BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Manusia sebagai Makhluk Mobile Pada dasarnya manusia memiliki sifat nomaden atau berpindah tempat. Banyak komunitas masyarakat yang suka berpindah-pindah tempat daripada berdiam di suatu tempat dalam periode yang lama. Perpindahan yang dilakukan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan baik kebutuhan jasmani maupun kebutuhan rohani. Hal ini dikarena tidak selalu suatu tempat dapat memberikan segala kebutuhan yang diinginkan oleh manusia. Pada perkembangannya kebutuhan manusia menjadi lebih beragam, sehingga membuat luas jangkauan kebutuhan menjadi bertambah luas pula. Hal tersebut menuntut manusia untuk berpindah lebih jauh lagi. Perpindahan yang semakin jauh lagi ini melahirkan sebuah teknologi berupa kendaraan untuk membantu mempersingkat waktu tempuh dalam melakukan perpindahan. Hingga saat ini, kendaraan darat merupakan transportasi yang paling banyak diminati oleh banyak orang. Walaupun Indonesia termasuk negara maritim, tapi tetap saja kendaraan darat yang paling banyak digunakan. Kendaraan darat memang lebih praktis digunakan untuk berpindah tempat, karena kendaraan darat memiliki beberapa jenis yang bisa digunakan secara masal maupun personal. Dalam perkembangannya manusia menjadi sangat tergantung dengan kendaraan. Hal tersebut dapat dilihat dari semakin bertambahnya jumlah kendaraan dari tahun ke tahun. Berdasar data dari Badan Pusat Statistik mengenai jumlah kendaraan darat seperti mobil penumpang, bis, truk, dan sepeda motor, pada tahun 1987 jumlah kendaraan di Indonesia berjumlah 7.981.480, sedangkan pada tahun 2011 jumlah kendaraan di Indonesia mencapai 85.601.351.1
1
http://www.bps.go.id
1
Tabel 1. 1 Perkembangan Jumlah Kendaraan Bermotor Menurut Jenis tahun 1987-2011
Sumber: http://www.bps.go.id
1.1.2. Tingkat Kecelakaan di Indonesia Angkutan darat merupakan transportasi yang paling banyak diminati oleh masyarakat dibandingkan dengan transportasi udara atau laut, karena mudah didapat dan dapat digunakan untuk bepergian baik jarak dekat maupun jarak jauh. Dominasi angkutan darat ini menyebabkan kepadatan jalan dan bahkan menyebabkan kemacetan lalu lintas. Infrastruktur jalan yang tidak memadai atau kondisi jalan yang tidak layak seperti berlubang atau longsor berpontesi terjadi kecelakaan yang juga dapat memperparah kemacetan lalulintas. Di Indonesia, jumlah kendaraan bermotor meningkat setiap tahunnya, banyaknya volume kendaraan memicu terjadinya kecelakaan. Berdasarkan Data Kepolisian RI menyebutkan, pada 2012 terjadi 109.038 kasus kecelakaan dengan korban meninggal dunia sebanyak 27.441 orang, dengan potensi kerugian sosial ekonomi sekitar Rp 203 triliun - Rp 217 triliun per tahun (2,9% - 3,1 % dari Pendapatan Domestik Bruto/PDB Indonesia).
