BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang Gangguan musculoskeletal disorders (MSDs) merupakan masalah serius dikalangan rumah sakit, khususnya pada bagian keperawatan. Penyebab utama dari risiko MSDs yang dirasakan oleh perawat adalah aktivitas penanganan pasien seperti aktivitas pengangkatan, aktivitas pemindahan pasien dan aktivitas reposisi pasien atau aktivitas repositioning. Terdapat beberapa faktor penyebab yang membuat aktivitas pemindahan pasien berbahaya dan dapat meningkatkan risiko cedera pada perawat diantaranya adalah aktivitas pengangkatan pasien tidak sama seperti pengangkatan barang sehingga membutuhkan usaha yang lebih agar pasien tidak cedera, pengangkatan pasien memiliki beban yang lebih besar jika dibandingkan dengan aktivitas pengangkatan barang, sulitnya memprediksi apa yang akan terjadi ketika proses aktivitas pemindahan pasien berlangsung dan faktor terakhir adalah tidak adanya pegangan atau handling ketika melakukan aktivitas pemindahan pasien. Aktfitas pengangkatan pasien terdiri dari aktivitas pengangkatan, menurunkan pasien, memegang pasien, mendorong pasien atau menarik pasien. Metode pengangkatan pasien secara umum dapat dibagi menjadi tiga kategori diantaranya adalah: 1. Metode pemindahan pasien secara manual Metode pemindahan pasien secara manual dilakukan oleh satu atau lebih perawat dengan menggunakan tenaga otot yang berasal dari perawat itu sendiri dan setiap gerakan yang dilakukan melibatkan pasien secara langsung. 2. Metode pemindahan pasien dengan menggunakan alat bantu yang kecil Teknik pemindahan pasien yang dilakukan dengan menggunakan sarana alat bantu khusus sabuk ergonomis, footboards diputar dan sebagainya.
1
3. Metode pemindahan pasien dengan menggunakan alat bantu yang besar Teknik pemindahan pasien yang dilakukan dengan menggunakan sarana alat bantu elektro-mekanik. Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung merupakan salah satu rumah sakit Islam yang bertempat di Kota Bandung, dimana rumah sakit Muhammadiyah Bandung memiliki 13 unit ruangan yang terdiri dari runagan tindakan dan rawat inap dengan beberapa klasifikasi kelas yang berbeda dari setiap unit ruangan tersebut. Layanan fasilitas dan aktivitas antar unit di Rumah Sakit Muhammadiyah saling berhubungan satu sama lain, salah satu aktivitas yang saling berhubungan satu sama lain adalah aktivitas pemindahan pasien dari Ruang UGD ke ruang rawat inap. Dimana aktivitas pemindahan pasien tersebut dilakukan dengan menggunakan metode pemindahan pasien secara manual dengan menggunakan beberapa perawat yang kemudian dilakukan pemindahan pasien dengan menggunakan tempat tidur kecil beroda yang dapat dipindahkan atau disebut juga dengan brankar. Aktivitas pemindahan pasien secara manual dapat menyebabkan beberapa risiko, untuk menganalisis risiko yang disebabkan oleh aktivitas pemindahan pasien dilakukan identifikasi risiko aktivitas pemindahan pasien di Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung dengan menggunakan metode MAPO Index. Dimana, Metode MAPO index merupakan metode yang digunakan untuk mengidentifikasi risiko yang terjadi akibat aktivitas pemindahan pasien secara manual berdasarkan beberapa faktor yang mempengaruhi dan kemudian dikelompokan berdasarkan tingkat risikonya. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan sebelumnya, yaitu mengidentifikasi risiko yang terjadi pada aktivitas pemindahan pasien dengan menggunakan MAPO indeks terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi risiko dari aktivitas pemindahan pasien di setiap unit pada rumah sakit tersebut. Dimana hasil dari identifikasi faktor-faktor yang berpengaruh pada aktivitas pemindahan pasien dapat dilihat pada Tabel I.1 berikut :
2
Tabel I. 1 Analisis faktor risiko yang dominan Factor
Sufficient and Adequate (%)
Inadequate or Insufficient (%)
Absent or fully inadequate (%)
Total Wards
Lifting Factor Minor Aids Factor Environmental Wheelchair Factor Training Factor
0 0 50 57 65
59 0 27 43 35
54 100 0 0 0
98 103 111 111 111
