BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sajogyo (1986) dalam bukunya sosiologi pembangunan menyebutkan bahwa pembangunan tidak terlepas dari modernisasi. Pembangunan sendiri memiliki begitu banyak definisi diantaranya Tjondronegoro dalam Sajogyo menyebutkan bahwa pembangunan adalah perubahan susunan dan pola masyarakat. Perubahan dalam susunan tersebut akan merangsang lapisan-lapisan masyarakat berproduksi, dengan perubahan itu juga sarana pembagian dalam masyarakat akan berubah, perataan hasil pembangunan dimantapkan dan kemudian tekhnologi akan menyusul perubahan ini. Menuju pembangunan diperlukan penyusunan program yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat sasaran. Pada penyusunan program perlu dilihat kebutuhan serta kondisi masyarakat, disini diperlukan pihak-pihak tertentu atau bisa disebut sebagai pemimpin lokal yang paham akan kondisi di desa tersebut untuk membantu memetakan kebutuhan masyarakat yang disesuaikan dengan karakteristik masyarakat setempat. Program-program pembangunan yang masuk ke desa sebelumnya bisa terjadi karena merupakan program dari pemerintah atau permintaan dari masyarakat sendiri. Baik dari masyarakat maupun pemerintah, program-progam tersebut sudah tentu dipengaruhi oleh pemimpin lokal, baik karena sejalan dengan kepentingan pemimpin lokal pribadi maupun kepentingan masyarakat setempat. Pemimpin lokal juga dipengaruhi oleh adanya program tersebut, karena berhasilnya program juga menentukan reputasi pemimpin lokal dimasyarakat. Pemimpin lokal merupakan individu yang memiliki tujuan, terlepas apakah tujuan yang dibawa oleh pemimpin lokal adalah tujuan pribadi atau kelompok. Terkait hal tersebut tentunya pemimpin lokal akan melakukan suatu upaya untuk mencapai tujuannya. Hal tersebut tidak terlepas dari modal yang dimiliki oleh pemimpin lokal yang mana modal itu sendiri disampaikan oleh Bordeu (1986) adalah logika yang mengatur bagaimana tujuan tersebut dapat dicapai. Kepemilikan modal akan menentukan pengaruh pemimpin lokal terhadap
2
masyarakat. Pengaruh yang dimaksud disini adalah tidak hanya terbatas pada pengambilan keputusan yang terkait dengan program saja tetapi juga terkait dengan personal masyarakat. Melihat uraian dari pemimpin lokal di atas, terlihat bahwa pemimpin lokal tidak hanya berperan sebagai pemimpin dalam pengambilan keputusan yang terkait dengan tindakan-tindakan kolektif (mempengaruhi lingkungan), tetapi juga sebagai panutan sikap serta tempat meminta pendapat untuk hal-hal yang bersifat personal sehingga pada kelompok maupun individu dalam proses pengambilan keputusan secara personal maupun umum tidak lepas dari peran pemimpin lokal yang ada disekelilingnya. Contoh kasus adalah penelitian yang dijelaskan di dalam buku Sosiologi Pedesaan, Sajogyo dan Sajogyo (2002) menjelaskan tentang struktur sosial dalam masyarakat pedesaan di daerah Cibodas, salah satu peranan dalam struktur sosial tersebut adalah tuan tanah besar. Kelompok ini terdiri dari sejumlah kecil keluarga yang berhubungan rapat dengan perkawinan yang mana mereka itu adalah kalangan bangsawan desa, merekalah yang menentukan jenis kegiatan kemasyarakatan dan memainkan peranan penting, baik positif maupun negatif, dalam setiap kegiatan di desa itu, dalam arti bahwa mereka selalu terlibat dalam kegiatan tersebut, sebagai pendukung atau sebagai lawan, baik secara terbuka maupun tersembunyi. Mereka mempunyai sumber modal terbesar dan mendapat kepercayaan dari para tengkulak uang. Dan dengan tuan tanah besar inilah, para wakil jawatan pemerintah mengadakan hubungan-hubungan pribadi, dan sampai saat ini dari merekalah para pejabat memperoleh informasi tentang keadaan masalah-masalah desa. Tuan tanah besar ini juga merupakan aktor atau orang yang memainkan politik lokal. Pada kasus Cibodas tersebut di atas menujukkan bahwa pemimpin lokal memainkan peranan tertentu dalam pembagunan di pedesaan, walaupun setiap pemimpin lokal memiliki pengaruh yang berbeda-beda terhadap masyarakat maupun individu dari masyarakat itu sendiri. Casey (2008) menyebutkan bahwa pengaruh pemimpin lokal tersebut dapat di ukur dengan melihat elemen-elemen kapital atau modal yang dimilikinya. Pada umumnya semakin tinggi kualitas maupun kuantitas elemen-elemen yang dimiliki oleh pemimpin lokal maka pemimpin lokal akan lebih memiliki pengaruh
3
terhadap masyarakat. Elemen-elemen tersebut adalah modal manusia, modal institusi, modal sosial, modal simbolik, modal ekonomi, modal budaya, dan modal moral. Mengingat peran penting yang dimiliki pemimpin
lokal dalam
