BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Pelaksanaan otonomi daerah ditandai dengan disahkannya Undang-undang
No. 22 tahun 1999 tentang otonomi daerah dan direvisi menjadi Undang-undang No. 32 tahun 2004 telah memindahkan sebagian besar peran, tugas, tanggung jawab dan kewenangan pemerintahan dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah. Kondisi ini membuat pemerintah daerah memiliki kewenangan untuk secara mandiri mengelola potensi sumber daya yang dimiliknya untuk meningkatkan taraf hidup dan kemakmuran masyarakat. Sesuai amanah Undang-undang No. 3 2014 tentang perindustrian, peran pemerintah dalam mendorong kemajuan sektor industri ke depan dilakukan secara terencana serta disusun secara sistematis dalam suatu dokumen perencanaan. Dokumen perencanaan tersebut harus menjadi pedoman dalam menentukan arah kebijakan dalam mendorong pembangunan sektor industri dan menjadi panduan bagi seluruh pemangku kepentingan yang terlibat dalam pembangunan industri nasional. Kemudian, didalam Undang-undang ini juga menjelaskan bahwa Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah melakukan percepatan penyebaran dan pemerataan pembangunan Industri ke seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia salah satunya dengan memperhatikan pengembangan sentra Industri Kecil dan Industri menengah. Kabupaten Majalengka merupakan salah satu wilayah di Jawa Barat yang sedang mengembangkan kawasan industri. Sektor industri memegang peranan yang sangat penting dalam peningkatan pembangunan ekonomi suatu daerah, karena sektor ini selain dapat meningkatkan nilai tambah juga sangat besar perannya dalam penyerapan tenaga kerja. Dilihat dari banyaknya potensi yang ada baik dalam bidang sumber daya manusia maupun dalam bidang sumber daya alam, maupun sember daya lainnya. Potensi-potensi yang ada ini terbagi menjadi beberapa Sektor yang ada yaitu Pertanian, Pertambangan dan Penggalian, Pengolahan, Listrik Gas dan Air Bersih, Kontruksi, Perdagangan Hotel dan Restoran, Pengangkutan dan Komunikasi, Keuangan Persewaan dan Jasa I-1
I-2
Perusahaan, dan terakhir yaitu Sektor Jasa-jasa. Dengan letak geografis yang strategis karena berdekatan dengan salah satu kota yang sedang berkembang di Jawa Barat yaitu Kota Cirebon. Kabupaten Majalengka menjadi salah satu jalur transportasi menuju Kota Cirebon, hal ini dapat menjadi awal bagi Kabupaten Majalengka untuk berkembang dalam sektor industri. Hingga saat ini, sektor pertanian masih memegang peranan penting dalam perkembangan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Majalengka. Kondisi geografis dan sarana irigasi yang memadai membuat sektor ini tetap menjadi tulang punggung pembangunan Kabupaten Majalengka. Sektor pertanian menjadi sektor unggulan di Kabupaten Majalengka selama ini. Akan tetapi tidak menutup kemungkinan dimasa mendatang sektor unggulan dapat berubah sewaktu – waktu. Mengingat dengan akan dibangunnya Bandara Internasional dan Tol di Kabupaten Majalengka. Setiap pembangunan insfratuktur pasti memiliki keuntungan dan kerugian salah satu kerugiannya adalah berkurangnya lahan pertanian sehingga kontribusi sektor pertanian Kabupaten Majalengka lambat laun akan menurun. Selain itu akan berdampak juga pada mata pencaharian penduduk dimana mayoritas penduduk Kabupaten Majalengka menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian. Salah satu keuntungannya adalah meningkatnya aksesibilitas Kabupaten Majalengka sehingga akan terjadi peningkatan transaksi barang/jasa di Kabupaten Majalengka, termasuk transaksi dari barang-barang yang dihasilkan oleh sektor industri. Dengan adanya permasalahan tersebut maka perlu adanya pengembangan sektor selain sektor pertanian, dan yang menjadi fokus penelitian saat ini adalah sektor Industri Pengolahan. Dipilihnya sektor industri pengolahan sebagai salah satu sektor yang perlu dikembangkan, karena dari data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Majalengka laju pertumbuhan sektor industri pengolahan cukup stabil dari tahun 2008-2013. Sedangkan apabila dilihat dari kontribusi sektor industri pengolahan terhadap PDRB Kabupaten Majalengka saat ini menempati urutan ketiga sebesar 15,1% setelah sektor pertanian sebesar 33,0% dan sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 19,1%. Berhubungan dengan akan dibangunnya Bandara Internasional dan Tol, transaksi barang-barang yang dihasilkan oleh sektor industri akan semakin meningkat. Dengan adanya hal ini
I-3
maka pembangunan industri harus diarahkan kearah agro industri dan industri manufaktur sehingga pengembangan industri dan pertanian dapat berjalan baik. Hal ini dapat dilihat pada tabel 1.1.
