BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perusahaan merupakan alat dari badan usaha untuk mencapai tujuan yaitu mencari keuntungan yang maksimal dengan menjual barang dan atau jasa kepada masyarakat. Setiap perusahaan yang berdiri dan beroperasi pasti memiliki tujuan yang ingin dicapai, baik itu merupakan tujuan jangka pendek maupun tujuan jangka panjang. Tujuan-tujuan tersebut harus dapat dicapai oleh perusahaan agar mereka mampu mempertahankan keberadaannya dalam dunia usaha yang semakin berkembang (era globalisasi) dan tidak tergeser oleh para pesaing perusahaan. Salah satu cara yang dapat dilakukan perusahaan agar mampu bertahan bahkan memenangkan persaingan bisnis yang sangat ketat tersebut adalah melalui penerapan sistem informasi yang baik. Sebuah sistem informasi adalah sistem yang dibuat oleh manusia, berisikan himpunan yang terintegrasi dari berbagai komponen manual dan berbagai komponen terkomputerisasi yang bertujuan untuk mengumpulkan data, menyimpan data, mengolah atau memproses data, dan menghasilkan informasi. Sistem informasi yang baik dapat diartikan juga sebagai sebuah sistem terpadu yang mengkombinasikan secara teratur antar sumber daya manusia (people), perangkat pengolah informasi (hardware dan software), jaringan komunikasi (network) yang bekerja secara bersama-sama untuk menyajikan informasi yang berguna dalam mendukung kegiatan operasional perusahan termasuk kegiatan pengambilan keputusan dalam sebuah perusahaan. Sistem informasi dapat membantu segala jenis kegiatan bisnis dalam meningkatkan efisiensi dan efektifitas proses bisnis yang dijalankan, pengambilan keputusan yang bersifat operasional ataupun stratejik, kerjasama kelompok kerja hingga dapat memperkuat posisi kompetitif perusahaan dalam persaingan bisnis yang sangat dinamis di era saat ini.
1
Sistem informasi memiliki peranan yang sangat penting didalam mendukung perusahaan untuk mencapai tujuannya. Dikarenakan pentingnya peranan dari sistem informasi tersebut, maka diperlukan adanya pengembangan dari sistem informasi tersebut yang menjadi sebuah sistem yang dengan mudah dapat mengakses sumber daya-sumber daya informasi yang dibutuhkan, baik merupakan informasi dari dalam perusahaan maupun dari luar perusahaan. Sistem informasi lintas fungsi manajemen (co-sourcing) perusahaan akan dapat mendukung, serta meningkatkan komunikasi dan kerjasama antar tim atau kelompok kerja di dalam suatu perusahaan ataupun diluar perusahaan (in-co-out sourcing). Pengembangan sistem informasi dalam perusahaan dapat dilakukan melalui tiga metode yaitu in-sourcing, co-sourcing dan out-sourcing. Pemilihan alternatif pengembangan yang tepat akan mendatangkan keuntungan bagi perusahaan dan sebaliknya kesalahan dalam pemilihan alternatif pengembangan akan menyebabkan investasi yang telah dikeluarkan menjadi sebuah kerugian. Masing-masing alternatif memiliki keunggulan dan kekurangan. Dalam pemilihan terhadap salah satu alternatif pengembangan sistem informasi tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya biaya, waktu pengembangan, kemampuan sumber daya manusia yang menjalankan sistem tersebut, dan faktor lainnya. PT Telkomsel sebagai perusahaan operator seluler terbesar di Indonesia yang memberikan pelayanan kepada para pelanggan seluler yang berjumlah lebih dari 130 juta pelanggan, total pelanggan tersebut adalah sebanding dengan 53 % dari total pelanggan seluler di Indonesia. Pelayanan yang disampaikan (service delivery) dilakukan oleh karyawan yang berjumlah 4.700 orang dan tersebar diseluruh wilayah Indonesia. Untuk menunjang kelancaran dalam pelaksanaan opersional
harian
dan
proses
pengambilan
keputusan,
PT
Telkomsel
mengembangkan sistem informasi manajemen yang disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan.
2
1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian yang telah disampaikan sebelumnya, terdapat tiga alternatif dalam pengembangan sistem informasi yang dapat dipilih oleh perusahan. Dengan demikian perlu dilakukan suatu analisa atas alternatif yang digunakan dalam pengembangan sistem informasi manajemen (teknologi informasi) di PT Telkomsel. 1.3. Tujuan Penulisan Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menganalisa bagaimanakah pengembangan sistem informasi manajemen PT Telkomsel dengan mengacu kepada alternatif pengembangan sistem informasi diatas.