pengambilan keputusan individu atau kelompok dalam masyarakat pedesaan, maka dilakukan penelitian lebih lanjut untuk melakukan identifikasi pemimpin lokal yang memiliki pengaruh lebih kuat kepada masyarakat pedesaan, penelitian ini akan dimulai dengan pengidentifikasian pemimpin lokal yang terkait program pembangunan. Umumnya sebuah program terdiri dari tiga tahapan, diantaranya adalah tahapan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Kemudian akan dilihat sejauhmana keterlibatan dan pengaruh pemimpin lokal pada setiap tahapan tersebut. Posisi penelitian ini adalah ingin melihat dan menganalisis sejauh mana keterlibatan pemimpin lokal dalam program pembangunan dan pemimpin lokal yang dimaksudkan disini adalah individu yang mempunyai tujuan atau maksud yang ditunjukkan dalam bentuk tindakan. Besarnya pengaruh dari tindakan tersebut dipengaruhi oleh modal yang dimiliki oleh pemimpin lokal. 1.2. Rumusan Masalah Pemimpin lokal mempunyai peran penting dalam proses pengambilan keputusan masyarakat, tetapi setiap pemimpin lokal mempunyai derajat pengaruh yang berbeda terhadap masing-masing individu dalam masyarakat. Tidak adanya pemetaan atau tipologi serta pengidentifikasian yang jelas terkait pemimpin lokal, dapat menyebabkan sulitnya untuk mengidentifikasi karakteristik dari komunitas tersebut. Terlebih lagi mengingat derajat pengaruh pemimpin lokal yang berbeda pada setiap individunya menyebabkan secara tidak terlihat masyarakat desa pun terbagi menjadi beberapa kelompok yang apabila tidak didukung oleh kerjasama antar pemimpin lokal akan menyebabkan terhambatnya pembangunan desa, karena dalam pembangunan diperlukan kesamaan tujuan bersama dan apabila tidak terjadi kolaborasi antar pemimpin lokal, maka kemungkinan akan terjadi tarik menarik kepentingan yang menyebabkan bergesernya fungsi pemimpin lokal yang seharusnya mempercepat proses pembangunan tetapi justru menjadi penghambat pembangunan itu sendiri.
4
Oleh sebab itu, perlu dilihat bagaimanakah pengaruh pemimpin lokal terhadap program dilihat dari modal yang dimiliki oleh pemimpin lokal, khususnya program pembangunan di pedesaan, karena hal ini akan mempengaruhi arah serta jenis program yang akan masuk atau yang akan di implementasikan dalam suatu daerah. Hal ini perlu dilihat agar saat pihak-pihak yang berkepentingan ingin membuat suatu program, dapat disesuaikan dengan karakteristik masyarakatnya, dilihat dari tipologi pemimpin lokal yang ada. Hal ini akan memudahkan program untuk lebih tepat sasaran. Untuk melihat hal itu perlu juga dilihat : 1. Siapa sajakah pemimpin lokal yang terlibat di dalam suatu program? 2. Bagaimanakah modal yang dimiliki pemimpin lokal dan pengaruhnya terhadap masyarakat, khususnya dalam program pembangunan di pedesaan? 3. Bagaimanakah tipologi pemimpin lokal berdasarkan basis dan keterkaitan antara modal yang dimiliki pemimpin lokal dengan keterlibatannya dalam tahapan program, khususnya dalam programprogram pembangunan di pedesaan? 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat bagaimanakah pengaruh pemimpin lokal terhadap program dilihat dari modal yang dimiliki oleh pemimpin lokal. Hal ini berguna agar implementasi program dapat berjalan sesuai dengan seharusnya. Selain itu tujuan dari penelitian ini juga untuk: 1. Mengetahui pemimpin lokal yang berpengaruh dalam masyarakat, khususnya dalam program-program pembangunan pedesaan. 2. Mengetahui modal yang dimiliki pemimpin lokal dan pengaruhnya terhadap masyarakat, khususnya dalam program pembangunan di pedesaan. 3. Mengetahui tipologi pemimpin lokal berdasarkan basis dan keterkaitan antara modal yang dimiliki pemimpin lokal dengan keterlibatannya dalam
tahapan
program,
pembangunan di pedesaan.
khususnya
dalam
program-program
5
1.4. Kegunaan Penelitian Kegunaan penelitian ini pada dasarnya adalah untuk mendapatkan tipologi pemimpin lokal berdasarkan modal yang dimiliki dan hubungannya dengan tingkat pengaruh pemimpin lokal dalam tiga tahapan program. Adapun penelitian ini memberikan manfaat untuk mahasiswa selaku pengamat dan akademisi, masyarakat, perguruan tinggi dan pemerintah. Manfaat yang diperoleh yaitu: 1. Bagi Mahasiswa Penelitian ini bermanfaat menjadi tambahan literatur penelitian mengenai hubungan antara pengaruh pemimpin lokal dengan modal yang dimiliki sehingga kedepannya dapat mempermudah dalam menganalisis terkait topik kepemimpinan untuk penelitian selanjutnya. 2. Bagi Perguruan Tinggi Penelitian ini merupakan perwujudan dari Tridharma Perguruan Tinggi yang diharapkan dapat meningkatkan khasanah ilmu pengetahuan dan menjadi sumber rujukan dalam topik kepemimpinan khususnya dalam menganalisis keberhasilan program sehingga secara tidak langsung dapat meningkatkan kualitas perguruan tinggi. 3. Bagi Pemerintah Hasil dari penelitian ini akhirnya melahirkan suatu tipologi pemimpin lokal yang dapat digunakan sebagai bahan referensi pemerintah maupun pihak-pihak terkait dalam menggulirkan program ke pedesaan agar program yang masuk terimplementasikan dengan baik dan sesuai dengan rencana serta tujuan. 4. Bagi Masyarakat Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan masyarakat mengenai hubungan keberhasilan program dengan pemimpin yang terlibat didalamnya.