Tabel 1.1 Distribusi Persentase PDRB Kab. Majalengka Atas Dasar Harga Berlaku NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9
LAPANGAN USAHA PERTANIAN PERTAMBANGAN & PENGGALIAN INDUSTRI PENGOLAHAN LISTRIK, GAS & AIR BERSIH BANGUNAN/KONSTRUKSI PERDAG., HOTEL & RESTORAN PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI KEU. REAL ESTAT, & JASA PERUSAHAAN JASA-JASA KABUPATEN MAJALENGKA
Sumber
2008 32,5% 3,8% 15,7% 0,5% 3,9% 17,5% 6,2% 4,3% 15,6% 1,31%
Atas Dasar Harga Berlaku 2009 2010 2011 2012 32,8% 33,5% 32,8% 32,5% 3,3% 3,2% 3,2% 3,1% 16,1% 15,6% 15,6% 15,5% 0,5% 0,5% 0,5% 0,5% 4,0% 4,1% 4,3% 4,4% 17,7% 18,0% 18,5% 18,9% 6,2% 6,0% 5,9% 5,6% 4,3% 4,1% 4,1% 4,0% 15,1% 14,9% 15,0% 15,3% 1,30% 1,32% 1,28% 1,26%
2013 33,0% 3,0% 15,1% 0,6% 4,6% 19,1% 5,7% 4,0% 14,9% 1,25%
: Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Majalengka Tahun 2008 - 2013
Sektor Industri Pengolahan di Kabupaten Majalengka saat ini terdiri dari 5 sub sektor
diantaranya adalah Industri Pangan, Industri Sandang dan Kulit,
Industri Kimia dan Bahan Bangunan, Industri Logam dan Elektronika, dan Industri Kerajinan. Kabupaten Majalengka merupakan salah satu pusat Industri Kecil Menengah (IKM) terbesar di Provinsi Jawa Batar dengan jumlah IKM pada tahun 2014 mencapai 8.690 unit usaha dengan jenis komoditi yang berbeda - beda yang tersebar di 26 Kecamatan dengan penyerapan tenaga kerja sebanyak 47.222 orang, oleh karena itu keberadaan IKM ini perlu dipertahankan dan dikembangkan. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 1.2 Industri Pengolahan di Kabupaten Majalengka NO 1 2 3 4 5
INDUSTRI PENGOLAHAN DI KABUPATEN MAJALENGKA INDUSTRI UNIT TENAGA KERJA UNIT (%) TENAGA KERJA( %) INDUSTRI PANGAN 2649 9957 30% 21% INDUSTRI SANDANG & KULIT 387 5204 4% 11% INDUSTRI KIMIA DAN BAHAN BANGUNAN 2342 21259 27% 45% INDUSTRI LOGAM & ELEKTRONIK 771 2229 9% 5% INDUSTRI KERAJINAN 2541 8573 29% 18% TOTAL 8690 47222 100% 100%
Keterangan
: Angka Sementara
Sumber
: Dinas Perindustrian dan Perdagangan ( PERINDAG ) Tahun 2014
I-4
Komoditas
unggulan
adalah
komoditas
andalan
yang
paling
menguntungkan untuk diusahakan atau dikembangkan pada suatu daerah (Depkimpraswil, 2003). Berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Majalengka Tahun 2014-2018, aspek daya saing daerah merupakan salah satu aspek tujuan penyelenggaraan otonomi daerah sesuai dengan potensi, kekhasan, dan unggulan daerah. Daya saing (competitiveness) merupakan salah satu faktor kunci keberhasilan pembangunan ekonomi yang berhubungan dengan tujuan pembangunan daerah dalam mencapai tingkat kesejahteraan yang tinggi dan berkelanjutan. Permasalahan yang dihadapi saat ini, Pemerintah Kabupaten Majalengka belum menentukan komoditi unggulan pada sub sektor industri pengolahan khususnya Industri Logam dan Elektronika. Sehingga komoditi unggulan perlu ditentukan terlebih dahulu untuk melihat strategi yang diperlukan untuk pengembangan komoditi tersebut. Dipilihnya Industri Logam dan Elektronika karena mengacu pada Permendagri No. 9 Tahun 2014 tentang Pedoman Pengembangan Produk Unggulan Daerah yang menjelaskan kriteria Penetapan Produk Unggulan Daerah salah satunya adalah penyerapan tenaga kerja dan pada tabel 1.2 Industri Logam dan Elektronika masih memiliki jumlah tenaga kerja paling sedikit dibanding industri lain pada sektor Industri Pengolahan. Industri logam dasar dan elektronika merupakan salah satu sub sektor dari industri pengolahan yang memberikan peran utama dalam memasok bahan-bahan baku vital untuk pembangunan di berbagai bidang, mulai penyediaan infrastruktur (gedung, jalan, jembatan, jaringan listrik dan telekomunikasi), produksi barang modal (mesin pabrik dan material pendukung serta suku cadangnya), alat transportasi (kapal laut, kereta api beserta relnya dan otomotif), hingga persenjataan. Atas perannya tersebut, keberadaan industri logam dasar dan elektronika menjadi sangat strategis untuk kemakmuran suatu daerah khususya di Majalengka yang dapat menunjang industri-industri lainnya. Berdasarkan data PDRB tahun 2008 sampai 2011 dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Majalengka, industri logam dan elektronika mengalami perkembangan. Pada tahun 2008 PDRB sebesar 10.426,89 (dalam jutaan rupiah),
I-5
tahun 2009 sebesar 11.496,93 (dalam jutaan rupiah), tahun 2010 sebesar 12.601,76 (dalam jutaan rupiah) dan tahun 2011 sebesar 13.634,47 (dalam jutaan rupiah), dengan jumlah yang terus meningkat, Pemerintah Kabupaten Majalengka perlu merencanakan pengembangan industri logam dan elektronika untuk mendukung pengembangan industri daerah di Kabupaten Majalengka.