3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Sistem Informasi Menurut O’Brien dan Marakas (2010) “sistem merupakan sebuah kumpulan dari beberapa komponen yang saling terkait untuk bekerja sama mencapai tujuan dengan menerima masukan (input) dan menghasilkan keluaran (output) dalam sebuah proses transformasi yang teratur”. Sebuah sistem mempunyai 3 komponen dasar atau fungsi yaitu : a. Input, yaitu kegiatan yang meliputi penangkapan dan menyusunan elemen elemen untuk dimasukkan dalam sistem dan diproses. b. Proses, yaitu kegiatan yang meliputi proses transformasi yang mengubah input menjadi output. c. Output, yaitu kegiatan yang meliputi penyampaian elemen yang diproduksu oleh sebuah proses transformasi menuju tujuan akhir. Setiap sistem memiliki batas-batas luar yang memisahkannya dari lingkungannya. Tidak semua sistem memiliki kombinasi elemen sistem yang sama, namun secara umum bisa digambarkan terdiri dari sumberdaya input (masukan), proses transformasi, dan sumberdaya output (keluaran). Berdasarkan Hubungan elemen, sistem dibagi atas : a. Open sistem yaitu : sistem yang dihubungkan dengan lingkungannya melalui arus sumberdaya. b. Closed sistem yaitu : sistem yang tidak dihubungkan dengan lingkungannya. Berdasarkan besar kecilnya sistem, sistem terbagi atas : a. Subsistem b. Supersistem atau suprasistem
4
Sistem mempunyai karakteristik atau sifat – sifat tertentu, yaitu : a. Komponen Sistem b. Batasan Sistem c. Lingkungan Luar Sistem d. Penghubung Sistem e. Masukan Sistem f. Keluaran Sistem g. Pengolahan Sistem h. Sasaran Sistem Information System (IS) atau yang dalam Bahasa Indonesia disebut juga Sistem Informasi merupakan sistem pengolah data menjadi sebuah informasi yang berkualitas dan dipergunakan untuk suatu alat bantu pengambilan keputusan. Sistem Informasi yang akurat dan efektif, dalam kenyataannya selalu berhubungan dengan istilah “computer-based” atau pengolahan informasi yang berbasis pada komputer. Sistem Informasi “berbasis komputer” mengandung arti bahwa komputer memainkan peranan penting dalam sebuah sistem informasi. Secara teori, penerapan sebuah Sistem Informasi memang tidak harus menggunakan komputer dalam kegiatannya. Tetapi pada prakteknya tidak mungkin sistem informasi yang sangat kompleks itu dapat berjalan dengan baik jika tanpa adanya komputer. Sistem Informasi merupakan sistem pembangkit informasi. Dengan integrasi yang dimiliki antar subsistemnya, sistem informasi akan mampu menyediakan informasi yang berkualitas, tepat, cepat dan akurat sesuai dengan manajemen yang membutuhkannya. Sistem informasi merupakan sebuah susunan yang terdiri dari beberapa komponen seperti orang, aktivitas, data, perangkat keras, perangkat lunak, dan jaringan yang terintegrasi yang berfungsi untuk mendukung dan meningkatkan operasi sehari-hari sebuah bisnis, juga menyediakan kebutuhan informasi untuk pemecahan masalah dan pengambilan keputusan.
