80 mm dan saluran transmisi mikrostrip dengan impendansi 50 Ω 3. Karakteristik VSWR (Voltage Standing Wave Ratio) ≤ 2, return loss -10 dB, pada frekuensi 2,3 Ghz untuk aplikasi LTE.
1.5
Metodologi Penelitian a. Study Literatur Pencarian dan pengumpulan literatur serta kajian yang berkaitan dengan masalah-masalah yang ada laporan tugas akhir ini,
dilakukan untuk
3
mempelajari teori umum yang diperlukan melalui buku-buku referensi, internet, artikel, jurnal dan web yang berkaitan dengan antena mikrostrip dan teknologi LTE. b. Perancangan Pemodelan Simulasi Melakukan proses perancangan antena mikrostrip melalui alat bantu software untuk menghasilkan pemodelan antena mikrostrip. c. Perangkat Lunak Simulasi Pengukuran
antena
mikrostrip
dengan
nilai
parameter
dengan
menggunakan software AWR Microwave 2002 dan PCCAD 5.
1.6
Sistematika Penulisan Penulisan tugas akhir ini secara sistematis dibagi dalam beberapa bab yang
dapat diuraikan sebagai berikut :
BAB I
:
Pendahuluan Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, batasan masalah, tujuan, metodelogi penulisan dan sistematika penulisan.
BAB II
:
Teori Dasar Antena Mikrostrip & Teknologi LTE Bab ini berisi tentang uraian teori dasar antena mikrostrip dan parameter-parameter umum dan infrastruktur teknologi LTE.
BAB III
:
Perancangan Antena Mikrostrip Untuk Aplikasi LTE 2,3 Ghz Bab ini membahas tentang perancangan antena mikrostrip meliputi
disain,
pembuatan,
dan
pemodelan
dengan
Simulator AWR Microwave Office 2002 untuk masingmasing rancangan. BAB IV
:
Hasil Analisis Pengukuran Model Antena Mikrostrip Untuk Aplikasi LTE 2,3 Ghz Bab ini akan membahas mengenai hasil analisis pemodelan
4
antena mikrostrip dan membandingkan dengan parameterparameter pabrikan. BAB V
:
Kesimpulan Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran dari hasil pembahasan tugas akhir ini.
5