Berdasarkan dari hasil gambaran faktor secara umum pada tabel diatas, dapat dilihat bahwa Minor Aids Factor atau faktor alat bantu dalam aktivitas pemindahan pasien pada rumah sakit Muhammadiyah jika dilihat berdasarkan hasil identifikasi risiko dengan pendekatan MAPO indeks, faktor alat bantu 100% tidak memenuhi kriteria MAPO indeks dalam artian Rumah sakit tersebut sama sekali tidak memiliki alat bantu untuk mendukung aktivitas pemindahan pasien sehingga dapat menyebabkan semakin besarnya risiko aktivitas pemindahan pasien secara manual salah satunya merupakan risiko MSDs yang dirasakan oleh perawat ketika melakukan aktivitas pemindahan pasien. Untuk memperkuat hasil analisis dari faktor secara umum yang menyebutkan bahwa ketidaktersediaan alat bantu aktivitas pemindahan pasien dapat meningkatkan risiko MSDs yang dirasakan perawat maka dilakukan pengamatan pada aktivitas pemindahan pasien dan penyebaran kuisioner Nordic Body Map kuisioner kepada perawat yang melakukan aktivitas pemindahan pasien dengan tujuan untuk mengetahui apakah perawat merasakan sakit ketika melakukan aktivitas pemindahan pasien secara manual tersebut. Pada kuisioner Nordic body map terdapat peta tubuh dengan tingkat keluhan Tidak Sakit (TS), Sakit (S) ,Agak Sakit (AS) dan Sakit Sekali (SS) sehingga dengan menggunakan kuisioner Nordic Body Map dapat dilihat bagian otot yang mengalami sakit dengan tingkat keluhan yang di rasakan ketika melakukan aktivitas tersebut. Berdasarkan hasil kuisioner Nordic Body Map pada aktivitas pemindahan pasien secara
3
manual didapatkan hasil bahwa perawat merasakan sakit pada pinggang sebesar 90%, sakit pada punggung sebesar 70%, dan sakit pada lengan kanan, paha kanan dan lutut kiri sebesar 67%. Dimana hasil sakit terbesar dari aktivitas pengangkatan pasien dapat dilihat pada grafik berikut :
Presentase Sakit 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
percentage
back pain
waist
left forearm right thigh
left knee
Gambar I.1 Hasil keluhan terbesar pada aktivitas pengangkatan pasien Berdasarkan dari faktor-faktor yang mempegaruhi risiko pada aktivitas pemindahan pasien dengan menggunakan MAPO indeks, didapatkan kesimpulan bahwa ketidaktersediaan alat bantu dapat meningkatkan risiko pada aktivitas pengangkatan pasien salah satunya adalah risiko MSDs yang dirasakan oleh perawat. Dan berdasarkan hasil pemetaan keluhan sakit pada perawat dengan menggunakan kuisioner Nordic Body Map dapat disimpulkan bahwa perawat merasakan sakit ketika melakukan aktivitas pemindahan pasien sehingga perlu dilakukan minimalisir terhadap risiko MSDs yang di rasakan perawat ketika melakukan aktivitas pemindahan pasien. Sehingga penelitian ini dilakukan untuk melakukan perancangan alat bantu aktivitas pemindahan pasien yang diharapkan dapat meminimalisirkan risiko yang terjadi pada aktivitas pemindahan pasien dan dapat meminimalisir risiko MSDs yang dirasakan oleh perawat ketika melakukan aktivitas pemindahan tersebut.
4
Perumusan Masalah Permasalahan yang akan dibahas pada penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana desain dan spesifikasi alat bantu aktivitas pemindahan pasien antar hospital bed? 2. Bagaimana analisis ergonomi dengan menggunakan skor REBA pada aktivitas pemindahan pasien eksisting dan usulan? 3. Bagaimana penerimaan pelanggan terhadap alat bantu usulan pada aktifitas pemindahan pasien? Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Memberikan usulan desain dan spesifikasi alat bantu aktivitas pemindahan pasien antar hospital bed. 2. Analisis ergonomi dengan menggunakan skor REBA pada pemindahan pasien dengan menggunakan alat bantu dapat menghasilkan skor REBA pada aktifitas pemindahan pasien sebesar 3 yang berarti risiko MSDs rendah. 3. Hasil penerimaan pelanggan menghasilkan kesimpulan bahwa alat bantu aktivitas pemindahan pasien dapat diterima oleh pengguna. Batasan Penelitian Penelitian ini memiliki batasan sehingga penelitian akan menjadi lebih fokus dan sesuai dengan tujuan penelitian. Batasan ruang lingkup penelitian adalah data-data yang diambil. Adapun data-data tersebut adalah sebagai berikut: 1. Pengambilan data dilakukan pada bulan November 2014 – Mei 2015 2. Aktivitas pemindahan pasien pada penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung dari Unit Gawat Darurat (UGD) ke Ruang Rawat Inap. 3. Aktivitas pemindahan pasien secara manual yang dikaji pada penelitian ini adalah aktivitas pemindahan pasien antar hospital bed.