5
Komponen dari sistem informasi yaitu : a. Orang (brainware) yaitu semua pihak yang bertanggung jawab dalam hal penyokong atau sponsor sistem informasi (system owner), pengguna sistem (system users), perancang sistem (system designer) dan pengembang sistem informasi (sistem development). b. Data (dataware) yaitu secara konseptual, data adalah deskripsi tentang benda, kejadian, aktivitas, dan transaksi yang tidak mempunyai makna dan tidak berpengaruh langsung secara langsung kepada pemakainya atau disebut juga sebagai sekumpulan fakta mentah dalam isolasi. c. Perangkat Keras (hardware) yaitu Perangkat keras yang meliputi piranti-piranti yang digunakan oleh sistem komputer untuk masukan dan keluaran yang terdiri dari komputer, printer, jaringan (network) d. Perangkat Lunak (software) yaitu sekumpulan instruksi-instruksi atau perintah-perintah yang memungkinkan perangkat keras bisa digunakan untuk memproses data, atau sering disebut sebagai program. e. Jaringan (netware) yaitu sistem penghubung yang memungkinkan suatu sumber dipakai secara bersama-sama, baik pada waktu dan tempat bersamaan ataupun berbeda. 2.2. Pengertian Out-sourcing Menuruto O’Brien dan Marakas (2010) dalam bukunya “Introduction to Information Systems”, istilah outsourcing dalam arti luas adalah pembelian sejumlah barang atau jasa yang semula dapat dipenuhi oleh internal perusahaan tetapi sekarang dengan memanfaatkan mitra perusahaan sebagai pihak ketiga. Dalam kaitannya dengan TI, outsorcing digunakan untuk menjangkau fungsi TI secara luas dengan mengontrak penyedia layanan eksternal.
6
Atau dapat dikatakan bahwa outsourcing merupakan pemindahan atau pengalihan tanggung jawab kepada pihak ke dua dalam hal ini adalah tenaga kerja. Melalui outsourcing, perusahaan dapat membeli sistem informasi yang sudah tersedia, atau sudah dikembangkan oleh perusahaan outsource. Perusahaan juga dapat meminta perusahaan outsource untuk memodifikasi sistem yang sudah ada. Perusahaan juga dapat membeli software dan meminta perusahaan outsource untuk memodifikasi software tersebut sesuai keinginan perusahaan. Lewat outsourcing perusahaan dapat meminta untuk mengembangkan sistem informasi yang benar-benar baru atau pengembangan dari dasar. Kelebihan dalam pengembangan sistem informasi dengan outsourcing meliputi : a. Biaya teknologi yang semakin meningkat, dengan metode outsourcing perusahaan tidak melakukan investasi tetapi menyerahkan biaya investasi tersebut kepada pihak ketiga dalam bentuk outsourcing yang lebih murah dikarenakan outsourcer dapat dibagi ke beberapa perusahaan. b. Meningkatkan fokus bisnis perusahaan (bisnis inti) dengan skala lebih luas. Pelakasanaan operasional lainnya dilakukan oleh perusahaan outsourcing yang telah berpengalaman di bidangnya. Dengan melakukan outsourcing, maka perusahaan dapat berkonsentrasi secara penuh dalam menangani bisnis intinya. c. Dengan melakukan outsourcing, perusahaan menjadi flexible, lebih dinamis, dan lebih baik. Perusahaan dapat melakukan perubahan dengan cepat sesuai dengan kondisi yang dihadapi. d. Dengan melakukan outsourcing, segala resiko pekerjaan, ketenagakerjaan, kriminalitas, dan resiko lainnya menjadi resiko perusahaan penyedia jasa outsourcing. e. Jasa yang diberikan oleh outsourcer lebih berkualitas dibandingkan dikerjakan
sendiri
secara
internal,
karena
outsourcer
memang
dispesialisasi dan ahli di bidang tersebut. f. Pengembangan sistem informasi relatif lebih cepat, efketif dan efisien dikarenakan pengerjaannya dilakukan oleh orang yang professional di bidangnya. Penghematan waktu proses dapat diperoleh karena beberapa
7
outsourcer dapat dipilih untuk bekerja sama dalam penyediaan jasa yang diperlukan. g. Mendapatkan ide-ide yang inovatif dan mendapatkan akses pada kemampuan kelas dunia. h. Hasil pengembangan sistem informasi lebih berkualitas dan keuntungan dalam jangka pendek dapat langsung dirasakan oleh perusahaan. i. Memudahkan akses pada pasar global jika menggunakan vendor yang mempunyai kualitas dan reputasi yang baik. j. Perusahaan merasa tidak perlu melakukan transfer teknologi dan pengetahuan kepada outsourcer. k. Meningkatkan fleksibilitas untuk mengantisipasi perubahan dalam persaingan bisnis yang semakin kompetitif baik dalam penggunaan teknologi maupun perubahan volume bisnis. l. Meningkatkan fleksibilitas untuk mengantisipasi perubahan dalam persaingan bisnis yang semakin kompetitif baik dalam penggunaan teknologi maupun perubahan volume bisnis. m. Memperbaiki kredibilitas perusahaan dengan cara berasosiasi dengan pemberi jasa yang unggul. n. Mengurangi resiko penggunaan sumber daya sistem informasi yang belum optimal dan meningkatkan kas dalam aset perusahaan karena tak perlu ada aset untuk teknologi informasi. Kelemahan dalam pengembangan sistem informasi dengan outsourcing meliputi : a. Kehilangan kendali atau kontrol terhadap sistem dan data karena bisa saja pihak outsourcer menjual data ke pesaing. b. Menjadi sangat bergantung pada pihak luar sehingga sangat sulit bagi perusahaan untuk mengambil alih kembali sistem yang sedang berjalan terutama apabila ada kerusakan atau gangguan mendadak terhadap sistem informasi perusahaan. c. Tidak ada transfer pengetahuan dari pihak luar kepada pihak perusahaan. d. Dapat terjadi peluang penyalahgunaan sistem informasi oleh vendor, misalnya pembajakan atau pembocoran informasi perusahaan.
