BAB I
PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Potensi Seni Wayang Orang Surakarta Surakarta merupakan salah satu kota di Indonesia yang memiliki beraneka ragam seni pertunjukan antara lain seni tari gambyong, seni theater, seni ketoprak, seni karawitan dan seni wayang orang. Menurut Bp Suyatno, seni wayang orang merupakan salah salah satu seni pertujukan yang sangat legendaris dan mempunyai potensi besar untuk menjadi ikon kota Surakarta, seperti halnya Sendratari Ramayana di Yogyakarta dan Tari Kecak di Bali. Menurut Bp Waluyo Wayang Orang Sriwedari merupakan salah satu warisan budaya nonbendawi yang dimiliki oleh masyarakat Surakarta. Sudah selayaknya dan sepatutnya seni pertunjukan ini terus dijaga dan dilestarikan terutama oleh masyarakat Surakarta, apalagi seni pertunjukan ini mempunyai nilai filosofi, nilai moral dan estetika yang sangat tinggi. Oleh ebab itu, pentingnya upaya dalam pelestarian serta pengembangan Seni Pertunjukan Wayang Orang di Surakarta. 1.1.2. Kondisi Seni Wayang Orang Surakarta Potensi seni pertunjukan wayang orang ini tidak diimbangi oleh keadaannya saat ini. Pertunjukan Seni Wayang Orang di kurang dapat menarik minat masyarakat kota Surakarta sendiri. Hal ini terlihat dari jumlah pengunjung Pertunjukan Seni Wayang Orang yang mengalami penurunan dari tahun ke tahun terutama kategori usia 40>.1
1
http://www.stpsahidsolo.ac.id/index.php?id=artikel&kode=
1
Tabel 1.1.2.1 Perkembangan Jumlah Penonton Pertunjukan Wayang Orang
Sumber: http://www.stpsahidsolo.ac.id/index.php?id=artikel&kode=
Menurut Ibu Ekowati, masyarakat Kota Surakarta terutama generasi mudanya sudah mulai enggan untuk menyaksikan Pertunjukan Seni Wayang Orang mereka cenderung memilih untuk menonton bioskop. Meskipun dengan harga yang sangat murah yaitu Rp 3000,- belum mampu menarik minat masyarakat. Hal itu dikarenakan mereka merasa tidak gengsi karena melihat keadaan gedung pertunjukan yang sangat kumuh. Menurut hersapandi, faktor-faktor penyebab kemunduran seni pertunjukan wayang orang ada berbagai macam, antara lain keterlambatan alih generasi dimana masi banyak bertahan pemain senior, pertunjukan yang terkesan monoton dan statis dikarenakan kondisi gedung pertunjukan yang terbatas, managemen yang kurang profesional, kurangnya sarana pendukung terutama gedung yang representatif dan kurangnya kenyamanan penonton dalam menyaksikan Wayang Orang, tingkat pendidikan para pemain wayang yang rendah.2 1.1.3. Kebutuhan Gedung Pertunjukan Seni Wayang Orang Surakarta Surakarta sebenarnya sudah memiliki gedung yang mewadahi Pertunjukan Seni Wayang Orang yaitu di Gedung Wayang Orang Sriwedari akan tetapi kondisi gedung pertunjukan tersebut sangat memprihatinkan dan mengalami kerusakan dimana-mana. Selain itu, Gedung Wayang Orang Sriwedari belum memenuhi standar kenyamanan gedung pertunjukan. Misalnya pencahayaan yang sangat minim, keadaan sound sistem yang masih kurang dan sering terjadi kebocoran saat hujan.
2
Hersapandi, Wayang Wong Sriwedari Dari Istana Menjadi Seni Komersial.Yogyakarta: Yayasan Adikarya IKAPI dan Ford Foundation, 1999
2
Menurut Ibu Ekowati, yang mana seharusnya Pertunjukan Seni Wayang Orang dapat memberikan masukan PAD kota Surakarta, justru menjadi beban APBD kota Surakarta. Menurut Bp Suyatno, Surakarta membutuhkan gedung Pertunjukan Seni Wayang Orang yang nyaman dan menarik tetapi tidak menghilangkan karakteristik kota Surakarta itu sendiri Pentingnya Sebuah Gedung dalam Pertunjukan Seni Menurut Bapak Agus Pengelola Pertunjukan Wayang Orang Sriwedari, Gedung merupakan unsur penting dalam pertunjukan seni. Gedung mampu memberikan atmosfer yang lain bagi pengunjung bahkan pemain seni pertunjukan tersebut. Selain itu, gedung juga dapat mengangkat derajat dari seni pertunjukan yang diwadahi. Misalnya saja di Sendratari Ramayana, cerita yang disuguhkan oleh Sendratari Ramayana sebenarnya tidak jauh berbeda dengan Seni Wayang Orang Surakarta, akan tetapi karena gedung yang mewah serta tata pangung yang menarik, sehingga mampu mnarik minat wisatawan baik dalam negri maupun luar negri. 1.1.1.1.