5
4. Objek penelitian adalah perawat di Unit keperawatan R.S Muhammadiyah Bandung 5. Penelitian ini dilakukan sampai dengan tahap pembuatan prototipe produk dan penguujian prototipe pada pengguna tetapi tidak sampai dengan tahap perbaikan produk atau improvement produk. 6. Penelitian ini tidak melakukan perhitungan biaya produksi. 7. Hasil dari penelitian ini berupa desain alat bantu aktivitas pemindahan pasien dan spesifikasi teknik dari alat bantu tersebut. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Manfaat bagi penulis ialah mampu menerapkan ilmu pengetahuan mengenai Ergonomi dan perancangan produk dan kemudian diimplementasikan dengan merancang alat bantu aktivitas pemindahan pasien dalam menyelesaikan penelitian ini. 2. Rumah sakit dan perawat akan mengetahui kelebihan dari konsep yang akan diusulkan. Kelebihannya diantaranya akan terdapat desain baru berupa alat bantu pemindahan pasien yang lebih ergonomis dan dapat meninimasir risiko pada aktivitas pemindahan pasien dan dapat meminimalisir keluhan sakit ketika melakukan aktivitas pemindahan pasien secara manual yang di rasakan oleh perawat. Alat bantu ini akan memunculkan kebutuhan bagi rumah sakit lain nya untuk meng-upgrade alat bantu pemindahan pasien yang lebih baik dan berkembang. 3. Memberikan referensi bagi mahasiswa lain/perusahaan/pemilik industri yang bergerak dalam pembuatan alat bantu rumah sakit jika ingin melakukan pengembangan desain alat bantu pemindahan pasien ke tahap yang lebih lanjut.
6
Sistematika Penulisan Penelitian ini diuraikan dengan sistematika penulisan sebagai berikut: Bab I
Pendahuluan Pada bab ini diuraikan latar belakang permasalahan pada aktivitas pemindahan pasien dan risiko yang diakibatkan oleh aktivitas tersebut.Selain itu juga terdapat perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika dalam penulisan.
Bab II
Landasan Teori Dalam bab ini, terdapat dasar teori yang berhubungan dengan penelitian pada perancangan alat bantu aktivitas pemindahan pasien yang akan dibahas dan dasar teori yang berhubungan dengan penelitian perancangan dan pengembangan produk. Tujuan dari bab ini adalah membentuk kerangka berpikir dan sebagai landasan teori yang akan digunakan dalam pelaksanaan penelitian dan perancangan hasil akhir.
7
Bab III
Metodologi Penelitian Pada bab ini dijelaskan langkah-langkah pemecahan masalah yang digunakan untuk menyelesaikan penelitian sesuai dengan rumusan masalah dari penelitian tersebut. Metode pemecahan masalah disusun dengan melihat kondisi nyata pada Rumah sakit dan hasil identifikasi risiko MSDs dan risiko akibat aktivitas pemindahan pasien. Langkahlangkah penelitian secara rinci meliputi tahap perumusan masalah, tahap pengumpulan dan pengolahan data yang didalamnya terdapat pengumpulan data, pengolahan data yang menghasilkan rancangan alat bantu pemindahan pasien yang dapat meminimalisir risiko MSDs dan risiko aktivitas pemindahan pasien. Selanjutnya diakhiri oleh analisa dan kesimpulan.
Bab IV
Pengumpulan dan Pengolahan Data Pada bab ini ditampilkan data-data yang dikumpulkan melalui beebagai proses seperti observasi secara langsung maupun data dari perusahaan mengenai aktivitas pemindahan pasien. Data yang telah dikumpulkan kemudian diolah sesuai dengan tahapan pengolahan data yang telah dijelaskan pada metodologi penelitian
Bab V
Analisis Pada bab ini dilakukan analisis terhadap perancangan alat bantu aktivitas pemindahan pasien. Analisis ini akan mencangkup analisis ergonomis pada aktivitas pemindahan pasien pada kondisi eksisting dan kondisi usulan serta dilakukan analisis mengenai penerimaan user atau perawat terhadap alat bantu aktivitas pemindahan pasien usulan
Bab VI
Kesimpulan dan Saran Pada bab ini ditampilkan kesimpulan dari hasil penelitian, beserta saran
untuk
perusahaan
yang bersangkutan
selanjutnya.
8
dan
penelitian