8
e. Resiko tidak kembalinya investasi yang telah dikeluarkan apabila terjadi ketidakcocokan sistem informasi yang dikembangkan. f. Mengurangi
keunggulan
kompetitif
perusahaan
karena
semua
pengembangan sistem informasi diserahkan kepada perusahaan. g. Jika kekuatan tawar ada di tangan outsourcer, perusahaan akan kehilangan banyak kendali dalam memutuskan sesuatu apalagi jika terjadi konflik diantaranya. h. Perusahaan akan kehilangan kesempatan untuk belajar membangun dan mengoperasikan aplikasi sistem informasi tersebut. Carrie dan Indrajit dalam Pasaribu (2010) membedakan IT outsourcing ke dalam empat bagian, yaitu : 1. Total Outsourcing, yaitu sepenuhnya menyerahkan semuanya ke pihak lain, baik hardware, software dan brainware. 2. Total Insourcing, yaitu peminjaman atau penyewaan sumberdaya manusia yang dimiliki oleh pihak lain yang di pakai dalam jangka waktu tertentu. 3. Selective sourcing, yaitu perusahaan memilah-milah bagian mana yang akan di serahkan kepada pihak lain dan bagian yang tidak diberikan tersebut akan dikelola oleh perusahaan sendiri. 4. De facto insourcing, yaitu menyerahkan semua yang menyangkut IT ke perusahaan lain dikarenakan adanya latar belakang sejarah.
2.3. Pengertian In-sourcing Insourcing adalah mengoptimalkan karyawan dalam perusahaan untuk dipekerjakan guna kepentingan bisnis sebuah perusahaan. Misalnya perusahaan ingin mengembangkan sistem e-commerce nya dengan melimpahkannya kepada staff IT nya, tentunya sesuai dengan kemampuan yang dimiliki oleh karyawan tersebut. Perusahaan yang menggunakan insourcing biasanya memberikan standar tinggi akan tenaga kerja yang akan direkrutnya, atau mungkin lebih memilih untuk merekrut karyawan profesional yang sudah berpengalaman. Tentunya akan
9
lebih sulit mendapatkannya dan apabila sudah menemukan calon karyawan yang sesuai dengan kriteria yang diinginkan perusahaan sang calon karyawan akan menginginkan timbal balik yang lebih besar daripada calon karyawan yang fresh graduate. In-sourcing membutuhkan perencanaan yang matang dan kemampuan SDM yang baik agar hasil yang didapat mendekati kebutuhan perusahaan. Pengembangan dilakukan oleh para spesialis, misalnya spesialis sistem informasi yang berada dalam department EDP (Electronic Data Processing), IT (Information Technology) atau IS (Information System). Kelebihan dalam pengembangan sistem informasi dengan insourcing meliputi : a. Umumnya sistem informasi yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan perusahaan. b. Mudah untuk melakukan modifikasi dan pemeliharaan (maintenance) terhadap sistem informasi, karena proses pengembangannya dilakukan oleh karyawan perusahaan tersebut. c. Kendali terhadap aplikasi strategi dan pengambilan keputusan dalam pengembangan sistem informasi sepenuhnya ada ditangan perusahaan tersebut. d. Peningkatan kualitas sumber daya manusia atas karyawan yang terlibat dalam pengembangan sistem informasi tersebut. e. Lebih dalam melakukan pengawasan pada proses pengembangan sistem dan keamanan data lebih terjamin karena hanya melibatkan pihak internal perusahaan f. Dalam pengembangannya membutuhkan biaya yang relatif lebih murah. g. Adanya insentif tambahan karyawan yang diberi tanggung jawab untuk mengembangkan sistem informasi perusahaan tersebut. h. Dalam jangka panjang akan meningkatkan keunggulan kompetitif perusahaan. Kelemahan dalam pengembangan sistem informasi dengan insourcing meliputi :
10