2
Sedangkan pada 2011, terjadi kecelakaan sebanyak 109.776 kasus, dengan korban meninggal sebanyak 31.185 orang.2 Tabel 1. 2Faktor Penyebab Kecelakaan lalu lintas
sumber: http://komisikepolisianindonesia.com
Jalan tol sebagai jalan bebas hambatan juga tidak luput dari kasus kecelakaan. Walaupun infrastruktur jalan baik dan rambu-rambu lalulintas sudah banyak dipasang, tapi masih banyak kasus kecelakaan di jalan tol. Menurut PT. Jasa Marga, kasus kecelakaan 75% terjadi disebabkan oleh pengemudi sendiri dan 25% sisanya akibat masalah pada kendaraan. Faktor human error bisa terjadi karena pengemudi yang lengah, mengantuk, serta kurang antisipasi. Sementara untuk faktor kecelakaan yang disebabkan kendaraan, biasanya disebabkan pecah ban dan rem blong.3 1.1.3. Kebutuhan Rest area Banyaknya jumlah kendaraan saat ini memicu seringnya terjadi kecelakaan akibat pengemudi kelelahan saat berkendara. Perjalanan yang jauh dapat menimbulkan kejenuhan dan kelelahan yang berakibat konsentrasi pengemudi berkurang, sehingga berpotensi terjadi kecelakaan. Walaupun jalan yang dilalui dalam kondisi yang baik dan rambu-rambu peringatan telah dipasang di sepanjang jalan, tapi jika pengemudi sendiri berkurang konsentrasinya maka kecelakaan-pun tidak dapat terhindarkan. Kasus kecelakaan di jalan tol paling banyak terjadi akibat kesalahan pengemudi sendiri yang mengabaikan rasa lelah saat berkendara. Istirahat menjadi hal yang sangat penting dilakukan saat menempuh perjalanan jauh. Untuk meminimalisir terjadinya
2 3
http://www.bin.go.id http://megapolitan.kompas.com
3
kecelakaan di jalan tol akibat kelelahan maka perlu dibuat rest area di beberapa titik agar pengendara dapat memulihkan stamina dan konsentrasi kembali terjaga. Peran rest area sebagai tempat memulihkan stamina perlu didukung oleh fasilitas yang mampu mengakomodasi kebutuhan pengendara untuk beristirahat seperti makan, menjalankan ibadah, buang air, mengisi bahan bakar kendaraan dan tentunya beristirahat. Lokasi dengan pemandangan yang indah dan penambahan fasilitas wisata tentunya menjadi nilai tambah rest area untuk mengembalikan stamina pengemudi. Harapannya setelah pengendara beristirahat di rest area dapat kembali segar dan siap melanjutkan perjalanan dengan selamat sampai tujuan. 1.1.4. Kebutuhan Rest area di Jalan Tol Semarang-Solo Tol Semarang Solo ini merupakan bagian dari jalan tol Trans Jawa, dimana sepanjang jalur Pantai Utara Jawa (pantura) akan dibangun jalan tol. Sehingga di masa yang akan datang orang-orang dari Jakarta-Bandung yang ingin ke daerah Solo, Sragen, Karanganyar, Magelang, Jogja dan sekitarnya dapat melewati jalan tol ini. Namun, sampai saat ini pembangunan jalan tol Trans Jawa belum terbangun seutuhnya, untuk Jawa Tengah sendiri jalan tol yang baru beroperasi mulai masuk Semarang.
Gambar 1. 1Peta Jaringan Jalan Tol Trans Jawa sumber: www.skyscrapercity.com
Jalan tol Semarang-Solo ini akan menjadi jalan alternatif bagi pengendara dari kotakota di bagian barat Jawa yang ingin terbebas dari kemacetan kota Semarang. Terlebih di saat libur anak sekolah dan libur lebaran, masyarakat dari ibukota yang ingin berlibur ke kampung halaman akan lebih nyaman jika melewati jalan tol ini. Jalan tol ini tidak hanya 4
menawarkan jalan alternatif untuk menghindari kemacetan, tapi juga menawarkan panorama indah dari jajaran pegunungan di sepanjang jalan Ungaran-Bawen. Sehingga tol ini membutuhkan rest area sebagai tempat istirahat dari perjalanan jauh atau untuk sekedar membeli oleh-oleh khas Semarang, untuk mengakomodasi kebutuhan pengendara yang ingin terbebas dari kemacetan kota Semarang. Supir truk muatan berat yang mengantarkan barang dari Banten menuju kota-kota di bagian tengah Jawa Tengah biasanya akan sampai di daerah Semarang pada pagi hari, jika mereka berangkat siang atau sore dari tempat asal mereka, maka mereka butuh tempat istirahat untuk memarkir kendaraan karena pada pukul 06:00-08:00 WIB kendaraan muatan berat dilarang masuk kota. Sambil menunggu waktu untuk masuk ke dalam kota, biasanya supir-supir tersebut akan memanfaatkannya untuk tidur, makan, atau membersihkan diri. Sehingga tol ini perlu rest area yang juga dapat mengakomodasi kebutuhan supir truk muatan berat yang ingin beristirahat. 1.1.5. Isu Rest area dan Lingkungan Masa Depan 1.1.1.1.
Isu Rest area
Kebutuhan mobilitas manusia modern semakin hari semakin tinggi, tapi jalan utama non tol kurang mendapat perhatian dari pemerintah, dimana kenyamanan berjalan masih terabaikan, sehingga jalan tol kini menjadi pilihan jalan yang banyak dipilih sebagai jalan untuk memenuhi kebutuhan mereka. Keberadaan rest area sebagai tempat untuk beristirahat menjadi sangat penting untuk menjaga keselamatan pengemudi saat berkendara, dimana pemulihan stamina pengemudi menjadi hal yang utama didapatkan setelah meningglkan rest area. Tetapi perkembangan rest area kini tak hanya sekedar sebagai tempat beristirahat saja. Banyak fungsi pendukung yang ditambahkan ke dalam sebuah rest area untuk menarik pengunjung untuk datang ke rest area di jalan tol seperti arena rekreasi, tempat berbelanja, dan losman. Beberapa tahun kedepan fungsi pendukung rest area akan mengalami perkembangan yang lebih besar lagi. Misalnya saja tempat perbelanjaan saat ini yang sudah ada masih sebatas mini market saja, tapi beberapa tahun lagi bisa saja tempat perbelanjaan seperti carrefour bisa hadir dalam rest area. Menurut http://ekonomi.kompasiana.com, "Bukan tak mungkin dalam waktu yang tidak lama lagi, nantinya jaringan retailer raksasa seperti Carrefour atau Hypermarket dan juga Sogo atau Metro akan hadir pula di rest area jalan tol pada lokasi-lokasi tertentu yang memungkinkan untuk itu."
5
Selain tempat perbelanjaan, hotel di rest area akan semakin banyak. Sebenarnya hotel merupakan tempat yang cocok berada di rest area, untuk memenuhi kebutuhan istirahat bagi pengemudi. Mungkin hotel yang cocok adalah hotel transit, yang masa tinggalnya pengunjung tidak terlalu lama. Hotel transit akan semakin banyak diminati pada saat libur nasional atau libur lebaran yang kini sepertinya telah menjadi agenda nasional untuk mudik ke kampung halaman. Pada saat libur lebaran, volume kendaraan akan bertambah banyak, sehingga akan menambah kepadatan lalu lintas tidak terkecuali di jalan tol. Apabila pembangunan jalan tol Jakarta-Surabaya menerus telah selesai dibangun, maka hotel transit akan menjadi pilihan yang menjanjikan untuk beristirahat di jalan tol.4 Tidak hanya perbelanjaan dan hotel transit yang akan berkembang pesat di rest area jalan tol, tapi ruang-ruang meeting dengan luas yang cukup besar bisa jadi akan banyak menghiasi rest area jalan tol di masa datang. Hal tersebut mulai terlihat dari banyaknya rest area di jalan tol Jakarta-Bandung yang sering dijadikan tempat meeting. Mereka memanfaatkan rest area sebagai tempat meeting karena rest area merupakan titik tengah pertemuan pekerja dari Jakarta dan Bandung. Jadi salah satu pihak tidak perlu melakukan perjalanan yang jauh untuk bertemu dengan pekerja lain di luar kota, sehingga masingmasing dapat lebih mengefisienkan waktu meeting dan lebih produktif dalam bekerja. 1.1.1.2.
Isu Lingkungan
Semakin banyaknya populasi manusia di bumi saat ini, justru membuat kerusakan lingkungan semakin parah. Masalah kerusakan lingkungan sebenarnya diawali dalam rangka memenuhi kebutuhan manusia itu sendiri seperti permasalahan ekonomi. Pertumbuhan penduduk yang pesat menimbulkan tantangan yang coba diatasi dengan pembangunan dan industrialisasi. Namun industrialisasi disamping mempercepat persediaan segala kebutuhan hidup manusia juga memberi dampak negatif terhadap manusia akibat terjadinya pencemaran lingkungan.5 Pembangunan secara fisik tentu saja akan mengandung resiko terjadinya perubahan ekosistem yang dapat berdampak baik maupun buruk. Banyak orang masih melupakan apa dampak buruk dari pembangunan yang dibuat untuk lingkungan. Padahal kerusakan lingkungan semakin parah dari hari ke hari. Oleh sebab itu, pembangunan yang berwawasan lingkungan menjadi hal yang sangat penting, dalam rangka menjaga ekosistem di bumi. 4 5
sumber: http://ekonomi.kompasiana.com http://www.hpli.org
6
Pembangunan yang ada saat ini masih banyak yang meninggalkan aspek-aspek lingkungan. Kualitas bangunan masih dinilai sebatas dapat mewadahi fungsi dengan baik, kokoh, dan tampak cantik jika dilihat. Terkadang arsitek melupakan kenyamanan pengguna dan kualitas hidupnya. Padahal bangunan akan mewadahi fungsinya dengan baik apabila pengguna nyaman berada di dalam bangunan tersebut. Salah satu cara meningkatkan kenyaman terhadap bangunan adalah dengan mensinergikan bangunan dengan alam sekitar. Pensinergian ini selain dapat meningkatkan kualitas bangunan juga dapat menjaga ekosistem di bumi, sehingga dapat mengurangi dampak kerusakan lingkungan. Peningkatan kualitas bangunan tidak hanya sebatas menjawab permasalahan saat ini. Tetapi perlu juga untuk dipikirkan bagaimana kedepannya. Perkiraan-perkiraan masalah beberapa tahun ke depan sudah harus terprediksi mulai sekarang, sehingga bangunan yang dirancang akan dapat mengikuti zaman. 1.2. Identifikasi Permasalahan 1.2.1. Permasalahan Umum Bagaimana menyediakan rest area yang nyaman bagi pengendara yang ingin beristirahat dan menarik perhatian pengendara untuk beristirahat di rest area, sehingga dapat mengurangi resiko kecelakaan di jalan tol akibat human eror. 1.2.2. Permasalahan Khusus
Bagaimana mengintegrasikan beberapa fungsi dari fasilitas yang disediakan rest area ke dalam satu area yang dapat memberikan kenyamanan bagi penggunanya, sehingga dapat memberi nilai tambah bagi kawasan dalam menjawab isu-isu?