Isu Gedung Pertunjukan Wayang Orang
Menurut Bapak Suyatno Ketua Bidang Kesenian Dinas Pariwisata Surakarta, Pertunjukan Seni Wayang Orang kota Surakarta tidak hanya melakukan pertunjukan di area tertutup akan tetapi juga melakukan pertunjukan diarea terbuka yaitu setiap malam bulan purnama yang sering dinamakan Ramayana Surakarta. Akan tetapi Surakarta tidak memiliki sarana tersebut, sehingga untuk Pertunjukan Seni Wayang Orang terbuka masih meminjam panggung terbuka di Balaikambang. Oleh sebab itu dibutuhkan gedung pertunjukan yang mampu mewadahi fungsi indoor maupun outdoor. 1.1.1.2.
Isu Lingkungan
Perlu kita ketahui, sumber daya alam sangatlah penting bagi manusia. Tidak dipungkiri, kita sangat membutuhkan sumber daya alam seperti udara, air dan tanah. Akan tetapi, banyak orang yang kurang menyadari pentingnya sumber daya alam. Banyak orang yang melakukan eksploitasi sumber daya alam hanya demi kepentingan perekonomian semata seperti penebangan hutan, merusak ekosistem laut, dan pencemaran udara. Oleh sebab itu perlu adanya kesadaran akan pentingnya sumber daya alam. Agar kelak sumber daya alam ini dapat dinikmati anak cucu kita.
3
1.2. Identifikasi Permasalahan 1.2.1. Permasalahan Umum Bagaimana membuat Gedung Pertunjukan Seni Wayang Orang yang mampu menarik minat dan memberikan kebanggaan pada pemain sertamasyarakat Surakarta sehingga mampu melestarikan keberadaan seni wayang orang. 1.2.2. Permasalahan Khusus
Bagaimana mengintegrasikan beberapa fungsi dari fasilitas Gedung Pertunjukan Seni Wayang Orang yang memenuhi standar dan dapat memberikan kenyamanan bagi penggunanya? Dan mampu menjawab isu-isu.
Bagaimana mengintegrasikan prinsip-prinsip pendekatan arsitektur berkelanjutan dalam bangunan Gedung Pertunjukan Seni Wayang Orang 1.3. Tujuan dan Sasaran 1.3.1. Tujuan
Mengumpulkan, mengolah, dan menyusun data atau informasi untuk memperdalam pengetahuan mengenai Gedung Pertunjukan Seni Wayang Orang
Melakukan analisis dalam kaitannya dengan menemukan dan merumuskan konsep perancangan melalui pendekatan arsitektur berkelanjutan yang diarahkan pada fokus perancangan arsitektural yang mampu menjawab permasalahan sebuah Gedung Pertunjukan Seni Wayang Orang
Mendapatkan rumusan konsep perencanaan dan perancangan sebuah Gedung Pertunjukan Seni Wayang Orang sebagai tempat mempromosikan dan melestarian kesenian Surakarta 1.3.2. Sasaran
Sasaran pembahasan ini adalah menyusun dan merumuskan konsep perencanaan dan perancangan untuk menghasilkan pemahaman tentang sebuah Gedung Pertunjukan Seni Wayang Orang dengan mengoptimalkan fungsi-fungsi di dalamnya agar dapat menarik minat masyarakat Surakarta.
4
1.4. Lingkup Pembahasan 1.4.1. Arsitektural Pembahasan arsitektural pada penekanan persyaratan arsitektural mengenai organisasi ruang, sirkulasi ruang, serta elemen ruang, tata ruang luar maupun dalam Gedung Pertunjukan Seni Wayang Orang, serta penelusuran masalah yang menitik beratkan pada prinsip-prinsip arsitektur berkelanjutan yang dapat diterapkan pada Gedung Pertunjukan Seni Wayang Orang sebagai hasil pengamatan. 1.4.2. Non Arsitektural Pembahasan non-arsitektural mengenai permasalahan sosial dan perilaku pengunjung serta pengguan Gedung Pertunjukan Seni Wayang Orang 1.5. Metode Pembahasan Metode pembahasan materi menggunakan beberapa langkah sebagai berikut: a. Pengumpulan Data b. Dilakukan melalui studi literature dari buku maupun internet, observasi langsung ke lapangan dan wawancara dengan pihak-pihak terkait c. Analisis Data Mengolah dan menganalisa data-data yang terkumpul setelah survey d. Sistesis Menarik kesimpulan hasil data olahan menjadi suatu rumusan Gedung Pertunjukan Seni Wayang Orang dengan pendekatan arsitektur berkelanjutan
5
1.6. Sistematika Penulisan Bab I Pendahuluan Berisi tentang latar belakang, permasalahan arsitektural dan non arsitektural, tujuan dan sasaran, lingkup pembahasan dan kerangka pemikiran yang menjadi acuan dalam penulisan. Bab II Tinjauan Pustaka dan Preseden Pembahasan mengenai sejarah dan standar-standar Gedung Pertunjukan Wayang Orang beserta preseden Gedung Pertunjukan Wayang Orang dari dalam dan luar negeri dan pembahasan mengenai arsitektur berkelanjutan. Bab III Tinjauan Lokasi Berisi tentang gambaran eksisting dan data-data teknis lokasi. Bab IV Analisa dan Pendekatan Perancangan Berisi tentang hasil analisa dari tinjauan pustaka mengenai preseden Gedung Pertunjukan Wayang Orang dan arsitektur berkelanjutan. Serta penetapan tipe dan jenis arsitektur berkelanjutan yanga akan dipakai dalam konsep perancangan. Bab V Konsep Perancangan Berisi tentang konsep perancangan yang akan digunakan pada Gedung Pertunjukan Wayang Orang.
6