a. pengembangan sistem informasi membutuhkan waktu relatif lama, dikarenakan konsentrasi karyawan harus terbagi dengan pekerjaan rutin sehari-hari. b. Keterbatasan jumlah dan tingkat kemampuan SDM dalam perusahaan yang menguasai teknologi informasi. c. Resiko kegagalan pengembangan sistem informasi menjadi tanggung jawab perusahaan sepenuhnya. d. Perubahan dalam teknologi informasi yang terjadi secara cepat belum tentu diikuti oleh cepatnya perusahaan dalam mengadaptasi perubahan tersebut, sehingga bisa saja menyebabkan teknologi yang digunakan tidak up to date. e. Membutuhkan waktu dan biaya tambahan untuk melakukan pelatihan bagi operator dan programmer dalam mengembangkan sistem informasi perusahaan. f. Perusahaan dalam jangka pendek belum dapat merasakan hasil dari pengembangan sistem informasi perusahaan. g. Kurangnya tenaga ahli (expert) di bidang sistem informasi dapat menyebabkan kesalahan persepsi dalam pengembangan sistem dan hal tersebut menjadi tanggung jawab perusahaan. h. Pada umumnya penggunaaan sumber daya sistem informasi dalam perusahaan belum optimal karena karyawan tidak memiliki spesialisasi dalam pengembangan sistem informasi. 2.4. Pengertian Co-Sourcing Perusahaan bekerjasama dengan pihak ketiga untuk melaksanakan proses penyusunan, pengembangan dan pemeliharaan sistem informasi. Pelaksanaan alternatif ini pada dasarnya dipengaruhi oleh meningkatnya kegiatan suatu bisnis perusahaan dimana pada satu sisi perusahaan dihadapkan pada keterbatasan sumberdaya manusia dalam knowledge sistem informasi yang kurang, dan pada sisi yang lain sumber daya manusia internal ini dapat menangani manajemen perusahaan secara baik (efektif dan efisien).
11
Kelebihan dalam pengembangan sistem informasi dengan co-sourcing meliputi : a. Adanya sharing knowledge antara karyawan perusahaan tersebut dengan wakil dari vendor. Hal ini dapat menyempurnakan sistem informasi yang dikembangkan dimana karyawan perusahaan menguasai kebutuhan sistem dalam perusahaan, sedangkan vendor menguasai bidang teknologi informasi. b. Perusahaan dapat melakukan transfer teknologi dan transfer pengetahuan dari vendor ke dalam perusahaan. c. Sistem yang dibangun relatif sesuai dengan kebutuhan perusahaan karena perencanaan pengembangan yang lebih kompetitif. d. Kegagalan yang timbul dalam pengembangan sistem informasi menjadi tanggung jawab kedua belah pihak (risk sharing) dan penyelesaiannya dapat didiskusikan bersama. e. Biaya pengembangan sistem informasi relatif murah karena terdapat sharing cost yang ditanggung bersama oleh perusahaan dan vendor. f. Teknologi yang akan dikembangkan dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan sumberdaya perusahaan. Kelemahan dalam pengembangan sistem informasi dengan cosourcing meliputi : a. Perbedaan kepentingan antar organisasi sehingga dapat terjadi konflik kepentingan antara perusahaan dan vendor yang berdampak pada ganguan pelaksanaan sistem informasi. b. Terdapat kekhawatiran tentang keamanan sistem informasi karena adanya peluang penyalahgunaan sistem informasi oleh vendor, misalnya pembajakan atau pembocoran informasi perusahaan. c. Waktu yang relatif lama dalam transfer teknologi dan pengetahuan dari pihak ketiga kepada pihak perusahaan. d. Relatif sulit melakukan perbaikan dan pengembangan sistem informasi karena pengembangan perangkat lunak dilakukan oleh vendor, sedangkan perusahaan umumnya hanya terlibat sampai rancangan kebutuhan sistem.
12
e. Perlu penyesuaian dari sisi budaya kerja dalam pengembangan sistem infomasi perusahaan. f. Membutuhkan biaya yang relatif besar karena melibatkan banyak pihak dalam pelaksanaanya. g. Keuntungan perusahaan dalam pengembangan sistem infomasi perusahaan tidak dapat dirasakan langsung dalam waktu dekat.
13
BAB III PEMBAHASAN
Pengembangan Sistem Informasi Manajemen PT Telkomsel Telkomsel sebagai perusahaan operator seluler terbesar di Indonesia yang memberikan pelayanan kepada para pelanggan seluler yang berjumlah lebih dari 130 juta pelanggan, total pelanggan tersebut adalah sebanding dengan 53 % dari total pelanggan seluler di Indonesia. Pertama kali beroperasi pada tahun 1995, Telkomsel adalah anak perusahaan dari PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (PT Telkom) dengan kepemilikan saham sebesar 65 % dan Singapore Telecom Mobile Pte Ltd (Singtel) dengan kepemilikan saham sebesar 35 %. Dalam rangka memberikan pelayanan terbaik kepada para pelanggannya, PT Telkomsel telah membangun sebanyak 1.000 BTSs (Base Transceiver Stations) perbulan pada tahun 2013 yang pembangunannya dilakukan di lebih dari 300 kota di Indonesia , dari total BTSs yang dibangun tersebut lebih dari 70 % adalah BTSs dengan teknologi 3G. Total jaringan BTSs yang dimiliki Telkomsel sebanyak 70.000 BTSs dengan total karyawan sebanyak 4.700 orang yang melakukan kontrol terhadap BTSs tersebut. Jaringan Telkomsel telah mampu memenuhi kebutuhan
sebesar 95% dari
populasi pengguna jasa seluler di Indonesia. Dalam rangka meningkatkan layanan bisnis digital (data), Telkomsel secara berkesinambungan melakukan investasi dalam pembangunan jaringannya mengikuti perkembangan terkini dari teknologi seluler dunia. Saat ini, PT Telkomsel telah sukses melakukan ujicoba jaringan layanan seluler dengan teknologi berbasis LTE (Long Term Evolution / 4G). Telkomsel berkomitmen untuk senantiasa menyediakan layanan digital (data) terbaik kepada pelanggannya. Komitmen tersebut telah menjadikan Telkomsel sebagai pemimpin pasar dalam layanan mobile digital lifestyle. Telkomsel saat ini telah memberikan layanan atas penggunaan data kepada lebih dari 60 juta pelanggan. Dengan bergesernya pola penggunaan mobile divices
14
(handphone) dari semula hanya sebagai alat komunikasi suara (telepon) dan kalimat (sms) menuju ke era digital data yaitu era penggunaan mobile divices sebagai media entertainment, digital payment, digital VAS (value added services) dan digital advertising, Telkomsel telah mampu menangkap peluang tersebut dengan menyediakan product dan services yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan Telkomsel. Selain investasi yang dilakukan di sektor pengembangan jaringan sebagaimana penjelasan diatas. PT Telkomsel juga melakukan investasi dalam pengembangan sistem informasi manajemen (investasi dalam Information Technology). Strategi pengembangan IT tersebut dilakukan dalam rangka untuk mendukung pencapaian target perusahaan. Strategi pengembangan tersebut meliputi : a. Pengembangan IT dalam rangka mendukung bisnis utama perusahaan (legacy business – voice and SMS). b. Pengembangan sistem billing perusahaan (charging and provisioning system) yang mendukung pengembangan bisnis broadband perusahaan menjadi lebih kompetitif (broadband business). c. Pengembangan sistem informasi yang memberikan kemudahan kepada para pengguna internal (business users) dalam mengambil keputusan strategis secara cepat dan akurat sesuai dengan kebutuhan pengguna. Diantara pengembangan/perubahan IT yang sangat strategis dilakukan oleh PT Telkomsel adalah : a. Instalasi CRM baru ( New Customer Relationship Management System) dan Customer Care System. Pengembangan sistem ini akan membantu perusahaan dalam menangani keluhan pelanggan lebih cepat dan lebih mudah dalam proses monitoring atas penyelesaiannya. b. Proyek pengembangan OSDSS (Operational and Strategic Decision Support System). Pengembangan sistem ini bertujuan untuk membantu manajemen lebih cepat, dan lebih akurat dalam memperoleh informasi yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan strategis.
15
Proses pelaksanaan proyek pengembangan sistem sebagaimana dimaksud diatas dilakukan oleh PT Telkomsel dengan menggunakan sistem co-sourcing. Pertimbangan manajemen memutuskan menggunakan sistem co-sourcing ini sesuai dengan kelebihan yang telah dijelaskan sebelumnya yaitu diantaranya : a. Adanya sharing knowledge antara karyawan perusahaan tersebut dengan wakil dari vendor. Hal ini dapat menyempurnakan sistem informasi yang dikembangkan dimana karyawan perusahaan menguasai kebutuhan sistem dalam perusahaan, sedangkan vendor menguasai bidang teknologi informasi. b. Perusahaan dapat melakukan transfer teknologi dan transfer pengetahuan dari vendor ke dalam perusahaan. c. Sistem yang dibangun relatif sesuai dengan kebutuhan perusahaan karena perencanaan pengembangan yang lebih kompetitif. Walaupun disadari adanya kekurangan dalam pengembangan sistem secara cosourcing ini, namun perusahan memandang dengan sistem tersebut lebih menguntungkan dibanding dengan sistem lainnya. Salah satu pertimbangan karena bisnis seluler merupakan bisnis yang sangat dipengaruhi oleh perkembangan teknologi, maka perubahan terhadap sistem informasi teknologi (TI System) yang digunakan oleh perusahaan selaras dengan perubahan teknologi di dunia seluler tersebut. Sehingga tingkat keusangan sistem TI pun menjadi sangat tinggi. Namun hal ini bukan berarti bahwa semua sistem TI yang dimiliki oleh PT Telkomsel dikembangan dengan menggunakan sistem/model cosourcing. Untuk sistem TI yang digunakan dalam aktifitas percepatan proses operasional harian, perusahaan melakukan pengembangan aplikasi atau sistem alat kerja (Tool Application) dengan menggunakan model insourcing.
16
BAB IV KESIMPULAN Berdasarkan uraian yang telah disampaikan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan : a. Pengembangan sistem Teknologi Informasi dapat dilakukan dalam 3 model pendekatan yaitu : Outsourcing Model, Insourcing Model dan Cosourcing Model. b. Pemilihan atas sistem pengembangan yang dipilih oleh setiap perusahaan mengacu kepada tujuan dari masing-masing perusahaan tersebut dengan mempertimbangkan faktor-faktor kelebihan dan kekurangan dari masingmasing model tersebut. c. PT Telkomsel dalam mengembangkan beberapa sistem Teknologi Informasinya, menggunakan model cosourcing dengan pertimbangan karena bisnis seluler merupakan bisnis yang sangat dipengaruhi oleh perkembangan teknologi, maka perubahan terhadap sistem informasi teknologi (Technology Information System) yang digunakan oleh perusahaan selaras dengan perubahan teknologi di dunia seluler tersebut. Sehingga tingkat keusangan sistem TI pun menjadi sangat tinggi. d. Sistem TI yang digunakan dalam aktifitas percepatan proses operasional harian, PT Telkomsel melakukan pengembangan aplikasi atau sistem tersebut dengan menggunakan model insourcing.
17
DAFTAR PUSTAKA O’Brien, J and G. M. Marakas. 2010. Management Information System : Managing Information Technology in the Internetworked Enterprise, 10th Edition. McGraw-Hill. Pasaribu, FTP. 2010. Outsourcing, Insourcing & Selfsourcing dalam http://ferry1002.blog.binusian.org Telkomsel, PT. 2013. Annual Report 2013. Jakarta. http://hotssports.blogspot.com/2011/02/keuntungan-dan-kelemahan-dari.html http://ritaanggraeni.wordpress.com/2012/03/08/keuntungan-dan-kelemahan-daripengembangan-sistem-informasi-secara-outsourcing-dibandingkandengan-insourcing/ http://heri49e.blogstudent.mb.ipb.ac.id/2014/02/08/kebijakan-outsourcing-daninsourcing-dalam-pengembangan-sistem-informasi-manajemen/ http://musthopz.wordpress.com/2013/04/27/penerapan-sistem-informasimanajemen-dengan-pendekatan-insourcing-outsourcing-dan-co-sourcing/ http://artody49e.blogstudent.mb.ipb.ac.id/2014/01/24/tugas-akhir-simpengembangan-sistem-informasi-outsourcing-dan-insourcing-padasebuah-perusahaan/ http://affan.blogstudent.mb.ipb.ac.id/files/2010/12/SIM-Outsourcing-blogAffan2.pdf
18