Bagaimana mengintegrasikan prinsip-prinsip eco-architecture dalam bangunan rest area yang memiliki banyak fungsi? 1.3. Tujuan dan Sasaran 1.3.1. Tujuan a. Mengumpulkan, mengolah, dan menyusun data atau informasi untuk memperdalam pengetahuan mengenai rest area b. Melakukan analisis dalam kaitannya dengan menemukan dan merumuskan konsep perancangan melalui pendekatan arsitektur ekologis yang diarahkan pada fokus perancangan arsitektural yang mampu menjawab permasalahan sebuah rest area di jalan tol 7
c. Mendapatkan rumusan konsep perencanaan dan perancangan sebuah rest area sebagai tempat istirahat yang mampu menjawab segala kebutuhan pengguna 1.3.2. Sasaran Sasaran pembahasan ini adalah menyusun dan merumuskan konsep perencanaan dan perancangan untuk menghasilkan pemahaman tentang sebuah rest area dengan mengoptimalkan fungsi-fungsi di dalamnya yang mampu mewadahi kebutuhan untuk beristirahat pengendara jalan tol, sehingga mengurangi angka kecelakaan di jalan tol akibat human eror. Selain itu, penerapan arsitektur ekologis diharapkan mampu memberi dampak positif bagi pengguna, bangunan, serta lingkungan sekitar. 1.4. Lingkup Pembahasan 1.4.1. Arsitektural Pembahasan arsitektural pada penekanan persyaratan arsitektural mengenai organisasi ruang, sirkulasi ruang, serta elemen ruang, tata ruang luar maupun dalam rest area, serta penelusuran masalah yang menitikberatkan pada prinsip-prinsip arsitektur ekologis yang dapat diterapkan pada rest area sebagai hasil pengamatan. 1.4.2. Non Arsitektural Pembahasan non-arsitektural mengenai permasalahan sosial dan perilaku pengguna rest area yang dapat menarik pengguna jalan tol untuk beristirahat dan menikmati fasilitas yang ada di rest area. 1.5. Metode Pembahasan Metode pembahasan materi menggunakan beberapa langkah sebagai berikut: a. Pengumpulan Data Dilakukan melalui studi literature dari buku maupun internet dan observasi langsung ke lapangan. b. Analisis Data Mengolah dan menganalisa data-data yang terkumpul setelah survey c. Sistesis Menarik kesimpulan hasil data olahan menjadi suatu rumusan rest area dengan pendekatan arsitektur ekologis.
8
1.6. Sistematika Penulisan Bab I Pendahuluan Berisi tentang latar belakang, permasalahan arsitektural dan non arsitektural, tujuan dan sasaran, lingkup pembahasan dan kerangka pemikiran yang menjadi acuan dalam penulisan. Bab II Tinjauan Pustaka dan Preseden Pembahasan mengenai sejarah dan standar-standar rest area beserta preseden rest area dari dalam dan luar negeri dan pembahasan mengenai arsitektur ekologis. Bab III Tinjauan Lokasi Berisi tentang gambaran eksisting dan data-data teknis lokasi. Bab IV Analisa dan Pendekatan Perancangan Berisi tentang hasil analisa dari tinjauan pustaka mengenai preseden rest area dan arsitektur ekolgis. Serta penetapan tipe dan jenis arsitektur ekologis yang akan dipakai dalam konsep perancangan. Bab V Konsep Perancangan Berisi tentang konsep perancangan yang akan digunakan pada rest area.
9