1.2.
Perumusan Masalah Berdasarkan penjelasan latar belakang penelitian diatas, maka dapat
dirumuskan beberapa masalah untuk diteliti sebagai berikut: 1. Komoditi apa yang menjadi unggulan pada sub sektor industri logam dan elektronika 2. Bagaimana strategi pengembangan pada komoditi unggulan sub sektor logam dan elektronika
1.3.
Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan penelitian dalam tugas akhir ini adalah :
1. Melakukan analisis untuk menentukan komoditi unggulan Industri Kecil Menengah pada sektor Industri Pegolahan pada sub sektor Industri Logam dan Elektronika di Kabupaten Majalengka. 2. Melakukan analisis untuk memberikan usulan strategi pengembangan komoditi unggulan sub sektor Industri Logam dan Elektronika kepada Pemerintah Kabupaten Majalengka.
Adapun manfaat dari penelian ini adalah sebagai berikut: 1. Memberikan usulan komoditi unggulan sub sektor Industri Logam dan Elektronika bagi Pemerintah Kabupaten Majalengka 2. Memberikan usulan strategi pengembangan industri yang tepat bagi IKM Industri Logam dan Elektronika di Kabupaten Majalengka 3. Dapat dijadikan bahan masukan dan informasi tambahan untuk pengambilan keputusan Industri Kecil Menengah Logam dan Elektronika khususnya dalam alternatif strategi bisnis yang akan digunakan.
I-6
4. Sebagai bahan referensi bagi mahasiswa atau pihak manapun yang ingin melakukan penelitian pengembangan industri.
1.4.
Pembatasan dan Asumsi Penelitian Mengingat luasnya bidang penelitian ini dan keterbatasan kemampuan
penulis maka penulis menentukan pembatas sebagai berikut : 1. Penelitian dilakukan di Kabupaten Majalengka 2. Penelitian dititik beratkan pada Industri Kecil Menengah Kabupaten Majalengka sub sektor Industri Logam dan Elektronika. 3. Diasumsikan data Dinas Perindag dan data BPS Kabupaten Majalengka tetap / tidak berubah
1.5.
Lokasi Penelitian Lokasi Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat.
1.6.
Sistematika Penulisan Untuk mempermudah dalam mengikuti pembahasannya, maka tugas akhir
ini disusun atas enam bab yang terurut, berisi tentang uraian singkat tentang isi masing-masing bab dalam penulisan. Adapun sistematika penulisan laporan adalah sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisikan penjelasan mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, pembatasan dan asumsi untuk menentukan ruang lingkup penelitian, lokasi penelitian dan sistematika penulisan. BAB II LANDASAN TEORI Bab ini berisikan penjelasan mengenai teori-teori yang menjelaskan semua aspek yang berhubungan dengan pengembangan industri dan kompetensi inti untuk digunakan sebagai dasar pendukung dalam menganalisa pemecahan masalah.
I-7
BAB III USULAN PEMECAHAN MASALAH Pada bab ini akan dikemukakan tentang logika dan metodologi pemecahan masalah, juga mengenai langkah-langkah analisis yang digunakan dengan melihat batasan dan asumsi yang ada yang menjelaskan urutan yang dilakukan untuk proses pengolahan data berdasarkan metode yang digunakan. Model pemecahan masalah berisi metode yang digunakan untuk mengetahui hasil akhir dari penelitian dan metode yang digunakan adalah metode Analytical Network Process (ANP) dengan menggunakkan software super decision 2.0 untuk menentukan komoditi unggulan dan Analisis Porter 5 Forces untuk menentukan strategi pengembangan industri. BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Berisi penjelasan tentang pengumpulan data dan pengolahan data yang ditunjukkan untuk memecahkan masalah seperti yang telah ditetapkan pada BAB III. Pengumpulan data berisi data pendukung daerah Kabupaten Majalengka dan data penelitian yang diambil untuk dilakukan pengolahan data. Pengolahan data dilakukan menggunakan metode ANP dan Analisis Porter 5 Forces. Hasil dari pengolahan data tersebut merupakan hasil akhir dari penelitian. BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN Bab ini berisikan analisis dan pembahasan dari hasil (output) pengolahan data berdasarkan pemecahan masalah dan metode yang digunakan dalam penelitian. BAB VI KESIMPULAN Bab ini berisikan tentang kesimpulan yang merupakan jawaban atas permasalahan yang telah dirumuskan pada perumusan masalah. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN